B. Intra operatif
Premedikasi
- Hindari Penggunaan narkotik
- Dapat diberikan diazepam 0,1-0,2 mg/kgbb
per oral, midazolam 0,5-1 mg/kgbb atau
lorazepam 0,02-0,5 mg/kgbb
- Sebaiknya dilakukan dalam pengawasan
dokter anestesi ataupun dengan pemantauan
monitor
Monitoring
- Pemasangan monitoring rutin (EKG, SpO2,
dan tekanan darah non invasive)
- Pemasangan CVP perifer atau central (bila
kemungkinan terjadinya pendarahan yang
banyak atau kemungkinan terjadinya diabetes
insipidus)
- Pemasangan arteri line apabila
a. Operasi memiliki resiko terjadinya
perubahan tekanan darah yang cepat
b. Hipotensi kendali
c. Penyakit sertaan tertentu
-
Pemasangan kateter urine
Induksi
-
Posisikan pasien head up 300
-
Berikan oksigen 3L/menit selama 5 menit
-
Berikan narkotik analgetik (contoh Fentanil
1-3g/kgbb) secara perlahan selama 1 menit,
hindari terjadinya batuk
-
Pasien diberikan hipnotik sedative thiopental
2-5 mg/kgbb).
-
Setelah reflex bulu mata hilang kecuali bila
GCS < 9).
-
Kemudian dilakukan ventilasi dengan
oksigen 6L/menit dengan gas anestesi
(contoh : Sevoflurane 1,5 MAC atau
Isoflurane 1 MAC)
-
Setelah dipastikan pasien mampu untuk
dilakukan untuk ventilasi berikan sisa dari
pelumpuh otot (contoh: vecuronium 0.15
mg/kgbb, rocuronium 0.6 mg/kgbb atau
atracurium 0.5 mg/kgbb)
-
Berikan lidokain 1-1,5 mg/kgbb yang di
berikan 3 menit sebelum dilakukannya
intubasi.
-
Berikan setengah dosis ulangan hipnotik
sedative dari dosis induksi 30 detik sebelum
dilakukannya intubasi.
-
Tekanan darah non invasive mengukur
selama 1 menit induksi.
-
Dilakukan laringoskopi intubasi
-
Plester mata dengan menggunakan plester
kertas sebanyak 3 lapis yang terlebih dahulu
menggunakan salep mata.
-
Setelah selesai induksi dan pastikan posisi
pasien
-
Pastikan tidak adanya obstruksi vena
jugularis
-
Dilakukan pemasangan iv kateter nomor
besar, kateter urine dan GPV atau arteri line
bila diperlukan
-
Diberikan anestesi lokal bupivakain sebelum
dilakukan pemasangan head pin
-
Diberikan hipnotik sedative ( propofol atau
thiopenthal) secara kontinu
-
Diberikan pelumpuh otot secara intermiten
atau kontinyu
-
Diberikan osrnotik diuretik dan atau loop
diuretic pada saat dilakukan pengeboran
tulang
-
Pemberian kortikosteroid pada pasien tetap
dilanjutkan.
Rumatan
- Setelah dilakukan intubasi pasien di berikan
rumatan anestesi 02 - Air - sevoflurane tidak
lebih dari 1,5 MAC atau isoflurane tidak
lebih dari 1 MAC
- Diberikan hipnotik sedasi kontiyu (contoh:
propofol 50-150 g/kgbb/menit atau
Thiopenthal 1-3 mg/kgbb/jam)
- Pelumpuh otot diberikan secara kontiyu atau
secara berkala.
- Cairan rumatan dengan menggunakan NaCl
0,9% dan Ringer laktat dengan perbandingan
3:1
- Bila pasien mendapatkan osmotik diuretik
dan atau loop diuretik cairan pengganti
diberikan 1-1.5 cc/kgbbijam atau 2/3 dari
jumlah diuresis/jam.
C. Post operatif
Pasien di masukan ke ICU, bila pasien memenuhi
kriteria masuk ICU
Komplikasi
- Pasien dilakukan pemantauan tekanan darah,
pernafasan, nadi dan cairan drainase
perdarahan.
- Kemungkinan diabetes insipidus
- Perdarahan ulang (rebleeding) yang ditandai
dengan:
a. Penurunan kesadarah atau GCS
b. Pupil anisokor
c. Kejang
DOKUMEN - Catatan rekam medis
TERKAIT - Lembar informed consent
UNIT TERKAIT Dokter spesialis anestesi dan dokter spesialis Bedah Saraf