Disusun Oleh :
1. Didin Saefudin, ST.,M.T NIP : 19610916 199003 1 002
2. Cucun Wida Nurhaeti, ST., M.Eng NIP : 19620821 198503 2 001
3. Dr. Ir. Paula Santi Rudati, M.Si NIP : 19650917 199303 2 001
2. Penulis
a. Nama : Didin Saefudin, ST., MT
b. NIP : 19610916 199003 1 002
c. Pangkat / Golongan : Penata Muda/III-A
d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
e. Program Studi : Teknik Elektronika
f. Jurusan : Teknik Elektro
Penulis 2, Penulis 3,
Menyetujui,
Ketua Jurusan
i
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Istilah v
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
Deskripsi Mata Kuliah x
Petunjuk Penggunaan xi
Bab I KABEL DAN PENGHANTAR 1-1
1.1 Pengertian 1-1
1.2 Simbol 1-1
1.3 Tahanan Kabel 1-2
1.4 Konstruksi kabel 1-8
1.5 Ukuran kabel 1-9
1.6 Konstruksi PCB 1-10
1.7 Jenis Kabel 1-11
1.8 Kerugian Akibat pemakaian Kabel 1-13
1.9 Soal Latihan 1-14
Bab II SAKELAR 2-1
2.1 Pendahuluan 2-1
2.2 Simbol Sakelar 2-1
2.3 Fungsi Sakelar 2-2
2.4 Spesifikasi 2-5
2.5 Jenis Sakelar 2-6
2.6 Kerusakan yang diakibatkan Sakelar 2-12
Bab III 3 FUSE 3-1
3.1 Pendahuluan 3-1
3.2 Jenis dan Ukuran Fuse 3-1
3.3 Fuse Holder 3-3
3.4 Pengetesan 3-4
Bab IV RESISTOR
4.1 Pendahuluan 4-1
4.2 Spesifikasi 4-1
4.3 Nilai-Nilai Standar 4-3
4.4 Penulisan Nilai Resistor 4-4
4.4.1 Penulisan Langsung 4-4
4.4.2 Penulisan Dengan Kode Angka 4-4
4.4.1 Penulisan Dengan Kode Warna 4-5
4.5 Jenis-Jenis Resistor 4-9
4.5.1 Resistor Komposisi Karbon 4-9
4.5.2 Resistor Karbon Film 4-10
4.5.3 Resistor Metal Film 4-11
4.5.4 Resistor Wirewound 4-11
4.5.5 Resistor Array 4-12
4.6 Rangkaian Resistor 4-13
4.7 Latihan 4-15
Bab V RESISTOR VARIABEL 5-1
5.1 Pendahuluan 5-1
iii
5.2 Potensiometer 5-2
5.2.1 Fungsi Potensiometer 5-2
5.2.2 Potensiometer Karbon Jenis Putar 5-3
5.2.3 Potensiometer Wirewound 5-4
5.3 Trimmer Potensiometer (trimpot) 5-5
5.4 Hukum Perubahan 5-6
5.5 Latihan 5-8
Bab VI KAPASITOR
6.1 Pendahuluan 6-1
6.2 Karakteristik 6-4
6.2.1 Kapasitansi 6-4
6.2.2 Rangkaian Pengganti 6-6
6.2.3 Loss Factor 6-7
6.2.4 Resistansi Kebocoran 6-7
6.2.5 Tegangan Nominal 6-8
6.2.6 Toleransi 6-8
6.3 Spesifikasi 6-9
6.4 Pengelompokan Kapasitor 6-10
6.4.1 Kapasitor Mika 6-11
6.4.2 Kapasitor Keramik 6-12
6.4.3 Kapasitor Kertas 6-13
6.4.4 Kapasitor Plastik 6-13
6.4.5 Kapasitor Elektrolit 6-14
6.4.6 Kapasitor Variabel 6-16
6.4.7 Kapasitor Array 6-19
6.4.8 Rangkaian Kapasitor 6-20
6.4.9 Pemeriksaan Kapasitor 6-21
6.5 Latihan 6-23
Bab VII TRANSFORMATOR 7-1
7.1 Transformator 7-1
7.1.2 Fungsi Transformator 7-1
7.1.3 Karakteristik Transformator 7-7
7.1.3.1 Hubungan Dasar 7-7
7.1.3.2 Polaritas 7-8
7.1.3.3 Regulasi Tegangan 7-8
7.1.3.4 Tegangan Nominal 7-9
7.1.3.5 Arus Nominal 7-9
7.1.3.6 Faktor Daya 7-9
7.1.3.7 Efisiensi 7-9
7.1.4 Inti Transformator 7-10
7.2 Induktor 7-11
7.2.1 Pemakaian Induktor 7-11
7.2.2 Karakteristik Induktor 7-11
7.2.3 Konfigurasi Induktor 7-14
7.2.4 Spesifikasi Utama 7-16
7.2.5 Penulisan Induktansi 7-16
7.2.6 Contoh Beberapa Macam Kemasan Induktor 7-17
7.3 Latihan 7-18
