831-Article Text-1623-1-10-20170928
831-Article Text-1623-1-10-20170928
ABSTRAK
α-amilase adalah enzim yang dapat memecah pati menjadi glukosa, maltosa, atau
dekstrin. Enzim ini memiliki peran penting dan dibutuhkan dalam jumlah banyak di berbagai
sektor industri. Enzim α-amilase biasa digunakan dalam reaksi bersuhu tinggi. α-amilase yang
berasal dari hewan, tumbuhan, dan bakteri mesofilik tidak akan stabil pada kondisi reaksi
tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan enzim α-amilase yang bersifat termostabil dari bakteri
termofilik. Permasalahannya bakteri termofilik masih sulit untuk dikulturkan pada kondisi
laboratorium. Maka dari itu, gen pengode enzim α-amilase dari bakteri termofilik perlu diisolasi
dan dikloning pada bakteri yang mudah dikulturkan di laboratorium seperti Escherichia coli.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi gen α-amilase dari bakteri termofilik dan
mengkloning pada Escherichia coli DH5α dengan menggunakan vektor pJET1.2/blunt. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Kawah Kamojang, Garut, Jawa Barat. Gen α-
amilase dari sampel diisolasi dan diamplifikasi dengan metode PCR yang menggunakan primer
spesifik. Keberhasilan proses isolasi dan amplifikasi ditentukan oleh metode elektroforesis.
Elektroferogram menunjukkan bahwa gen α-amilase yang berukuran 1891 pb dari bakteri
termofilik berhasil diisolasi. Gen α-amilase disisipkan pada vektor pJET1.2/blunt untuk
menghasilkan plasmid pJET-amilase. Plasmid tersebut dimasukkan ke dalam sel E. coli DH5α
dengan metode kejut panas. Keberhasilan proses kloning diuji dengan pengulturan sel pada
medium selektif dan analisis restriksi menggunakan enzim restriksi BglII. Gen α-amilase
tersebut berhasil dikloning pada E. coli DH5α menggunakan vektor pJET1.2/blunt dengan
efisiensi transformasi sebesar 2.44x104 cfu/μg.
ABSTRACT
α-amylase is an enzyme that can break down starch into glucose, maltose, or dextrin.
This enzyme has an important role and is required in large numbers in various industrial
sectors. α-amylase enzyme used in high temperature reactions. α-amylase derived from animals,
plants, and mesophilic bacteria will not be stable at the reaction conditions. Because of that,
thermostable α-amylase from thermophilic bacteria is needed. Problem arises because α-
amylase-producing thermophilic bacteria have not been able to be cultured in
laboratory.Therefore, the gene encoding α-amylase enzyme from thermophilic bacteria need to
36 Sigma-Mu Vol.8 No.1 – Maret 2016
be isolated and propagated in bacteria that easily cultured in the laboratory such as
Escherichia coli. This research aimed to isolate and clone the gene encoding α-amylase from
thermophilic bacteria in Escherichia coli DH5α using pJET1.2/blunt vector. Sample used in this
research originated from Kamojang Crater, Garut, West Java. Gene encoding α-amylase from
sample was isolated and amplified using PCR by specific primer. Isolation process success was
determined by electrophoresis. Electroferogram showed that 1891 bp α-amylase gene from
thermophilic bacteria has been successfully isolated. Then, isolated αlpha amilase gene was
inserted into pJET1.2/blunt vector to produce pJET-amylase plasmid. The plasmid was
introduced into E. coli DH5α by heat shock method. The cloning process success was analysed
by BglII restriction. The α-amylase gene was also successfully cloned into E. coli DH5α using
pJET1.2/blunt vector with transformation efficiency of 2.44x104 cfu/μg.
(2006: 24), reaksi suhu tinggi dipilih karena unik. Bakteri tersebut dapat memproduksi
dapat mengurangi risiko terjadinya enzim termostabil dengan stabilitas
kontaminasi, meningkatkan laju transfer operasional tinggi dan waktu paruh panjang
massa, dan mendorong kesetimbangan ke (Niehaus, 1999: 711). Terdapat beberapa
arah pembentukan produk. Contoh bakteri termofilik yang dapat menghasilkan
penggunaan enzim α-amilase dalam reaksi enzim α-amilase, yaitu B. licheniformis, B.
suhu tinggi adalah pada tahap likuifikasi amyloliquefaciens, dan G.
pati. Likuifikasi pati biasanya dilakukan stearothermophilus (Schallmey, 2003: 1).
