Anda di halaman 1dari 44

BAB 27

*.;t;:'

il
Gongguqn Hoti , Kondung
,
,: : :!:r:

'$ E-mpedU|d0n Ponki qs


,t ll:rlaiji

li[l$,,. GIENDA N. LINDSETH

'i',11.1i$.1,

.r, ,,,iii, i

j.;fAn..i"s......'B..t:sn.RBAB:. PANKREATITIS, 503


Pankreatitis akut, 504
1- - -- -' -,,:,
i ;..ixiioMi''bnr',r Frstoloc r, 472
Pankreatitis kronis, 501
.|t:,,..'6;uii';i',.]ii ..'. KANKER H,ATI, K,qNDUNG EMPEDU, DAN
Kandung emp edu,477
PANKREAS,5OT
.: Pankre as,477

1',...f'lNlAuAN;472,r,',,. "
,, ;',,,;';.U,fi
DIACNOSTIK, 477. "'"'. ;,,,,,,
IKIERUS DAN METABOLISME BILIRU BI N, 48 1

Metabolisme bilirubin normal, 481


Mekanisme patofisiologi ikterik, 483
HEPATITIS VIRUS, 485 ANATOMI DAN FISIOLOGI
Etiologi dan epidemiologi, 48B
Patologi,491 Hati, saiuran empedu, dan pankreas berkembang dari
Gambaran klinis, 491 cabang usus depan fetus dalam suatu tempat yang
Komplikasi,4gl kelak menjadi duodenr.rm; ketiganya terkait erat
Pengobalan,4g2 dengan fisiologi pencernaan. Ketiga struktur ini
Pencegahan,4g2 dibicarakan bersamaan karena letak anatominya
SIROSIS HATI,493 berdekatan, fungsinya saling terkait, dan terdapat
Etiologi, patologi, dan patogenesis, 493 kesamaan kompleks gejala akibat gangguan ketiga
Cambaran klinis,495 .:]:: struktur ini.
Pengobatan dan kompl i kasi, 497
KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS, 502
. t Patologi,
502 Hati
Etiologi dan patogenesis, 502
Gambaran klinis, 502 Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-
Diagnosis dan pengobatan, 503 rata sekitar 1.500 gr atau2/oberat badan orang dewasa
normal (Cbr.27-7) . Hati merupakan organ lunak yang

472
Gonggucn Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 473

lentur dan tercetak oieh struktur sekitarnya. Hati pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama yaitu
memiliki permukaan superior yang cembung dan kanan dan kiri. Lobus ksnsn dibagi menjadi segmen
terletak di bawah kubah kanan diafragma dan seba- anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan
gian kubah kiri. Bagian bawah hati berbenbuk cekung yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dlbagi menjadi
dan rnerupakan atap dari ginjal kanan, iambung, segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis

DuKus hepatikus
kanan dan kiri

Lobus kiri

hepatikus
koledokus
DuKus Santorini
(duKus asesorius A

Kandung empedu
DuKus Wirsungi
DuKus

Sfingter Oddi

Kaput pankreas
Ampula Vateri

Papila duodenalis

V€na poda
Saluran empedu
interlobularis
Asinus pankreas
(eksokrin)

B c

(insulin) (glukagon)
Vena sublobularls Sel-sel pulau Langerhans

Gbt.27-1 A, Hati, kandung empedu, dan pankreas. B, Strukturmikroskopis unitfungsional hati (lobulus hati). C, Unitasinerpankreas
474 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

yang terlihat dari luar. Lig am en tum fal sifu rmis b e4alan kopis dan fungsional organ (Gbr. 27-1, B). Setiap lobu-
dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. lus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas
Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus, tersusun
kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang radial mengelilingi vena sentralis yang mengalirkan
melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamen- darah dari lobulus. Hati manusia memiliki maksimal
tum yang merupakan peritoneum membantu menyo- 100.000 lobulus. Di antara lempengan sel hati terdapat
kong hati. Di bawah peritoneum terdapat jaringan ikat kapiler-kapiler yang disebut sebagai sinusoid, yang
padat yang disebut sebagaiknpsula Glisson,yang meli- merupakan cabang vena porta dan arteria hepatika.
puti permukaan seluruh organ; bagian paling tebal Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel
kapsula ini terdapat pada porta hepatis, membentuk fagositik atau sel Kupffer. Sel Kupfer merupakan sistem
rangka untuk cabang vena porta, arteri hepatika, dan monosit-makrofag, dan fungsi utamanya adalah
saluran empedu. Portahepatis adalah fisura pada hati menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah.
tempat masuknya vena porta dan arteri hepatika serta Sejumlah 507o dari semua makrofag dalam hati adalah
tempat keluamya duktus hepatika. sel Kupffer; sehingga hati merupakan salah satu or-
gan penting dalam pertahanan melawan invasi bakteri
dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan
Struktur mikroskopis arteria hepatika yang melingkari bagian perifer lobu-
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struklur yang lus hati, juga terdapat saluran empedu. Saluran
disebut seba gai lobulus,yang merupakan unit mikros- empedu interlobular membentuk kapiler empedu yang

