Anda di halaman 1dari 26

PRINSIP PRINSIP FISIKA PADA

PENDETEKSIAN 2
Komponen Sensor dan Transduser (KBEK1133-2/1 SKS)

Prodi d4 Elektronika, T. Elektro


Politeknik Negeri Bandung
Dr. Ir. Paula S. Rudati
Sms II, 2015/2016
Efek Piezoelektrik
■ Efek piezoelektrik adalah pembangkitan muatan listrik oleh bahan
kristal akibat tekanan. Efek ini terjadi pada kristal alamiah seperti
quartz/silika ( SiO2), material dengan kutub polaritas buatan

Efek piezoelektrik pada kristal silika


■ Untuk mendapatkan muatan listrik, suatu eletroda konduktif harus diberikan
pada kedua sisi yang berlawanan dari kristal (Gambar 3 10). Akibatnya sensor
piezoelektrik merupakan kapasitor dengan bahan dielektrik berupa kristal
piezoelektrik.

Sensor piezoelektrik dibuat dari elektroda


dan bahan kristal
■ Besarnya efek piezoelektrik pada bentuk sederhana dapat dinyatakan sebagai
polarisasi vektor sebagai berikut:

■ Dimana x, y, dan z mengacu pada sistem ortogonal konvensional yang


berhubungan dengan sumbu kristal.
■ Untuk tekanan axial, σ, dapat ditulis

■ Dimana konstanta dnn adalah koefisien piezoelektrik pada sumbu yang tegak
lurus dari kristal.
■ Dimensi koefisien tersebut adalah C/N (coulomb/newton) yang menyatakan
muatan per satuan gaya.
■ Untuk perhitungan yang lebih memuaskan, dua satuan tambahan diberikan yaitu
koefisien g yang didefinisikan sebagai pembagian dari koefisien dmn yang
berhubungan terhadap nilai konstanta dielektrik absolut.

■ Koefisien ini menyatakan gradien dari tegangan (medan listrik) yang ditimbulkan
oleh kristal per-satuan tekanan yang diberikan dengan dimensi:

■ Koefisien lain dinyatakan sebagai h adalah perkalian dari koefisen g dengan


modulus Young yang berkaitan dengan sumbu kristal. Dimensi dari koefisien h
adalah
■ Kristal peizoelektrik mengkonversi secara langsung energi mekanik ke
energi listrik. Efisiensi konversi dapat ditentukan dari koefisien
kopling kmn yang dinyatakan oleh

■ Koefisien k adalah karakteristik yang penting dalam aplikasi karena


efisiensi energi sangat penting.
■ Muatan yang dibangkitkan oleh kristal piezoelektrik adalah sebanding dengan
gaya yang diberikan, misalnya dalam arah x muatan yagn timbul adalah:

■ Karena kristal dan elektroda yang dideposisikan membentuk kapasitor dengan


kapasitansi C, tegangan V yang timbul pada elektroda adalah:

■ Berdasarkan rumus dasar kapasitansi dapat diperoleh nilai kapasitansi dari


luas permukaan a dan tebal kristal l sebagai berikut:

■ Dimana ε0 adalah konstanta permitivitas dan κ adalah konstanta dielektrik.


Tegangan keluaran dari komponen adalah:
Efek Pyroelektrik
■ Bahan pyroelektrik adalah bahan bersifat kristal yang mampu membangkitkan muatan
listrik dalam merespon aliran panas. Efek pyroelekttrik berhubungan sangat dekat dengan
efek piezoelektrik. Seperti halnya piezoelektrik, bahan pyroelektrik digunakan dalam
bentuk keping tipis atau film dengan deposisi elektroda pada kedua sisinya untuk
mengumpulkan panas yang diinduksikan muatan seperti ditunjukkan pada Gambar

Sensor pyroelektrik dengan dua


elektroda pada sisi kristal yang
berlawanan. Radiasi termal
diberikan melalui sumbu ketida
dari bagian bawah ke atas.
■ Sensor pyroelektrik pada dasarnya adalah kapasitor yang dapat diberi
muatan oleh innduksi fluks panas. Detektor ini tidak membutuhkan sinyal
eksitasi eksternal, melainkan hanya membutuhkan rangkaian antarmuka
untuk mengukur muatan. Komponen Pyroelektrik lebih merupakan deteksi
aliran-panas daripada detektor panas, karena untuk membangkitkan muatan
listrik diperlukan perubahan temperatur yang pada dasarnya membutuhkan
perpindahan panas. Komponen ini disebut juga sensor dinamik.

