Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH KONSTITUSI DAN HAM

TENTANG MATERI MUATAN KONSTITUSI

DOSEN PENGAJAR

Bpk. ADE ARIF FIRMANSYAH, S.H., M.H

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK ENAM (6)

NAMA – NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. WULANDARI HEFISA (1512011122)


2. DUWI WULANDARI (1512011123)
3. HANY FAUZIA S. (1512011125)
4. SOFIATUN TASLIYAH (1512011126)
5. LOLI PURNAMASARI (1512011128)
6. CANIA SHABILA P. (1512011129)
7. MEMORIA SOVIA (1512011130)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2016/2017

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page i of 15


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Materi
Muatan Konstitusi. Sungguh merupakan karunia-Nya yang tidak terhingga bahwa di tengah-
tengah kesibukkan penulis sebagai mahasiswa yang tidak luput dari berbagai tugas dan
kegiatan dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak Ade Arif Firmansyah, S.H., M.H selaku dosen pengampu mata kuliah Konstitusi dan
Hak Asasi Manusia.

Makalah ini kami susun dengan maksimal sehingga dapat menjadi makalah
pendidikan tentang Materi Muatan Konstitusi. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca sehingga
dapat membantu pemahaman terhadap kedaulatan.

Bandar Lampung, 24 September 2016

Hormat Kami

Tim Penulis

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page ii of 15


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 6

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 7

1.4 Metode Penulisan........................................................................... 7

1.5 Manfaat Penulisan ......................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembukaan ................................................................................... 8

2.2 Isi Konstitusi .................................................................................. 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................... 13

3.2 Saran .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page iii of 15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengertian dan materi muatan konstitusi senantiasa berkembang seiring dengan


perkembangan peradaban manusia dan organisasi kenegaraan. Dengan meneliti dan mengkaji
konstitusi, dapat diketahui prinsip-prinsip dasar kehidupan bersama dan penyelenggaraan
negara serta struktur organisasi suatu negara tertentu. Bahkan nilai-nilai konstitusi dapat
dikatakan mewakili tingkat peradaban suatu bangsa1.

Mengenai suatu Konstitusi atau Undang-Undang Dasar ini dapat dikatakan, bahwa
suatu pembukaan berisi lebih dari pada alasan pembentukan saja. Oleh karena konstitusi
sebagai sumber pertama dari Hukum Tata Negara, maka adalah layak apabila dalam
pembukaan suatu konstitusi termuat juga dasar-dasar bagi berdirinya Negara yang
bersangkutan. Mengingat sifat konstitusi sebagai hukum dasar yang mendasari segala hukum
yang berlaku di dalam negara, maka pembukaan suatu konstitusi juga memuat filsafat-hukum
yang dianut dalam negara itu.

Pemikiran mendasar tentang jati diri bangsa, peranannya dalam memberikan identitas
system ketatanegaraan dan system hukum,dikemukakan juga oleh Carl von Savigny dengan
teorinya yang amat terkenal dengan Volkgeist yang dapat disamakan sebagai jiwa bangsa dan
atau jati diri nasional. Demikian pula di Prancis dengan”teori ‘rasiond’’etat’ (reason of state)
yang menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara (the rise of souvereign, independent,
and nation state).

Perintah menegakkan hak asasi manusia dalam prinsip negara hukum modern juga
ditempatkan pada tempat yang utama, baik menurut konsepsi Rechtstaat oleh Julius Stahl,
Rule of Law oleh A.V. Dicey, maupun yang dikembangkan oleh International Commision of
Jurist. J.G. Steenbeek maupun C.F.Strong pun menempatkan Jaminan Hak asasi manusia
sebagai materi muatan utama dari konstitusi. Hene van Maarseven dan Gerk van der Rang
dalam sebuah studi terhadap konstitusi-konstitusi di dunia dan dituangkan dalam buku

1
Gagasan Dasar Tentang Konstitusi Dan Mahkamah Konstitusi Oleh: Jimly Asshidiqie

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 4 of 15


dengan judul Write Constitutionantara lain men gatakan: 1) constitution as a means of
forming the states on practical and legal system. 2) constitution a national document and as a
birth certificate and as a sign of adulthood and independence. Dari pemaparan pakar di atas
dapat dipahami konstitusi sebagai alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum
negaranya sendiri dan sebagai dokumen nasional.

