SKRIPSI
Oleh :
RINGKASAN
terkait pentastomiasis. Sekitar 70% host definitif dari pentastomida adalah reptil.
Parasit yang menyerang pada biawak adalah salah satunya pentastomida yang
berada dianterior tubuh dan memiliki uterus yang panjang. Pada pemeriksaan
berbentuk oval dan diantara mulut terdapat hook. Betina terdapat spermatheca
ABSTRACT
Monitor lizard (Varanus salvator) are animals that use their skin as handicraft,
meat fo consumption, and bile for traditional medicine. The purpose of this
research was to identify pentastomide worms found in monitor lizard taken from
monitor lizard in Tulangan, Sidoarjo. Thrity-eight monitor lizard were decropped
and their lungs were taken to be extracted and there were three positive sampels
obtained by pentastomide. The sampels was taken to the Parasitic Laboratory
Veterinary Medicine University of Airlangga to be stained with Semichen Acetic
Carmine. The result coloring extract obtained by infected paarasites is female
pentastomide. This pentastomid is female because it has a long oval shape, the
mouth forms an oval, between the mouth there are hooks, a tapered tail, and an
anal opening.
Keyword: Varanus salvator, pentastomide, Tulangan, Sidoarjo, parasite.
vi
Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah
pembimbing utama dan Bapak Moh. Sukmanadi., M.Kes, drh. Selaku dosen
pembimbing serta atas saran dan bimbingan kepada penulis hingga selesainya
Dr. E. Djoko Poetranto, MS., drh selaku ketua penguji, Dr. Kusnoto, drh.,
M.Si., selaku sekretaris penguji, Agus Sunarso, M.Sc., drh, selaku anggota
penguji.
Dr. Rahmi Sugihartuti, M.Kes., drh selaku dosen wali yang selama ini
dukungan untuk terus dapat berprestasi dan bermanfaat baik dalam prestasi
Seluruh bapak dan ibu dosen pengajar atas wawasan keilmuan serta
vii
Airlangga Surabaya.
Orang tua saya tercinta Edi Subroto dan Toening Goestiati yang selalu
memberikan semangat, motivasi, doa serta dukungan materi maupun non materi,
kakak penulis Ramadhani Kurniawan Subroto S.T., M.T. yang selalu memberi
Irfan Aditya, dan Mayreta Doti yang selalu mendukung serta memberi semangat,
dapat dijadikan referensi dan menambah pengetahuan bagi pembaca skripsi yang
memanfaatkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
HALAMAN IDENTITAS ...................................................................................... ii
RINGKASAN ......................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ............................................................. xiii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gambar cacing pentastomida ............................................................................ 5
2.2 Gambar Linguatula serrata ............................................................................... 6
2.3 Gambar Armillifer sp......................................................................................... 6
2.4 Gambar siklus hidup cacing pentastomida ........................................................ 8
2.5 Gambar anatomi dan organ pencernaan biawak ............................................. 11
3.1 Gambar Kerangka Operasional Penelitian ..................................................... 18
4.1 Gambar Predileksi Pentastomida pada paru-paru ........................................... 19
4.2 Gambar Makroskopik pentastomida ............................................................... 20
4.2 Gambar Bagian anterior Pentastomida............................................................ 20
4.2 Gambar Annuli ................................................................................................ 21
4.1 Gambar Spermatheca ...................................................................................... 21
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sampel Biawak Air ................................... 30
2. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 31
xii
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
negara Afrika, Malaysia, dan Timur Tengah dan beberapa dari Cina dan Amerika
Latin (Tappe and Büttner 2009; Chen et al. 2010). Kasus pentastomiasis telah
banyak dilaporkan diberbagai negara. Seperti kasus yang ditulis oleh (Cho et al,
2017), dilaporkan kasus pentastomiasis pada tulang kiri maksila pada pasien
kanker tiroid. Tappe, 2009 juga menulis terdapat manusia yang terkena
pentastomiasis pada organ viseral. Infeksi ini disebabkan oleh tertelannya telur
imfektif pentastomida kedalam tubuh manusia, selain itu juga disebabkan oleh
grandis, dan Porocephalus crotali. Kasus yang dilaporkan oleh Koehsler, 2011
penyakit ini berasal dari satwa liar khususnya reptil. Hal ini menjadi latar
terhadap parasit biawak air. Selain itu yang melatar belakangi penelitian ini
karena beberapa orang juga mengkonsumsi satwa liar salah satunya biawak,
seperti di daerah Sidoarjo adanya satu tempat khusus yang menjual daging biawak
masih sedikit. Sulitnya mencari referensi yang membahas mengenai parasit yang
1
SKRIPSI IDENTIFIKASI PARASIT PENTASTOMIDA... ANDHIKA Y. S.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
menginfeksi biawak air menjadikan zoonosis yang ditularkan oleh reptil menjadi
kurang diwaspadai.