Vena hepatika
kanan dan kiri

Vena paraumbilikalis
(ligamentum teres hepatis

Vena esofagea

lienalis
Vena pankreatika

Vena mesenterika

Vena epigastrika

Vena hemoroidalis superior

Vena hemoroidalis inferior


Vena reKalis
media dan inferior

Gbr, 27-2 Sistem portal hepatik. Darah dibawa dari lambung, usus, limpa, dan pankreas ke dalam sinusoid hati. Vena hepatika
mengdlirkan darah ke vena kava inferior. Tempat anastomosis yang jelas antara sirkulasi hepatik dan sistemik adalah (1) melalui vena
esolagea (cabang portal) yang beranastomosis dengan vena azigos (cabang sistemik); (2) vena paraumbilikalis dalam ligamentum teres
hepatis berasal dari cabang kiri vena porta dan berhubungan dengan vena-vena superfisial dinding anterior abdomen (cabang sis_temik)
pada daerah umbilikus; (3) vena rektalis superior atau vena hemoroidalis (cabang portal) beranastomosis dengan vena rektalis media
dan inferior (cabang sistemik); (4) cabang-cabang portal yang menuju ke usus, pankreas, dan hati beranastomosis dengAn vena
diafragmatika, vena renalis, dan lumbalis (cabang sistemik tidak terlihat). Pada hipertensi portal dan penyakit hati kronis, darah dapat
mengalir balik dalam vena-vena ini dan akan dipirau ke sekitar hati melalui tempat-tempat anastomosis.
Gongguon Hoii, Kondung Empedu, don Pcnkrecs BAB 2z 475

