Kasus
Seorang gadis (F) berusia 11 tahun, duduk di kelas 5 SD swasta di daerah pinggiran Jakarta. F tergolong anak yang periang dan suka
bergaul. Namun, satu bulan terakhir anak F sering panas dan tampak lebih senang sendiri. Ibunda Ananda merasa khawatir akan
kesehatan anaknya, kemudian membawa ananda F berobat ke rumah sakit terdekat, sebabkondisi ananda F semakin parah. Ananda F
mengalami demam tinggi dan kejang. Betapa terkejutnya bahwa dari hasil pemeriksaan fisik dan forensic diketahui bahwa ananda F
mengalami jejas pada area anus dan kemaluan.
Data Umum:
-
Nama : F
Umur : 11 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Data Objektif:
-
Data Subjektif:
-
Diagnosis
Hipertermia
berhubungan
dengan trauma
Definisi
Tujuan/Kriteria Evaluasi
rentang
(NANDA
Wilkinson, 2011)
suhu
normal
dalam
kedinginan.
2. TIdak mengalami komplikasi
yang berhubungan
3. Tanda vital lain
denyutnadi,
pernapasan,
seperti
frekuensi
serta
tekanan
Tindakan Keperawatan
Intervensi
Rasional
Mandiri :
1. Suhu 38,9-41,1
1. Pantau suhu anak (derajat
menunjukkan proses
dan
pola);
perhatikan
penyakit infeksius akut.
menggigil/diaphoresis.
Menggigil sering
2. Pantau suhu lingkungan,
mendahului puncak suhu.
batasi/tambahkan
linen
tempat tidur, sesuai indikasi. 2. Suhu
3. Berikan kompres mandi
ruangan/
jumlah
alcohol.
mempertahankan
suhu
mendekati normal.
3. Dapat membantu
mengurangi demam.
Penggunaan air es dan
alcohol mungkin
menyebabkan kedinginan
dan peningkatan suhu
secara actual/ Selain itu,
alcohol membuat kulit
Kolaborasi
kering.
1. Berikan antipiretik
2. Berikan selimut pendingin
1.
2.
1.
Mengur
angi demam dengan aksi
2.
otak.
Nyeri
berhubungan
dengan jejas
pada anus dan
kemaluan.
ak menyatakan penurunan
dalam
usia).
2.
Pe
nampilan anak santai dan
tidak
menangis,
meringis,
merintih.
Hasil menurut NOC dalam
Delmars:
1. Kontrol Nyeri
administrasi analgesik
berbasis perkembangan
memberikan penilaian
beristirahat
dan
(sebutkan
tidur
frekuensi
ketidaknyamanan
dan
ketidaknyamanan anak.
2. Memberikan jaminan
bahwa nyeri akan
dikontrol terus menerus,
apakah anak mampu
mengekspresikan rasa
sakit.
untuk
yang
ditoleransi,
bantal
dengan tindakan
perlahan-lahan
lembut,
dengan
memberikan
pijatan punggung.
4. Memberikan mainan yang
familiar bagi anak untuk
menemaninya.
5. Mendukung
mekanisme
nonfarmakologis.
4. Mengurangi rasa takut dan
mendukung kenyamanan
anak.
5. Meningkatkan
kenyamanan anak,
mendukung kemampuan
dan
analgesik
menyesuaikan
sesuai
dengan
lampu,
pengambilan keputusan
tentang perawatan.
6. Menyediakan lingkungan
yang bebas dari
menghindari
kebisingan,
rangsangan yang
menjaga
kebersihan,
meningkatkan kecemasan
yang
mengganggu
untuk
meningkatkan
kenyamanan.
7. Menyediakan
strategi
nonfarmakologi
manajemen nyeri: mandi;
teknik
distraksi
musik,
(yaitu,
rasa kontrol.
dengan mengakui
hewan
peliharaan,
doa,
saja
untuk
Wilkinson, 2011)
3. Pulihnya
luka,
fisik,
psikologis
penganiayaan.
4. Pengendalian diri
ansietas
dan
akibat
terhadap
prihatin
hal
ini
terjadi
dan
pernyataan
membangkitkan
kesalahan anda.
1. Diskusikan dengan
ini
rasa
pernyataan-
dan
memvalidasi
harga
diri anak.
memberikan
atau
segera
pasca-
tertulis
referensi
selanjutnya
(misalnya
psikoterapi,
klinik
kesehatan
kelompok
masyarakat)
Kolaborasi
1. Dalam berkolaburasi dengan
untuk
jiwa,
pembela
bakar
mendapatkan
3.
K
eamanan anak merupakan
prioritas keperawatan. Foto
dapat digunakan sebagai
bukti
jika
tuntutan
dilakukan
Isolasi
Sosial
berhubungan
dengan persepsi
tentang
tidak
dapat
diterima
dalam
masyarakat atau
perilaku/nilainilai seksual
dalam
Mandiri
1. Beri
waktu
2. pasien
untuk
mungkin
mengalami
isolasi
dukungan
fisik.
3. Mengurangi perasaan
verbal,
perlakukaan
dengan
penuh
dan
dapat meningkat.
4. Jika pasien mendapat
memberi
penghargaan
menghormati perasaan
anak.
2. Hindari
bantuan
penggunaan
terdekat,
dari
orang
perasaan
tangan
akan berkurang.
jika
memungkinkan.
3. Identifikasi hubungan
dengan keluarga
Kolaborasi
1. Rujuk
padasumber
1. Adanya
system
sumber
seperti
pendukung mengurasi
pelayanan
social,
rasa terisolasi.
Referensi
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien. ed.3.
Jakarta:EGC
Wilknson M. Judith & Ahern. R. Nancy. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed.9. Jakarta: EGC