Anda di halaman 1dari 4

Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki

keberadaan aktual. Existere disusun dari ex yang artinya keluar dan sistere yang artinya
tampil atau muncul. Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi
4 pengertian. Pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua, eksistensi adalah apa yang
memiliki aktualitas. Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan
bahwa sesuatu itu ada. Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan.

Beberapa Pandangan Filsuf


 Bagi Plato, forma atau esesnsi lebih real daripada kalau berpartisipasi dalam materi.[1]
Dengan mengasimilasikan eksistensi kepada esensi, materi berasosiasi dengan bukan
ada.[1]
 Aristoteles menggunakan perbedaan dualis.[1] Ia mengasosiasikan eksistensi dengan
materi yang berforma yaitu substansi seraya mengasosiasikan esensi dengan forma
dan dengan unsur sebuah definisi yang benar.[1]
 Thomas Aquinas menganut komposisi rangkap esensi dan eksistensi.[1] Dalam
komposisi pertama, materi yang berforma diidentikkan dengan esensi suatu hal.[1]
Dalam komposisi yang kedua, eksistensi sebagai suatu karunia tambahan
menerjemahkan esensi ke dalam aktualitas.[1]

eksistensi/ek·sis·ten·si/ /éksisténsi/ n hal berada; keberadaan: partai-partai yang -- nya


memang tidak dapat dipertahankan lagi, dipersilakan mundur dari percaturan politik

1. Martin Heidegger (1989-1996)


Ia adalah filsuf kelahiran jerman dan menjadi orang pertama yang melahirkan istilah
metodologi meksistensialisme yang merupakan pengembangan dari fenomena yang
dikembangkan oleh edmund husserl (1859-1938)
2. Kierkegaard seorang filsafat jerman (1813-1855)
Ia mengemukakan filsafatnya untuk menjawab pertanayaan, “Bagaimana aku
menjadi seorang idnividu?”. Ia juga meneria prinsip Socrates yang mengatakan
bahwa “pengetahuan akan diri adalah pengetahuan akan Tuhan”
3. Neitzchen (1844-1990)
Ia juga merupakan seorang filsuf jerman yang tujuan filsafatnya menjawab
pertanyaan “bagaimana menjadi manusia unggul?”. Menurutnya, manusia bisa
menjadi manusia unggul jika memiliki keberanian untuk merealisasikan diri dengan
jujur dan berani.

Sedangkan menurut Abidin Zaenal (2007:16)


eksistensi adalah :
“Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal
kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi
eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami
perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam
mengaktualisasikan potensi-potensinya”.

Menurut Nadia Juli Indrani, eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata yaitu keberadaan.
Dimana keberadaan yang dimaksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya kita. Istilah
“ hukuman” merupakan istilah umum dan konvensional yang mempunyai arti yang luas dan dapat
berubah-ubah karena istilah itu dapat berkonotasi dengan bidang yang cukup luas. Istilah tersebut
tidak hanya sering digunakan dalam bidang hukum, tetapi juga dalam istilah sehari-hari seperti di
bidang moral, agama dan lain sebagainya.