sangat kecil yang disebut sebagai kansliktrli (tidak cadangan yang besar, dan hanya membutuhkan 10-
tampak), yang berjalan ditengah lempengan sel hati. 20% jaringan yang berfungsi untuk tetap bertahan.
Empedu yang dibentuk dalam hepatosit diekskresi ke Destruksi total atau pengangkatan hati menyebabkan
dalam tanalikuli yang bersdtu membenhrk saluran kematian dalam waktu kurang dari 10 jam. Hati
empedu yang makin lama makin besar hingga menjadi mempunyai kemampuan regenerasi yang mengagum-
duktus koledokus. kan. Pada kebanyakan kasus, pengangkatan sebagian
hati akan merangsang tumbuhnya hepatosit untuk
Sirkulasi mengganti sel yang sudah mati atau sakit. Proses
regenerasi akan lengkap dalam waktu 4 hingga 5
Hati memiliki dua sumber suplai darah-dari saluran minggu. Pada beberapa individu, massa hati normal
cema dan limpa melaltti uena porta hepatikn, dan dari akan pulih dalam waktu 6 bulan. Fenomena ini penting
aorta melalui arteria hepatikn. Sekitar sepertiga darah dalam transplantasi segmen hati.
yang masuk adalah darah arteria dan duapertiganya Tabel 27-1 memuat daftar fungsi utama hati.
adalah darah vena darivena porta. Volume total darah Pemahaman fungsi-fungsi ini merupakan prasyarat
yang melewati hati setiap menitnya adalah 1.500 ml untuk memahami patofisiologi hati.
dan dialirkan melalui aena hepatikn kanan dan kiri, Fungsi utama hati adalah membentuk dan meng-
yang selanjutnya bermuara pada vena kava inferior ekskresi empedu; salur an empedu mengangkut empedu
(Cbr.27-2). sedangkan kandung empedu menyimpan dan menge-
Vena porta bersifat unik karena terletak di antara luarkan empedu ke dalam usus halus sesuai kebu-
dua daerah kapiler, yang satu terletak dalam hati dan tuhan. Hati menyekresi sekitar 500 hingga 1000 ml
lainnya dalam saluran cema. Saat mencapai hati, vena empedu kuning setiap hari. Unsur utama empedu
porta bercabang-cabang yang menempel melingkari adalah air (97%), elektrolit, garam empedu, fosfolipid
lobulus hati. Cabang-cabang ini kemudian memper- (terutama lesitin), kolesterol, garam anorganik, dan
cabangkan vena-vena interlobularis yang berjalan di pigmen empedu (temtama bilirubin terkonjugasi).
antara lobulus-lobulus. Vena-vena ini selanjutnya Garnm empeda penting unbuk pencernaan dan absorpsi
membentuk sinusoid yang berjalan di antara lemak daiam usus halus. Setelah diolah oleh bakteri
lempengan hepatosit dan bermuara dalam vena dalam usus halus, sebagian besar garam empedd akan
senhalis, Vena sentralis dari beberapa lobulus bersatu direabsorpsi di ileum, mengalami resirkulasi ke hati,
membentuk vena sublobularis yang selanjutnya serta kembali dikonjugasi dan disekresi (lihat Bab 25).
menyatu dan membentuk vena hepatika (lihat Gbr. 27- Bilirubin (pigmen empedu) adalah hasil akhir meta-
1, B). Cabang-cabang terhalus arteria hepatika juga bolisme dan secara fisiologis tidak penting, namun
mengalirkan darahnya ke dalam sinusoid, sehingga merupakan pehrnjuk adanya penyakithati dan saluran
terjadi campuran darah arteri dari arteria hepatika dan empedu yang penting karena bilirubin cenderung
darah vena dari vena porta. Gbr. 27-2 melukiskan mewamai jaringan dan cairan yang kontak dengannya.
sumber aliran darah ke sistem portal; tekanan yang Metabolisme bilirubin normal dan ikterus sebagai tanda
meningkat dalam sistem ini adalah manifestasi lazim adanya penyakit akan dibicarakan dalam bab ini.
gangguan hati dengan akibat serius yang melibatkan Hati berperan penting dalam metaboiisme tiga
pembuluh-pembuluh tempat darah portal berasal. makronutrien yang dihantarkan oleh vena porta pasca-
Beberapa lokasi anastomosis portakaval memiliki arti absorpsi di usus. Bahan makanan tersebut adalah
klinis yang penting. Pada obstruksi aliran ke hati, karbohidrat, protein, dan lemak. Monosakarida dari
darah porta dapat dipirau ke sistem vena sistemik. usus halus diubah menjadi glikogen dan disimpan
Akibat hipertensi portal dan pemasangan pirau akan daiam hati (glikogenesis). Dari depot glikogen ini,
dibicarakan lebih mendalam dalam bab ini. glukosa dilepaskan secara konstan ke dalarn darah
@likogenolisis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Sebagian glukosa dimetabolisme dalam jaringan untuk
Fungsi hati
menghasilkan panas dan energi, sisanya diubah men-
Selain merupakan organ parenkim yang paling besar, jadi glikogen dan disimpan dalam jarihgan subkutan.
hati juga menduduki urutan pertama daiam hal Hati juga mampu mensintesis glukosa dari protein dan
jumlah, kerumitan, dan ragam fungsi. Hati sangat lemak (glukoneogenesls). Peranan hati dalam meta-
penting unbuk mempertahankan hidup dan berperan bolisme protein sangat penting untuk kelangsungan
dalam hampir setiap fungsi metabolik tubuh, dan hidup. Semua protein plasma (kecuali gama globulin)
terutama bertanggung jawab atas lebih dari 500 akti- disintesis oleh hati. Protein tersebut antara lain albu-
vitas berbeda. Untunglah, hati memiliki kapasitas min (diperlukan untuk mempertahankan tekanan
476 BAGIAN LIMA GANGGUAN SISTEM GASTROI NTESTINAL

I ,i:iiil'.1.-/ii I
;;ii| ii iL ...;=;ii ;;i,.; 1i11i1,11:'
f :1.'
i::r::::= :r::::rs;,;;* rlffiiLLL

