Anda di halaman 1dari 20

KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Manajemen

Disusun oleh:

Neng Sri Astuti Rahayu 24022115103

Indra Bagaswara 24022115109

Obi 24022115120

Ai Liana 24022115123

Rai Bagus Pamungkas 24022115136

Kelompok 3
Kelas : Akuntansi S1-C

UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS
EKONOMI
AKUNTANSI S1

Jl. Raya Samarang No. 52 A Telp. (0262) 234857


Tarogong-Garut 44151
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-

Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KERTAS KERJA AUDIT DAN

PROGRAM KERJA AUDIT”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu

tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pemeriksaan Manajemen.

Penyelesaian tugas ini berjalan dengan lancar berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Eliya Fatma H, SE., M.Si. Selaku dosen mata kuliah yang telah banyak
meluangkan waktu, pengarahan, bimbingan, kritik dan saran.
2. Orang tua yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan bantuan,
baik moril maupun materil.
3. Seluruh teman-teman yang telah banyak membantu.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Garut, 18 Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1Pengertian Kertas Kerja Audit
…………................................................................3

2.2Manfaat Kertas Kerja Audit...............................................................................3

2.3Bentuk dan Isi Kertas Kerja Audit……………..……………..………………


..3

2.4Pengorganisasian Kertas Kerja Audit………………………………..………


...5

2.5 Program Kerja Audit………………………………………..…….……………


5

BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan..........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA

IBK, Bayangkara. 2008. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta:


Salemba Empat.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kertas kerja audit dan program audit merupakan salah satu bukti audit
yaitu setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah
informasi yang telah diaudit telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Bukti audit mencakup informasi yang persuasif dan informasi yang kurang
persuasif. Untuk melakukan audit, harus tersedia informasi yang dapat
diverifikasi dan dapat diukur, dimana informasi tersebut bentuknya bisa
berbagai macam. Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi,
tergantung pada informasi yang diaudit.

Tujuan pembuatan kertas kerja:

 Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan

 Menguatkan kesimpulan-kesimpulan auditor dan kompetensi


auditnya

 Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit

 Memberikan pedoman dalam audit berikutnya

Jenis kertas kerja dilihat dari segi penggunaanya:

1. Arsip sekarang (current file), yaitu kertas kerja yang hanya


dipergunakan selam pemeriksaan tahun yang bersangkutan

2. Arsip permanen (permanent file), yaitu kertas kerja yang dipergunakan


terus menerus bukan saja pada tahun yang bersangkutan, tetapi
sebelum dan sesudahnya juga dipergunakan

1
Kertas kerja milik Kantor Akuntan Publik, bukan milik pribadi auditor.
Sebagian besar informasi yang disediakan oleh klien untuk auditor bersifat
rahasia, oleh karena itu klien tidak akan mau melepaskan informasi yang
menjadi rahasia perusahaannya kepada auditor, jika klien tidak memperoleh
jaminan dari auditor mengenai penjagaan kerahasiaan informasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan sebuah


permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kertas kerja audit dan program audit?
2. Mengapa harus memerlukan bukti yang relevan untuk melaksanakan
kertas kerja dan program audit?
3. Apa tujuan dalam pembuatan kertas kerja audit?
4. Mengapa sebagian informasi yang disediakan oleh klien untuk auditor
bersifat rahasia?

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka makalah


ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui apa saja yang dijadikan sebagai sumber digunakannya


dalam pembuatan kertas kerja dan program audit

2. Untuk mengetahui adanya bukti yang yang relevan dalam pembuatan


kertas kerja audit dan program kerja audit

3. Untuk mengetahui adakah tujuan yang digunakan dalam pembuatan


kertas kerja audit dan program kerja audit

4. Untuk mengetahui klien tidak memperoleh jaminan dari auditor


mengenai penjagaan kerahasiaan informasi tersebut
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kertas Kerja Audit

Kertas kerja audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang dibuat dan data-
data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan
tugas audit. Untuk memberikan gambaran yang lengkap terhadap proses audit,
KKA harus mencerminkan langkah-langkah kerja audit yang ditempuh,
pengujian-pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan
kesimpulan hasil audit.