Ludwig Binswanger merupakan seorang psikiatri yang lahir pada tanggal 13 April 1881, di Kreuzlinge.
Ia mendefinisikan analisis eksistensial sebagai analisis
fenomenologis tentang eksistensi manusia yang aktual. Tujuannya ialah
rekonstruksi dunia pengalaman batin.
Jean Paul Sartre sebagai seorang filosof dan penulis Prancis mendefinisikan,
“Eksistensi kita mendahului esensi kita”, kita memiliki pilihan bagaimana kita ingin menjalani hidup
kita dan membentuk serta menentukan siapa diri kita. Esensi manusia adalah kebebasan manusia.
Dimana hal yang ada pada tiap diri manusia membedakan kita dari apapun yang ada di alam
semesta ini. Kita sebagai manusia masing-masing telah memiliki “modal” yang beraneka ragam,
namun tetap memiliki kesamaan tugas untuk membentuk diri kita sendiri.
Berbeda dengan Binswanger, lebih menekankan kepada sifat-sifat yang melekat pada eksistensi
manusia itu sendiri. Selain itu hal lain yang dibicarakan oleh Boss adalah spasialitas eksistensi
(keterbukaan dan kejelasan merupakan spasialitas (tidak diartikan dalam jarak) yang sejati dalam
dunia manusia), temporalitas eksistensi (waktu (bukan jam) yang digunakan/dihabiskan, badan
(ruang lingkup badaniah dalam pemenuhan eksistensi manusia), eksistensi dalam manusia milik
bersama (manusia selalu berkoeksistensi atau tinggal bersama orang lain dalam dunia yang sama),
dan suasana hati atau penyesuaian (apa yang diamati dan direspon seseorang tergantung pada
suasana hati saat itu).
Dalam filsafat eksistensi, istilah existensi di artikan sebagai gerak hidup manusia kongkrit. Kata
eksistensi berasal dari bahasa latin ex-sistere ( exberarti keluar dan
tere berarti berdiri, tampil ) kata eksistensi diartikan manusia berdiri sendiri
dengan keluar dari dirinya. Dalam pengertian inilah eksistensi mengandung corak
yang dinamis. Dalam filsafat eksistensi, pengertian eksistensi digunakan un
tuk
menunjukkan cara benda yang unik dan has dari manusia yang berbeda dengan
benda
-
benda lainnya, kar
e
na hanya manusialah yang dapat
berada dalam arti yang
sebenar
nya di banding mahluk
-
mahluk atau benda
-
benda lain di dunia ini lebih
sepisik lagi eksistens
i lebih merujuk atau menunjuk pada manusia secara
individual artinya “individu yang ini” atau “individu yang itu” dan bersifat
kongkrit, kongkrit dalam arti bahwa manusia tidak dipormulasikan berdasar
rekayasa ide apstrak sfekulatif seseorang untuk menyata
kan depenisi manusia
secara umum.
Eksistensi bukanlah suatu yang sudah selesai, tapi suatu proses terus menerus
melalui tiga tahap, yaitu : dari tahap eksistensi estetis kemudian ke tahap etis, dan
selanjutnya melakukan lompatan ke tahap eksistensi relig
ius sebagai tujuan
akhir.

Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia
untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa
adalah contoh spesifik dari sistem tersebut.

Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli


 Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya adalah
ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi
sebagai alatnya.
 Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa
merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang
menyimpulkan suatu tujuan.
 Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002: 88)
bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang
atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.

 Menurut Mc. Carthy, bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan
kemampuan berpikir.
 Menurut William A. Haviland, Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan
menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang
berbicara dalam bahasa itu.
 Menurut Wibowo (2001), Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai
sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
 Menurut Keraf Smarapradhipa (2005), ia memberikan dua pengertian mengani bahasa,
yakni 1) menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia; 2) Bahasa adalah sistem komunikasi
yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
 Menurut Mackey (1986), bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage
may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu
sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan
dalam sistem-sistem.
 Menurut Walija (1996), bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk
menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
 Syamsuddin (1986), memberi dua pengertian terhadap istilah bahasa, 1) bahasa adalah
alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-
perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi; 2) bahasa adalah tanda
yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan
bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
 Menurut Pengabean (1981), bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan
melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
 Menurut Soejono (1983), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat
penting dalam hidup bersama.
 Menurut Bill Adams, bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu
dalam sebuah konteks inter-subjektif.
 Menurut Wittgenstein, bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami,
berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
 Menurut Plato, bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan
perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan
cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
 Menurut Block & Trager, bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka
dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
 Menurut Carrol, Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai
bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau
yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok
manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda,
peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.

Prawiradisastra (1973: 11) memberikan pengertian bahasa Jawa sebaagi berikut:

 Bahasa Jawa merupakan bahasa seorang ibu dan bapak daerah Jawa dalam
mendidik anaknya sejak lahir,
 Bahasa Jawa merupakan alat utama bagi bangsa Jawa (seperti bahasa daerah
lain bagi bangsa itu) dalam menyelenggarakan pendidikan budi pekerti, dasar
pembentukan manusia susila sendi kepribadian nasional,
 Bahasa Jawa merupakan bahasa pergaulan masyarakat Jawa (seperti juga
bahaasa daerah lalin untuk daerahnya) dalam hidup sehari-hari, sehingga segala
pengertian yang menuju kehidupan baru (dan masyarakat Indonesia) bagi yang
kebanyakan hanya dapat berlangsung melalui bahasa daerah itu.

Anda mungkin juga menyukai