Makalah Pendidikan Pancasila
Makalah Pendidikan Pancasila
Disusun Oleh:
Semester/Kelas: 1D
DOSEN PEMBIMBING :
FAKULTAS PERTANIAN
Segala puji sedalam syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat, inayah dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
Shalawat serta salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
menghantarkan alam ini dari zaman kegelapan hingga menuju zaman yang terang
benderang, dengan risalah islam yang ia bawa dan ia sebarkan, karena tanpanya ada
islam, dunia tidak akan pernah bertemu dengan zaman yang penuh kejayaan seperti
sekarang ini.
banyak membantu dan memberikan saran-saran, nasehat, motivasi dan arahan serta
makalah ini.
Sekalipun penulisan makalah ini telah kami selesaikan dalam penulisannya namun
menyadari kekurangan, oleh karna itu dengan segala kerendahan hati penulis
Dilla Resika
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
A. KESIMPULAN......................................................................................................6
B. SARAN.................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................6
BAB 1
PENDAHULUAN
RUU Haluan Ideologi Pancasila atau dikenal dengan RUU HIP yang merupakan
yang muncul seiring dengan berjalannya proses perbincangan RUU ini, baik itu
pandangan pro, kontra, hingga skeptis terkait keberadaan RUU tersebut. Petama,
masyarakat sehingga tepat guna sasaran dari segi substansialnya. Sedangkan yang
menjadi kebutuhan bersama saat ini adalah bagaimana penanganan covid-19 ini
dapat terus digemborkan dan pemulihan secara masif dari sektor masing-masing.
yang diantaranya UU Mineral dan Batubara yang dinilai digarap terlalu pesat dan
masifnya.1 Kedua, Tidak berhenti disitu, aspek kontroversialnya pun berasal dari
muatan yang termuat dalam RUU HIP tersebut. Redaksional pasal-pasal tersebut
Jentera Bivitri Susanti, ialah RUU HIP memuat pasal yang sifatnya hanya definisi
dan political statement. Ia menuturkan norma hukum mengatur terkait suatu perilaku
juga kelembagaan, tidak hanya pernyataan belaka namun disertai dengan pasal yang
mengatur perilaku berbuat sesuatu.2 Selain itu, dalam perdebatan di dalam DPR
Tahun 1966 yang sepatutnya menjadi konsideran bagi RUU HIP tersebut. Selain itu,
banyak juga yang mempertanyakan keberadaan Pasal 7 RUU HIP yang memeras
Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang secara jelas diamanahkan oleh RUU ini.
1. Apa yang dimaksud dengan RUU HIP (Haluan ideologi Pancasila) yang lalu di
Indonesia?
2. Apa saja penyebab timbulnya RUU HIP (Haluan ideologi Pancasila) yang lalu di
Indonesia?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan RUU HIP (Haluan ideologi Pancasila)
lalu di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
RUU Haluan Ideologi Pancasila atau dikenal dengan RUU HIP yaitu inisiatif DPR
seiring dengan berjalannya proses perbincangan RUU ini, baik itu pandangan pro,
kontra, hingga skeptis terkait keberadaan RUU tersebut. Petama, Merujuk pada materi
memenuhi kebutuhan hukum dari masyarakat sehingga tepat guna sasaran dari segi
substansialnya. Sedangkan yang menjadi kebutuhan bersama saat ini adalah bagaimana
penanganan covid-19 ini dapat terus digemborkan dan pemulihan secara masif dari
sektor masing-masing.
diantaranya UU Mineral dan Batubara yang dinilai digarap terlalu pesat dan terburu-
buru yang ironinya dibahas ketika distribusi pandemi sedang massif-masifnya.1 Kedua,
Tidak berhenti disitu, aspek kontroversialnya pun berasal dari muatan yang termuat
dalam RUU HIP tersebut. Redaksional pasal-pasal tersebut pun cenderung masih sangat
Indonesia?
landasan pembentukan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 atau konstitusi negara, yang
melalui RUU HIP ini justru diturunkan derajatnya untuk diatur oleh undang-undang.
Jelas ada kekeliruan logika berpikir disini. Jika proses itu diteruskan, Pancasila tidak
lagi menjadi sumber nilai-nilai kebangsaan, tetapi justru direduksi menjadi aturan-
Pancasila itu sendiri. Hal itu, jika terjadi, berpotensi memfasilitasi hadirnya monopoli
tafsir Pancasila, yang pada akhirnya akan melegitimasi hadirnya kekuasaan yang
Kedua, selain cacat secara yuridis, RUU HIP ini cacat interpretasi karena
indikator paling sederhana yang mudah dilihat adalah RUU ini tidak memuat Tap
Padahal, hal itu merupakan landasan historis dalam merumuskan bagaimana Pancasila
menjaga titik temu perbedaan, membangun persatuan, dan menolak kekejaman akibat
dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi yang mempertemukan berbagai macam
Artinya, Ketetapan MPRS XXV/1966 seharusnya diletakkan sebagai spirit dan juga lan
dasan hierarkis, yang menjadi basis pijakan bagi hadirnya RUU semacam ini.
umat Islam, yang seolah menciptakan haluan sendiri yang sangat bertolak belakang
dengan pokok-pokok haluan Pancasila yang selama ini disepakati para pendiri bangsa.