■ Saat ini dikenal lebih dari 1000 jenis bahan dengan polarisasi yang reversibel
dan disebut ferroelektrik kristal. Bahan yang penting dengan karakteristik ini
adalah triglycine sulfate (TGS) dan lithium tantalate (LiTaO3) Selain itu
ditemukan juga bahan piezoelektrik palstik yang juga memiliki sifat
pyroelektrik yaitu polyvinylfluoride (PVF) dan polyvinylidene fluoride (PVDF).
Bahan-bahan lain yang dikenal memeiliki sifat pyroelektrik adalah:
KDP(KH2PO4), ADP(NH4H2PO4), BaTiO3, PbTiO3, dan PZT (PbZrO3).
■ Terdapat beberapa mekanisme dimana perubahan temperatur
menghasilkan efek pyroelektrik. Pada efek pyroelektrik primer
perubahan temperatur menyebabkan pemendekan dan pemanjangan
dipole individual. Selain itu, juga mempengaruhi orientasi dipole yang
acak akibat adanya agitasi termal. Pada efek pyroelektrik sekunder
terdapat urutan proses sebagai berikut: radiasi termal-absorbsi
panas-tekanan yang diinduksi secara termal-muatan listrik.
■ Momen dipol,M, dari sensor pyroelektrik adalah:

■ Dimana µ adalah momen dipole per satuan volume, A adalah luas


sensor, dan h adalah ketebalan.
■ Muatan Qa yang diambil dari elektroda menimbulkan momen dipol
pada bahan sesuai persamaan:

■ Karena M harus sebanding dengan M0, maka:

■ Sebagai akibat adanya perubahan temperatur, terdapat perubahan


momen dipole yang menghasilkan induksi muatan. Absorbsi termal
berhubungan dengan perubahan dipole, sehingga µ harus
dipertimbangkan sebagai fungsi temperatur, Ta, dan kenaikan energi
termal, ΔW, yang diserap oleh bahan
■ Koneksi sensor pyroelektrik ke resistor Rb, yang menyatakan adanya resistansi bocor internal
atau kombinasi resistansi input dari rangkaian antar muka yang terhubung ke sensor
ditunjukkan pada Gambar 3 13. Rangkaian listrik ekuivalen dari sensor ditunjukkan juga pada
gambar. Rangkaian ekuivalen ini terdiri dari (1) sumber arus yang membangkitkan arus induksi
panas ,i, (2) kapasitansi sensor,C, dan (3) resistansi bocor, Rb

Sensor Pyroelektrik
adan rangkaian
ekuivalennya

■ Sinyal keluaran dari sensor pyroelektrik dapat berupa arus atau tegangan tergantung pada
aplikasinya. Sebagai kapasitor komponen, muatan pyroelektrik dikosongkan bila terhubung ke
resistor Rb. Arus listrik melalui resistor dan tegangan jatuh pada resistor dinyatakan dengan
muatan induksi-aliran-panas. Hal ini dapat dikarakterisasi sebagai dua koefisien pyroelektrik:
Dimana Ps adalah polarisasi spontan
Koefisien muatan pyroelektrik
(muatan listrik), E adalah kuat medan
listrik, dan T adalah temperatur
Koefisien tegangan pyroelektrik
(dalam Kelvin).
■ Kedua koefisien di atas dinyatakan dalam koefiesien permitivitas
elektrik (εr) dan koefisien permitivitas konstan (ε0) melalui
persamaan:

■ Karena polarisasi tergantung pada temperatur, maka kedua koefisien


pyroelektrik (Persamaan 3 42) juga merupakan fungsi temperatur.
■ Jika bahan pyroelektrik diekspose ke sumber panas, temperatur akan
meningkat dengan ΔT dan hubungan dengan muatan dan tegangan
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
■ Dengan memperhatikan bahwa kapasitansi sensor adalah:

■ diperoleh bahwa

■ Tampak bahwa tegangan puncak keluaran sebanding dengan


kenaikan temperatur sensor dan koefisien muatan pyroelektrik
namun berbanding terbalik dengan ketebalan.

■ Tugas: Beri contoh satu sensor/detektor (nama dan kode komponennya )


Pyroelectric dan aplikasinya, lihat pada salah satu datasheet
Efek Hall
■ Efek Hall ditemukan pertama kali tahun 1879 oleh E.H Hall dan saat ini
digunakan untuk mendeteksi medan magnet, posisi, dan perpindahan objek.
■ Efek ini didasari oleh interaksi antara perpindahan pembawa muatan listrik
dan prgeseran objek. Bila elektron bergerak melalui medan magnet, terdapat
daya sebagai berikut