2.2 Manfaat Kertas Kerja Audit

Setiap auditor wajib membuat KKA pada saat melaksanakan tugas audit.
Manfaat utama dari KKA antara lain:

1. Merupakan dasar penyusunan laporan hasil audit.


2. Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasi pekerjaan
para pelaksana audit.
3. Merupakan alat pembuktian dari laporan hasil audit.
4. Menyajikan data untuk keperluan referensi.
5. Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit berikutnya.

Begitu pentingnya KKA bagi suatu penugasan audit, maka penyusunan


KKA oleh auditor harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Lengkap
 Bebas dari kesalahan
 Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional
 Sistematis, bersih, mudah dipahami, dan diatur dengan rapi
 Memuat hal-hal penting yang relevan dengan audit
 Mempunyai tujuan yang jelas
 Sedapat mungkin hindari pekerjaan menyalin ulang
 Dalam setiap kertas kerja harus mencantumkan kesimpulan hasil audit dan
komentar atau catatan reviewer.

2.3 Bentuk Dan Isi Kertas Kerja Audit


Bentuk KKA pada audit manajemen menekankan kepada bagaimana
menyiapkan temuan-temuan audit untuk digunakan dalam penyusunan laporan
audit. Secara lebih rinci, bentuk KKA pada audit manajemen adalah sebagai
berikut:

1. Pada sampul KKA ditulis “Kertas Kerja Audit” kemudian mengikuti


dibawahnya:
Nama objek audit : Tulis nama perusahaan atau unit
yang diaudit

Program/aktivitas yang diaudit : Tulis program/aktivitas yang


diaudit

Periode audit : Tulis periode program/aktivitas


yang diaudit

2. Halaman pertama KKA adalah daftar isi dari KKA tersebut


3. Halaman berikutnya secara berurutan adalah:
a. Daftar symbol audit (tick mark) disertai penjelasannya
b. Tembusan surat tugas
c. Program kerja audit
d. Kelompok-kelompok kertas kerja

Isi dan pengelompokkan kertas kerja disusun sebagai berikut:

 Kelompok I – AUDIT PENDAHULUAN,

meliputi: Subkelompok 1: Program kerja audit

pendahuluan Subkelompok 2: Hasil audit

pendahuluan, meliputi:

i.Informasi umum tentang program/aktivitas yang diaudit


ii.Penelaahan berbagai peraturan dan kebijakan yang berkaitan
dengan program/aktivitas yang diaudit
iii. Ikhtisar hasil temuan audit pendahuluan
 Kelompok II – REVIEW DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN
MANAJEMEN, meliputi:

 Kelompok II – REVIEW DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN


MANAJEMEN, meliputi:

Subkelompok 1: Program kerja audit atas Review dan Pengujian


Pengendalian Manajemen termasuk Internal Control Questionnaire (ICQ)
yang digunakan
Subkelompok 2: Hasil audit atas Review dan Pengujian Pengendalian
Manajemen, meliputi:

i.Penelaahan terhadap berbagai peraturan dan kebijakan yang


berlaku pada objek audit
ii. Ikhtisar hasil temuan audit atas Review dan Pengujian
Pengendalian Manajemen.
 Kelompok III – AUDIT LANJUTAN, meliputi:

Subkelompok 1: Program kerja audit lanjutan

Subkelompok 2: Hasil audit lanjutan, terdiri atas:

i. Pengembangan temuan
ii. Daftar temuan dan rekomendasi
 Kelompok IV – LAPORAN HASIL AUDIT, meliputi:

Konsep laporan hasil audit dan tembusan laporan hasil audit.

2.4 Pengorganisasian Kertas Kerja Audit

Pengorganisasian KKA harus selalu dikaitkan dengan tujuan audit utama


(primary audit objective) atau sub-sub tujuan audit yang ditetapkan auditor.
Pengelompokan KKA harus didasarkan pada sasaran utama atau sub-sub
tujuan audit yang telah ditetapkan. Untuk mempermudah pengelompokan dan
untuk menunjukkan dengan jelas keterkaitan masing-masing kelompok, maka
dalam penyusunan KKA perlu ditentukan sistem pemberian indeks dan sistem
klasifikasi KKA. KKA pada audit manajemen mengelompokkan bukti-bukti
yang diperoleh sesuai dengan elemen tujuan audit. Jadi dengan demikian
setiap KKA akan menyajikan temuan kelompok kriteria, penyebab, dan
akibat, baik dalam bentuk temuan yang bersifat rinci maupun kesimpulan
untuk masing-masing elemen tujuan audit tersebut.