Bab VIII BATERE 8-1
8.1 Pendahuluan 8-1
8.2 Karakteristik Batere 8-2
8.2.1 Kapasitas dan Rating Arus 8-3
8.2.2 Tahanan Dalam 8-3
8.2.3 Regulasi Tegangan 8-4
8.4 Jenis-Jenis Batere 8-6
iv
8.5 Batere Primer 8-7
8.5.1 Batere Leclanche ( Zn – MnO2 ) 8-7
8.5.2 Batere Magnesium ( Mg - MnO2 ) 8-8
8.5.3 Batere MnO2 – Alkalile 8-9
8.5.4 Sel Mercury 8-9
8.5.5 Sel Oksida Perak 8-10
8.6 Batere Sekunder 8-10
8.6.1 Batere Lead – Acid 8-10
8.6.2 Batere Nickel Cadmium (Nicad) 8-12
8.7 Spesifikasi 8-13
8.8 Latihan 8-14
Bab IX SEMIKONDUKTOR-DIODA
9.1 Pendahuluan 9-1
9.1.1 Struktur Atom Bahan 9-1
9.1.1.1 Atom Silikon 9-3
9.1.1.2 Kulit Elektron 9-4
9.2 Bahan Semikonduktor 9-5
9.2.1 Bahan Ekstrinsik Tipe N dan Tipe P 9-7
9.2.1.1 Bahan Tipe N 9-7
9.2.1.2 Bahan Tipe P 9-8
9.2.1.3 Elektron VS Hole 9-9
9.3 Dioda Semikonduktor 9-10
9.3.1 Dengan Catu Reverse 9-11
9.3.2 Dengan Catu Forward 9-11
9.3.3 Pengaruh Suhu pada Semikonduktor 9-13
9.4 Level Resistansi 9-13
9.5 Kapasitansi Transisi dan Difusi 9-14
9.6 Reverse Recovery Time 9-15
9.7 Rangkaian Exivalen Dioda 9-15
9.8 Data sheet Dioda 9-17
9.9 Testing Dioda 9-17
Bab X BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR (BJT)
10.1 Pendahuluan 10-1
10.1.1 Konstruksi Transistor 10-1
10.1.2 Kerja Transistor 10-2
10.1.3 Konfigurasi Common Base (CB) 10-3
10.1.4 Konfigurasi Common Emitter 10-5
10.1.5 Konfigurasi Comon Colletor 10-6
10.2 Batas Operasi Kerja 10-7
10.3 Data Sheet 10-8
10.4 Casing dan Identifikasi Transistor 10-10
10.5 Latihan
Bab XI FIELD EFFECT TRANSISTOR (FET)
11.1 Pendahuluan 11-1
11.2 Konstruksi Dasar FET 11-1
11.2.1 Tipe Kanal – N 11-2
11.2.2 Tipe Kanal – P 11-4
11.2.3 Karakteristik Transistor 11-5
11.3 Data Sheet JFET Tipe 2N5457 11-6
11.4 Case dan Identifikasi FET 11-6
11.5 Batas Kerja Daya 11-7
11.6 MOSFET
11.6.1 MOSFET Tipe Depletion Kanal – N 11-8
11.6.2 MOSFET Depletion Kanal – P 11-11
11.6.3 Data Sheet MOSFET Deplesi 2N3797 11-12
v
11.7 MOSFET Tipe ENHANCEMENT
11.7.1 MOSFET Enhancement Kanal – N 11-13
11.7.2 MOSFET Enhancement Kanal – P 11-16
11.7.3 Data Sheet MOSFET 2N4351 11-17
11.8 VMOS 11-18
11.9 CMOS 11-19
11.10 Latihan
Bab XII KOMPONEN PN DUA TERMINAL
12.1 ZENER 12-1
12.2 Light Emitting Diodes (LED) 12-5
12.3 Schottky Barrier 12-7
12.4 VARICAP 12-9
12.5 PHOTODIODA 12-11
12.6 PHOTOCONDUCTIVE CELL 12-13
12.7 IR-EMITTER 12-15
12.8 LIQUID CRYSTAL DISPLAY (LCD) 12-16
12.9 SOLAR CELL 12-17
12.10 DIODA TUNNEL (DIODA TEROWONGAN) 12-20
12.11 Latihan 12-22
Bab XIII KOMPONEN PNPN 4 TERMINAL
13.1 Pendahuluan 13-1
13.2 SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR) 13-1
13.2.1 Cara Kerja SCR 13-2
13.2.2 Konstruksi SCR dan Identifikasi Terminal 13-4
13.2.3 Aplikasi SCR 13-5
13.3 DIAC 13-6
13.4 TRIAC 13-7
13.5 Dioda Shockley’s 13-8
13.6 Silicon Controlled Switch (SCS) 13-9
13.7 GTO (Gate Turn Off) 13-11
13.8 LA-SCR (Light Activated SCR) 13-12
13.9 Latihan [?] 13-13
Bab XIV OP AMP 14-1
14.1 Pendahuluan 14-1
14.1.1 Konfigurasi 14-1
vi
DAFTAR TABEL
TABEL
Tabel 1.1 Simbol Kabel 1-1