pentastomida yang terdapat pada biawak air khususnya yang menyerang bagian
pentastomida yang terdapat pada biawak air siap konsumsi yang diperoleh dari
Beberapa jenis parasit cacing dan pentastomida yang terdapat pada reptil
bagian atas dari sistem respirasi hewan vertebrata (Paré 2008). Habitat utama
pentastomida umumnya kawasan tropis dan subtropis. Sekitar 70% host definitif
dari pentastomida host dari parasit untuk tumbuh dewasa adalah biawak, beberapa
spesies yang menginfeksi buaya dan kadal dan beberapa diketahui menginfeksi
amfibi khususnya katak dan kodok, kura-kura, burung, dan mamalia. Host
intermediet dari pentastomida adalah ikan, amfibi, kadal, ular, insekta, dan
mamalia beberapa spesies tampaknya memiliki direct life cycle. (Abele et al. 1989
and references therein, Riley and Henderson 1999 and references therein; Paré
system pernafasan, pencernaan, dan jarigan lunak seperti paru, rongga hidung, dan
kasus ini terjadi karena manusia menelan telur yang infektif dari pentastomida dan
masuk ke dalam tubuh manusia dan manusia menjadi host perantara bagi parasit
larva dari L. serrata dan manusia ini manjadi definitive host bagi parasit ini (K.C
Ma et al, 2002).
mengenai parait yang menginfeksi pada biawak air, membantu studi lanjutan
mengenai spesies parasit pada populasi biawak air yang hidup di Indonesia dan
dapat digunakan sebagai pembelajaran lebih lanjut mengenai spesies parasit yang
menyerang satwa liar yang tersebar di seluruh belahan Indonesia serta sebagai
informasi untuk dokter hewan satwa liar agar dilakukan pengobatan penyakit
2.1 Pentastomida
2.1.1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Athropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Maxillopoda
Subkelas : Pentastomida
2.1.1 Morfologi
pentastomida akan mirip dengan belatung. Ciri khas dari pentastomida yaitu
memiliki satu mulut namun memiliki dua pasang kait disekitar kepala mereka.
pada inang. Pada semua jenis pentastomida, betina lebih besar daripada jantan,
dengan fase dewasa ukuran tubuh mencapai 8 cm. Pada betina terdapat
4
SKRIPSI IDENTIFIKASI PARASIT PENTASTOMIDA... ANDHIKA Y. S.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
uterus panjang dan melingkar-lingkar pada seluruh bagian tubuhnya, genital pore
dan vagina terdapat pada posterior tubuh disekitar anus. Pada jantan
Cephalobaenida hanya memiliki satu testis dan satu seminal vesikel, sedangkan
berbentuk Y. Kopulasi pada betina hanya terjadi sekali ketika jantan dan betina
memiliki ukuran tubuh yang sama serta jarak antara spermatheca dan vagina tidak
terlalu jauh (Riley, 1983 dan 2001). Contoh lain spesies Pentastomida dapat
betina dewasa mengeluarkan telurnya ketika berada pada saluran pernafasan inang
definitif. Kemudian telur tersebut dikeluarkan melalui juluran lidah dan tertelan,
lalu keluar bersama feses. Telur pentastomida kemudian tertelan oleh inang
perantara yang biasanya adalah ikan, mamalia kecil, dan rodentia. Setelah telur
tertelan di dalam tubuh inang perantara, telur menetas menjadi nimfa. Nimfa
organ visera secara luas (endocyst), kemudian menjadi nimfa infektif. Pada fase
ini, nimfa pentastomida dapat menyebabkan infeksi viseral yang luas terhadap