2.5 Program Kerja Audit

Program kerja audit merupakan rencana dan langkah kerja yang harus
dilakukan selama audit, yang didasarkan atas tujuan dan sasaran yang
ditetapkan serta informasi yang ada tentang program/aktivitas yang diaudit.
Ada beberapa manfaat dari penyusunan program kerja audit, antara lain:

1. Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan


yang bisa dikomunikasikan kepada semua tim audit.
2. Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada para
auditor dan supervisornya.
3. Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan
rencana yang telah disetujui dan dengan standar serta persyaratan yang
telah ditetapkan.
4. Dapat membantu para auditor yang belum berpengalaman dan
membiasakan mereka dengan ruang lingkup, tujuan, serta langkah-langkah
kegiatan audit.
5. Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah
dikerjakan sebelumnya.
6. Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor.

Program kerja audit disusun untuk setiap tahapan audit yang dilakukan.
Program kerja audit pendahuluan mencakup pengumpulan informasi umum
tentang objek yang diaudit, cara pelaksanaan prosedur, dan sistem operasional
yang diterapkan dalam perusahaan tersebut. Dalam tahap audit ini, auditor
harus melakukan pengujian pendahuluan (preliminary test) atas informasi
yang diperoleh untuk mengidentifikasi aktivitas yang masih memerlukan
perbaikan. Identifikasi ini disebut possible audit objective. Hasil identifikasi
ini kemudian dianalisis untuk menentukan informasi yang dapat berkembang
menjadi tujuan audit sementara (tentative audit objective). Dari bukti-bukti
sasaran sementara ini auditor kemudian menetapkan langkah-langkah kerja
spesifik yang diperlukan untuk tahap audit berikutnya.

Pada tahap audit pengujian dan review atas pengendalian manajemen,


program kerja audit biasanya memuat langkah-langkah audit yang bertujuan
untuk menemukan bagian-bagian yang mengandung kelemahan pada Sistem
Pengendalian Manajemen (SPM) yang diterapkan objek audit. Langkah-
langkah kerja pada tahap audit ini harus mengarahkan auditor tidak hanya
memperoleh informasi tentang keandalan sistem pengendalian manajemen
tetapi juga memperoleh bukti-bukti yang diperlukan untuk merumuskan secara
tepat tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang sesungguhnya
(definitive audit objective).

Sedangkan program kerja audit untuk tahap audit lanjutan, memuat


langkah-langkah rinci untuk mendapatkan bukti yang cukup, material, dan
relevan dalam mendukung temuan-temuan yang menjadi dasar rekomendasi
(perbaikan). Program kerja audit pada tahap audit ini, harus memberikan
panduan kepada auditor dalam pengembangan temuan yang dilakukannya.
Setiap program kerja audit biasanya mengandung empat hal pokok yaitu:

1. Informasi pendahuluan, yang memuat:

 Informasi latar belakang mengenai program/aktivitas yang diaudit


yang berguna bagi para auditor dalam memahami dan melaksanakan
program kerja auditnya. Bagian ini harus disajikan seringkas mungkin.

 Komentar berbagai pihak yang berkompeten berkaitan dengan tujuan


audit, termasuk komentar auditor sendiri.