,FungsiUtama Hali
:i,i..i..:. ". ,, r l
j.:::::::
li::\!:t:!.\::ri:: iir
Fungsi
! .*. ;. .fral;1,'ln@
.P''emtentut<an, dan :ekskresi
empedu
Metabolisme garam empedu Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorpsi lemak serta vitamin larut-lemak di
l:',:
dalam usus.
':::'r, ,: r
' Metanotisme pigmen!mpedu Bilirubin (pigmen empedu utama) merupakan hasil akhir metabolisme pemecahan eritrositr
t'' l. yang sudah tua; proses konjugasi berlangsung dalam hati dan diekskresi ke dalam
,, , ' empedu.
MetaOolisme karbohidrat Hati berperan penting dalam mempertananfan kadar glukosa darah normal dan menyedia-
Glikogenesis kan energi untuk tubuh. Karbohidrat disimpan dalam hati sebagai glikogen.
Glikogenolisis
Glukoneogenesis
Metabolisme protein Protein serum yang disintesis oleh hati adalah albumin serta globulln alfa dan beta,(gama:1,,
:-
Sintesis protein: :::,::, ,
globulin tidak).
,:::::r ::': :::: . .:r ', i: ,,:::::: Faktor pembekuan darah yang disintesis oleh hati adatah fibrinogen (t), protrombin (ll), dan
:':: ,, ,':' :::,,
faktor V. Vll, lX, dan X. Vitamin K merupakan kofaktor yang penting dalam sintesis
semua faktor ini kecuali faktor V.
Pembentukan urea Urea dibentuk semata-mata dalam hati dari amoniak (NHJ, yang kemudian diekskresi dalam
Penyimpanan protein (asam urine dan feses; NH, dibentuk dari deaminasi asam ariino dan kerja bakteii usus
' amino) terhadap asam amino.
Metabolisme lemak Hidrolisis irigliserida, kolesterol, fosfolipid, dan liproprotein (diabsorpsi dari usus) menjadi
Ketogenesis asam lemak dan gliserol
Sintesis kolesterol Hati memegang peranan utama dalam sintesis kolesterol, sebagian besar diek6kresi Oatam
Penimbunan Iemak empedu sebagai kolesterol atau asam kolat.

Penimbunan vitamin dan mineral Vitamin larullemak (A,D,E,K) disimpan dalam hati:juga vitamin B,r, tembaga, dan besi.

Metabolisme steroid Hati menginaktifkan dan menyekresi aldosteron, glukokortikoid, estrogen, progesteron, dan
testosteron.
Detoisifikasi Hati bertanggung jawab atas biotransformisi zat-zat berbahaya (misal, obat) menjadi zat-
zat yang tidak berbahaya yang kemudian diekskresi oleh ginjal.: ,,,:,:,

Gudang darah dan filtrasi Sinusoid hati merupakan depot darah yang mengalir kembali dari vena kava (gagal jantung
kanan); kerja fagosiiik sel Kupffer membuang bakteri dan debris dari darah.

osmotik koloid), protrombin, fibrinogen, dan faktor- dan fenol yang dihasilkan oleh kerja bakteri pada asam
faktor pembekuan lain. Selain itu, sebagian besar amirro dalam usus besar) danzat-zat eksogen (seperti
degradasi asam amino dimulai dalam hati melalui morfin, fenobarbital, dan obat-obat lain) didetoksifikasi
proses deaminnsi atau pembuangan gugrls amino dengan cara demikian. Bila memakan zat seperti etil
(NHr).Amonia (NH.) yang dilepaskan kemudian alkohol, sekitar 80% dimetaboiisme dalam hati.
disintesis menjadi urea dan diekskresi oleh ginjal dan Alkohol yang tersisa diabsorbsi dalam lambung atau
usus. Amonia (yang terbenbuk dalam usus akibat kerja diekskresi melalui ginjal, paru-paru, dan kulit. Alkohol
bakteri pada protein) juga diubah menjadi urea di diangkut ke hati dan dimetabolisme dalam proses dua-
dalam hati. iangkah yang melibatkan dehidrogenase alkohol.
Fungsi metabolisme hati yang lain adalah meta- Proses ini membentuk asetaldehid dan asetat. Sebagian
boiisme lemak; penimbunan vitamin, besi, dan asetat yang terbentuk bergabung dengan koenzim
tembaga; konjugasi dan ekskresi steroid adrenal dan untuk membentuk asetil KoA yang mengalami
gcr,ad, serta detoksifikasi sejumlah zat endogen dan biosintesis menjadi asam lemak dan dapat menyebab-
eksogen. Fungsi detoksifikasi sangat penting dan kan timbulnya penyakit perlemakan hati, stenosis
diiakukan oleh enzim hati melalui oksidasi, reduksi, hepatik, atau efek toksik pada sel dan fungsi hati.
hidrolisis, atau konjugasi zat-zat yang dapat berba- Penyalahgunaan alkohol selanjutnya dapat menye-
haya, dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisio- babkan peningkatan kadar asetaldehid dan terus
iogis tidak akttf . Zat-zal endogen (seperti indol, skatol, berlangsungnya cedera hati alkoholik. Perempuan
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BA B 27 477