Menurut Soepomo, UUDS 1950 adalah Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan


Republik Indonesia yang secara formil sebuah perubahan Konstitusi Sementara RIS.2
Perubahan konstitusi RIS memungkinkan dilakukan guna melahirkan UUD yang baru
mengingat perubahan konstitusional ketatanegaraan akan berubah seiring dengan: “ Dengan
tidak mengurangi yang ditetapkan dalam pasal 51, ayat kedua, maka konstitusi ini hanya
dapat diubah dengan undnag-undnag federal dan menyimpang dari ketentuan-ketentuan
hanya diperkenankan atas kuasa undang-undnag federal, baik DPR maupun Senat tidak boleh
bermufakat ataupun mengambil keputusan tentang usul untuk itu, jika tidak sekurang-
kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota siding menghadiri rapat.

Lahirnya UUDS 1950 adalah bukti historis kembalinya Indonesia kepada negara
Kesatuan. Hal tersebut tentunya tidaklah muncul dengan sendirinya. Keinginan terbesar
rakyat Indonesia merupakan “kata kunci” lahirnya negara kesatuan Republik Indonesia. 3 Era
1950-1959 merupakan periode demokrasi konstitusional, meskipun dalam kurun waktu itu,
Indonesia hanya bersandar pada UUDS 1950. Konstitusi ini seekaligus menjadi starting point
bagi upaya pembentukan sebuah negara modern Indonesia yang berbentuk kesatuan.4

Sebagaimana halnya UUD 1945 dan Konstitusi RIS 1949, masa berlaku UUDS 1950
pun terbilang singkat. Sejak berlakunya UUDS 1950 pada 17Agustus 1950, maka melalui
Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, UUDS 1950 dinyatakan tidak efektif lagi dan beralih

2
Berdasarkan Maklumat No X Tanggal 1 November 1945 dan pengumuman pemerintah tanggal 3
November 1945 pada masa Kabinet Sjahrir pertama.
3
Majda El Muhtaj. “Hak Asasi Manusia dan Konstitusi Indonesia”. Prenada Media Group,.Jakarta,
hlm. 77. Lihat pula Herbert Feith, The Decline, hlm. 71.
4
Majda El Muhtaj. “Hak Asasi Manusia dan Konstitusi Indonesia”. Prenada Media Group,.Jakarta,
hlm. 77. Lihat Disertasi Bahtiar Effendi pada Departemen Ilmu Politik, Ohio State University ,
Amerika Serikat tahun 1994, “Islam and the State: The Tansformation of Islamic Political Ideas and
Practeces in Indonesia.Lihat juga Wolhoff, Op.Cit., hlm.106

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 5 of 15


kembali pada pemberlakuan UUD 1945.5 Kenyataan ini berimplikasi pada materi muatan
konstitusi itu sendiri. Berlakunya konstitusi UUDB1945 untuk kedua kalinya memiliki masa
berlakuyang relative lebih panjang dibandingkan UUD sebelumnya, termasuk UUD 1945
periode proklamasi karena terhitung sejak 5 Juli 1959 sampai dengan jatuhnya rezim
Soeharto.6

Secara historis perubahan UUD merupakan wacana penting bahkan menjadi


perdebatan yang intens pada saat awal kemerdekaan Indonesia, atau meminjam istilah George
McTurnan Kahin, Newlyborn of Indonesian State( “bayi baru” negara Indonesia). Sebagai
wacana, hal tersebut menunjukkan bahwa isu perubahan UUD 1945 merupakan sebuah
keniscayaan. Pesan moralnya adalah UUD 1945 harus benar-benar dapat sesuai dengan
tingkat perubahan zaman Indonesia. Hanya saja, Soekarno dalam janjinya terbukti tidak
pernah sampai berhasil melahirkan sebuah formulasi UUD 1945 yang baru dan
komprehensif. Begitu pula padamasa Soeharto, alih-alih melakukan perubahan UUD, jika
muncul niatan seputar itu dengan serta-merta dianggap sebagai “makar”terhadap negara.
Dalam sejarahnya, kedua rezim ini berhasil melakukan sakralisasi UUD 1945 secara
terlembaga.7 Hal inidikuatkan dengan pandangan Bagir Manan, sebagaimana dikutip Saldi
Isra, bahwa UUD 1945 adalah biang terjaidnya KKN, memasung semangat demokrasi dan
penegakkan hukum, dan member peluang tumbuhnya pemerintahan yang otoriter, antikritik,
dan anti perbedaan pendapat.8

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana arti penting Pembukaan dalam sebuah Konstitusi?


