Anda di halaman 1dari 3

Analisa terhadap pasal RUU HIP yang menimbulkan

kontroversi

PSIKOLOGI 02
Kelompok 6

1. Diva Daniswara K [20.E1.0077]


2. Patricia Dominique [20.E1.0078]
3. Aris Hidayat Irawan [20.E1.0086]
4. Caroline Hendrika D. P. [20.E1.0108]
5. Selena Sasikirana [20.E1.0124]
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena tas limpahan
rahmatnya kami dapat menyusun analisa terhadap pasal-pasal RUU HIP yang menimbulkan
kontorversi.
Kami berharap analisa kami dapat manfaat kepada pembaca sebagai penambah
wawasan dan info yang sedang terjadi belakangan ini.
Kami mengaku bahwa masih banyak kekurangan dalam analisa kami. Oleh karena itu,
kami emminta maaf dan berharap pembaca untuk memberi masukan yang dapat
membangun kami menjadi lebih baik.

2. TUJUAN PENULISAN
Memberi gambaran terhadap para pembaca tentang adanya pasal-pasal RUU HIP yang
menimbulkan kontroversi karena berkesan menyimpang dengan ideologi pancasila dan
sudah sepatutnya kita menghindari hal ini agar pancasila tetap utuh.

3. PEMBAHASAN
Pada pasal 6 ayat 1 RUU HIP disebutkan bahwa sendi pokok pancasila adalah keadilan
sosial. Pancasila yang dimaksud oleh RUU HIP memiliki makna yang berbeda dengan
Pancasila yang termaktub dalam Pembukaan UUD 145 yang keberlakuannya atas dasar
Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Sebab, sendi utama Pancasila pada Pembukaan UUD 1945
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Keadilan Sosial.
Kemudian pasal lain yang banyak dikritik adalah Pasal 7 yang memiliki tiga ayat, yaitu:
(1) Ciri pokok Pancasila adalah keadilan dan kesejahteraan sosial dengan semangat
kekeluargaan yang merupakan perpaduan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan,
kerakyatan/ demokrasi politik dan ekonomi dalam satu kesatuan;
(2) Ciri Pokok Pancasila berupa trisila, yaitu: sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, serta
ketuhanan yang berkebudayaan;
(3) Trisila sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terkristalisasi dalam ekasila, yaitu gotong-
royong.
Dengan mengubah dasar negara kita pancasila lewat RUU ini seakan kita tidak
menghargai para pahlawan dan pendiri bangsa ini. Karena dengan adanya dasar negara,
maka suatu negara dapat tumbuh berkembang dan berdiri dengan kokoh. Jika kita
mengubah dasarnya walau hanya sedikit, hal itu tentu akan menimbulkan kekacauan yang
dapat memecah belah suatu negara. Jadi, hal ini(tentang dasar negara) seharusnya sudah
tidak perlu diperdebatkan kembali.
Kesimpulan dari artikel:
RUU ini memicu sejumlah tanggapan politisi yang menganggap RUU HIP tak memiliki
urgensi untuk dibahas dimasa pandemi seperti sekarang ini. Alasan penundaan RUU ini
yaitu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD
mengungkapkan bahwa pemerintah mempunyai alasan menunda pembahasan RUU HIP ini
salah satunya terkait dengan aspek dari RUU HIP itu sendiri yaitu:
“Aspek substansinya,presiden mengatakan bahwa TAP MPRS bomor XXV tahun 1966
itu masih berlaku mengikat dan tidak perlu dipersoalkan lagi “ ujar Mahfud
Pasal 7 ayat 2 & 3 :
Adanya Trisila dan Ekasila yang menjadi isi dari pidato Soekarno 1 Juli dalam RUU HIP
memicu polemik bagi bangsa Indonesia. Patut untuk dipertimbangkan kembali, karna
mengacu kepada komunisme. Menghilangkan TAP MPRS XXV Tahun 1966 tentang
pembubaran PKI dan larangan menyebarkan ajaran komunismr sebagai penangkal paham
komunisme dihilangkan justru akan menggores ideologi Pancasila. Alangkah baiknya jika ide
- ide Soekarno dijadikan sebagai kekayaan pemikiran tentang Pancasila. Perlu
memperhatikan dampak yang akan diterima bagi masyarakat luas apabila RUU ini
diberlakukan.

4. DAFTAR PUSTAKA
https://www.dara.co.id/ini-bunyi-pasal-ruu-hip-yang-bikin-polemik-netty-prasetiyani-sebut-
seperti-ini.html
https://www.pikiran-rakyat.com/kolom/pr-01575005/mengapa-menolak-ruu-hip?page=2
https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/25/055000265/apa-isi-ruu-hip-yang-masih-
tuai-kontroversi
https://mediaindonesia.com/read/detail/321964-soekarno-trisila-dan-pancasila

Anda mungkin juga menyukai