Anda di halaman 1dari 2

C .

TUJUAN DAN DASAR PRAKTIKUM GARNISH

Tujuan praktikum garnish sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui teknik garnish


2. Untuk mengetahui macam-macam garnish
3. Untuk mengetahui sejarah singkat tentang garnish

Garnish sangat diperlukan untuk menghidangkan makanan. Dengan tampilan yang cantik orang akan
lebih tertarik untuk mencicipi suatu hidangan. Garnish merupakan hiasan yang umumnya dapat
dimakan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menunjang penampilan suatu hidangan.
Keterampilan membuat garnish tidak hanya dimiliki oleh mereka yang berbakar dibidang seni saja,
pada dasarnya semua orang bisa membuatnya sendiri. Tetapi dibutuhkan keterampilan, kesabaran,
dan ketekunan yang tinggi.

Syarat-syarat :

1. Bahan yang dipakai harus bahan yang segar, dapat dimakan. Tidak berulat dan bersih.
2. Harus mengetahui jenis makanan yang akan dihias, sehingga bahan yang akan dipakai sesuai
bahan yang akan dimasak.
3. Penggunaan warna yang mencolok dan menarik.
4. Alat-alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan agar hasilnya bagus dan rapi, indah, dan
mempesona.
5. Besar hiasan dan hidangan yang akan dihias harus seimbang dengan besar ruangan dan tahu
persis dimana hiasan itu akan diletakkan.
6. Makanan harus kelihatan menarik dan tekstur lebih baik.
7. Memberi variasi makanan yang memang, mempunyai warna yang kurang menarik agar lebih
terlihat menarik.

Fungsi – Fungsi Garnish

1. Agar makanan terlihat menarik


2. Membangkitkan selera makan seseorang yang memakan.
3. Menambah Rasa & Aroma yang Lezat.

Jenis- jenis Garnish

1. Simple Garnish, adalah garnish yang terdiri dari satu bahan atau lebih, biasanya terbuat dari
sayur-sayuran, cereal atau makanan-makanan yang sudah jadi, seperti crouton, bread, tart,
dan sebagainya.
2. Composite Garnish, adalah garnish yang terdiri dari bermacam-macam bahan sebagai hiasan
yang sesuai dengan makanan dasar. Bahan-bahan tersebut harus mempunyai perpaduan
rasa dan aroma dengan makanan pokok atau bahan satu dengan yang lainnya.

Bahan-bahan yang digunakan dibedakan menjadi 3 kelompok. Yang pertama adalah bahan pangan
biasanya seperti buah-buahan, sayuran, daun-daunan. Yang kedua bahan pangan tidak dapat
dimakan, elemen ini termasuk dalam bahan pangan, tetapi tidak sewajarnya jika dkonsumsi,
Biasanya elmen ini merupakan bahan pemberi rasa, aroma atau warna seperti daun pandan, batang
kayu manis, sere/seraii, kayu secang, dan sebagainya. Yang terakhir bagian dari bahan pangan tidak
dapat dimakan. Elemen yang dimaksud adalah bagian pangan seperti daun nanas, daun pisang, kulit
pepaya, kulit semangka, dan lain-lain. Bahan yang digunakan harus yang segar, tidak layu, tidak
terlalu tua, memiliki warna yang tidak pucat, mudah dibentuk, dan tidak berbau menyengat.

Peralatan yang digunakan pisau atau gunting tidak berkarat. Diantaranya, pisau tajam, pisau ukir,
gunting. Sedangkan alat perekat yakni tidak boleh menggunakan alat yang tidak bisa dimakan. Selain
itu talenan juga sangat diperlukan untuk memotong garnish. Memilih bentuk, warna dan tekstur
garnish harus disesuaikan dengan jenis hidangan yang akan digarnish, agar tidak meruak penampilan
serta rasa yang diberikan “garnish” tersebut.

Bahan yang segar berguna untuk meningkatkan masa simpan garnish. Garnish yang berasal dari
sayuran sebaiknya direndam beberapa saat dalam air es, hal ini bertujuan agar ukiran yang telah kita
buat atau bentuk akan merekah dan mekar, serta dapat membuat warna hiasan itu menjadi lebih
segar dan tampak hidup.

D. SEJARAH GARNISH

Kata garnish berasal dari Bahasa Perancis yang artinya hiasan hidangan. Garnish pada suatu
hidangan adalah untuk memberi daya tarik serta keindahan pada suatu hidangan tersebut.
Pengertian Garnish Garnish adalah hiasan yang digunakan untuk makanan maupun minuman yang
umumnya bisa dimakan dan dibuat sedemikian rupa sehingga menunjang penampilan suatu
hidangan, sekaligus menggugah selera makan seseorang. Di zaman modern, tujuan utama garnish
adalah visual, tetapi juga berfungsi untuk melengkapi atau kontras dengan rasa hidangan utama.
Hiasan dipandang sebagai sesuatu yang mewah, tetapi pada akhir tahun 1900-an sudah mulai dicap
norak. Dalam dunia seni masak memasak, faktor keindahan dan keserasian juga memegang peranan
penting. Sebenarnya, seni menghiasa hidangan dengan buah dan sayuran merupakan suatu warisan
dari leluhur kita. Misalnya, bentuk hiasan buah-buahan untuk sesaji di Pulau Bali dan gunung-
gunungan pada Sekaten di Yogyakarta. Garnish kadang-kadang menunjukan nama suatu tempat dari
mana makanan itu berasal. Atau menunjukan nama siapa yang sedang dipestakan. Misalnya,
singkatan nama pengantin yang diukur pada patung mentega sebagai salah satu hiasan yang indah.
Dalam perkembangannya garnish juga digunakan untuk hiasan pada meja, interior atau dekorasi di
dalam maupun di luar luaran pada saat acara-acara tertentu. Misalnya acara pernikahan, rapat,
pameran dan perayaan hari besar.

Referensi

Palupi, Tri. 2015. Teknik Dasar Art Food Craving: Teknik Dasar Mengukir Bentuk Flora & Fauna.
Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai