Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman Manusia Berbicara dan Manusia Sebagai Makhluk Hidup

Manusia dan Masyarakat Indonesia


1. Mengapa kita mulai dengan berbicara?
Sejak zaman terdahulu, mengisyaratkan merupakan tindakan yang memiliki hubungan
dengan tanda, vokal, untuk mengemukakan pikiran dan perasaan tiap manusia. Berbicara ini
adalah perbuatan khusus untuk mengisyaratakan atau menyampaikan perasaan dan
pikirannya dengan cara membentuk suara-suara dengan perantara tuuuh yang disebut
Laryngo-buccal (pangkal tenggorokan dan mulut).
Dalam kehidupan sehari-hari kita telah terbiasa berbicara maupun mendengarkan orang
lain berbicara. Ketika kita kita sedang tidak mendengarkan apa-apa, teekadang kita selalu
berbicara dalam hati dan kegiatan ini tidak pernah berhenti kecuali saat istirahat. Hal tersebut
yang dikatakan sebagai bahasa batin. Bahasa batin ini secara alami menciptakan suatu
penolakan, pemikiran, renungan terhadap suatu hal secara tidak sengaja meski sedang tidak
fokus untuk dipikirkan. Penting sekali daya pikir-sistem nalar dan ilmu pengetahuan seperti
agama dan hukum sebagai semacam bahasa unutuk mengisyaratkan. Pilsuf selalu
menjadaikan daya bicara sebagai salah satu refleksi setiap manusia, karena berbicara ini
merupakan pengisian eksistensi manusia dan merupakan pemberi ciri khas pada manusia.
Menurut Santo Gregorious dari Nizza (abad keempat) dalam bukunya tentang penciptaan
manusia, manusia bissa berbicara dengan lidah dan mengisyaratkan dengan tangannya yang
berarti ini melebihi binatang. Sehingga beliau mengikuti ajaran Aristoteles. Menurutnya
kemampuan berbicara pada manusia merupakan lambang dan roh yang memungkinkan untuk
mengisyaratkan seluruh realitas. Beberapa sejarah maupunanggapan tokoh filsuf telah
membuka pikiran dan sejarah terbentuknya bahasa pada manusia, mulai dari filsuf Jerman
Ernst Cassirer yang beranggapan bahwa semua gerak manusia yang bersifat manusiawi
bersifat memberikan suatu arti. M. Merleau-Ponty yang menjelaskan bahwa bahasa bukan
hanya mengemukakan pikiran, namun juga membentuknya. Paul Ricoeur menyiptakan
bermacam lambang untuk mengutarakan pengalaman tentang kesalahan. S. Freud
menjelaskan manusia tidak hanya menjelaskan dirinya secara sadar dan sengaja dalam
menggunakan bermacam sistem tanda, namun juga mengemukakan dirinya tanpa
sepengetahuan, tidak sengaja dan tanpa kehendaknya. Jadi pada umumnya, terdapat tiga
keuntungan kita memulai filsafat tentang manusia yaitu berbicara yang dianggap tipe pada
perbuatan mengisyaratkan pada umumnya. Pertama, berbicara adalah suatu gejala yang

terang, kedua merupakan salah satu tema yang terpilih dan disukai oleh pemikiran
kontemporer dan akhirnya menggambarkan keseluruhan manusia.
2. Apa yang dimaksud dengan berbicara dan mengisyaratkan?
Kita mulai dari definisi tanda, segala realitas inderawi yang mengandung signifikasi.
Tanda adalah suatu kesatuan yang kompleks, terdiri dari satu unsur yang bersifat materil dan
matemateril, yaitu signifikasi yang bersatu padu pada material. Signifikasi atau artti adalah
sifat yang dimiliki oleh suatu realitas material.jadi tanda dalam struktur internnya terdiri dari
suatu unsur yang material dan suatu signifikasi serta bersifat relasional ata internasional.
Namun sebuah tanda bisa bersifat natural atau konvensional jika dikaitkan dengan sifat
kodrati mereka masing-masing. Seperti halnya asap, merupakan tanda natural dari api,
sebagaimana api merupakan tanda natural dari panas yang sangat tinggi. Apabila tanda hanya
memiliki satu artri maka disebut univok, dan jika memiliki beberapa arti disebut ekivok.
Percakapan adalah perbuatan yang menimbulkan kata-kata yang saling berangkai untuk
menghasilkan signifikasi global. Sebuah bahasa adalah kumpulan kata-kata dari
pengungkapan. Bahasa juga berarti bagaimana seseorang menggunakan bahasa itu. Bahasa
pada akhirnya adalah keseluuhan dari hukum-hukum umum yang merupakan unsur
pembentuk dari setiap bahasa. Jai pada dasarnya, berbicara atau mengisyaratkan merupakan
kegiatan dalam berbahasa, menggunakan tanda, simbol yang menghasilkan signifikasi.
3. Berbicara dan mengisyaratkan menunjukan kenunggulan manusia
Melalui pengamatan yang lama, para peneliti mempelajari apa saja hukum bahasa
binatang untuk dibandingkan dengan bahasa manusia. Pertama, bahasa binatang adalah suatu
hasil yang diberikan sejak lahir, bukan dari pelajaran yang berkembang sejalan dengan
perkembangan, sedangkan manusia memerlukan seseorang untuk mengajarinya berbicara.
Pada manusia, percakapan bukan hasil dari pengembangan fisik saj, namun juga hasil dari
pembelajaran secara manusiawi. Perbedaan lainnya adalah banyaknya macam bahasa
manusia yang mengaitkan dengan kreatifitas. Kreatifitas ini memberikan ciri khas manusiawi
oleh adanya banyak jenis bahasa manusia sebagai kemajuan ilmu pasti. Jika teriakan pada
hewan merupakan tanda yang tidak bisa diterjemahkan oleh basa lain, namun bahasa manusia
memiliki banyak jenisnya yang dapat diterjemahkan diseluruh bahasa lainnya.
Teriakan binatang merupakan pengungkapan terhadap perasaan yang tidak dapat ditahan,
namun dalam bahasa manusia, teriakan bukan berarti mereka tidak bisa menahan perasaan.
Manusia dapat lebih menahan diri dan menangguhkan tindakannya. Dengan demikian, kita
dapat menegaskan bahwa keunggulan itu bersifat esensial dan definitif, yang berarti
dimanusia terdapat kesanggupan-kesangguapan yang tdak dimiliki oleh binatang.

4. Perbuatan berbicara serta mengisyaratkan memperlihatkan kepada kita apa yang esensial
dalam kodrat manusia
Perbuatan berbicara mengharuskan kita mengakui bahwa ketika orang berbicara,
memiliki sejumlah karakter serta kecakapan yang langsung kita anggap kodrat manusia.
Makhluk yang berbicara dan mengisyaratkan harus memiliki sebuah kesatuan substansial di
bawah banyaknya perbuatan yang dilakukan.kita telah mengkonstatir bahwa suatu aspek
itimewa manusia adalah kemampuannya. Untuk memandang sesuatu secara ojektif, untuk
menahan reaksi yang pertaa, supaya dapat menilai hal-hal dalam dan untuk sirinya sendiri.
Kita dapat lihat dengan mudah bahwa orang yang berbicara memperlihatkan adanya
kemampuan untuk menerima dan untuk kreatif dengan demikian menunjukkan bahwa ia
adalah sesuatu yang hidup.berbicara dalam satu bahasa, berarti menciptakan hubunganhubungan yang banyak sekali, membuat sejumlah besar kontak, tukar-menukar gagasan serta
informasi tanpa henti.
Subyek yang berbicara serta mengisyaratkan dengan memperlihatan objektifitas,
menunjukkan bahwa ia mampu berpikir dan berkebebasan. Berbicara dan mengisyaratkan
ialah mengemukakan hal-hal sebaik mungkin menurut adanya mereka sendiri, dan tidak
hanya sebagaimana mereka nampak melalui ken=inginan serta kecemasan. Sesungguhnya
berbicara dan mengisyaratkan bukan hanya mengemukakan tapi juga membuktikan bahwa
kita adalah manusia. Itu merupakan penggunaan sinamisme yang terpenting dari kodrat
manusia. Jadi kita akan mempelajrai secara berturut-turut setiap kemampuan serta sifat umum
5. Kegiatan-kegiatan sebagai ciri khas makhluk hidup
Sebagai makhluk hidup, manusia memnang termasuk dalam kelompok besar yang
mengandung tumbuhan dan binatang. Aktivitas ahidup akan membuat kita lebih mengerti
bagaimana makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya berbeda secara
radikal denga mesin, meski mesin mampu melakukan tugas apapun. Pembeda pertama adalah
asimilasi. Makhluk hidup berkembang dari mengubah makanan menjadi substansi untuk
tubuhnya sendiri. Mesin juga sama halnya, namun tidak dilakukan secara materi. Kedua,
makhluk hidup dapat memperbaiki dan memulihkan luka-lukanya melalui substansi dirinya
sendiri. Ketiga, makhluk hidup mempunyai suatu kemampuan bereproduksi. Maka selalu
terdapat perbedaan yang radikal antara mesin dan makhluk hidup, khususnya antara mesin
dan manusia. Dan inilah yang dibuktikan langsung oleh sibernetika.
6. Kodrat makhluk hidup