inang perantara. Ketika inang perantara dikonsumsi oleh inang definitif, nimfa
definitif untuk tumbuh dewasa (Paré, 2008). Siklus hidup Pentastomida dapat
tersebut degenerasi setelah kira-kira dua tahun. Hanya pada pasien simptomatik
melakukan tindakan operasi (Lazo RF et al, 1999). Data untuk pengobatan secara
farmakologis sangat terbatas. Dalam suatau studi yang dilakukan oleh Haugerud
pada paru-paru inang tersebut tetap menjadi perhatian. Dengan itu pembedahan
akan tetap dilakukan untuk mengambil parasit yang mati didalam tubuh tersebut
sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Sauropsido
Ordo : Squamata
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
2.2.2 Morfologi
Bentuk sisik dorsal pada bagian kepala berbentuk segi lima, yang terdapat
pada bagian moncong lebih besar daripada bagian di pelipis. Bentuk sisik pada
bagian punggung berbentuk oval, ukurannya agak besar, bertekstur lunak, serta
menyebar secara merata. Sisik pada bagian perut agak kecil, berbentuk oval,
teksturnya lunak dan licin. Bentuk sisik sisik pada bagian ekor oval, ukurannya
Warna dan pola pada bagian kepada, badan, punggung, perut, dan ekor
dominan dengan warna hitam dan bintik-bintik kuning menyebar secara merata.
sama dengan warna badan. Bentuk lubang hidung bulat. Lebih dekat dengan
toglanus.
Bentuk ekor pipih, pada sisi bagian atasnya keras, sangat kokoh, dan
panjangnya melebihi dari panjang kepada dan badan. Perbedaan jenis kelamin
biawak terletak pada ada tidaknya hemipenis pada biawak saat dilakukan
sepasang hemipenis, tetapi hanya satu yang dimasukkan kedalam liang kloaka
yang melintang pada betina. Morfologi Biawak air (Varanus salvator) dapat
Gambar 2.5. Mahfud et al, 2016. Gambar anatomi biawak dan organ pencernaan biawak;
1. Lidah; 2. Esofagus; 3. Trakea; 4. Jantung; 5. Lambung; 6. Hati; 7. Duodenum; 8.
Yeyenum; 9. Ilium; 10. Usus besar; 11. Kloaka; 12. Testis; 13. Ginjal; 14. Hemipenis; 15.
Jaringan adiposa.
Pola aktivitas harian tiap individu pada kelas umur memiliki kecenderungan
frekuensi yang sama, Begitu pula pada tiap jenis kelamin, baik jantan maupun
betina, keduanya memiliki pola aktivitas yang tidak jauh berbeda. Kecenderungan
yang sama ini ditunjukkan pada aktivitas makan dan berjemur, sedangkan pada
aktivitas bergerak tertinggi dilakukan biawak anak. Pada biawak anak dan muda
sedangkan pada biawak dewasa baik jantan maupun betina lebih banyak bergerak
Pada kelas umur muda aktif bergerak untuk menjelajah dan mencari sumber
pakan yang kemudian dijadikan wilayah teritorinya nanti diusia dewasa. Pada
biawak dewasa jenis kelamin jantan, melakukan aktivitas bergerak untuk mencari
makan dan menjaga teritorinya dari biawak lainnya, sedangkan pada jenis kelamin
melakukan aktivitas bergerak, makan, atau berjemur dan dilakukan dengan tidur.
Pola istirahat yang stabil dilakukan oleh semua kelas adalah melakukan tidur di
siang dan malam hari. Periode aktif bergerak biawak dilakukan pada pagi dan sore
hari hal ini dilakukan selain untuk mencari makan, biawak bergerak untuk
menghindari ancaman dari biawak lainnya dan mencari tempat untuk beristirahat.
Aktivitas makan biawak dilakukan sepanjang hari dan frekuensi yang rendah.