pada suhu di atas 50°C dengan suhu Permasalahannya, bakteri termofilik
optimumnya 70-90°C (Li, 2014: 151). masih sulit dikulturkan pada kondisi
laboratorium. Salah satu cara untuk
mendapatkan enzim α-amilase dari bakteri
termofilik adalah dengan mengisolasi gen
pengode enzim α-amilase dari bakteri
termofilik dan memperbanyak gen tersebut
dalam bakteri yang mudah ditumbuhkan di
laboratorium. Penelitian Hailemariam
(2013: 61) telah membuktikan bahwa gen α-
Gambar 1. Struktur Tiga Dimensi Enzim α- amilase dari bakteri termofilik, yang berasal
amilase (De Souza, 2010: 851) dari situs geotermal di Etiopia, berhasil
diisolasi dengan teknik metagenomik. Gen
Kestabilan terhadap suhu, pH asam, tersebut juga berhasil dikloning pada E. coli.
dan waktu paruh merupakan karakteristik Pada penelitian Berekaa (2007: 178),
penting untuk mengeksplorasi enzim ini di ditunjukkan bahwa gen α-amilase dari
industri. Kemampuan katalis dan kestabilan bakteri termofilik G. thermoleovorans
enzim α-amilase yang berasal dari hewan, berhasil dikloning pada E.coli DH5α.
tumbuhan, dan mikroba mesofilik akan Penelitian lain juga membuktikan bahwa
menurun pada suhu tinggi. Oleh karena itu, gen α-amilase dari B. subtillis yang berasal
dibutuhkan enzim α-amilase yang bersifat dari sampel tanah Iran dapat diisolasi dan
termostabil. Enzim α-amilase termostabil dikloning pada E.coli ( Javan, 2012: 3).
tidak mengalami denaturasi akibat naiknya Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
suhu lingkungan dan menunjukkan aktivitas untuk mengisolasi gen pengode α-amilase
optimum pada suhu tinggi (Asgher, 2007: dari bakteri termofilik dan mengkloning gen
950). Selain itu, menurut Haki (2003: 17) tersebut pada E. coli DH5α menggunakan
enzim termostabil lebih tahan terhadap vektor pJET1.2/blunt.
pelarut, detergen, dan senyawa denaturan.
Enzim α-amilase dengan karakteristik METODE
tersebut bisa didapatkan dari bakteri Strain, Plasmid, dan Reagen
termofilik. Sel yang digunakan untuk
Bakteri termofilik adalah bakteri mengkloning gen α-amilase pada penelitian
yang mampu hidup pada suhu di atas 45˚C ini adalah E. coli strain DH5α. Vektor
dan hidup optimal pada kisaran 55ºC - 65ºC kloning yang digunakan adalah plasmid
(Lestari, 2000: 21). Bakteri termofilik dapat pJET 1.2/blunt. Semua kit yang digunakan
hidup di lingkungan suhu tinggi karena dalam penelitian ini didapatkan dari
memiliki protein yang stabil dalam suhu Invitrogen.
tinggi dan mekanisme perbaikan DNA yang
38 Sigma-Mu Vol.8 No.1 – Maret 2016
Isolasi dan Amplifikasi Gen Α-amilase ditempatkan pada tabung penampung yang
Sampel air yang mengandung baru dan ditambahkan dengan 600 µl
genom bakteri termofilik diambil dari larutan buffer pencuci. Setelah didiamkan
Kawah Kamojang, Garut, Jawa Barat. selama 1 menit, kolom DF disentrifugasi
Isolasi dan amplifikasi gen α-amilase dari selama 30 detik dengan kecepatan 14.000
bakteri termofilik dilakukan dengan metode rpm. Tabung penampung yang berisi
PCR. Komposisi untuk setiap reaksi dengan larutan diganti dengan tube yang baru.
volume akhir 25 μl adalah sebagai berikut: Kolom DF ditempatkan pada tabung
17,8 μl ddH2O; 2,5 μl 10X buffer reaksi; penampung yang baru lalu disentrifugasi
0,5 μl 10mM dNTPs; 0,5 μl Taq DNA selama 3 menit dengan kecepatan 14.000
Polymerase 5 U/μl; 0,6 μl 10 mM primer rpm untuk mengeringkan matriks.
amyF (5’-GATCATATTTTGCATCGGTC Kolom DF ditempatkan di atas
CTGGCCG-3’; 0,6 μl 10 mM primer amyR tabung Eppendorf 1.5 ml kemudian buffer
(5’-GCAGGCATCAAGGCCATGCCA- elusi ditambahkan ke tengah-tengah matriks
3’); dan 2,5 μl sampel dari Kawah sebanyak 25 µl lalu didiamkan selama 5
Kamojang. Amplifikasi gen α-amilase menit. Kolom DF disetrifugasi selama 2
dilakukan sebanyak 30 siklus dengan menit dengan kecepatan 14.000 rpm untuk
kondisi inisiasi (95°C selama 3 menit), melarutkan fragmen DNA yang diisolasi.
denaturasi (95°C selama 15 detik), Hasil purifikasi divisualisasi dengan
annealing (60°C selama 15 detik), elongasi elektroforesis.