Tabel 1.2 Daftar tahanan jenis dan koefisien temperatur berbagai logam 1-5
Tabel 1.3 Ukuran standar AWG 1-10
Tabel 1.4 Contoh jenis-jenis kabel 1-11
Tabel 1.5 Latihan 1 1-11
Tabel 2.1 Simbol Sakelar 2-1
Tabel 4.1 Angka-Angka Standar Resistor 4-3
Tabel 4.2 Kode warna resistor dengan tiga cincin warna 4-5
Tabel 4.3 Kode warna resistor dengan empat cincin warna 4-6
Tabel 4.4 Kode warna resistor dengan lima cincin warna
Tabel 5.1 Contoh beberapa jenis potensiometer 5-3
Tabel 5.2 Konstruksi trimmer potensiometer 5-5
Tabel 6.1 Permitivitas relatif bahan dielektrikum 6-3
Tabel 6.2 Simbol-simbol kapasitor 6-4
Tabel 6.3 Daftar kode warna pada kapasitor 6-6
Tabel 6.4 Tabel kode huruf tegangan nominal 6-8
Tabel 6.5 Nilai toleransi bahan dielektrikum 6-9
Tabel 6.6 Kode huruf nilai toleransi 6-9
Tabel 6.7 Spesifikasi kapasitor keramik 6-13
Tabel 6.8 Spesifikasi kapasitor elektrolit 6-16
Tabel 7.1 Tabel warna induktor 7-17
Tabel 12.1 Data zener 12-4
Tabel 12.2 Specifications: Ge 1N2939 12-21
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Visualisasi hubungan panjang dan luas penampang kabel 1-3
Gambar 1.2 Visualisasi hubungan antara stop kontak, kabel, dan lampu 1-3
Gambar 1.3 Gelombang elektromagn Diagram skema hubungan antara stop 1-4
kontak, kabel, dan lampu etik
Gambar 1.4 Ilustrasi perbedaan tahanan saat panas dan saat dingin 1-7
Gambar 1.5 Konstruksi kabel pejal dan serabut 1-8
Gambar 1.6 Konstruksi kabel coaxial 1-9
Gambar 1.7 Konstruksi kabel serat optik 1-9
Gambar 1.8 Printed Circuit Board 1-11
Gambar 2.1 Contoh penggunaan sakelar untuk membuka dan menutup 2-2
rangkaian
Gambar 2.2 Contoh penggunaan sakelar untuk memilih fungsi rangkaian 2-3
Gambar 2.3 Contoh penggunaan sakelar untuk fungsi trigger 2-4
Gambar 2.4 Contoh penggunaan sakelar untuk fungsi reset 2-4
Gambar 2.5 Contoh pemakaian sakelar untuk memasukan sinyal input 2-5
Gambar 2.6 Contoh bermacam-macam toggle switch 2-7
Gambar 2.7 Contoh bermacam-macam slide switch 2-7
Gambar 2.8 Contoh bermacam-macam push button switch 2-8
Gambar 2.9 Contoh Locked Illuminated Push Button Switch 2-8
Gambar 2.10 Contoh Interlocked Push Button Switch 2-9
Gambar 2.11 Contoh Rotary Switch 2-9
Gambar 2.12 Simbol relay 2-10
Gambar 2.13 Konstruksi relay 2-11
Gambar 2.14 Contoh macam-macam relay 2-11
Gambar 2.15 Salah satu contoh penggunaan relay 2-12
Gambar 2.16 Contoh rangkaian untuk mencegah spark 2-12
Gambar 2.17 Ilustrasi pencegahan bounce 2-13
Gambar 3.1 Simbol fuse 3-1
Gambar 3.2 Contoh fuse jenis fast acting 3-2
Gambar 3.3 Contoh fuse jenis slow blow 3-2
Gambar 3.4 Konstruksi fuse jenis blade 3-3
Gambar 3.5 Konstruksi fuse untuk keperluan instalasi 3-3
Gambar 3.6 Fuse holder 3-4
Gambar 3.7 Pengetesan fuse menggunakan voltmeter 3-4
Gambar 4.1 Simbol resistor 4-1
Gambar 4.2 Ukuran dimensi fisik resistor berdasarkan rating daya 4-2
Gambar 4.3 Resistor yang terbakar 4-3
Gambar 4.4 Contoh resistor dengan penulisan langsung 4-4
Gambar 4.5 Contoh resistor dengan empat cincin warna 4-6
Gambar 4.6 Contoh resistor dengan lima cincin warna 4-7