2. Pernyataan tujuan audit, menyajikan tentang:

 Tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan permasalahan yang


dihadapi dan perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.
 Cara pendekatan audit yang dipilih.
 Pola penalaran yang dikehendaki

3. Instruksi-instruksi khusus.
4. Langkah-langkah kerja

Semua langkah kerja disusun dalam bentuk intruksi

Begitu pentingnya fungsi program audit dalam audit manajemen, maka


penyusunan program kerja audit harus dibuat sedemikian rupa agar bisa
digunakan sebagai sarana pengendalian pelaksanaan audit. Berikut ini
disajikan beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyusun
program kerja audit :

a) Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dan harus dapat dicapai atas
dasar pekerjaan yang direncanakan dalam program kerja audit.
b) Program kerja audit harus disususn sesuai dengan penugasan yang
bersangkutan.
c) Setiap langkah kerja harus berbentuk instruksi-instruksi mengenai
pekerjaan yang harus dilakukan.
d) Setiap lagkah kerja harus merinci pekerjaan yang harus dilakukan disertai
alasan-alasannya.
e) Program kerja audit harus menggambarkan urutan prioritas langkah-
langkah kerja yang harus dilaksanakan.
f) Program kerja audit harusfleksibel dan setiap perubahan yang dilakukan
harus dengan persetujuan atasan auditor.
g) Program kerja audit hendaknya hanya berisi informasi yang perlu untuk
melaksanakan audit dan evaluasi secara tepat.
h) Program kerja audit tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh
informasi yang telah ada dalam permanen file.
i) Program keja audit harus menyertakan taksiran-taksiran waktu yang
diperlukan sesuai dengan rencana kerja audit untuk melaksanakan kegiatan
yang bersangkutan.
j) Program kerja audit disiapkan oleh ketua tim audit dan harus dibahas
bersama-sama dengan pengawas dan seluruh anggota tim audit.

Berikut ini disajikan contoh-contoh program kerja audit untuk setiap tahapan
audit.

TABEL 3.1 Program Kerja Audit Pendahuluan

Nama Perusahaan : PT GUNUNG No. KKA:


MERAPI Periode Audit :
Program yang Diaudit : Pelatihan
Karyawan Jul-08
Langkah-langkah Audit Dilaksanakan Waktu yang
No. Pendahuluan Oleh Diperlukan
Tujuan:
1 ............................................
2 ............................................
3 ...........................................
4 ...........................................
dsb.
Langkah-langkah kerja:
..........................................
.........................................
.........................................
Dibuat Oleh Jumlah Jawaban Catatan: Direview oleh :

(f.Idol) Ya Tidak (Savitri DM)


Tanggal: 21 Maret
Tanggal: 15 jan 2009 2009

Petunjuk Pengisian :

a) Nama Perusahaan : diisi dengan nama perusahaan yang


program/aktivitasnya diaudit, misalnya : PT GUNUNG MERAPI
b) Program/Aktivitas yang Diaudit: diisi dengan program/aktivitas yang
sedang diaudit, misalnya : Pelatihan Karyawan.
c) Periode Audit : diisi dengan periode (jangka waktu) yang tercakup dalam
audit, misalnya Juli 2008 atau tahun 2008.
d) No. KKA: diisi dengan nomor KKA yang berkaitan denga program kerja
audit tersebut.
e) Diaudit oleh dan tanggal: diisi dengan menyusun program audit tersebut
dan tanggal penyelesaiannya program kerja audit tersebut itu disusun.
f) Direview oleh dan tanggal: diisi dengan nama supervisior audit yang
menyutujui program kerja audit tersebut dan tanggal persetujuan
dilakukan.
g) Tujuan: diisi dengan tujuan dari dilaksanakannya audit pendahuluan;
misalnya :
a. Mendapatkan informasi umum “Program Pelatihan Karyawan”
b. Mengidentifikasi aspek manajemen dan berbagai masalah yang
terjadi berkaitan dengan program pelatihan karyawan yang
dilakukan PT MERAPI
c. Sebagai dasar penyusunan program kerja audit tahap berikutnya,
yaitu pengujian dan review atas sistem pengendalian manajemen.
h) Langkah Kerja: diisi dengan intruksi-intruksi kepada auditor untuk
mengumpulkan informasi latar belakang program/aktivitas yang diaudit,
agar pengetahuan auditor tentang program/aktivitas yang diaudit menjadi
semakin luas.
i) Dilaksanakan Oleh: diisi dengan nama auditor yang ditugaskan
melaksanakan audit pendahuluan sesuai dengan intruksi-intruksi yang
tertuang dalam program audit ini.
j) Waktu yang Diperlukan: diisi dengan perkiraan waktu yang diperlukan
dalam melaksanakan tahap audit pendahuluan tersebut.