(72°C selama 20 detik) dan elongasi akhir
(72°C selama 5 menit). Konstruksi Plasmid pJET-amilase
Gen α-amilase hasil purifikasi
Purifikasi DNA disisipkan pada vektor pJET1.2/blunt pada
Gel agarosa yang mengandung sisi restriksi NotI-Bsu15I. Perbandingan
fragmen gen α-amilase dipotong di bawah antara jumlah DNA sisipan dengan vektor
sinar UV. Potongan gel dimasukkan ke yang digunakan adalah 3:1. Komposisi
dalam microtube dan ditambahkan buffer reaksi ligasi dengan volume reaksi 20 μl
DF sebanyak 500 µl. Microtube berisi gel adalah sebagai berikut:10 μl buffer ligasi, 4
diinkubasi di water bath pada suhu 55oC μl ddH2O, 3 μl gen α-amilase, dan 1 μl
selama 10 menit. Setelah 10 menit, enzim blunting. Larutan tersebut diinkubasi
microtube dikeluarkan dan didinginkan pada suhu 70oC selama 5 menit. Vektor
pada suhu ruang sekitar 3 menit. pJET1.2/blunt dan DNA ligase
Larutan gel diambil sekitar 800 µl ditambahkan ke dalam larutan masing-
dan dipindahkan ke dalam kolom DF yang masing sebanyak 1 μl. Microtube berisi
ditempatkan pada tabung penampung. larutan tersebut disentrifugasi selama 3-5
Kolom DF disentrifugasi selama 30 detik detik dan diinkubasi pada suhu 37oC selama
dengan kecepatan 14.000 rpm. Larutan 1 jam. Hasil penyisipan gen α-amilase pada
yang tersimpan dalam tabung penampung vektor pJET1.2/blunt dalam penelitian ini
dibuang. Kolom DF ditempatkan kembali disebut plasmid pJET-amilase.
pada tabung penampung yang baru.
Larutan buffer W1 diambil Transformasi E. coli DH5α dengan
sebanyak 400 µl lalu ditambahkan ke dalam Metode Heat Shock
kolom DF. Kolom DF disentrifugasi selama Sel E. coli DH5α kompeten dibuat
30 detik dengan kecepatan 14.000 rpm. dengan menggunakan buffer CaCl2. Sel E.
Larutan yang terbentuk pada tabung coli DH5α kompeten tersebut
penampung dibuang. Kolom DF ditransformasi menggunakan metode kejut
Isolasi Dan Kloning Gen α-amilase dari Bakteri Termofilik 39
Pada Escherichia coli DH5α
tinggi untuk dapat tumbuh. Hal-hal pb telah berhasil diisolasi dari bakteri
tersebut menyebabkan bakteri termofilik termofilik.
masih sulit dikulturkan pada kondisi 1 2 3
laboratorium standar.
Proses isolasi pada penelitian ini
menggunakan teknik metagenomik. Teknik
metagenomik digunakan untuk mempelajari 3000 pb
2500 pb
genom kolektif dari anggota komunitas 2000 pb
mikroba yang tidak dapat terkulturkan 1500 pb
dengan teknik standar (Dale, 2010: 85). 1000 pb
Teknik ini diawali dengan pengambilan 750 pb
sampel dari lingkungan yang diinginkan. Di
dalam sampel tersebut, pasti terdapat
campuran DNA genom organisme yang
hidup dalam lingkungan tersebut. Gen Gambar 2. Elektroferogram Hasil PCR Gen
target dapat langsung diisolasi dan α-Amilase. Lajur 1 Ladder
diamplifikasi dari sampel dengan teknik Thermoscientific 1 Kb. Lajur 2. Kontrol
PCR. Proses amplifikasi harus Negatif. Lajur 3. Sampel Bakteri Termofilik
menggunakan primer yang spesifik
terhadap gen target.