Gambar 4.7 Contoh konstruksi Resistor dengan enam cincin warna 4-8
Gambar 4.8 Cara pembacaan kode warna resistor 4-9
Gambar 4.9 Konstruksi dan contoh resistor komposisi karbon 4-10
Gambar 4.10 Konstruksi resistor karbon film 4-10
Gambar 4.11 Konstruksi resistor metal film 4-11
Gambar 4.12 Konstruksi dan contoh resistor wirewound 4-11
Gambar 4.13 Contoh pemasangan resistor wirewound pada heatsink 4-12
Gambar 4.14 Contoh resistor array dan kostruksinya 4-13
Gambar 4.15 Contoh rangkaian resistor seri dan rangkaiannya 4-13
Gambar 4.16 Rangkaian resistor seri n buah 4-13
Gambar 4.17 Tiga buah resistor terhubung seri 4-14
Gambar 4.18 Rangkaian resistor paralel 4-14
Gambar 4.19 Tiga buah resistor terhubung pararalel 4-15
Gambar 4.20 Rangkaian resistor seri-paralel 4-15
Gambar 5.1 Konstruksi resistor variabel 5-1
viii
Gambar 5.2 Rangkaian ekivalen resistor variabel 5-1
Gambar 5.3 Simbol potensiometer 5-2
Gambar 5.4 Contoh potensiometer 5-2
Gambar 5.5 Penggunaan potensiometer untuk mengatur tegangan jepit RL 5-3
Gambar 5.6 Contoh dan konstruksi potensiometer karbon jenis putar 5-3
Gambar 5.7 Simbol Trimpot 5-5
Gambar 5.8 Kurva perubahan linier 5-6
Gambar 5.9 Kurva logaritmik tangan kiri 5-7
Gambar 5.10 Kurva logaritmik tangan kanan 5-7
Gambar 5.11 Kurva perubahan Bi-log atau Kurva S 5-7
Gambar 5.12 Latihan 1 5-8zz
Gambar 5.13 Latihan 2 5-8
Gambar 5.14 Latihan 3 5-8
Gambar 5.15 Latihan 4 5-9
Gambar 6.1 Konstruksi dasar kapasitor 6-2
Gambar 6.2 Konstruksi dasar kapasitor yang digulung 6-2
Gambar 6.3 Contoh penulisan kapasitansi secara langsung 6-5
Gambar 6.4 Contoh penulisan kapasitansi dengan kode angka 6-5
Gambar 6.5 Contoh penulisan kapasitansi dengan kode warna 6-5
Gambar 6.6 Rangkaian pengganti kapasitor 6-6
Gambar 6.7 Penggambara loss factor pada kapasitor 6-7
Gambar 6.8 Diagram vektor 6-7
Gambar 6.9 Rangkaian resistansi kebocoran kapasitor 6-8
Gambar 6.10 Contoh penulisan spesifikasi kapasitor 6-10
Gambar 6.11 Contoh kapasitor variabel dan kapasitor trimmer 6-10
Gambar 6.12 Contoh kapasitor mika 6-12
Gambar 6.13 Contoh kapasitor keramik 6-12
Gambar 6.14 Contoh kapasitor pelastik 6-14
Gambar 6.15 Contoh kapasitor elektrolit aluminium 6-15
Gambar 6.16 Contoh kapasitor elektrolit tantalum 6-16
Gambar 6.17 Contoh kapasitor variabel 6-17
Gambar 6.18 Konstruksi kapasitor tuning 6-18
Gambar 6.19 Contoh kapasitor variabel tunggal dengan dielektrikum udara 6-18
Gambar 6.20 Contoh kapasitor array 6-19
Gambar 6.21 Konstruksi kapasitor array 6-20
Gambar 6.22 Rangkaian kapasitor secara seri 6-20
Gambar 6.23 Rangkaian empat buah kapasitor secara paralel 6-21
Gambar 6.24 Cara pengecekan kapasitor dengan ohm meter 6-22
Gambar 6.25 Rangkaian RC 6-23
Gambar 7.1 Konstruksi dasar transformator 7-1
Gambar 7.2 Prinsip dasar transformator daya 1 fasa 7-2
Gambar 7.3 Contoh transformator daya 1 fasa 7-2
Gambar 7.4 Contoh rangkaian penyearah dengan transformator 1 fasa 7-2
Gambar 7.5 Gambar skema transformator daya 2 fasa 7-3
Gambar 7.6 Contoh transformator daya 2 fasa 7-3
