Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa : Syamsudin Nur Rizal Alkaf

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 21 tahun

Pendidikan : Mahasiswa S1 Psikologi

Nama Percobaan : MEDAN PENGLIHATAN

Nomor Percobaan : XII

Nama Orang Percobaan : Klasikal

Nama Pelaku Percobaan : Klasikal

Tanggal Percobaan : 8 Oktober 2013

Waktu Percobaan : 10.00-12.00 WIB

Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk melihat dan mengukur kemampuan medan penglihatan.
2. Untuk mengetahui ukuran parameter medan penglihatan.

II. DASAR TEORI


Medan penglihatan atau disebut juga sebagai daerah penglihatan
merupakan suatu dataran atau area disekitar objek yang terlihat mata bila
matan memandang ke objek tersebut. Daerah ini berupa kerucut dengan
puncak agak dibelakang pupil.
Lapangan mata sebelah posterior akan memantau mata pada saat
titik pada lapangan pandangan yang digunakan agar mencegah terjadinya
gerakan bayangan menyilang pada mata. Untuk melepaskan diri dari fiksasi

70
71

penglihatan ini implus volunter harus ditransmisikan dari area lapangan mata
volunter yang terletak diarea frontal.
Mata diatur oleh tiga pasangan otot yang terpisah yaitu
1. Rektus Medial dan Lateral
Berkontraksi secara timbal balik untuk menggerakkan mata dari
satu sisi kesisi yang lain.
2. Rektus Inferior dan Superior
Berkontraksi secara timbal balik untuk menggerakkan mata keatas
dan kebawah.
3. Ablidus Superior dan Inperior
Berfungsi untuk memutar bola mata agar pandangan pada persis
tegak.

Gambar 1. Posisi tubuh dalam medan penglihatan

Fiksasi penglihatan berasal dari mekanisme umpan balik negatif yang


akan mencegah objek perhatian agar tidak meninggalkan bagian fovea
retina. Normalnya mata mempunyai tiga macam gerakan yang berjalan
secara konsistennya namun hampir tak terasa, yaitu
1. Tremor yang terus menerus dengan kecepatan 30 sampai 80 siklus
perdetik yang disebabkan oleh kontraksi yang beraturan dari motor unit
otot-otot mata.
2. Penyimpangan yang lambat dari bola mata kesatu jurusan atau ke
jurusan lain.
72

3. Gerakkan cekliberi tiba-tiba yang diatur oleh mekanisme fiksasi


volunter.
Daerah penglihatan terjadi karena kontraksi otot-otot yang
menggerakkan bola mata, otot itu antara lain
1. Musculus rektus, yang merupakan otot lurus.
2. Musculus Oblingus, merupakan alat-alat miring.
Daerah mata terdapat beberapa dasar jalur penglihatan dan
lapangan pandang mata, seperti
1. Retina bagian nasal dan macula diproyeksikan ke atas temporal
lapangan pandang.
2. Serabut saraf bagian nasal retina menyilang ciasma optikum.
3. Serabut saraf bagian temporal berjalan tidak bersilang pasa ciasma
optikum.
Pada dasarnya, penglihatan tiga dimensi atau penglihatan dalam
adalah suatu proses dimana orang dapat melihat dengan matanya kesuatu
benda dan menerima bayangan tersebut dengan sedikit berbeda. Proses
melihat tiga dimensi akan terlihat lebih jelas apabila cahaya jatuh tepat di
fovea centralis, kedua mata yang merupakan daerah fiksasi dan pusat
penglihatan yang paling jelas dan terang.
Medan penglihatan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan ukuran layar tampilan atau tata letak tampilan dan peranti
pengontrolan yang akan digunakan. Informasi yang dijelaskan diatas
merupakan salah satu pertimbangan penting untuk menentukan ukuran dan
posisi layar tampilan untuk mendapatkan faktor pemanfaatan yang optimum.