Makhluk hidup merupakan makhluk yang secara esensial dapat menyempurnakan


hidupnya sendiri. Mereka memiliki kemampuan untuk bergera sendiri serta untuk tumbuh
dan mengembangkan dirinya. Karena manusia berfokus untuk menyempurnakan dirinya
sendiri (otoperfektif), maka makhluk hidup perlu memiliki satu kesatuan substansial. Oleh
karenanya, mereka secara fundamental identik dengan dirinya, dari kelahiran hingga
kematian. Kesatuan substansial ini adalah kesatuan yang dinamis dan yang menstrukturkan
pada setuap makhluk hidup yang memiliki energi primordial. Kesatuan substansial
seharusnya memiliki batas dan kesadaran dalam arti tertentu bahwa makhluk hidup hadir
pada dirinya sendiri.
Kesatuan substansial dan yang menstrukturkan paada makhluk hidup, membuat mereka
mencoba merealisasikan idenya yang menyangkut subjektifitas. Meskipun makhluk hidup
merupakan sesuatu yang bersifat satu secara substansial, namun itu bukan suatu realitas yang
sederhana. Dengan demikian, kita dapat simpulkan terdapat dua aspek atau dua unsur yang
esensial. Pertama adalah keseluruhan yang berorgan dan tersusun yang dinamakan badan.
Kesua adalah kesatuan substansial yang kita sebut jiwa. Pada akhirnya, definisi makhluk
hidup adalah suatu substansi natural yang terbentuk dari badan dan jiwa, dari keseluruhan
yang berorgan dan kesatuan fundamental, dari suatu struktur inderawi dan subjektifitas
metainderawi.
7. Jiwa makhluk hidup
Sebelum membahas mengenai jiwa, sebelumnya ita harus mengetahui mengenai konsep.
Konsepsi ini bersifat imajinatif dan hampir spontan dan terjadi di pengalaman nyata bahwa
seseorang yang tidak bernafas lagi seketika juga akan berhenti hidup. Namun konsep ini tidak
bisa menyatakan secara memuaskan, karena konsepsi ini tidak memainkan bagiamana napas
dan darah berperan dalam kesatuan substansial dan metainderawi. Napas memang bisa
melambangkan jiwa, naun tidak bisa disamkan dengannya. Setelah itu, ditemukan pemikiran
Yunani yang melihat jiwa bukan sebagai elemen, tetpi sebuah keseimbangn harmonis yang
sinergis. Cara kerja harmonis ini tidak dapat dianggap sebagai jiwa karena cara ini timbul dari
makhluk yang sudah tersusun, sedangkan jiwa merupakn unsur pertama dinamisme
primordial makhluk hidup. Plato mengajarkan mengenai jiwa dan badan yang dikenal dengan
dualisme. Namun sistem ini ditolak oleh Aristoteles. Badan dan jiwa merupakan dua unsur
metaindera dan metafisik. Ajaran Aristoteles itu tidak menerangkan secara lengkap misteri
kesatuan jiwa dan badan, namun dia menunjukkannya dengan lebih eksak daripada
materialisme dan dualisme.
8. Realitas jiwa