Bahkan, sejumlah pihak dari perwakilan organisasi sosial keagamaan seperti PB NU, PP
Mu hammadiyah, MUI, hingga ICMI juga menangkap adanya kecenderungan RUU HIP
ini memuat nuansa ajaran sekularistik atau bahkan memfasilitasi ateistik. Pandangan itu
berawal dari hadirnya pasal 7 ayat 2 RUU HIP yang berbunyi, ’’ …ketuhanan yang
pendiri bangsa, untuk tetap memegang teguh NKRI berdasar spirit Ketuhanan Yang
Maha Esa. Jika ruang diskusi ini dibiarkan tidak terkendali hingga menjadi bola liar di
akar rumput, substansi yang dibawa RUU HIP berpotensi mendorong munculnya
konflik ideologi, polarisasi sosialpolitik, hingga perpecahan bangsa yang lebih besar.
Parlemen dan pemerintah seharus nya mengambil pelajaran penting dari gejala-gejala
politik yang tidak sehat yang sempat muncul di masa awal kemerdekaan atau bahkan
saat pilkada DKI Jakarta (2016) serta pilpres beberapa waktu lalu, yang seolah
memfasilitasi hadirnya pertentangan ideologis dan politik identitas yang jelas tidak
“Upaya peneguhan dan pengamalan Pancasila pada RUU HIP ini justru
akan menjauhkan diri dari implementasi Pancasila itu sendiri. Selain itu, kontroversi
RUU HIP ini mengalihkan perhatian negara dan masyarakat yang seharusnya lebih
Keempat, adanya upaya memeras Pancasila menjadi trisila atau ekasila juga
jelas bertentangan dengan spirit Pancasila yang seutuhnya. Sebab, hal itu akan membuat
negara ini hanya berpijak pada pilar sosial dan politik dan berfokus pada elemen
Seharusnya bangsa Indonesia lebih fokus pada upaya mengisi dan menjalankan nilai-
nilai Pancasila secara nyata, yang disertai keteladanan para penyelenggara negara dan
ke taatan seluruh warga negara Indonesia dengan tetap membuka ruang demokrasi dan
kebebasan pendapat untuk meng ingat kan satu sama lain (checking and balancing).
Karena itu, upaya peneguhan dan pengamalan Pancasila pada perangkat perundang-
undangan (RUU HIP) yang kontroversial ini justru akan menjauhkan diri dari
implementasi Pancasila itu sendiri. Selain itu, kontroversi RUU HIP ini justru
mengalihkan perhatian negara dan masyarakat yang seharusnya lebih fokus pada
penanganan pandemi yang terbukti telah membuat kesehatan public dan ekonomi
Karena itu, RUU HIP ini merupakan produk RUU yang sama sekali tidak urgen
untuk dibahas ke tahapan berikutnya. Sebab, selain tidak banyak manfaatnya, RUU ini
justru berpotensi menghadirkan mudarat yang lebih besar berupa pertentangan ideologis
yang lagi-lagi bisa membelah masyarakat Indonesia. Saat ini, konsentrasi negara
sebaiknya diarahkan untuk fokus pada upaya penanganan pandemi Covid-19 yang
hingga kini belum menunjukkan tren penurunan sama sekali. Kesehatan publik dan
penyelamatan ekonomi negara lebih urgen dan bermanfaat daripada perdebatan RUU
yang tidak relevan seperti HIP ini. Karena itu, seluruh elemen sosial, politik, dan
termasuk ormas keagamaan perlu menyatukan langkah dan gagasan. Upaya itu perlu
tercerabut dari aspirasi publik karena pembahasan RUU yang tidak melibatkan public
atau bahkan substansinya tidak dikehendaki oleh rakyat Indonesia itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. RUU Haluan Ideologi Pancasila atau dikenal dengan RUU HIP yaitu inisiatif
ini, baik itu pandangan pro, kontra, hingga skeptis terkait keberadaan RUU
tersebut
sistem ketatanegaraan, kedua selain cacat secara yuridis, RUU HIP ini cacat
selama ini disepakati para pendiri bangsa, keempat adanya upaya memeras
Pancasila menjadi trisila atau ekasila juga jelas bertentangan dengan spirit
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5f0566af97b4f/potensi-masalah-
Cahya Mulyana. 2020. Ini Alasan RUU HIP Tidak Perlu Dibuat. Diakses dari
https://mediaindonesia.com/read/detail/320697-ini-alasan-ruu-hip-tidak-perlu-dibuat
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5ee87d9d4e720/sejumlah-alasan-ruu-
haluan-ideologi-pancasila-dicabut-dari-prolegnas/?page=2