Periode aktif makan lebih banyak dilakukan di pagi dan sore. Aktivitas sosial
biawak jarang terjadi, hal ini dikarenakan biawak merupakan satwa soliter yang
2.2.4 Makanan
Biawak air memangsa aneka serangga, ketam atau yuyu, berbagai jenis
katak, ikan, kadal, burung, serta mamalia kecil seperti tikus dan cecurut. Biawak
air juga memakan telur kura-kura, telur penyu atau telur buaya (Uyeda dan
Iskandar, 2014). Biawak air juga memakan seperti burung-burungan dan telurnya.
Selain pakan yang segar biawak air juga suka memakan makanan seperti bangkai
2.2.5 Habitat
Habitat adalah suatu daerah yang merupakan kawasan yang terdiri dari berbagai
komponen fisik, biotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai
tempat hidup dan berkembangbiak (Alikodra, 1990). Beberapa tipe habitat yang
disukai oleh biawak air untuk melakukan aktifitas hariannya terdiri dari hutan
rawa, hutan kelapa dan persarangan burung. Biawak yang melakukan aktifitas di
hutan rawa karena pada tipe ini habitat ini biawak lebih mudah menjumpai
mangsa yang sedang melakukan aktifitas makan dan minum. Pada habitat ini pula
dijumpai beberapa insek yang terbang dan berjalan ditepi perairan yang menjadi
untuk mengetahui Pentastomida pada paru-paru biawak air siap konsumsi yang
3.2 Sampel
Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah parasit yang
ditemukan pada biawak air yang siap konsumsi hasil tangkapan pengepul di
oleh pengepul.
2) Parasit : Parasit yang ditemukan pada biawak air dalam stadium dewasa.
14
SKRIPSI IDENTIFIKASI PARASIT PENTASTOMIDA... ANDHIKA Y. S.
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
Alat yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah alat-alat berupa alat bedah
minor (seperti pinset anatomis, pisau scalpel, gunting bedah), gunting, pot salep
Sampel dalam penelitian ini berupa biawak air yang akan dikonsumsi.
Setelah sampel telah melalui proses nekropsi, parasit yang ditemukan akan
dimasukkan ke dalam pot yang berisi larutan NaCl sebagai bahan pengawet
alat potong yang sesuai (scalpel, gunting, pisau), buatlah sebuah potongan di
sepanjang garis tengah ventral atau tepat pada garis perut dari lubang kloaka
sampai tepat di bawah mandibula. Vena terbesar pada bagian itu, yaitu vena
ventral abdominal, terletak tepat dibawah garis tengah ventral pada tubuh hewan
tersebut. Geser potongan sedikit ke kiri atau ke kanan menjauhi vena ini untuk
Paru-paru terletak di sebelah kanan dan kiri dari esofagus dan biasanya
berwarna merah muda. Jika euthanasia dilakukan menggunakan alat captive bolt,
maka paru-paru akan berubah warna menjadi merah gelap dan dapat ditemui
kongesti pada pembuluh darah. Palpasi harus dilakukan secara seksama untuk
potongan kecil dibuat untuk melihat apakah terdapat parasit atau eksudat pada
paru-paru. Ciri khas paru-paru yang sehat ditandai dengan bagian dalam paru-paru
menggunakan benang yang diikat tidak terlalu kencang pada bagian ujung kiri dan
kanan gelas obyek. Parasit direndam dalam larutan alkohol gliserin 5% selama 24
jam lalu dimasukkan kedalam alkohol 70% selama lima menit. Gelas obyek yang
berisi parasit dimasukkan ke dalam larutan carmine yang telah diencerkan dan
dibiarkan kering selama kurang lebih delapan jam bergantung pada tebal tipis
kutikula parasit. Parasit dilepas dari gelas obyek dan dimasukkan ke dalam
alkohol asam selama dua menit lalu ke dalam alkohol basa selama 20 menit.
dilakukan dengan mounting dalam larutan Hung’s I selama 20 menit lalu diambil
dan diletakkan pada object glass yang baru dan diteteskan larutan Hung’s II
secukupnya diatas cacing lalu ditutup dengan cover glass. Tahap terakhir dari
Data hasil identifikasi parasit cacing pada paru-paru biawak air yang
1.
Pentastomida ditemukan pada Pentastomida tidak Ditemukan
Paru-paru pada Paru-paru
2.