Pada zaman sekarang, kehidupan bisa dibuat di laboratorium. Hal ini emmbuktikan
bahwa makhluk hidup hanya tersusun dari unsur inderawi dan metafisik. Namun, akan selalu
ada perbedaan besar antara membuat jaringan yang elementer dan otonom yang bertindak
dari dna untuk dirinya sendiri. Badan hidup tidak bisa bersikap objektif semata-mata dan
tidak dapat direduksikan kepada apa yang bisa diobservasikan. Prinsip metainderawi yang
disebut interioritas, subjektifitas dan jiwa, jelas tidak bisa terdapat pada unsur-unsur yang
digunakan untuk membentuk suatu makhluk hidup.
9. Karakter spesifik badan manusia
Badan itu tidak berada di luar intimitas kita secara total dan juga tidak sama secara
sempurna dengan kekuatan kita yang paling dalam. . badan didefinisikan dnegan hubungan
erat dunia dan partisipasi dengan jiwa atau keakuan. Meskipun badan manusia memilik
persamaan dengan badan hewani, badna manusia jauh lebih sempurna. Ciri khasnya adalah
posisi tegak yang memudahkan aktifitas roh. Dilengkapi dengan oragan tubuh lainnya yang
terbilang smepiurna, manusia bisa melakukan apapun tanpa terbatas dalam hal mobilisasi.
Manusia juga memiliki sistem syaraf dan sebuah otak yang jauh lebih kompleks daripada
yang terdapat pada hewan.
Sistem-sistem yang menyusun badan manusia saling berhubungan erat dan memengaruhi
satu sama lain. Sistem-sistem itu berasal danri kesatuan substasial yang sama dan menjamin
pemeliharaan subjek yang sama pula. Meskipun badan tidak bisa direduksikan kepada
eksterioritas dan objektifitas, namun dia bukan hal yang paling dalam dari interioritas, juga
bukan yang paling radikal dan subjektifitas. Pada akhirnya, badan manusia tidak dapat
didefinisikan secara lain dari hubungan eratnya dengan dunia dan partisipasinya dnegan roh
partisipasi begitu erat sehingga badan dan roh membentuk suatu objek substansial yang
sekaligus terbenam dalam duia dan menguasainya.
10. Kesimpulan: makhluk hidp mengatasi kebertubuhannya
Makhluk yang tumbuh dikarakteristikan oleh dispresi, kepasifan, dan keterbatasan. Tetapi
makhluk hidup menguasai sampai batas tertentu ketidaksempurnaan itu. Dispersi ini berarti
makhluk hidup selalu berusaha untuk mempertahankan kesatuannya. Kesatuan ini yang
menyebabkan makhluk hidup berbeda adrai yang lain dan menjadi suat individu. Makhluk
hidup tidak menerima secara pasif dispersi itu. Sebaliknya dia berusaha mengarahkan dirinya
untuk sebanyak mungkin mengasimilasikan kesatuannya. Tak ada satu makhluk hidup yang
tersusun secara definitif. Sebagaimana badan makhluk hidup adalah organik secara esensial,
demikian pula eksistensinya berirama secara natural. Semua irama dalam tubuh saling
berintegerasi terus menerus mewujudkan dan melindungi kesatuan itu. Makhluk hidup

kelihatannya mengatasi kepasifan tubuh juga. Makhluk hidup telah merealisir kemajuan yang
penting sekali, jikalau dibandingkan dengan ketidaksempurnaan dan keterbatasan makhluk
yang bertumbuh saja. Makhluk hidup, seperti sudah kita katakan, otoperfektif.

Anda mungkin juga menyukai