2. Apa saja isi dari Konstitusi?

5
Ibid, hlm. 79. Lihat pula Bernhard Dahm, hlm. 188.
6
Ibid, hlm. 79. Masa berlakunya UUD 1945 kurang lebih 4 tahun; Konstitusi RIS 1949 kurang lebih
1 tahun; UUDS 1950 kurang lebih 9 tahun; dan UUD 1945 periode kedua kurang lebih 40 tahun.
7
Ibid, hlm. 84. Lihat pula Fuad Bawazier, “MPR dan Komisi Konstitusi”, dalam Republika, edisi 24
November 2001.
8
Ibid. Lihat pula Saldi Isra, “Konstitusi Baru: Agenda Mendesak”, dalam Kompas, edisi 24 Agustus
2001.

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 6 of 15


1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Memenuhi tugas mata kuliah Konstitusi dan Hak Asasi Manusia.


2. Memberi pemahaman kepada mahasiswa mengenai arti penting suatu mukaddimah
dari Konstitusi..
3. Memaparkan isi/muatan dalam suatu konstitusi.

1.4 METODE PENULISAN

Metode penulisan dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan metode penulisan:

1. Studi Pustaka : yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan
data dari buku, jurnal, dan literatur lainnya yang sangat berkenaan dengan materi
pembahasan.
2. Diskusi : yaitu metode yang dilakukan dengan cara berbagi informasi dengan
teman sekelompok untuk membahas materi yang tercantum dalam makalah ini.

1.5 MANFAAT PENULISAN

Hasil penulisan makalah ini bermanfaat untuk mahasiswa/mahasiwi dalam


memberikan pemahaman mengenai Muatan Konstitusi. Serta diharapkan berguna menjadi
bahan referensi atau rujukan.

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 7 of 15


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembukaan

Liav Orgad, membagi pembukaan suatu konstitusi ke dalam terminology formal dan
substansif. Menurut terminology formal, pembukaan merupakan suatu pengantar untuk
mengenal konstitusi yang biasanya ditandai dengan kata ”pembukaan” atau alternative
lainnya. Klaasifikasi formal ini menyediakan sarana identifikasi posisi pembukaan yang
ringkas dan teknis. Secara substansif, pembukaan berisi sejarah dibalik perumusan suatu
konstitusi, prinsip-prinsip dan nilai-nilai fundamental. Liav Orgard menambahkan bahwa
materi muatan pembukaan dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kategori: Kedaulatan, Sejarah,
Tujuan dan Cita Bangsa, Identitas Nasional, Agama dan Ketuhanan.

Masdar Farid Mas’udi menyatakan bahwa Pembukaan, Preambule, atau Mukadimah


dalam setiap dokumen konstitusi selalu berisikan pernyataan yang singkat tapi sungguh
padat. Di dalamnya tertuang visi, misi, dan nilai-nilai dasar sebuah institusi atau organisasi
sebagai wadah kebersamaan yang hendak dibangun dan dijalankan bersama. Sementara itu
Hans Kelsen menyatakan bahwa pembukaan adalah bagian tradisional konstitusi yang
merupakan pengantar hikmat berisi ide-ide politik, moral, dan keagamaan yang hendak
dikemukakan oleh konstitusi tersebut. Pembukaan ini lebih mengandung karakter ideologis
daripada karakter hukum. Augustinus Simanjuntak menyatakan dengan lugas bahwa
Pembukaan UUD 1945 adalah bagian terpenting dari UUD 1945 yang disepakati oleh MPR
1999 untuk tidak diubah sama sekali, karena pembukaan merupakan bagian penting yang
tertuang Pancasila di dalamnya yang merupakan norma fundamental negara. Dalam Alinea I,
bangsa Indonesia menyatakan:

(1) anti terhadap penjajahan, dan

(2) menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM).