TABEL 3.2 Program Kerja Review dan Pengujian atas Sistem


Pengendalian Manajemen

Nama Perusahaan : PT GUNUNG MERAPI Periode No. KKA :


Program yang Diaudit : Pelatihan Karyawan Audit :
Jawaba Pelaksanaan
Nomor n ICQ Langkah Kerja
Internal Control Questionnaire Y Tid Pelaksa wakt
ICQ LK
dan langkah-langkah kerja a ak na u

Tujuan Review dan Pengujian


Pengendalian Manajemen
:.....................................................
.....................
1 internal control Questionnaire :
...................................
Bila ya :
Langkah Kerja:
1 ............................
2 ............................
Bila Tidak :
Langkah Kerja:
1 ...........................
2 ..........................
internal control Questionnaire :
2 ...................................
Bila ya :
Langkah Kerja:

1 ............................

2 ............................
Bila Tidak :
Langkah Kerja:
...........................
1
..........................
2
Dibuat Oleh Catatan:
: Jumlah Jawaban Direview Oleh:
(.................... (.........................
Ya Tidak
......) .........)
Tanggal Tanggal :
:........... ................

Petunjuk Pengisian :

1. Tujuan review dan Pengujian Pengendalian Manajemen


Diisi dengan pernyataan tujuan dilakukannya Review dan Pengujian
terhadap pengendalian manajemen. Misalnya: untuk menilai dan mengguji
efektivitas pengendalian manajemen dan mengenali adanya kelemahan-
kelemahan pada sistem pengendalian manajemen tersebut, sehingga dapat
dipastikan apakah tujuan audit sementara dapat dilanjutkan menjadi tujuan
audit yang sesungguhnya atau tidak perlu dilanjutkan pada taha[ audit
lanjutan, karena kurangnya bukti pendukung.
2. Internal Control Question (ICQ)

Diisi denganm pertanyaan yang diajukan untuk menguji sistem


pengendalian manajemen perusahaan. Perumusan pertanyaan diatur
sedemikan rupa dengan jawaban “ya” untuk kondisi pengendalian
manajmen yang memuaskan atau “Tidak” untuk kondisi pengendalian
menejemen yang tidak memuaskan, misalnya:

a. Apakah program pelatihan karyawan yang dilaksanakan sudah


berdasarkan pada rencana yang ditetapkan sebelumnya?

b. Apakah pelaksanaan pelatihan karyawan yang dilakukan tidak


mengganggu operasi yang sedang berjalan?

3. Langkah Kerja

Diisi isntruksi-instruksi langkah kerja yang harus dilakukan baik untuk


jawaban “Ya” maupun “Tidak” atas pertanyaan yang diajukan.
Misalnya: jika pertanyaan pada butir a dijawab “Ya”, maka tentukan
langkah kerja untuk membuktikan kebenaran jawaban tersebut, sedangkan jika
dijawab “Tidak”, tentukan langkah kerja yang harus dlakukan untuk
menilai apa yang dijadikan dasar pelaksanaan dari program pelatihan
karyawan tersebut.

Demikian juga untuk pertanyaan pada butir b .

4. Tujuan Audit Lanjutan

Diisi dengan pernyataan tujuan megapa audit lanjutan diakukan. Audit


lanjutan dilakukan adalah untuk mendapatkan bukti yang cukup untuk
mendukung tujuan audit definitif yang telah diperoleh pada tahap riview dan
pengujian terhadap sistem pengendalian manajemen, misalnya untuk menilai:

a. Apakah peserta pelatihan karyawan telah disleksi secara memadai sesuai


dengan kebutuhan perusahaan
b. Apakah pelatihan karawan telah menggunakan metode yang tepat
c. Apakah pelatihan karyawan telah berhasil mencapai tujuan