tampaknya lebih mudah terkena cedera hati yang kaput, korpus, dan kauda (lihat Gbr. 27-1). Kaput ter-
diinduksi alkohol bila dibandingkan dengan laki-laki. letak pada bagian cekung duodenum, dan kauda
Akhirnya, hati berfungsi sebagai "gudang darah" menyentuhlimpa.
dan "p€fryaring" karena terletak strategis antara usus Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar yang mempunyai
sirkulasi umum. Pada gagal jantung kanan, hati fungsi sangat berbeda (lihat Gbr. 27-1., C). Sel-sel
membengkak secara pasif oleh banyaknya darah. Sel eksokrin yang berkelompok-kelompok disebut sebagai
Kupffer pada sinusoid menyaring bakteri dan bahan asini yangmenghasilkan unsur getah pankreas (lihat
berbahaya lain dari darah portal melalui fagositosis. Tabel 2s-1). Sel-sel adokrin atau pulau ktngerhnns meng-
hasilkan sekret endokrin, yaitu insulin dan glukagon
yang penting untuk metabolisme karbohidrat.
Kandung Empedu Pankreas merupakan kelenjar kompleks tubulo-al-
veolar. Secara keseluruhan, pankreas menyerupai
Kandung empedu merupakan kantong berongga
setangkai anggur. Cabang-cabangnya merupakan
berbentuk pir yang terletak tepat di bawah lobus kanan
saluran yang bermuara pada duktus pankreatikus
hati (lihat Gbr.27-1). Empedu yang disekresi secara
utama (duktus Wirsungi). Saluran-saluran kecil dari tiap
terus menerus oleh hati masuk ke saluran empedu
asinus mengosongkan isinya ke saluran utama.
yang kecil dalam hati. Saluran empedu yang kecil
Saluran utama berjalan di sepanjang kelenjar, sering
bersatu membentuk dua saluran lebih besar yang
bersatu dengan duktus koledokus pada ampula Vater
keluar dari permukaan bawah hati sebagai duktus
sebelum memasuki duodenum. Saluran tambahan
hepatikus kanctn dan kiri, yang segera bersatu
(yaitu duktus Santorini) sering ditemukan berjalan dari
membentuk duktus hepatikus kamunis. Duktus hepatikus
kaput pankreas masuk ke duodenum, sekitar 2,5 crn
bergabung dengan duktus sistikus membenh-rk duktus
(satu inci) di atas papila duodeni.
koledokus. Pada banyak orang, duktus koledokus
bersatu dengan duktus pankreatikus membentuk
arnpula Vateri (bagian duktus yang melebar pada
tempat menyafu) sebelum bermuara ke usus halus. TINJAUAN
Bagian terminal dari kedua saluran dan ampula
dikelilingi oleh serabut otot sirkular yang dikenal
Perubahan patologi penyakit hati, kandung empedu,
sebagaisfingter Oddi (lihat Gbr. 27-7, A, inset).
dan pankreas secara luas dapat dibagi dalam tiga jenis:
Fungsi utama kandung empedu adalah menyim-
peradnngan, fibrosis, dan neoplasma. F{epatrtis,
pan dan memekatkan empedu. Kandung empedu
kolesistitis, dan pankreatitis menunjukkan adanya
mampu menyimpan sekitar 40-60 ml empedu.
peradangan jaringan yang akut atau kronis. Batu
Empeduhati tidak dapat segera masuk ke duodenum;
empedu dan obstruksi saluran empedu sering dihu-
akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus, empedu
bungkan dengan kolesistitis dan pankreatitis.
masuk ke duktus. sistikus dan ke kandung empedu.
Perubahan fibrosis terjadi pada sirosis hati dan pada
Dalam kandung empedu, pembuluh limfe dan
peradangan kronis. Tumor primer hati, pankreas, atau
pembuluh darah mengabsorpsi air dan garam-garam
kandung empedu (jinak maupun ganas) jarang
anorganik, sehingga empedu dalam kandung empedu
ditemukan. Destruksi sel parenkim yang luas akibat
kira-kira 5 kali lebih pekat dibandingkan dengan
peradangan, fibrosis, neoplasma, atau obstruksi meng-
empedu hati. Secara berkala kancl.ung empedu
ganggu fungsi sekresi dan ekskresi. Ikterus (jaringan
mengosongkan isinya ke dalam duodenum melalui
hrbuh berwama kuning) merupakan gejala yang sering
kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi
ditemukan dan timbul akibat gangguan ekskresi bi-
sfingter Oddi. Hormon kolesistokinin (CCK) dilepas-
lirubin. Hipertensi portal, asites, varises esofagus, dan
kan dari sel duodenal akibat hasil pencernaan dari
ensefalopati hepatik adalah komplikasi sirosis dan
protein dan lipid, dan hal ini merangsang terjadinya
gagal hati lanjut yang sering terjadi.
kontraksi kandung empedu.

