Makalah
Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu:
Oleh:
SARANG REMBANG
2021
BAHASA SEBAGAI SALAH SATU ASPEK I’JAZUL QUR’AN
Oleh: Sintya Ulul Izmi, Durrotush Shofiyah, Salamatun Nisa`, Nur Kasyifah,
Rahmah Suminar
A. Pendahuluan
Seorang Rasul utusan Allah tidak terlepas dari kata I’jaz untuk
menyampaikan risalah. I’jaz dalam hal ini merupakan kebenaran nabi
dalam pengakuannya sebagai seorang rasul dengan menampakkan
kelemahan manusia untuk mempercayai kebenaran dari ajaran atau risalah
yang dibawa oleh rasul. Kemampuan I’jaz ini kemudian menjadi bagian
dari seorang Rasul yang dapat disebut dengan Mu’jizat.
Mu‟jizat yang diperlihatkan oleh seorang Rasul, merupakan
sesuatu yang dari sebelumnya telah diketahui oleh manusia secara umum.
Dapat dikatakan juga sesuatu yang dapat dipahami oleh manusia akan
tetapi tidak dapat dilakukan atau diperoleh oleh manusia awam. Maka
mu‟jizat bukanlah sesuatu yang sangat baru dan tidak dapat dipahami oleh
siapa pun. Mu‟jizat merupakan hal yang menyalahi sesuatu yang biasanya
terjadi akan tetapi masih dalam batas pengetahuan yang dapat dipahami
manusia, sehingga dapat dibukitkan dan disaksikan oleh manusia pada
umumnya. Karena apabila mujizat bukan sesuatu yang dapat dimengerti
maka tidak akan memberikan manfaat bagi umat yang diperlihatkan
mu‟jizat tersebut. Akan tetapi kalau dapat dipahami dan ia menyadari
kekerdilan dirinya di hadapan mu‟jizat tersebut sehingga tergerak untuk
mengimaninya secara objektif.Karena apabila mu’jizat bukan sesuatu yang
dapat dimengerti maka tidak akan memberikan manfaat bagi umat yang
diperlihatkan. Mu’jizat terbesar yang Allah berikan kepada nabi
Muhammad Saw, yakni Al-qur’an, yang akan abadi sampai akhir zaman.
Mengenai I’jaz al-qur’an yang berhubungan dengan kemu’jizatan
dari segi kebahasaan, kalimat, bagian demi bagian, huruf demi huruf,
dapat di mengerti bahwa I’jaz adalah menetapkan kelemahan. Kelemahan
ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, apabila mukjizat telah
terbukti maka nampaklah kemampuan mu’jiz. Kontroversi pemikiran dan
perdebatan pendapat tentang kemukjizatan al-Qur’an terus berlanjut dari
waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. 1
B. Bahasa Sebagai Salah Satu I`jaz al-Qur`an
Secara etimologi, kata mu`jizat atau i`jaz merupakan bentuk masdar
dari a`jaza-yu`jizu-i`jaz yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak
mampu. Sedangkan secara terminologi, yang dimaksud dengan i`jaz al-
Qur`an adalah ketidakmampuan siapapun untuk menjawab tantangan al-
Qur`an sebagai bukti kebenaran risalah Nabi Muhammad Ṣalla Allah
`Alayhi Wasallam.2
Salah satu aspek I`jaz al-Qur`an dapat dilihat dari segi kebahasaannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ayat-ayat dalam al-Qur`an tersusun
menggunakan Bahasa Arab. Hal ini dikarenakan al-Qur`an pertama kali
berinteraksi dengan masyarakat Arab pada masa Nabi Muhammad Ṣalla
Allah `Alayhi Wasallam. Selain itu, terdapat faktor lain yang menyebabkan
terpilihnya Bahasa Arab sebagai Bahasa al-Qur`an. Faktor tersebut
berkaitan dengan ciri Bahasa Arab yang unik dan tujuan penyebaran
ajarannya.3
Faktor pertama terpilihnya Bahasa Arab sebagai Bahasa al-Qur`an
berkaitan dengan ciri bahasa tersebut. Bahasa Arab termasuk rumpun
Bahasa Semit. Pemilihan kosakata oleh Bahasa Arab bukan suatu
kebetulan, melainkan mengandung falsafah bahasa tersendiri. Kata-kata
Bahasa Arab pada umumnya mempunyai dasar tiga huruf yang dapat
5
Ibid., 102.
6
Ibid., 99.
7
Ibid., 103.
8
Ibid., 110.
9
Ibid., 111.
10
Ibid., 112.
C. Bahasa-Bahasa dalam al-Qur`an