Kloning Gen α-Amilase pada E. coli
Proses isolasi dan amplifikasi gen α-
DH5α
amilase dilakukan dengan metode PCR
Untuk memperbanyak gen α-amilase,
yang menggunakan primer spesifik.
gen tersebut harus dikloning pada sel inang
Kelayakan primer yang digunakan dalam
yang dapat ditumbuhkan pada kondisi
penelitian ini sudah diuji menggunakan
laboratorium. Proses kloning terbagi
program National Center for Biotechnology
menjadi dua tahap, yaitu kontruksi plasmid
Information (NCBI). Urutan gen α-amilase
pJET-amilase dan transformasi sel E. coli
yang dijadikan acuan dalam perancangan
DH5α. Pada tahap konstruksi, vektor yang
primer berasal dari bakteri termofilik B.
digunakan adalah pJET1.2/blunt. Vektor ini
stearothermophilus dengan panjang gen
dipilih karena menawarkan sistem seleksi
sebesar 1891 bp. B. stearothermophilus
yang mudah dan cepat. Vektor ini
dikenal dapat memproduksi enzim α-
mengandung gen resistensi ampisilin
amilase yang dapat menghidrolisis ganula
sebagai gen seleksi proses transformasi dan
pati mentah. Bakteri tersebut dilaporkan
gen eco47IR sebagai gen penanda
memiliki α-amilase dengan aktivitas tinggi
keberhasilan proses penyisipan gen atau
(Al-Qodah, 2006: 850).
ligasi (Thermo Scientific, 2012: 2). Pada
Elektroferogram (Gambar 2)
konstruksi plasmid pJET-amilase, gen α-
menunjukkan tidak adanya smear yang
amilase disisipkan pada sisi restriksi NotI-
terbentuk pada kontrol negatifnya pun tidak
Bsu15I. Sisi restriksi tersebut terletak di
ada pita DNA yang terbentuk (Lajur 2). Hal
antara gen eco47IR. Gen eco47IR
ini menunjukkan bahwa primer yang
merupakan gen yang dapat menyebabkan
dirancang dapat mengenali gen α-amilase
kematian pada sel transforman (Thermo
secara spesifik. Pada proses PCR yang
Scientific, 2015: 2). Ketika gen α-amilase
menggunakan sampel bakteri termofilik,
berhasil disisipkan pada sisi restriksi
terbentuk sebuah pita DNA yang berukuran
tersebut, gen eco47IR tidak dapat
1891 pb (Lajur 3). Hasil ini menunjukkan
bahwa gen α-amilase yang berukuran 1891
Isolasi Dan Kloning Gen α-amilase dari Bakteri Termofilik 41
Pada Escherichia coli DH5α
diekspresikan sehingga sel trasnforman DH5α berlangsung dengan baik. Hal ini
tidak akan mati. ditunjukkan dengan hasil yang didapat pada
Pada tahap transformasi, sel inang kontrol positif dan negatif. Pada kontrol
yang digunakan adalah E. coli DH5α. E. positif, terlihat banyak koloni sel E.coli
coli DH5α dipilih untuk memperbanyak DH5α yang tumbuh (Gambar 3A),
gen α-amilase karena sudah banyak sedangkan pada kontrol negative, tidak ada
digunakan sebagai sistem kloning, mudah satu pun sel E.coli DH5α yang tumbuh
dimanipulasi, dan mudah ditumbuhkan di (Gambar 3B). Pada gambar 3C, terlihat ada
laboratorium. Pada penelitian ini, metode 305 koloni sel E. coli DH5α yang tumbuh
seleksi yang digunakan untuk menentukan di permukaan medium LB ampisilin.
keberhasilan proses transformasi adalah Tumbuhnya sel E. coli DH5α pada medium
lethal screening. Lethal screening selektif LB ampisilin menunjukkan bahwa
merupakan metode seleksi transforman sel E. coli DH5α berhasil ditransformasi
yang berdasarkan hidup atau matinya sel menggunakan plasmid pJET-amilase.
(Sambrook, 1989: 57).Hasil transformasi Vektor pJET1.2/blunt memiliki gen
divalidasi menggunakan sel E. coli DH5α resistensi ampisilin sehingga sel yang
yang sudah mengandung gen sisipan dari berhasil ditransformasi dengan vektor
kit (kontrol positif) dan sel E. coli DH5α tersebut dapat tumbuh pada medium yang
tanpa plasmid (kontrol negatif). Proses mengandung ampisilin (Thermo Scientific,
transformasi sel E. coli 2015: 2).