Pankr€as UJI DIAGNOSTIK


Pankreas merupakan organ yang panjang dan
ramping. Panjang sekitar 15 hingga 20 cm (6 hingga 8 Tabel27-2memuat daftar uji diagnostik yang paling
inci) dan lebarnya 3,8 cm (1,5 inci). Pankreas terletak sering digunakan unfr,rk mendeteksi adanya gangguan
retroperitoneal dan dibagi dalam 3 segmen utama: fungsi hati, kandung empedu, dan pankreas. Perlu
478 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

Uji Fungsi Hati, Empedu, dan Pankreas


\':4\-r
U-ii 4-, r: .,Nilai normal klinls
;\i . ;,. .

EKSKRESI EMPEDTJ Mengukui kemampuan hati untuk mengonju$asi dan mengekskresi,


: pigmen:empedu '

pilirubin serum direk 0,"1.Or3 mgl.dt Meningkat bi'a terjadi gangguan ekskresi bilirubin terkonjugasi
::,- ,{terkonjuga5ii, r ;:

;:,:::Silirubin serilm indirek (tidak 0l2jl7ms/dt Meningtat paOa:keadaan hemolitik dan sindrom Gilbert ::r,r r ,
terkonjugasi)
Bilirubin serum total 0f3:.1;0 mg/dl Bilirubin serum direk dan total meningkat pada penyakii ' : ,i,l
hepatoselular
',i3ili'rubin,urine ::,:::::.' .,,.r:, 0:: ,: gitirubin terkonjugasi diekskresi dalam urine bila kadarnya
meningkat dalam Serum, mengesankan adanya obstruksi pada
',:'rsel hati atrau saluran empedu. Urine berwarna coklat; bila:' ,::

, ,dikocok timbul busa berwarna kuning'(pemeriksaan sederhana ,

:
di bangsal).
Urobilinogen urine 1,0*3,5 mg/24 jam Berkurang pada gangguan ekskresi empedu. juga gangguan
hati,obstruksi empedu; atau peradangan; meningkat bila jumlah
yang dihasilkan melampaui kemampuan hati untuk mengekskresi
::::rL::::,: :':::::: : ''.:ll '::: i:',j, ' I ,.
:,:::::-:::: :::::::t ::::l:tr:: .::t:i. kemba sepert pada kterushemo tk ,, ,.
i::::::.::::r: ::::::.i,,::::::::: : r::
rtil i EI(Sf(RESI ffi
IiVIRNA,r.,, ..,'
Uli bersihan natrium Retensi,<5olo dalam 45 Laju bersihan sulfobromoftalein dari plasma yang diberikan secara
,:,,,, r:,, sulfobromoftalein'(BSP,:,:,
':,1ngt1,,-:,,,:,:',',:,': lV dilakukan untuk mengevaluasi fungsi hati; ekskresi
bromsullalein) bergantung pada fungsi sel hati,'duktus biliaris paten, dan aliran
darah hati. Uji BSP merupakan petunjukfungsi hati yang sangat
peka dan berguna untuk mendeteksi kerusakan dini sel hati dan
penyembuhan dari hepatitis infeksiosa, tetapi kadang
:' menimbulkan reaksi toksik sehingga uji ini jarang digunakan. ':,
::
METABOUSMEPBOTEIN
Protein serum total &-8 g/dl Sebagian:besar protein seium dan prolein $embekuan disintesis
,r Albumin serum ,,. , 3,2-5,5 ddl oleh hati, sehingga kadarnya menurun pada berbagai gangguan
:'I Globulin seiom,:.'. r: 2,0-3,5 ddr hati.
Masa piorolnbin.=,,. '11-1 5 detik Meningkat'pada penurunan sintesis protromb!n ;akibat kerusakan
sel hati atiau berkurangnya absorpsi vitamin K pada obstruksi
:l:ilri:::r,::::,, :'::":::::::::,.::il',::::::
..:: ' empedu.VitaminKpentinguntuksintesisprokombin
nnionia {NH.) daiqh,,1,r,r,,,,'.: 8o-ioo ps/dl Hati mengubah NHl menjadi urea. Kadarnya meningkat pada,ga$al
' hati atau pada pintai portat-sistemik yang besar.'.
, : 1.,