Gambar 7.7 Contoh rangkaian penyearah dengan transformator dua fasa 7-3
Gambar 7.8 Konstruksi dasar transformator 3 fasa 7-4
Gambar 7.9 Gambar skema lilitan delta dan Wye 7-4
Gambar 7.10 Bentuk gelombang lilitan sekunder pada transformator 3 fasa 7-4
Gambar 7.11 Contoh transformator 3 fasa 7-5
Gambar 7.12 Contoh gambar skema autotransformator 7-5
Gambar 7.13 Skema transformator isolasi 7-5
Gambar 7.14 Gambar skema transformator IT / OT 7-6
Gambar 7.15 Contoh aplikasi transformator IT dan OT 7-6
Gambar 7.16 Contoh transformator IT /OT 7-6
Gambar 7.17 Gambar skema hubungan dasar transformator 7-7
Gambar 7.18 Penunjukan polaritas transformator 7-8
Gambar 7.19 Rangkaian untuk menentukan induktansi L 7-12
Gambar 7.20 Konstruksi dasar sebuah induktor 7-12
Gambar 7.21 Mutual induktansi 7-13
ix
Gambar 7.22 Rangkaian ekivalen dan diagram vector dari suatu induktor 7-14
Gambar 7.23 Rangkaian induktor seri tanpa kopling mutual 7-14
Gambar 7.24 Rangkaian induktor seri dengan kopling mutual 7-15
Gambar 7.25 Rangkaian induktor paralel 7-16
Gambar 7.26 Cara membaca kode warna induktor 7-16
Gambar 7.27 Contoh kemasan induktor 7-17
Gambar 8.1 Operasi elektrokimia pada sebuah batere 8-1
Gambar 8.2 Pengaruh tahanan dalam batere 8-3
Gambar 8.3 Contoh rangkaian batere secara seri 8-5
Gambar 8.4 Contoh rangkaian batere secara paralel 8-5
Gambar 8.5 Contoh rangkaian batere secara seri-paralel 8-6
Gambar 8.6 Contoh batere primer 8-6
Gambar 8.7 Contoh batere sekunder 8-7
Gambar 8.8 Konstruksi batere primer kemasan silinder dan cakram 8-7
Gambar 8.9 Konstruksi batere leclanche 8-8
Gambar 8.10 Contoh batere alkaline 8-9
Gambar 8.11 Konstruksi sel merkuri 8-10
Gambar 8.12 Konstruksi sel oksida perak 8-10
Gambar 8.13 Konstruksi batere sekunder Lead-Acid 8-11
Gambar 8.14 Contoh batere nicad 8-12
Gambar 8.15 Tipe batere dengan bentuk silinder 8-13
Gambar 9.1 Struktur atom dengan elektron terluar 1 9-2
Gambar 9.2 Struktur atom dengan elektron terluar 7 (akseptor) 9-2
Gambar 9.3 Struktur atom campuran dengan elektron terluar saling melengkapi 9-2
Gambar 9.4 Struktur atom dengan elektron terluar 8, memiliki sifat isolator 9-2
Gambar 9.5 a. Struktur atom dengan elektron terluar 4, memiliki sifat 9-3
semikonduktor, b.struktur ikatan kristal silikon
Gambar 9.6 a. Contoh metal, b. Polished, c. Bahan yang dietch untuk 9-3
menunjukkan mikro kristal
Gambar 9.7 Struktur/Lintasan Elektron atom Silikon 9-4
Gambar 9.8 Unsur silikon yang dijelaskan dalam Tabel Periodik 9-5
Gambar 9.9 Level energi , a. Level pada sruktur atom, b. Jalur valensi dan 9-7
konduksi untuk isolator, semikonduktor dan konduktor
Gambar 9.10 Impurity antymoni pada bahan tipe N 9-8
Gambar 9.11 Pengaruh donor impuriti pada jalur energi 9-8
Gambar 9.12 Impuriti Boron pada bahan tipe P 9-8
Gambar 9.13 Struktur atom murni tanpa doping (a) dan dengan doping (b) 9-9
Gambar 9.14 Aliran hole vs elektron dalam struktur atom 9-9
Gambar 9.15 a. Bahan tipe N b. Bahan tipe P 9-10
Gambar 9.16 Pertemuan kedua bahan tipe N dan tipe P 9-10
