Oleh :
Kelompok 3
2021/2022
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................................5
A. Definisi......................................................................................................................................5
B. Etiologi......................................................................................................................................5
C. Manifestasi klinis.......................................................................................................................5
D. Patofisiologi...............................................................................................................................6
E. Akibat Gizi Kurang Pada Proses Tubuh....................................................................................7
F. Klasifikasi..................................................................................................................................8
G. Insidensi...................................................................................................................................10
H. Pencegahan..............................................................................................................................10
BAB III........................................................................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beban Ganda Masalah Gizi sangat terkait dengan kemiskinan dan ketidakmerataan.
Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi selama tiga tahun terakhir telah meningkat dari 4,9%
pada 2015 ditargetkan menjadi 5,4% pada tahun 2018 dan jumlah orang miskin menurun
menjadi 26,58 juta pada tahun 2017 (Bappenas, 2018). Meskipun demikian, ketidakmerataan
yang lebar tetap terjadi. Kemiskinan terkonsentrasi di daerah pedesaan di mana 14,3%
penduduk hidup di bawah garis kemiskinan sedangkan 8,3% orang di daerah perkotaan.
Tingkat kemiskinan dicerminkan oleh tingkat kekurangan gizi dan pola konsumsi. Kurang
gizi serta asupan energi dan protein yang tidak memadai jauh lebih tinggi pada kelompok
kuintil kekayaan yang lebih rendah, serta di provinsi yang paling miskin dan terpencil,
dimana ketidakmerataan ini semakin meningkat. Sementara obesitas dan konsumsi makanan
tinggi kadar gula, garam, dan lemak lebih umum terjadi pada kelompok kekayaan yang lebih
tinggi. Untuk saat ini, hal ini dengan cepat akan menjadi masalah utama di antara kelompok
miskin. Bank Dunia telah memberitahukan bahwa untuk mencapai pertumbuhan yang lebih
cepat dan lebih inklusif, Indonesia perlu membelanjakan lebih baik dan lebih banyak di
daerah-daerah prioritas (World Bank, 2018). Hubungan sinergis antara kemiskinan dan gizi
berarti bahwa memprioritaskan gizi akan berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan,
sementara mengurangi kemiskinan akan berkontribusi pada perbaikan gizi.
Kematian akibat malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang
mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan
yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya
penyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan
nutrien oleh tubuh.
3
B. Tujuan
Tujuan dari pembahasaan makalah ini adalah untuk mengetahui serta memahami
malnutrisi, mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala, patofisiologi, insidensi, serta tata
laksana yang tepat.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
1. Penyebab langsung :
C. Manifestasi klinis
5
3. Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk
melawan infeksi)
4. Kulit yang kering dan bersisik
5. Gusi bengkak dan berdarah
6. Gigi yang membusuk
7. Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat
8. Berat badan kurang
9. Pertumbuhan yang lambat
10. Kelemahan pada otot
11. Perut kembung
12. Tulang yang mudah patah
13. Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh
D. Patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor.
Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh
sendiri (host), agent (kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet
(makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan.
6
E. Akibat Gizi Kurang Pada Proses Tubuh
Akibat kurang gizi pada proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kuarng.
Kekurangan gizisecara umum (makanan kurang dalam kalitas dan kuantitas) menyebabkan
gangguan pada proses :
1. Pertumbuhan
2. Produksi tenaga
3. Pertahanan tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi
berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada
anak-anak hal ini dapat membawa kematian.
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan
demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun.
Kekurang gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.
5. Perilaku
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukan perilaku tidak
tenang. Mereka muah tersinggung, cengeng, dan apatis.
Dari keterangan di atas tampak, bahwa gizi yang baikmerupakan model bagi
pengembangan sumberdaya manusia.
7
F. Klasifikasi
Kurang Energi Protein, secara umum dibedakan menjadi marasmus dan kwashiorkor.
1. Marasmus
Adalah suatu keadaan kekurangan kalori protein berat. Namun, lebih kekurangan
kalori daripada protein. Penyebab marasmus adalah sebagai berikut :
Adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah besar. Selain
itu, penderita juga mengalami kekurangan kalori. Penyebabnya adalah :
8
Obes I 25 – 29,9
Obes II ≥ 30
1. Anemia
Penyakit kurang darah yang paling umum disebabkan karena kurang gizi. Meski dapat
dipicu oleh banyak faktor, tapi salah satu alasan utama terjadinya anemia adalah defisiensi zat
besi dan vitamin B12. Penderitanya bisa mengalami sesak napas, kelelahan, pucat, dan gejala
lain yang menunjukkan rendahnya jumlah hemoglobin.