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 8 of 15


B. Isi Konstitusi

A.A.K. Struycler, Undang-undang Dasar (Gronwert) sebagai konstitusi tertulis


merupakan sebuah dokumen formal yang berisi: 1). Hasil perjuangan politik bangsa di waktu
lampau. 2). Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa. 3). Pandangan
tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik waktu sekarang maupun untuk masa yang
akan datang. 4). Suatu keinginan dengan nuansa perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa sesuai kehendak yang dipimpin. Semua konstitusi selalu menjadikan kekuasaan
sebagai pusat perhatian, karena kekuasaan itu sendiri pada intinya memang perlu diatur dan
dibatasi sebagaimana mestinya. Constitutions, menurut Ivo D. Duchacek, adalah “identify the
sources, purposes, uses and restraints of public power” (mengidentifikasikan sumber-
sumber, tujuan-tujuan, penggunaan-penggunaan, dan pembatasan-pembatasan kekuasaan
umum). Pembatasan kekuasaan pada umumnya dianggap merupakan corak umum materi
konstitusi. Materi muatan konstitusi/Undang-undang Dasar dalam rangka untuk membatasi
kekuasaan dalam negara sekurang-kurangnya berisi9:

1). Jaminan adanya perlindungan Hak Asasi Manusia.


2). Susunan kekuasaan suatu negara yang mendasar.
3). Pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar.
Dapat dipastikan bahwa materi muatan dalam konstitusi atau UUD yang satu dengan
yang lainnya tidak ada yang sama. Hal itu dikarenakan ada berbagai macam sebab perbedaan-
perbedaan antar berbagai UUD tersebut. Bagir Manan menjelaskan bahwa perbedaan tersebut
antara lain disebabkan oleh: perbedaan dasar filosofi dan ideologi; perbedaan landasan teori
dan konsep; latar belakang kultural; latar belakang sejarah; bentuk negara, bentuk
pemerintahan dan sistem pemerintahan. Walaupun demikian, pada dasarnya konstitusi yang
ada memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan sistem pemrintahan.
2) Alat-alat perlengkapan negara, yang sekurang-kurangnya seperti ajaran Montesquieu
yaitu adanya kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.

9
Perubahan Konstitusi Dan Reformasi Ketatanegaraan Indonesia, Abu Tamrin

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 9 of 15


3) Cara mengisi alat perlengkapan negara dengan pejabat negara yang pada umumnya
melalui mekanisme pemilu (election).
4) Hubungan antar-alat perlengkapan negara.
5) Kekuasaan dan pembatasan kekuasaan alat-alat perlengkapan negara.
6) Hubungan antara alat perlengkapan negara/pejabat alat perlengkapan negara dengan
rakyat.
7) Kewarganegaraan dan hak-hak kewarganegaraan.
8) Cara pembaruan UUD.
9) Aturan peralihan.
10) Lain-lain, yang meliputi Komisi Pemilihan Umum, Komisi Kepegawaian, dan
sebagainya.
Semua unsur-unsur materi muatan di atas, di dapati dalam UUD 1945, kontitusi dari
negara Indonesia, walaupun sebelum diadakannya perubahan-perubahan ada kekurangan
dalam materi muatannnya. Perubahan UUD 1945 membawa implikasi terhadap jenis
peraturan perundangan-undangan serta materi muatannya. Adanya perubahan UUD 1945
tentu menghendaki adanya perubahan sistem peraturan perundang-undangan, serta
penyesuaian materi muatan berbagai peraturan perundang-undangan yang telah ada dan
berlaku.10Pada umumnya suatu konstitusi itu mempunyai materi muatan yang menurut J.G
Steenbeek berisi :

a. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negaranya


b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental

Dan menurut C.F Strong yaitu berisi :

a. Kekuasaan pemrintah (dalam arti luas)


b. Hak-hak yang diperintah

10
Membangun Budaya Sadar Berkonstitusi Oleh: Jimly Asshiddiqie

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 10 of 15


c. Hubungan antara pemerintah dan yang diperintah (menyangkut yang didalamnya
masalah hak asasi manusia).

Pasca kejatuhan Soeharto (Mei 1998), salah satu yang menjadi amanat reformasi adalah
perubahan UUD 1945. UUD 1945 dipandang telah menciptakan dirinya multitafsir.
Penafsiran sepihak atas UUD 1945 telah dirasakan memberikan ilkim negative bagi arah
pembangunan Indonesia. Penguasa kerap menjadikan UUD 1945 sebagai “tameng” untuk
mempertahankan kekuasaan mereka.11

A constitution is not the act of a government but of a people constituting a government,


without a constitution is the property of the nation and not of those who exercise the
governmet12 Demikian penegasan Thomas Paine, tokoh radikal abad ke- 18 yang karya-
karyanya banyak mengilhami revolusi Prancis dan Amerika.. menurut Steenbeeek,
sebagaimana dikutip oleh Sri Soemantri, UUD berisi tiga pokok materi muatan, yakni
pertama, adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganegara; kedua,
ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental; dan ketiga,
adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental 13

