Anda di halaman 1dari 2

PROSES TERBENTUKNYA KELOMPOK SOSIAL

Manusia adalah makhluk sosial yang secara kodrati tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dengan kata lain,
manusia tidak mampu hidup apabila tidak bersama-sama dengan orang lain. Oleh karena itu, untuk
mencap kodrat kemanusiaannya, manusia harus membentuk dan mengembangkan hubungan sosial
dengan manusia lain. Setelah melakukan suatu hubungan atau interaksi, agar manusia dapat bertahan
(survive) maka mereka harus membentuk kelompok.

Lebih lanjut lagi, setelah manusia saling berinteraksi, tercipta pranata sosial yang dalam hal ini
menawarkan serangkaian aturan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagai contoh, untuk memenuhi
keperluan atas kesehatan keluarga, dibutuhkan pranata pengobatan. Pada masyarakat yang tradisional,
pengobatan masih dilakukan oleh pranata keluarga atau disembuhkan oleh cara-cara yang dikenal dan
dipercaya oleh anggota keluarga. Adapun pada masyarakat modern, pengobatan dapat dilakukan oleh
dokter di rumah sakit. Untuk mengelola kebutuhan pengembangan sistem pengobatan beserta segala
aspeknya, paramedis seperti dokter membentuk kelompok yang disebut Ikatan Dokter. Dengan
demikian, pada dasarnya kelompok sosial terbentuk atas dasar untuk memenuhi kebutuhan.

Suatu kelompok sosial dapat terbentuk apabila terdapat sedikitnya dua orang anggota (dyad) yang saling
berinteraksi dan memengaruhi. Dyad termasuk kelompok kecil atau small group karena hanya terdiri
dari dua orang. Anggota dyad saling berinteraksi secara intens dan intim. Karena sifatnya yang intens
dan intim, interaksi yang terjalin pun hanya terfokus pada mereka. Contoh dyad adalah pernikahan dan
dua orang yang berteman erat. Kelompok dyad dapat bubar apabila salah seorang mengundurkan diri.
Pada pernikahan, hal ini terjadi ketika terjadi perceraian. Adapun pada dua orang teman erat, apabila
keduanya bermusuhan dan tidak lagi berbicara satu sama lain.

Selain dyad, terdapat pula kelompok kecil yang disebut triad. Trad terdiri dan tiga orang yang saling
berinteraksi. Kelompok kecil seperti triad juga memiliki hubungan internal yang erat walau tidak seerat
hubungan dalam dyad. Dinamika pada triad berbeda dengan dyad. Jika satu orang mengundurkan diri,
kelompok dapat terus berjalan.

Ketika besarnya anggota kelompok meningkat, jumlah kemungkinan hubungan juga meningkat. Pada
sebuah kelompok yang terdiri dari tiga orang terdapat tiga kemungkinan hubungan, namun pada
kelompok yang terdin dan empat orang, terdapat enam kemungkinan hubungan.

Selain dyad dan triad, terdapat kelompok-kelompok dengan jumlah anggota yang lebih besar. Semakin
besar jumlah anggota suatu kelompok, keeratan atau keintiman antaranggota makin berkurang.
Kelompok yang makin besar membuat hubungan antaranggota cenderung formal, dan kemungkinan
munculnya suatu hierarki status pada anggota.

Seseorang dikatakan menjadi bagian dari suatu kelompok apabila berkumpul dengan para anggota dan
memiliki interaksi dengan anggota lain dan kelompok tersebut. Dengan demikian, tidak semua kelompok
orang yang berkumpul dapat dikatakan sebuah kelompok sosial. Sebagai contoh, orang-orang yang
sedang menunggu penerbangan di bandara tidak disebut sebagai kelompok sosial jika tidak melakukan
interaksi. Hal ini berbeda dengan para karyawan yang bekerja di bandara. Para karyawan tersebut dapat
dikatakan sebagai kelompok sosial karena mereka saling berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu
yang menjadi patokan terbentuknya kelompok sosial adalah adanya interaksi di antara anggota
kelompok.

Dalam kaitannya dengan proses pembentukan kelompok sosial, ada beberapa faktor yang dapat
menjadi penyebab pembentukan kelompok sosial, di antaranya sebagai berikut.

1. Kepentingan yang sama

Orang-orang membentuk kelompok sosial karena mempunyai kepentingan yang sama. Kelompok ini
disebut kelompok kepentingan. Kelompok kepentingan ini kadang-kadang disebut asosiasi, seperti
asosiasi seniman, asosiasi kaum buruh, asosiasi pengusaha kayu, asosiasi para advokat, dan sebagainya.

2. Pertalian darah atau keturunan yang sama

Sejak dulu, faktor keturunan merupakan dasar yang kuat bagi persatuan dan tali persaudaraan. Karena
itu, tidak jarang orang membentuk kelompok sosial pertama kali berdasarkan keturunan atau pertalian
darah. Di Indonesia, ada kelompok-kelompok keturunan etnis, seperti Batak, Minangkabau, Aceh, Jawa,
Sunda, Bugis, Maluku, Papua, India, Arab, dan sebagainya.

3. Daerah atau wilayah yang sama

Kesamaan daerah atau wilayah kadang-kadang dipakai sebagai dasar bagi pembentukan sebuah
kelompok. Pembentukan kelompok berdasarkan daerah yang sama terjadi karena orang-orang dari
daerah yang sama memiliki kebudayaan, bahasa, cara berpikir, dan dapat pula memiliki pola kerja yang
sama sehingga dengan mudah dapat memahami satu sama lain. Hal ini disebabkan oleh adanya
perasaan senasib dan sepenanggungan karena lingkungan tempat tinggal yang sama.

Terbentuknya kelompok sosial yang didasari oleh faktor-faktor tersebut menumbuhkan ragam dan jenis
kelompok. Terutama di negara Indonesia yang memiliki keragaman ras dan etnis yang terdapat dalam
berbagai wilayah dengan ciri khusus sehingga melahirkan keragaman budaya yang banyak membentuk
ragam kelompok sosial sesuai dengan karakternya masing-masing.

Sumber:

Mayati, Kun dan Juju Suryawati. 2017. Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Esis.

Anda mungkin juga menyukai