2. Gondok
3. Defisiensi Vitamin
9
f. Vitamin D. Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena kurangnya asupan
kalsium dan paparan sinar matahari. Gejala kekurangan vitamin D menyebabkan
pembentukan tulang terganggu, sehingga tulang menjadi sangat lunak seperti pada
osteomalacia maupun osteoporosis.
G. Insidensi
Program Lembaga Pangan Dunia (WFP) dalam penelitannya pada awal tahun 2008
menyebutkan jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13
juta. Meski data pemerintah yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari
secara resmi menyebutkan penderita gizi buruk hingga tahun 2007 mencapai angka 4,1 juta,
atau naik tiga kali lipat dibanding jumlah penderita yang sama di tahun 2005 yakni 1,67 juta
jiwa.
Hingga akhir April 2008, sejumlah bencana masih melanda berbagai daerah, musim
penghujan belum kunjung usai, angin puting beliung, banjir bandang dan longsor yang
melanda Jawa Tengah dan Jawa Timur dan badai elnina yang berefek pada ombak 4-6 meter
di sebagian wilayah laut Indonesia. Musibah ini mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan
lahan pertanian. Lahan pertanian yang sedianya menjadi sumber pangan bagi masyarakat,
kondisnya hancur, gagal panen (puso). Akibatnya masyarakat terancam kekurangan pangan.
H. Pencegahan
Sebagaimana yang ditulis oleh Leavell & Clark terdapat 5 tingkatan pencegahan
untuk diterapkan dan pencegahan dan penanggulangan masalah gizi. Konsep ini sangat
relevan, karena disetiap tingkatan digambarkan pula dengan contoh-contoh kegiatan
sebagaimana penjelasan berikut ini.
a) Peningkatan Kesehatan
Usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah :
1) Penyuluhan gizi yang intensif
2) Penggalakan ASI dan makanan tambahan untuk bayi/balita
3) Pemenuhan kebutuhan gizi sehari-hari
4) Standard mutu gizi yang terjamin
10
5) Perlindungan keselamatan makanan.
6) Pemberian makanan di sekolah-sekolah
7) Pemberian makanan pada buruh dipabrik/perusahaan
8) Pemenuhan kebutuhan pokok : makanan, air bersih, jamban, pakaian, perumahan dan
lain-lain.
b) Perlindungan Khusus (Specific Protection)
1) Perlindungan khusus terhadap : bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui
2) Fortifikasi bahan makanan (misalnya iodisasi garam)
3) Suplementasi zat gizi tertentu (misalnya pemberian kapsul vitamin A)
4) Immunisasi
5) Penggalakkan penggunaan ASI dan makanan tambahan untuk bayi dan balita
c) Diagnose dini, pengobatan cepat dan tepat (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
1) Penimbangan balita setiap bulan sekali
2) Survei gizi secara periodik
3) Pemeriksaan anthropometri, klinik, biokimia yang teratur
4) Pemberian Kapsul Vitamin A dosis tinggi pada anak dengan gejala xeropthalamia
5) Pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil dan ibu menyusui yang anemia
6) Larutan gula garam (oralit) pada anak yang diare Epidemiologi Gizi 53
2. Masa Pathogenesis :
BAB III
PENUTUP
11
A. Kesimpulan
B. Saran
Pemenuhan akan kebutuhan gizi dalam tubuh merupakan salah satu cara meminimalisir
terjadinya Malnutrisi. Cara itu dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan yang
mengandung empat sehat lima sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
12
Sediaoetama,A.D.1989.Ilmu Gizi.jil 2.Dian Rakyat : Jakarta.
http://dokterblog.wordpress.com/2009/05/19/malnutrisi/
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11150-malnutrisi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Malnutrisi
http://medicastore.com/artikel/284/Kenali_Tanda_dan_Gejala_Gizi_Buruk.html
http://my.opera.com/stoppenindasan/blog/penderita-gizi-buruk-di-indonesia-mencapai-13-
juta-ji
http://gizisehat.wordpress.com/2010/05/31/dukungan-nutrisi-pada-kasus-penyakit-dalam/
https://www.bappenas.go.id/index.php
13