Gambar 2. Mata dan bagian-bagiannya


73

Gangguan medan penglihatan sering dilakukan karena kerusakan


fungsi pada kiasma optik. Pada kiasma terjadi persilangan serabut saraf
optik bagian nasal. Kelainan pada daerah ini dapat disebabkan tekanan
tumor interselar ataupun impraselar kraniofarngisme dapat merupakan
penyebab utama penekan kiasma.
Pemeriksaan medan penglihatan dilakukan dengan perimeter,
merupakan alat untuk menentukan luar lapangan pandang atau medan
penglihatan. Dikenal dua cara pemeriksaan perimeter, yaitu
1. Perimeter kinetik atau perimetri isotropik dan topografik.
2. Perimeter statik atau perimetri propil dan parimeter curve differntial
threshold.

III. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Perimeter
2. Bulatan-bulatan selebar 1 cm yang berwarna : putih, hijau, biru, kuning,
dengan tongkat

IV. JALANNYA PERCOBAAN


Salah satu mata dari orang percobaan (OP) ditutup, mata lain melihat
ditengah-tengah lengkung, dagu ditempatkan pada sokongan. Dari ujung
lengkung digerakkan ke tengah-tengah sebuah benda selebar 1 c, dan
diminta supaya orang percobaan memberitahu apabila ia sudah melihat
benda tersebut kepada pelaku percobaan. Pemeriksaan diulang setelah
setiap kali lengkung diputar sejauh 150.
Pemeriksaan diulang dengan emperlihatkan benda warna merah,
hijau, kuning, dan biru. Pada pemeriksaan ini orang percobaan (OP) diminta
menyebut warna benda tepat setelah ia mengenalnya.

V. HASIL PERCOBAAN

Merah Kuning Biru Hijau Putih


Derajat
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
0 60 80 70 73 60 44 60 55 70 80
74

30 60 70 70 80 60 80 60 70 65 70
60 80 70 60 70 80 80 80 69 80 72
90 90 90 80 87 90 90 90 80 90 75
120 60 90 80 87 60 89 60 90 60 80
150 70 79 90 80 90 57 90 50 50 79
180 90 68 60 75 90 80 90 73 50 58
210 90 79 60 79 90 73 90 82 90 80
240 90 77 70 84 90 83 80 78 90 80
270 90 73 80 80 80 80 80 78 90 80
300 80 77 90 80 90 87 70 78 90 80
330 90 90 90 90 90 90 90 90 80 90
360 90 80 60 71 90 77 90 83 90 77

Merah Kuning Biru Hijau Putih


Nilai
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Tertinggi 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Terendah 60 60 60 71 60 47 60 50 50 58

VI. KESIMPULAN
Medan penglihatan mata kanan dan mata kiri berbeda dan tiap warna
pum tidak sama, karena adanya conus yang merupakan salah satu arganon
yang berperan penting dalam melihat warna. Conus sebagai reseptor yang
terletak ditepi sehingga dalam melihat suatu warna akan berbeda dengan
warna yang lain dalam luar daerah penglihatan. Setiap orang memiliki sudut
pandang penglihatan yang berbeda-beda pula.

VII. APLIKASI
1. Dapat diterapkan dalam ilmu kedokteran.
2. Seorang pilot harus memiliki mata yang sehat dengan jarak pandang
yang normal.
3. Ketika mengendarai kendaraan, kita harus bisa melirik keatas untuk
melihat perpindahan lampu lalu lintas.
4. Informasi mengenai medan penglihatan dijadikan pedoman penentuan
ukuran lebar dan panjang layar putih yang digunakan sebagai media
penerimaan LCD.

Yogyakarta, 11 Oktober 2013


75

Penyusun

Syamsudin Nur Rizal Alkaf

Asisten : Vera Rahayu

Nilai :

DARTAR PUSTAKA

Ganong, W.F.(2006).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta EGC Penerbit Buku


Kedokteran
76

Guyton & Hall.(2006).Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC Penerbit


Buku Kedoteran

Ilyas, S.(2010).Ilmu Penyakit Mata, Edisi Ketiga.Jakarta : Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia

Urbayatun, Siti.(1997).Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II.Yogyakarta :


Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Anda mungkin juga menyukai