Identifikasi Pentastomida
Analisis Data
sampel yang positif terkena parasit Pentastomida, untuk daftar sampel dapat
dilihat pada lampiran 1. Predileksi Pentastomida pada paru-paru dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
cenderung transparan sehingga organ dalam tubuh akan tampak, pada bagian
daripada tubuhnya, datar pada bagian ventral, melengkung pada bagian dorsal dan
meruncing pada bagian ekor. Makroskopik petastomida dapat dilihat pada gambar
4.2.
19
untuk menempel pada jaringan paru-paru, terdapat mulut berbentuk oval yang
karena tubuh pentastomida yang berbentuk dorsal yang melengkung dan ventral
yang datar.
BAB 5 PEMBAHASAN
dinekropsi adalah biawak yang digunakan untuk konsumsi. Pengepul tidak hanya
ditemukan, pentastomida ini berjenis kelamin betina. Menurut Riley and Self
berbentuk ovoid kecil, diantara mulut terdapat hook, ekor meruncing, dan terdapat
lubang anus. Tubuh betina lebih besar daripada tubuh jantan (Paré, 2008). Pada
betina bentuk kepala globular lebih besar dari tubuhnya, terdapat lekukan leher,
dan badan yang berbentuk spiral, sedangkan pada jantan tubuhnya lebih
sederhana, lurus tanpa lekukan leher (Riley and Self, 1980). Bentukan spiral pada
anterior tubuhnya kemudian dari anterior hingga posterior terdapat uterus yang
panjang dan berlipat-lipat, dan pada posterior terdapat vagina dan anus dari
Pentastomida. Pada fase dewasa betina mempuyai spermatheca yang terletak pada
menyimpan sperma.
pada suatu spesimen. Pada ukuran keseluruhan panjang kait biasanya meningkat
22
Beberapa pentastomida memiliki kait yang pendek tetapi memiliki tubuh yang
Jenis makanan Varanus salvator adalah tikus, katak, ikan, dan kadal
(Sidik, 2006). Jenis makanan tersebut merupakan inang perantara dari cacing
reptil, sedangkan 10% sisanya adalah burung dan mamalia (Esslinger, 1962;
Sundar et al., 2015). Pentastomiasis pada reptil terjadi secara subklinis, meskipun
infeksi pentastomida dalam jumlah besar (Pare, 2008). Kematian inang biasanya
diketahui pada negara tropis (Chirstoffersen, 2013). Penyakit ini disebabkan oleh
(Leicontre, 2006).
seorang imigran dari Kazakhstan masuk ke dalam salah satu rumah sakit di
Jerman dengan gejala batuk yang terus menerus dan keringat di malam hari. Pada
pemeriksaan sel darah putih pasien dinyatakan normal, tetapi pada pemeriksaan
radiologi menggunakan X ray terdapat lesi pada bagian paru-paru. Untuk langkah
yang dilakukan selanjutnya ada penangan dengan cara thoracotomy. Pasien ini
ini disebabkan oleh nimfa dari beberapa spesies dari pentastomida. Jenis yang
setelah beberapa menit larva primer menetas dan menginvasi bagian dari viscera.
Setelah enkapitulasi oleh jaringan host, larva infektif segera berkembang (Tappe.
D et al, 2002).
Laporan telah diajukan juga dari negara Malaysia, China, dan Amerika Latin. Di
Eropa dan Amerika Utara, kasus pentastomiasis jarang terjadi pada imigran dan
wisatawan. Penyakit yang disebabkan oleh pentastomida ini susah untuk diketahui
dan membutuhkan waktu yang cukup lama agar mendapat diagnosa yang tepat
mengkonsumsi makanan yang tidak matang dan dapat terinfeksi dari kontak
cukup banyak, tetapi infeksi dari nimfa ini bersifat simpomatik dan didiagnosa
secara tidak sengaja ketika melakukan pemeriksaan X-ray dan melakukan operasi.