METABOLISME KARBOHIDRAT
Amilase,serum 60*180 unit Somogyi/dl Obsiruksi dan peradangan pankreas mengganggu atiian noimat
amilase ke saluran cerna dan mengakibatkan meningkatnya
kadar amilase serum. Kadarnya sangat meningkat pada
pankreatitis akut; juga meningkat pada penyakit:kelenjar parotis
dan keadaan lain.
Amilase urine 35*260 uhit Somogyi,{am Kadar amilase urine tetap tin$gi lebih lama dibandingkah dengan '

amilase serum (1 minggu); kadar >300 menunjukan adanya


:,:': tt ' pankreatitis.
:,, :. ,,

... MF.TABOLISME.LEMAK
Lipase serum < l,5'uniVml (metode Enzim pencernaan pankreas dikeluarkan ke dalam darah pada
Cherry-Crandall),, kerusakan, sel asinus akibat obstruksi atau peradangan
:::::: :
i
:.:,, ::: pankreas.
Kolesterol serum i200 mg/dl .' , :' Meningkat pada obstruksi duKus biliaris,-menurun pada kerusakan
:
,: sel hati; kadar >200 menlngkatkan risiko penyakii jantunQ
.:

koroner
:,
lJji lemak feses 5 gm/24 jam Dilakukan untuk memastikan diagnosis'Steatore. :: ,:
retensi lemak >95o/o Obstruksi duktus pankreatikus mengganggu sekresi enzim
pankreas sehingga: menyebabkan kurangnya digesti dan',, :..
absorbsi lemak serta steatore.

Berlanjut
Gonggucn Hotl, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 479

. tf:t:t:. :t it I . l ir : .,:r:..:.:t:::::ti.ilri !:::::::::::::::i":!.i.1


.t .-i::ir,+liir|r :::r::1.::r r,i: :ri l":'
i.!:
t_t

Uji F[n'$si Hati, Empedu, da!1 Pankreas-Ianiutan

Makna ftinis,, .
' ..;t,:";
!t
. ; ', t :l

.,,.,ENZlttlSEHUM
,-.,,ASI (SGOTI 5*?5 uniVml (Franket) Aspaftate aminotransfelase (AST) atau 'Cerurn glutamic ' ':'...t,
i il::i.ALT.
($G PTt,.,',' 5*35 univml (F,rankel) oxsaloasetic transaminase (SGOT), alanine aminotransferase
;:ii:'LDll::-.. ::, 'r : .:' 20C.450 univml , (ALT) atau serum glutamic pyruvic transaminiase (SGPT), dan
{Wrobleski} tactic dehydrogenase (LDH) adalah enzim'invasel yang
terutama berada di jantung; hati, dan jaringan skelet; yang :

dilepaskan dari jaringan yang rusak (seperii nekrosis atau


' terjadinya perubahan permeabilitas sel); meningkat pada , ,..
'kerusakan sel hati dan:pada keadaan lain; terutama infark : ',
miokardium.
Fosfetase alkali', 30-120 lU/L atau 2-4 Dibentuk dalam tulang, hati, ginjal, usus halus; dan diekskreSikan':,
uniVdf (Bodansky) ke dalam empedu. Kadarnya meningkat pada obstruksi biliaris; '
;j; ,1,,..,',."',
-..' : meningkat juga pada penyakit tulang dan metaslasi$ hati. ':,
uJ!:sekretin-cKri Volume: 2*4 ml/kg dalam Stimulasi langsung pankreas dengan infus lV sekretin dan CQK
80 menit , diikuti dengan pengumpulan isi duodenum memungkinkan :'::'., '
ir, :- HCO.: 90*130 mE{l- penilaian ieluaran enzim pankreas dan bikarbonat.
Amilase: 6,5-35,2 U/kg Uji abnormal mengesankan kerusakan pankreas kronis.
TJJIIMUNOLOGIK Uji diagnostik yang penting untuk hepatitis virus (lihat Tabe|27*5\:
iiri . :, ':::':

r:: .

metoOe Radiologis untuk Menegakkan Diagnosis Penyakit l'lati, Saluran Empedu, dan Pankreas
Slll ri$S:lillllli\-*,ir,.::::=:: l,::';'ir:::::::r::::::i.:i: llii I ::' r:

:uJs:: Keterafigan [1ii,,,,,'tiiiiii lifi.-$;