A B
Gambar 3. A) Kontrol Positif Transformasi Sel E. coli DH5α. (B) Kontrol Negatif Transformasi
Sel E. coli DH5α. (C) Hasil Transformasi Sel E. coli DH5α Menggunakan Plasmid pJET-
amilase.
1891 pb dari plasmid pJET-amilase yang sel transforman yang mengandung gen α-
berukuran total 4865 pb. amilase perlu disesuaikan dengan
Elektroferogram (Gambar 4) karakteristik vektor kloning yang
memperlihatkan adanya perbedaan hasil digunakan.
antara plasmid yang direstriksi dan tidak
direstriksi. Pada sampel plasmid pJET- SIMPULAN
amilase yang tidak direstriksi (Lajur 2), Pada penelitian ini, gen α-amilase
terbentuk sebuah pita DNA berukuran yang berukuran 1.891 pb dari bakteri
sekitar 5.000 pb sedangkan pada sampel termofilik telah berhasil diisolasi dan
plasmid pJET-amilase yang direstriksi diamplifikasi dengan metode PCR. Gen α-
(Lajur 3) terbentuk dua buah pita DNA amilase tersebut telah berhasil dikloning
yang berukuran 1.891 pb dan 2.974 pb. Hal pada Escherichia coli DH5α menggunakan
ini menunjukkan bahwa plasmid pJET- vektor pJET1.2/blunt dengan efisiensi
amilase mengandung gen α-amilase yang transformasi sebesar 2.44 x 104 cfu/μg.
berukuran 1.891 pb dan vektor
pJET1.2/blunt yang berukuran 2.974 pb. DAFTAR PUSTAKA
1 2
3 Alberts, B.; A. Johnson; J. Lewis; M. Raff;
K. Roberts; & P. Walter. 2008.
6000 pb Molecular Biology of The Cell.
5000 pb
4500 pb New York: Garland Sciences.
3000 pb
2500 pb
2000 pb
Al-Qodah, Z. 2006. “Production and
Characterization of Thermostable
1000 pb
𝛼-Amylase by Thermophilic
Geobacillus stearothermophilus”.
Biotechnology Journal. 1 (7-8),
hlm. 850–857
Gupta, R.; P. Gigras; H. Mohapatra; V.K. Poedjiadi, A.1994. Dasar – dasar Biokimia.
Goswami; & B. Chauhan. 2003. Jakarta: Universitas Indonesia
“Microbial Α-Amylases: A Press.
Biotechnological Perspective. Proc.
Biochem. 38, hlm. 1.599-1.616 Richana, N. 2000. “Prospek dan Produksi
Enzim Alfa-amilase dari
Hailemariam, A.T.; T.B. Gezmu; G.D. Mikroorganisme”. Tinjauan Ilmiah
Haki. 2013. “Thermostable Alpha- Riset Biologi dan Bioteknologi
Amylase from Geothermal Sites of Pertanian, 3 (2).
Ethiopia (Afar Region): Isolation,
Purification and Characterization”. Sambrook, J.; E.F. Fritsch; & T. Maniatis.
Greener Journal of Biological 1989. Molecular Cloning. USA:
Sciences. 3 (2), hlm. 61-73 Cold Spring Harbor Laboratory
Press.
Haki, G.D. & S.K. Rakshit. 2003.
“Developments in Industrially Schallmey, M.; A. Singh; & O.P. Ward.
Important Thermostable Enzyme : 2003. “Developments in The Use
A Review”. Journal Bioresource Of Bacillus Species for Industrial
Technology. 89, hlm. 17-34 Production”. Canadian Journal
Microbiology. 50, hlm. 1-17
Javan, F.A. & M.M. Dehkordi. 2013.
Amplification, Sequencing and Setiasih, S.; B. Wahyuntari; Trimillah; &
Cloning of Iranian Native Bacillus D. Aprilliani. 2006. “Karakterisasi
subtilis Alpha-amylase Gene in Enzim α-Amilase Ekstrasel dari
Saccharomyces cerevisiae. Isolat Bakteri Termofi SW2”.
Jundishapur J Microbiol. 6(8), hlm. Jurnal Kimia Indonesia. 1(1), hlm.
1-7 22-27
Thermo Scientific. 2015. Product
Lestari, P. 2000. “Eksplorasi Enzim Information Thermo Scientific
Termostabil dari Mikroba CloneJET PCR Cloning Kit.
Termofil”. Jurnal Hayati. 7 (1), California: Thermo Fisher
hlm. 21-25 Scientific Inc.