Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini
akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
Misalnya : kelompok arisan, kelompok seniman, kelompok olahragawan.
Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya
orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing
anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk
menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.
Misalnya : kelompok keturunan Arab, kelompok keturunan Cina
2. Faktor geografis
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak
geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan
bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk
kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan
menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya
kelompok pertemanan.
Misalnya : masyarakat yang tinggal di daerah Pantai membentuk kelompok nelayan
“Terbentuknya kelompok sosial dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu TIDAK
DISENGAJA (ALAMI), misalnya marga dalam sistem kekerabatan. SENGAJA
Misal persatuan sepakbola”
KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL BERDASARKAN SUDUT PANDANG
INDIVIDU
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengidentifikasikan diri kita sebagai anggota dari
kelompok A dan mengidentifikasikan orang lain sebagai kelompok B dimana kita tidak
termasuk dalam keanggotaannya. Pengidentifikasian ini bisa berdasarkan pekerjaan, jenis
kelamin, sekolah, agama, ataupun organisasi formal. Berdasarkan fakta inilah W.G
Summer membedakan kelompok sosial menjadi dua macam, yaitu in group (kelompok
dalam) dan out group (kelompok luar).
2. Out Group. Yaitu kelompok yang berada diluar keanggotaan seorang individu atau
kebalikan dari in group.
KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL
1. Kelompok Semu. Yaitu kelompok sosial yang terbentuk secara spontan, tidak
direncanakan, dan tidak terorganisir. Karena cara terbentuknya tersebut, diantara
anggotanya biasanya tidak terjadi interaksi secara terus menerus, tidak ada kesadaran
berkelompok, serta kehadirannya tidak konstan. Kelompok semu dibagi lagi menjadi
tiga, yaitu:
Publik. Publik bersifat lebih luas daripada kerumunan atau massa. Jika
kerumunan dan massa terbentuk dalam ruang dan waktu tertentu, maka publik
adalah masyarakat luas yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Publik terbentuk
karena ada perhatian yang sama yang disatukan oleh alat-alat komunikasi.
Contoh publik antara lain orang-orang pendengar siaran radio atau saluran
televisi tertentu.
2. Kelompok Nyata. Salah satu ciri khusus dari kelompok nyata adalah kehadirannya
selalu konstan. Robert Bierstedt mengklasifikasikan kelompok nyata menjadi empat
jenis, yaitu Kelompok Statistik (Statistical Group), Kelompok Kemasyarakatan (Societal
Group), Kelompok Sosial (Social Group), serta Kelompok Asosiasi (Associational
Group). Pengklasifikasian ini didasarkan atas ada tidaknya hubungan sosial,
komunikasi, kesadaran jenis, serta ada tidaknya organisasi formal dalam kelompok
sosial tersebut.
Kelompok Asosiasi. Dalam kelompok sosial jenis ini sudah dijumpai kesadaran
kelompok antar anggotanya, adanya saling komunikasi, dan adanya kepentingan
bersama yang hendak dicapai anggotanya. Antar anggota dalam kelompok ini
juga terikat dalam sebuah organisasi formal. Contoh kelompok asosiasi antara
lain organisasi-organisasi profesi seperti Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI), dan organisasi-organisasi politik formal lainnya.