Gejala klinik dari pentastomiasis ini cukup banyak dan bervariasi, tergantung pada
terinfeksi oleh pentastomida antara lain adalah paru-paru, trakea, dan hati
Pentastomiasis dapat dicegah dengan cara menghindari air liur dari hewan
yang terinfeksi tersebut dan reptil yang menjadi bahan konsumsi agar dimasak
terjadi karena disebabkan oleh parasit yang mati. Melakukan operasi adalah jalan
6.1 Kesimpulan
2. Parasit yang ditemukan dalam fase dewasa dan berjenis kelamin betina.
mulut yang berbentuk ovoid kecil, diantara mulut terdapat hook, ekor
6.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Abele, L. G., Kim W., & Felgenhauer B. E. 1989. Molecular Evidence for
Inclusion of the Phylum Pentastomida in the Crustacea. Molecular Biology
and Evolution. 6, 685-691.
Alikodra H.S. 1990. Pengelolaan Satwa liar (I). Pusat Antar Universitas. Institut
Pertanian Bogor.
Chen, S., Liu Q., Zhang Y., Chen J., Li H., Chen Y., et al. 2010. Multi-host
Model-Based Identification of Armillifer agkistrodontis (Pentastomida), a
New Zoonotic Parasite from China. PLoS Neglected Tropical Diseases. 4(4),
e647.
Chomel BB, Belotto A, Meslin FXE. Wildlife, exotic pets, and emerging
zoonoses, Infect Dis. 2007;13:6-11.
Cho, E.S, Jung, S.W, Jung, H.D, Lee, I.Y, Yong, T.S, Jeong, S.J, and Kim, H.S.
2017. A Case of Pentastomiasis at the Left Maxilla Bone in a Patient with
Thyroid Cancer. Korean J Parasitol. 55(4):433-437.
Freedy, P., and Deny, A. I. 2006. Diversitas dan Ekologi Biawak di Pulau Pepaya
Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Irian Jaya Barat.
Jenkins, M., and Broad, S. 1994. „International Trade in Reptile Skins: A Review
and Analysis of the Main Consumer Markets, 1983-91. (TRAFFIC
International Cambridge).
27
Lazo RF, Hidalgo E, Lazo JE, Berneo A, Llaguno M, et al. 1999. Ocular
linguatuliasis in Ecuador: Case report and morphometric study of the larva of
Linguatula serrata. Am J Trop Med Hyg 60: 405-409.
Liu Q, Jia-Xu Chen, Peter Steinmann, Xiao-Nong Zhou. 2010. Multi-host Model-
Based Identification of Armillifer agkistrodontis (Pentastomida), a New
Zoonotic Parasite from China.
Nursahid, Rosek. 2004. Mengapa Satwa Liar Punah Pro Fauna Indonesia. Penerbit
Pro Fauna Ma, K.C, Qiu, M.H, and Rong, Y.L. 2002. Pathological
Differentiation of Suspected Cases of Pentatomiasis in China. Tro[ical
Medicine and International Health. 7(2):166-177.
Indonesia. Jakarta.
Shine, R., P.S. Harlow, J.S. Keogh, and Boeadi. 1996. Commercial Harvesting
of Giant Lizards: The Biology of Water Monitors Varanus salvator in
Southern Sumatra. Biological Conservation. 77(2-3):125-134.
Von Vaupel Klein, J.C., Charmantier – Daures, M, and Schram, F.R. 2015.
Treatise on Zoology – Anatomy, Taxonomy, Biology. Netherlands. Bill
Academy Publisher Leiden University. 5: 51-5
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Sampel Biawak Air
Kode Sampel Hasil Pemeriksaan
Subcutan Paru-paru
Sampel 1 - -
Sampel 2 - -
Sampel 3 - -
Sampel 4 - -
Sampel 5 - -
Sampel 6 - -
Sampel 7 - -
Sampel 8 - -
Sampel 9 - -
Sampel 10 - -
Sampel 11 - -
Sampel 12 - -
Sampel 13 - Positif
Sampel 14 - -
Sampel 15 - -
Sampel 16 - -
Sampel 17 - -
Sampel 18 - -
Sampel 19 - -
Sampel 20 - -
Sampel 21 - -
Sampel 22 - -
Sampel 23 - -
Sampel 24 - -
Sampel 25 - Positif
Sampel 26 - -
Sampel 27 - -
Sampel 28 - Positif
Sampel 29 - -
Sampel 30 - -
Sampel 31 - -
Sampel 32 - -
Sampel 33 - -
Sampel 34 - -
Sampel 35 - -
Sampel 36 - -
Sampel 37 - -
Sampel 38 - -
30