Gambar 9.17 Dioda semikonduktor tanpa catu daya 9-10
Gambar 9.18 Dioda semikonduktor dengan catu daya reverse 9-11
Gambar 9.19 Dioda semikonduktor dengan catu daya forward 9-11
Gambar 9.20 Karakteristik Dioda semikonduktor dengan catu daya 9-12
Gambar 9.21 Karakteristik Dioda pada daerah potensial zener 9-12
Gambar 9.22 Perubahan Karakteristik Dioda terhadap perubahan suhu 9-13
Gambar 9.23 Menentukan resistansi DC berdasarkan titik kerja pada karakteristik 9-13
dioda
Gambar 9.24 Menentukan resistansi AC berdasarkan titik kerja pada karakteristik 9-14
dioda
Gambar 9.25 Hubungan kapasitansi transisi dan difusi dengan catu dioda silikon 9-15
Gambar 9.26 Pengaruh kapasitansi transisi dan difusi pada dioda semikonduktor 9-15
Gambar 9.27 Pengaruh kapasitansi transisi dan difusi pada dioda semikonduktor 9-16
Gambar 9.28 Rangkaian ekivalen dioda ideal 9-16
Gambar 9.29 Rangkaian ekivalen dioda sederhana 9-16
Gambar 9.30 Rangkaian ekivalen dioda 9-16
Gambar 9.31 Notasi dioda 9-16
Gambar 9.32 Gambar pictogram dioda 9-17
Gambar 10.1 Ketebalan bahan pada transistor tipe PNP dan tipe NPN 10-1
Gambar 10.2 a. Kerja transistor bagian Emiter Base b. Bagian Colektor Base 10-2
x
Gambar 10.3 Aliran pembawa muatan mayoritas dan minoritas pada transistor 10-2
PNP
Gambar 10.4 Konfigurasi Common Base a. PNP b. NPN 10-3
Gambar 10.5 Karakteristik input Common Base 10-3
Gambar 10.6 Karakteristik output Common Base 10-4
Gambar 10.7 Memahami model ekivalen yang dipakai untuk daerah base-emiter 10-5
Gambar 10.8 Konfigurasi Common Emiter a. NPN b. PNP 10-5
Gambar 10.9 a. Karakteristik output Common Emiter b. Karakteristik input CE 10-5
Gambar 10.10 Menentukan βDCdanβDC dari karakteristik kolektor 10-6
Gambar 10.11 Konfigurasi Common Kolektor a. PNP b. NPN 10-6
Gambar 10.12 CC yang dikonfigurasikan menjadi Emitter Follower 10-7
Gambar 10.13 Menentukan batas operasi kerja linier sebuah transistor 10-7
Gambar 10.14 Parameter transistor 2N4123 10-8
Gambar 10.15 Parameter transistor 10-9
Gambar 10.16 Jenis transistor 10-10
Gambar 10.17 Identifikasi terminal transistor 10-10
Gambar 10.18 Konstruksi internal transistor Fairchild 10-10
Gambar 10.19 Empat transistor silikon PNP tipe Q2T2905 dari Texas 10-11
Gambar 11.1 Gambaran fungsi transistor dan FET 11-1
Gambar 11.2 Konstruksi JFET 11-2
Gambar 11.3 Pencatuan JFET, VGS = 0 V untuk VDS > 0 V 11-2
Gambar 11.4 Pencatuan JFET, VGS = 0 V untuk VDS = VDD 11-2
Gambar 11.5 Penggunaan VGS < 0 V untuk VDS > 0 V 11-3
Gambar 11.6 Karakteristik JFET dengan IDSS = 8 mA dan Vp = 4 V 11-3
Gambar 11.7 Kanal – P JFET 11-4
Gambar 11.8 Karakteristik kanal-P JFET 11-4
Gambar 11.9 a, Simbol kanal-n. b. Simbol kanal- p JFET 11-5
Gambar 11.10 Karakteristik transfer dari karakteristik JFET 11-5
Gambar 11.11 Karakteristik transfer dengan persaman Shockley’s 11-6
Gambar 11.12 Casing dan terminal/identitas JFET 11-6
Gambar 11.13 Daerah kerja linier FET untuk amplifier 11-6
Gambar 11.14 Tiga kondisi karakteristik JFET 11-7