■ Dimana q=1.6 X 10-19 C adalah muatan listrik, v adalah kecepatan elektron,


dan B adalah medan magnet. Notasi vektor (cetak tebal) indikasi bahwa arah
gaya dan amplitudanya tergantung pada hubungan ruang antara medan
magnet dan arah pergerakan elektron. Satuan B adalah 1 tesla =1
newton/(amperemeter)=104 gauss.
■ Diasumsikan bahwa elektron berpindah didalam suatu pelat konduktif yang
diletakkan dalam medan magnet B (Gambar 3 14). Pelat memiliki dua kontak
tambahan di sisi sebelah kiri dan kanan yang dihubungkan ke voltmeter

Akibat adanya medan magnet, gaya


defleksi menggeser elektron
bergerak ke samping kanan dari
pelat, yang mengakibatkan menjadi
lebih negatif dari sisi kiri. Hal ini
mengakibatkan arus listrik dan
medan magnet menghasilkan
perbedaan potensial Hall efek yang
tegak lurus (VH).

Sensor efek Hall. Medan magnet mendfleksikan prgerakan muatan listrik.


■ Sensitivitas secara keseluruhan tergantung koefisien Hall yang dapat
didefinisikan sebagai gradien potensial listrik tegak lurus per
intensitas medan magnet per satuan kerapatan arus. Berdasarkan
teori elektron-bebas logam, koefisien Hall diberikan oleh persamaan:

■ Dimana N jumlah elektron bebas per satuan volume dan c adalah


kecepatan cahaya. Tergantung pada struktur kristal bahan, muatan
listrik dapat berupa elektron (negatif) atau hole (positif). Hasilnya
adalah efek Hall dapat bersifat negatif dan positif.
Efek Seebeck dan Peltier
■ Efek Seebeck ditemukan padah tahun 1821 oleh Thomas Johan Seebeck ketika
mempelajari efek termal pada susunan galvanik dengan menghubungkan setengah
lingkaran bismut dan tembaga dekat sebuah kompas yang mengindikasikan
disturbansi magnetik seperti ditunjukkan pada Gambar 3 16. Percobaan Seebeck
ini diulang dengan kombinasi logam yang berbeda dan temperatur yang bervariasi,
tidak terkait dengan kuat medan magnet.

Gambar 3 16. (a) Percobaan Seebeck, (b) variasi temperratur sepanjang konduktor sebagai
sumber e.m.f. termoelektrik
■ Jika pada salah satu ujung konduktor diletakan pada tempat yang dingin dan ujung
lainnya pada tempat yang panas, energi dalam bentuk panas akan mengalir dari
bagian yang panas ke bagian yang dingin, Intensitas aliran panas sebanding
dengan konduktivitas panas konduktor. Gradien termal menimbulkan medan listrik
di dalam konduktor. Medan yang ditimbulkan dalam kenaikan tegangan dinyatakan
sebagai:

■ Dimana dT adalah perubahan temperatur pada panjang dx, dan αa adalah koefisien
Seebeck absolut.Jika bahan bersifat homogen, αa bukan merupakan fungsi dari
panjang dan persamaan menjadi

■ Persamaan di atas merupakan suatu ekspresi matematika prinsip dari efek


termoelektrik. Gambar b menunjukkan bahwa konduktor memiliki temperatur T
yang tidak homogen pada panjang x. Perbedaan temperatur antara suatu titik
sembarang menentukan gaya elektromotif (e.m.f) diantara kedua titik tersebut.
■ Gambar a memperlihatkan suatu rangkaian
listrik pengukuran sederhana dimana arus loop
dhasilkan. Pada loop ini ampermeter
dihubungkan seri dengan konduktor. Jika
lingkaran dibuat dari bahan yang sama, tidak
ada arus yang diamati walaupun temperatur di
sepanjang konduktor tidak homogen.bMedan
listrik pada lengan kiri dan kanan lingkaran
(loop) menghasilkanarus yang sebanding ia=ib,
yang saling meniadakan satu sama lain. Induksi
termal e.m.f. ada untuk setiap konduktor yang
tidak homogen secara termal, namun tidak
dapat diukur langsung.
■ Untuk Mengamati termoelektrisitas, adalah
penting untuk memiliki rangkaian yang terdiri
dari dua bahan yang berbeda, dan diukur
perbedaan dari sifat btermoelektriknya. Gambar
b menunjukkan bahwa lingkaran dari dua logam
yang berbeda menghasilkan arus bersih Δi=ia-
ib. Arus aktual tergantung pada banyak faktor
meliputi ukuran dan bentuk konduktor . Selain
itu, disamping arus, diukur tegangan jatuh pada Lingkaran termoelektrik (a) Sambungan
konduktor yang terbuka, tegangan hanya
tergantung pada bahan dan perbedaan logam yang identik menghasilkan arus bersih
temperatur, tidakt ergantung pada foaktor-faktor nol pada setiap perbedaan tempertur, (b)
lain. Perbedaan potensial yagn diinduksikan
dikenal sebagai potensial Seebeck. sambungan dari logam yang berbeda akan
menghasilkna arus bersih Δi.
Gelombang Suara
■ Ekspansi dan kompresi fisik dari suatu media (padat, cair, dan gas) dengan
frekuensi tertentu di kenal sebagai gelombang suara. Media berosilasi
searah propagasi gelombang, gelombang ini dikenal sebagai glombang
longitudinal.
■ Gelombang suara berkaitan dengan range pendengaran telinga manusia,
yaitu antara 20 s.d. 20.000 Hz. Gelombang mekanik longitudinal di bawah
20 Hz disebut gelombang infrasonik dan di atas 20.000 Hz dikenal sebagai
gelombang ultrasonik.
■ Pendeteksian gelombang infrasonik berkaitan dengan analisa struktur
bangunan, perkiraan gempa, dan sumber-sumber yang bersifat geometri.
Gelombang infrasonik dengan amplituda relatif besar tidak dapat terdengar
tetapi menimbulkan efek psikologi seperti panik, ketakutan dan sebagainya.
Gelombang audio diproduksi oleh sensor yang bervibrasi (senar musik),
vibrasi kolom udara (instrumen musik tiup), dan vibrasi keping (instrumen
perkusi, loudspeaker).
■ Bila suatu media dikompres, volumenya berubah dari V ke V-ΔV. Rasio
perubahan tekanan, Δp, terhadap perubahan relatif volume disebut
modulus bulk dari media elastis adalah