Oleh karena UUD 1945 tidak ditemukan sebuah pengaturan yang tegas, akibatnya
muncul berbagai interpretasi terhadap kualitas muatan dan jaminan UUD 1945 atas HAM.
Akan tetapi, satu hal yang patut mendapat apresiasi positif adalah bahwa para pendiri bangsa
Indonesia telah berhasil memformulasikan sebuah tatanan kehidupan nasional berikut atas
jaminan HAM, jauh sebelum masyarakat Internasional merumuskan Deklarasi Universal
Hak-hak Asasi Manusia (DUHAM) PBB, 10 Desember 1948).14

Penekanan dan Jaminan Konstitusi RIS atas HAM, secara historis dipengaruhi oleh
Universsal Declaration of Human Rights (DUHAM) yang dirumuskan oleh PBB pada

11
Ibid. Lihat pula Ni’matul Huda. Politik Ketatanegaraan Indonesia: Kajian Terhadap Dinamika
PerubahanUUD 1945(Yogyakarta: FH UII Press, 2003), hlm. 1.
12
Ibid, hlm 93. Lihat pula John Alder. General Principles of Constitusional and Administrative Law
(New York : Palgrave Macmillan, 2002), hlm. 39.
13
Sri Soemantri. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi (Bandung: Alumni, 1987), hlm. 51
14
Bambang Sunggono dan Aries Harianto. Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia ( Bandung:
Mandar Maju, 1994), hlm. 85

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 11 of 15


tanggal 10 Desember 1948. Meskipun tidak ditemukan kata Hak Asasi Manusia dalam
Konstitusi RIS, namun ada tiga kalimat yang dipergunakan, yakni setiap/segala/sekalian
orang/siapa pun/tiada seorang pun, setiap warga negara, dan berbagai kata yang menunjukan
adanya kewajiban asasi manusia dan negara. Menurut Soepomo15, setidaknya terdapat 3
perbedaan mendasar antara Konstitusi RIS denganUUDS 1950 dalam penegasannya tentang
HAM. Pertama, hak dasar mengenai kebebasan agama, keinsyafan batin dan pikiran
sebagaimana yang tertuang dalam pasal 18 UUDS 1950. Kedua dalam pasal 21 UUDS 1950
diatur mengenai hak berdemonstrasi dan hak mogok yangseblumnya tidak tertuang di
Konstitusi RIS. Ketiga, mengatur mengenai dasar perekonomian yang melarang organisasi-
organisasi yang bersifat monopoli partikelir yang merugikan ekonomi nasional.

Todung Mulya Lubis dengan tegas mengatakan bahwa kembalinya berlaku UUD.
1945 itu berarti bawa jaminan konstitusi atas HAM menjadi tidak sempurna dan tegas. Sisi
fleksibelitas UUD1945 mengakibatkan fleksibel pula arah penegakkan HAM di Indonesia.
Akibatnya muatan HAM di dalam UUD 1945 mwnurut Mahfud MD, Sangat bergantung dari
konfigurasi politik tertentu. Jika konfigurasi politik demokratis, maka HAM memperoleh
tempat dan implementasi yang relative proposional, tetapi jika konfigurasi politik sedang
bekerja di bawah paying otoritarian, maka HAM pun akan mendapat perlakuan yang buruk.16

15
Soepomo. Undang-Undang….., hlm. 9
16
Moh. Mahfud MD.”Perlindungan Hukum atas Hak Asasi Manusia”. Makalah diskusi ilmiah tentang
perlibdungan HAM dalam Sistem Hukum Indonesia.

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 12 of 15


BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Nilai-nilai yang terdapat pada ideologi Pancasila berkedudukan sebagai Nilai Luhur
(NL), sementara nilai-nilai lainnya yang terdapat pada Pembukaan berkedudukan sebagai
Nilai Dasar (ND). Kedua derajat nilai ini bersifat universal dan lestari, tetapi
pemahamannya bersifat eksklusif Indonesia.