Gambar 11.15 Keterkaitan fungsi FET dan Transistor 11-7
Gambar 11.16 Konstruksi dasar MOSFET tipe deplesi kanal-n 11-8
Gambar 11.17 Kerja MOSFET dengan VGS = 0 Volt dengan VDD 11-9
Gambar 11.18 Karakteristik transfer drain untuk kanal –n MOSFET mode deplesi 11-9
Gambar 11.19 Reduksi elektron bebas saat gate diberi catu negatif 11-9
Gambar 11.20 MOSFET tipe depelsi dengan IDSS = 6 mA dan Vp = + 6 V 11-11
Gambar 11.21 a. Simbol MOSFET deplesi kanal-n dan b. Kanal- p 11-11
Gambar 11.22 Konstruksi dasar MOSFET Enhancement kanal- n 11-12
Gambar 11.23 Formasi kanal/saluran dalam MOSFET tipe Enhancement 11-13
Gambar 11.24 Perubahan pada kanal dan daerah deplesi dengan kenaikan level 11-14
VDS untuk nili VGS konstan/tertentu
Gambar 11.25 Karakteristik Drain sebuah MOSFET enhancement kanal-n untuk 11-14
VT = 2 V dan k = 0,278x 10-2 A/V2
Gambar 11.26 Sketsa karakteristik transfer dari karakteristik drain MOSFET 11-15
Enhancement kanal n
Gambar 11.27 MOSFET Enhancement kanal p dengan V T = 2 V dan k = 0,5x10 -3 11-15
A/V2
Gambar11.28 Simbol kanal-n dan kanal-p MOSFET Enhancement 11-15
Gambar 11.29 Konstruksi VMOS 11-16
Gambar 11.30 Konstruksi dan simbol VMOS 11-17
Gambar 11.31 CMOS dengan koneksi seperti ditunjukkan pada gambar 11.32 11-17
Gambar 11.32 Level resistansi relatif untuk Vi = 5 Volt 11-18
Gambar 12.1 Karakteristik kerja dioda zener 12-1
Gambar 12.2 Area zener (breakdown region) 12-2
Gambar 12.2 Beberapa nilai tegangan Zener 12-2
Gambar 12.3 Simbol dioda Zener didampingi dengan simbol dioda biasa 12-3
Gambar 12.4 Rangkaian pengganti dioda zener 12-3
Gambar 12.5 Karakteristik dioda zener dengan ekivalen pada setiap zona 12-3
xi
Gambar 12.6 Lembar data koefisien suhu impedansi dinamis terhadap arus zener 12-4
Gambar 12.7 Identifikasi terminal dan casing dioda zener 12-4
Gambar 12.8 Foto actual dari berbagai jenis dioda zener 12-5
Gambar 12.9 (a) proses elektroluminesens pada LED; (b) simbol LED 12-5
Gambar 12.10 Karakteristik LED 12-6
Gambar 12.11 Lampu LED Hewlett-Package 12-7
Gambar 12.12 Dioda Hot-carrier 12-7
Gambar 12.13 a. Karakteristik dioda Hot=Carrier b. simbol 12-8
Gambar 12.14 Rangkaian ekivalen dioda schotky 12-8
Gambar 12.15 Hubungan tegangan dan kapasitansi dalam varicap 12-9
Gambar 12.16 Rangkaian pengganti dan simbol varicap 12-9
Gambar 12.17 Karakteristik listrik varicap 12-10
Gambar 12.18 Rangkaian tuning dengan varicap 12-11
Gambar 12.19 a Struktur dan kerja dioda foto b. simbol 12-11
Gambar 12.20 Karakteristik foto dioda 12-12
Gambar 12.21 Hubungan respons spektral Si, Ge dan selenium dan kemampuan 12-12
mata manusia
Gambar 12.22 Photo diode 12-13
Gambar 12.23 23 a. Photoconductive cell (Courtesy International Rectifier 12-13
Corporation), b. Simbol
Gambar 12.24 Karakteristik Photoconductive cell (tipe Ge, B425) 12-13
Gambar 12.25 Regulator tegangan menggunakan hotoconductive cell 12-14
Gambar 12.26 Karakteristik photoconductive cell CdS Clairex 12-14
Gambar 12.27 Struktur IR-Emitter 12-15
Gambar 12.28 Fluks bercahaya berbanding arus dc 12-15