■ dimana ρ0 adalah kerapatan diluar zona kompresi dan v adalah


kecepatan suara dalam media. Kecepatan suara dapat didefinisikan
sebagai:

■ Dengan demikian, kecepatan suara tergantung pada sifat elastis (B)


dan inersia (ρ) dari media. Karena kedua variabel tersebut
merupakan fungsi temperatur, kecepatan suara tergantung pada
temperatur. Sifat ini membentuk operasi dasar dari termometer
akustik.
■ Untuk padatan, kecepatan longitudinal dapat didefinisikan dengan
modulus young E dan rasio Poisson v sebagai berikut:

■ Jika ditinjau propagasi gelombang suara dalam organ pipa, setiap


elemen kecil volume udara berosilasi terhadap posisi
kesetimbangannya. Untuk tone harmonik murni, perpindahan partikel
dari posisi kesetimbangan dapat dinyatakan oleh:

■ Dimana x adalah posisi kesetimbangan suatu partikel dan y adalah


pergeseran dari posisi kesetimbangan, ym adalah amplituda, dan λ
adalah pangjang gelombang.
■ Untuk suatu media ideal (tidak ada rugi-rugi), Z adalah real dan memiliki hubungan
dengan kecepatan gelombang sebagai:

■ Intensitas gelombang suara sebagai daya yang ditransfer per satuan luas. Intensitas
gelombang suara ini dapat dinyatakan dalam impedansi akustik:

■ Adalah umum untuk menspesifikasikan suara tidak dengan intensitas tetapi


dengan parameter β yang dikenal sebagai level suara dan didefinisikan mengacu
pada intensitas referensi I0 = 10-12 W/m2.

■ Amplituda I0 digunakan sebab menyatakan kemampuan terendah telinga manusia


untuk mendengarkan. Satuan dari β adalah decibel (dB). Jika I = I0, β=0
■ Level tekanan juga dinyatakan dalam desibel sebagai:

■ dimana ρ0=2X10-5 N/m2 (0,0002µbar)=2,9x10-9 psi. Contoh dari level suara


diberikan pada Tabel 3 1.
Berhubung respon telinga manusia tidak sama terhadap frekuensi, maka level
suara biasanya mengacu pada I0 senilai 1 kHz yang umumnya sensitif untuk
telinga manusia.

Level suara (β) mengacu ke Io pada 1000Hz


Sumber Suara dB Sumber Suara dB
Mesin roket pada ketinggian 50 m 200 Lalulintas yang padat 80
Bom Supersonik 160 Mobil pada jarak 5 m 75
Penekan Hidrolik 1 m 130 Mesin cuci piring 70
10-W Hi-Fi pengeras suara pada jarak 3 m 110 Percakapan pada jarak 1 m 60
Sepeda motor tanpa redaman 110 Kantor akuntan 50
Pita roll-n-roll 100 Jalanan kota tanpa kendaraan 30
Kereta bawah tanah pada jarak 5 m 100 Suara bisikan pada jarak 1 m 20
Drill pneumatik pada jarak 3 m 90 Gemerisik daun 10
Air terjun Niagara 85 Ambang batas pendengaran 0

Anda mungkin juga menyukai