Nilai-nilai (NL dan ND) itu selanjutnya diwujudkan dan dijabarkan dalam bentuk
pasal-pasal/ayat-ayat pada Batang Tubuh UUD 1945. Penafsiran dan/atau perubahan Batang
Tubuh UUD 1945 (sebagaimana ternyata telah dirubah untuk yang Pertama (1999) dan
Kedua (2000) oleh MPR) tidak boleh menyimpang dari semangat NL dan ND yang termuat
di dalam Pembukaan UUD 1945. Tegasnya, perubahan (dalam Batang Tubuh) itu dapat
dilakukan sejauh masih dalam kerangka penjabaran/pewujudan nilai-nilai (NL dan ND) yang
terdapat pada Pembukaan UUD 1945

II. Saran

Dalam perumusan undang-undang sebaiknya badan legislative benar-benar


memperhatikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Undang-Undang Dasar 195 sebagai
staatfundamentalnorm dan nilai-nilai filosofis dari Pancasila. Dengan itu, semoga terciptanya
keseimbangan dan keharmonisan dalam setiap undang-undang, dan nantinya ketika
diimplementasikan tidak bertentangan dengan norma masyarakat, justru menguatkan norma-
norma tersebut
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih, dan kami meminta maaf apabila
terjadi kesalahan baik dari format penulisan serta substansialnya.

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 13 of 15


DAFTAR PUSTAKA

1. Asshidiqie, Jimly. Gagasan Negara Hukum


2. Asshidiqie, Jimly. Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia. 2010. Sinar Grafika
3. Assidiqie, Jimly. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia Jilid II. 2006
4. Assidiqie, Jimly. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia Jilid I. 2006
5. Asshidiqie, Jimly, Prinsip-Prinsip Negara Hukum, Dalam “Beberapa Aspek.
6. Azhary, Muhammad Tahir. 2004. Negara Hukum. Prenada Media. Jakarta,
7. Budiyono dan Rudy. Konstitusi dan HAM. Justice Publicer Fakultas Hukum
Universitas Lampung. Bandar Lampung. 2014.
8. ejournal.mahkamahkonstitusi.go.id
9. Hamidi, Jazim dkk. 2012.Teori Hukum Tata Negara. Salemba Humanika. Jakarta.
10. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=250365&val=6694&title=NE
GARA%20HUKUM%20INDONESIA%20KEBALIKAN%20NACHTWACHTERSTAA
T
11. http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/6b86a099f4f2f7e5b595001781c40d4f.pdf
12. http://untagbanyuwangi.ac.id/attachments/article/867/Dr.%20H.%20Husni%20Tham
rin,%20SH,%20MH,%20MM.pdf
13. http://www.pkh.komisiyudisial.go.id/
14. http://www.undana.ac.id/jsmallfib_top/JURNAL/HUKUM/HUKUM%202012/JURNA
L%20HUKUM.pdf
15. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/2379
16. http://akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/JURNAL/TULISAN%20MARTHIN%20
SIMANGUNSONG/Analisis%20Yuridis.pdf
17. http://eprints.ung.ac.id/3963/5/2012-1-74201-271408019-bab2-13082012031238.pdf
18. http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fiat/article/view/56/57
19. http://fis.um.ac.id/
20. http://fh.unsoed.ac.id/

21. Jurnal Yudisial.”Dialektika Hukum dan Agama”. Vol 8 No. 1 April 2015

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 14 of 15


22. Jurnal Konstitusi. Vol. II, No. 1, Juni 2009. PK2PH-FH Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
23. Jurnal Konstitusi. “Membangun Kontitusionalitas Indonesia, Membangun Budaya
Sadar Berkonstitusi”. Vol II NO. 1 Juni 2009.
24. Muhtaj El, Majda. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia. 2007. Kencana
Preneda Media Group
25. Negara Hukum Dalam Islam : Tinjauan Terhadap Piagam Madinah Dan Prinsip
Negara Hukum Modern, Regafelix 2015
26. Rudy. Jurnal Fiat Justisia “Mempertimbangkan Amandemen Konstitusi (Kajian
Calon Presiden Perseorangan dari Aspek Kedaulatan Rakyat dan Konstitualisme)”.
Fakultas Hukum Universitas Lampung. 2014.
27. Sejarah Konstitusi Indonesia Dan Perubahan Atas Undang-Undang Dasar 1945
(Upaya Pencarian Jati Diri Bangsa Indonesia), Dian Laraswati Zuriah 2014

Makalah Tentang Materi Muatan Konstitusi Page 15 of 15

Anda mungkin juga menyukai