Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENOLAKAN TENTANG RENCANA UNDANG-UNDANG HALUAN


IDEOLOGI NEGARA

Di susun oleh :
Marceleo Mahatir
2019410074
Latar Belakang

RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang digagas DPR sebelumnya
mendapat penolakan keras dari sejumlah kelompok.

Penolakan berbagai elemen masyarakat terhadap materi muatan Rancangan


Undang-Undang (RUU) tentang Haluan Ideologi Pancasila (HIP) semakin menguat.
Sebab utamanya, lantaran tidak memasukkan Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang
Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di
Seluruh Wilayah NKRI Bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan
untuk Menyebarkan atas Mengembangkan Paham atau Ajaran Komunis/Marxisme-
Leninisme dalam konsiderans dan mengenai Pancasila yang di peras menjadi Trisila atau
Ekasila (gotong royong)

Karena itu, ada usulan agar RUU Haluan Ideologi Pancasila dicabut dari daftar
Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas tahunan ataupun jangka panjang.
Bahkan, desakan penarikan RUU itu dari daftar Prolegnas disuarakan sejumlah anggota
dewan.
Rumusan Masalah

Kenapa terjadi penolakan terhadap RUU HIP ?


Apa saja yang membuat hal ini menjadi kontrovesional ?
Pembahasan

Sejarah kita mencatat Pancasila ingin di ganti komunisme oleh PKI, oleh karena itu kita
memperingati hari Kesaktian Pancasila dan G30SPKI , saat ini ada yang mengusulkan UU HIP
tanpa Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 padahal Tap Mprs tersebut tonggak sejarah bangsa ini
dalam mengamankan Pancasila , maka terjadilah reaksi begitu yang cepat dan semua Lembaga
Lembaga besar keumatan tidak ada yang diam satupun dalam waktu beberapa hari saja yang
berate ada sesuatu yang serius dalam bangsa ini . ada subtansi yang sangat penting dalam Tap
MPRS ini yaitu, Komunisme yang identik kaitannya dengan PKI bertentangan dengan Pancasila
dan beberapa kali berusaha menjatuhkan pemerintahan yang sah. Jika kemudian Pancasila di
elaborasi berpotensi meng-down grade Pancasila itu sendiri , kita tahu bahwa Pancasila sudah
menjadi norma dasar,sumber dari segala sumber hukum, kalau kita merubah menurunkan
menjadi undang undang hanya akan menjadi Pancasila sebagai norma biasa seolah Pancasila
tidak menjadi sakti lagi dan dilumpuhkan secara pelan pelan, ini lah yang membuat Sebagian
besar masyarakat geram akan hal tersebut, Ini sudah menjadi luka umat islam yang sudah berbau
komunisme bagi saya, Konsep ketuhanan dalam Pasal 3 Ayat IA,Pasal 7 ayat 1,Pasal 4P, Pasal 7
ayat 2 ,Pasal 12 ayat 3A dan 3D sudah terlalu banyak konsep ketuhanan di UU HIP ini bisa di
anggap sudah jauh melenceng dari UUD 1945 dan bisa di liat upaya mengkaburkan makna dari
sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Pancasila sesungguhnya alat pemersatu dalam berbagai lintasan dalam sejarah kita baik
pertentangan konflik yang terkait dalam ideologi atau sebagainya kita Kembali ke Pancasila , dan
dengan di angkatnya ruu hip ini justru Pancasila seolah2 menjadi potensial konflik di
masyarakat, RUU HIP ini justru menjadi pintu masuk dari perpecahan bukan kesatuan. Masalah
sentiment politik ini cara ceroboh RUU HIP ini sudah mengabaikan TAP MPRS tentang
larangan komunisme, pembubaran pki, dll, padahal ini salah satu tap mprs yang sangat penting
apalagi dalam suatu ideologi karena dalam TAP MPRS ini menjelaskan paham akan ajaran
komunisme bertentangan dengan Pancasila, masa satu tap mprs yang berlaku tapi tidak di
cantumkan dalam ruu hip , ini menimbulkan suatu kecurigaan padahal norma ini masu berlaku
sampai sekarang bahkan di perkuat, hal ini memancing suatu kecurigaan adanya upaya
mengganti Pancasila sebagai ideologi, dan UU sebagai produk politik cukup sensitif bagi
masyarakat. Setiap uu tidak boleh berpotensi seperti mengganti atau setara dengan UUD 1945.

Seperti ada nuansa perumusan UUD padahal levelnya hanya setara UU , harusnya
Pancasila menginspirasi seluruh undang undang tetapi mau di kerangkeng menjadi suatu undang
undang. Memisahkan antara wacana politik dan norma hukum yang berlaku, trisila dan ekasila
itu kan wacana yang tidak berlaku itu bagian dari pidato sukarno yang tidak pernah menjadi
suatu norma, trisila dan ekasila tidak pernah menjadi konsensius, yang di akui sebagai sebuah
norma merupakan pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya ada Pancasila dengan rumusan
menjadi norma itu dengan proses yang Panjang , mencampur adukan antara norma dengan
wacana yang di pidatokan tersebut ingin di jadikan suatu norma itu tidak bisa akan menimbulkan
suatu perdebatan yang baru dan sangat mendasar. Kita ingin Pancasila tanpa komunisme. Pasal 7
yang begitu terang2an ingin menjadikan Pancasila itu menjadi trisila lalu ekasila maka siapapun
itu yang membacanya merasa terusik rasa kebangsaannya dengan ruu hip ini akan sangat
berkesan ingin melumpuhkan sila pertama dari Pancasila itu , sementara sila pertama ini sangat
terpenting dari Pancasila ini.
Kesimpulan

Sebagian besar masyarakat menyoroti adanya konsep Trisila dan Ekasila dalam salah satu

pasal pada RUU HIP, Kedua konsep tersebut termasuk dalam Bab II Pasal 7. Tak Ada TAP

MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

mempertanyakan tak adanya TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1996 dalam RUU HIP itu. Ini lah

yang menyebabkan banyaknya penolakan dari berbagai pihak yang di anggap tidak masuk akal

dari mengingat sejarah.

Anda mungkin juga menyukai