Gambar 12.29 Pola intensitas Khas bercahaya dari pemancar IR RCA dioda 12-15
Gambar 12.30 RCA IR-Emitter dioda 12-16
Gambar 12.31 Struktur LED saat tanpa catu 12-16
Gambar 12.32 Polarisasi vertikal dan horizontal 12-17
Gambar 12.33 a. Konstuksi dasar solar cell b. Tampak atas 12-17
Gambar 12.34 a. Hubungan arus hubungsingkat dan tegangan terbuka pada photo 12-18
Solar cell, b. VOC dan ISC terhadap cahaya pada solar cel
Gambar 12.35 Respon spectral dari Se, Si dan visible light 12-18
Gambar 12.36 Karakteristik listrik solar cell 12-19
Gambar 12.37 Susunan 4 cell dan karakteristiknya 12-19
Gambar 12.38 Karakteristik tipikal solar cell silikon dengan temperatur 30o C 12-20
Gambar 12.39 Karakteristik Dioda Terowongan 12-20
Gambar 12.40 Dioda Terowongan 12-21
Gambar 12.41 Konstruksi Tunnel diode 12-22
Gambar 13.1 SCR 13-1
Gambar 13.2 a. Struktur dasar npn dan pnp, dan b. Rangkaian padanannya 13-1
Gambar 13.3 Ilustrasi kerja SCR sebagai dua buah transistor npn dan pnp 13-2
Gambar 13.4 Kondisi SCR “ON” 13-3
Gambar 13.5 Interupsi arus Anoda 13-3
Gambar 13.6 Teknik komutasi 13-4
Gambar 13.7 Karakteristik SCR 13-4
Gambar 13.8 a. Difusi-Alloy SCR, b. Konstruksi SCR- thermal fatigue free 13-4
Gambar 13.9 Konstruksi casing dan identifikasi terminal 13-5
Gambar 13.10 Half-wave series static switch 13-5
Gambar 13.11 Kontrol fasa Half-wave variable resistance 13-6
Gambar 13.12 DIAC : a. Karakteristik, b. Simbol grafis dan struktur lapis 4 Diac 13-6
Gambar 13.13 Proximity detektor atau saklar sentuh 13-7
Gambar 13.14 Pengaruh elemen kapasitif pada perilaku rangkaian 13-4
Gambar 13.15 Triac 13-8
Gambar 13.16 Triac sebagai pengatur fasa 13-8
Gambar 13.17 Dioda Shockley 13-9
Gambar 13.18 Rangkaian triger SCR 13-9
Gambar 13.19 Silicon Controlled Switch (SCS) 13-10
Gambar 13.20 Teknik off SCS 13-10
Gambar 13.21 Silicon Controlled Switch (SCS) 13-11
xii
Gambar 13.22 Switch GTO 13-11
Gambar 13.23 GTO gigi gergaji generator 13-12
Gambar 13.24 LA-SCR 13-12
Gambar 13.25 LASCR 13-12
Gambar 14.1 Op Amp 14-1
Gambar 14.2 Konfigurasi double ended input 14-1
Gambar 14.3 Konfigurasi double ended output 14-2
Gambar 14.4 Operasi Common Mode 14-2
Gambar 14.5 Gambar dasar sebuah Op Amp 14-3
Gambar 14.6 Rangkaian ekivalen op Amp 14-3
Gambar 14.7 Rangkaian dasar konfigurasi Op Amp 14-3
Gambar 14.8 Rangkaian dasar konfigurasi Op Amp 14-4
Gambar 14.9 Virtual ground pada Op Amp 14-4
Gambar 15.1 Rangkaian komparator IC 311 dengan output relay 15-2
Gambar 15.2 network 4 level digunakan sebagai DAC 15-2
Gambar 15.3 DAC dengan R-2R ladder network 15-3
Gambar 15.4 Analog to Digital Convertion ADC, menggunakan metoda dual 15-4
slope
Gambar 15.5 ADC, menggunakan ladder network 15-4
Gambar 15.6 Rangkaian ekivalen/dalam IC 555 15-5
Gambar 15.7 Astable multivibrator menggunakan IC555 15-6
Gambar 15.8 Astable multivibrator 15-6
Gambar 15.9 IC555 sebagai one shot multivibrator 15-7
Gambar 15.10 Geneator Fungsi IC 556 15-8
Gambar 15.11 VCO dengan frekwensi modulasi input 15-8
xiii
DESKRIPSI MATA KULIAH
xiv