5. Judul Temuan

Diisi dengan judul temuan yang akan dikembangkan, misalnya:


a. Peserta pelatihan karyawan tidak ditentukan berdaarkan seleksi yang
memadai.
b. Metode yang digunakan untuk pelatihan karyawan ini tidak
mengkombinasikan antara metode pelatihan dikelas dan metode pelatihan
lapangan. Metode yang digunakan sepenuhnya metode pelatihan dikelas.
c. Sebagian dari tujuan pelaksanaan pelatihan karyawan tidak tercapai

6. Langkah kerja

Diisi dengan instruksi-instruksi langkah kerja yang diperlukan untuk


mengembangkan temuan sesuai dengan yang telah dirumuskan pada judul
temuan, misalnya:

a. Mendapatkan ketentuan tentang kualifikasi karyawan yang berhak untuk


mengikuti pelatihan.
b. Mendapatkan ketentuan tentang metode pelatihan yang tepat untuk
pelatihan karyawan pada bidang ini
c. Mendapatkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pelatihan karyawan
ini:

1. Kondisi: diisi dengan keadaan yang dijumpai auditor, yang masih


mmerlukan perbaikan. Keadaan tersebut harus merupakan hasil suatu
analisis, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenar nya,
misalnya “sebanyak 25% dari peserta pelatihan karyawan
berpendidikan dibawah dibawah tingkat sarjana dengan masa kerja 0
tahun”.
2. Kriteria: diisi dengan dengan norma/standar/tolok ukur yang
digunakan sebagai pembanding/ pengukur kondisi. Kriteria yang
dicantumkan adalah kriteria yang sudah pasti, yang merupakan
kesepakatan antara pihak objek audit dan auditor. Misalnya: “Untuk
dapat menyerap materi pelatihan ini peserta pelatihan harus memiliki
tingkat pendidikan minimal sarjana dan pengalaman kerja di bidang
nya minimal 3 tahun”.
3. Penyebab: diisi dengan penyebab terjadi nya penyimpangan dari
kondisi, setelah dibandingkan dengan kriteria, misalnya: “Panitia
pelatihan mengabaikan kualifikasi tingkat pendidikan dan pengalaman
kerja calon pesert untuk memenuhi batas minimal peserta pelatihan”.
4. Akibat: diisi dengan akibat dari kelemhan yang terjadi. Misalnya: “
sebanyak 25% dari peserta pelatihan karyawan tidak bisa menyerap
materi pelatihan yang diberikan (tidak lulus).”
5. Komentar Manajemen Prusahaan: diisi dengan komentar pejabat yang
berwenang terhadap program pelatihan tersebut. Misalnya: Ketua
pelaksana pelatihan.
6. Tanggapan Auditor: diisi dengan tanggapan auditor terhadap komentar
pejabat yang berwenang berkaitan dengan kondisi yang terjadi.
7. Rekomendasi: diisi dengan saran perbaikan yang diberikan auditor
kepada pejabat yang berwnenang untuk memperbaiki kelemahan
program pelatihan karyawan yang dilaksanakn dimasa yang akan
datang. Misalnya: “perncanaan pelatihan karyawan harus dilakukan
dengan matang dan di imbangi dengan sosialisasi rencana pelatihan
yang memadai.”
.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kertas kerja merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan


klien dengan laporan audit Standar Auditing 339 Kertas Kerja paragraf 03
mendefinisikan kertas kerja: “kertas kerja adalah catatan-catatan yang
diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya,
pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.” Isi kertas
kerja harus berisi dokumen yang memperlihatkan telah dilaksanakannya
pekerjaan lapangan pertama, kedua, dan ketiga.

Ada lima faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas kerja:

1. Lengkap: berisi semua informasi yang pokok. Tidak memerlukan


tambahan penjelasan secara lisan

2. Teliti: auditor harus memperhatikan ketelitian

3. Ringkas: auditor harus menghindari rincian yang tidak perlu

4. Jelas: penyajian informasi secara sistematik tidak perlu dilakukan,


penggunaan istilah yang menimbulkan arti ganda atau tidak jelas perlu
dihindari

5. Rapi: kerapihan dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan


penyusunan kertas kerja akan membantu auditor senior dalam
meriview hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan auditor dalam
memperoleh informasi dari kertas kerja tersebut

Anda mungkin juga menyukai