Foto polos abdomen Dapat memperlihatkan densitas kalsifikasi pada kandung empedu, cabang-cabang s?luran
empedu (batu empedu), pankreas, dan hati; juga dapal memperlihatkan Adanyasplenol',,:
megali atau asites nyata
Ultrasonografi Metode'yang disukai untuk mendeteksi batu empedu; dapat diandalkan untuk mendeteksi ,

dilatasi saluran empedu dan massa padat atau kisiik di dalam hati dan panktbas;
:' nonr.
::a r:it, t I i:l ;itj::j:, ,:,:,:,,: :: invasif dan murah.
='-crsml,ii' r
it. :,:
Pencitraan beresolusi tinggi pada hati, kandung empedu, pankreas;,dan limpa;,menunjukkan
, ,,::
-.adanya batu, massa padat, kista, abses, dan kelainan struktur; seringdipakai dengan
bahan kontras.
','

i/FI Pemakaiannya sama dengan CI scan tetapi memiliki kepekaan lebih tinggi;juga dapat
mendeteksi aliran darah dan sumbatan pembuluh darah; non-invasrf tetapi mahal
,..,. Badum rnea,/ (lihat Gbr. 27-3, ,4) Dapat menunjukkan varises esofagus pada lebih dariTO"/o kasus; tumor sering
menyebabkan pergeseran duodenum (sering ditemukan tanda angka 3
i
terbalik) ,
Kolesistografi oral ProseskonjugasidanekskresizatWarnaolehhatimemungkinkanterlihatnyakandung
empedu dan saluran empedu, sehingga terlihat adanya batu empedu; bahan kontras yang
sukar atau tidak terlihat dapai disebabkan oleh adanya penyakit sel hati atau obstruksi ,:,,,
empedu; sering digunakan dengan gelombang syok ekstrakorporeal dan terapi disolusi
:"::

:
untuk pengobaian kolelitiasis.
,:,:,,,,.,]KolangiO$rqm.transhepatika :,,, Zatwarnadi6erikan melaluisuntikan perkutan dan secara-buta dimasukkan ke dalam
perkutan (THC, Transhepatic saluran empedu; mernbantu membedakan duktus intrahepatik dan menyebabkan obstruksi
';:' i.:,,-.; ahialalgiggiam)' (lihat Gbr. 27: biliaris atau kolestasis; bahaya berupa kebocoran, perdarahan, dan sepsis.
_l:' I :'
3, S) j :
i':: ' ' .': la':

,Kpl.ahgiopankreatografi rr. :,
,,=. ' kateterendoskopikdimasukkankedalarnpapiladuodeni*suntikkanmedia.kontrasmelalui
.,..:,:.,ietrqgiadendoskopik(ERCR kateter tersebut ke pankreas atau dukt;lu; biliaris sehingga strukturnya dapat terlihat.
:,..,:,:,.t;'
Endos;copi.c rgtrograde
ir;:,,,,',cholangiop'ancryatography) :.,
(lihat Gbr. 27-3, B)
,,.-,5can rldioipotop bitiaris I Memperlihatkan adanya kolestasis, obstruksi akut maupun kronisj kebCoran-empedu,...il.rl ,,ii
,,,,'
:.:. Technetium,99miehTc) .. :,,,, fisiula, dan kista.
480 BAGIAN LIMA GANGGUAN SISTEM GASTROI NTESTI NAL

darah ierlahcf jadi6aktif ; {tumorr kista; :-abs.es}.


r

- scan galium (lihatGbr. 27-3,


u):

Gbr. 27-3, Qr tidak langsung melalui penlntuan tekanan instrasptenit< atau telanan hepaiik benluk baji;

'o6
rsrEl ,

ditekankan bahwa tidak ada satu pemeriksaan atau dalam formalin untuk dilakukan pemeriksaan histo-
tindakan yang mampu mengukur fungsi total hati, logis. Pasien harus diberi pengertian untuk menahan
karena hati terlibat dalam hampir setiap proses napas dan tidak bergerak selama tindakan ini untuk
metabolisme tubuh dan memiliki cadangan fungsional mencegah terjadinya laserasi hati. Tindakan ini
yang besar. Pada umumnya dilakukan beberapa merupakan kontraindikasi pada penderita yang tidak
rangkaian pemeriksaan untuk mengetahui fungsi hati. memenuhi persyaratan. Apabila pasien berisiko tinggi
Tabel 27-3 merangkum beberapa pemeriksaan atau tidak dapat menahan napas, dilakukan biopsi
radiologis yangberguna unluk menegakkan diagnosis hati transvenosa. Tindakan ini dilakukan dengan mele-
gangguan hati, kandung empedu, dan pankreas. Metode takkan suatu kateter jntravena (IV) secara transjugu-
diagnostik lain adalah esofagoskopi, untuk melihat laris ke dalam vena hepatika.
varises esofagus secara langsung; du o deno skopi, untuk Untuk mencegah terjadinya perdarahan setelah
melihatpapila Vater dan memasukkan kateter untuk tindakan ini, pasien berbaring miring ke kanan selama
menyuntikkan bahan kontras secara langsung ke beberapa jam untuk membebat dada. Walaupun jarang
sistem empedu atau pankreas; peritoneoskopi timbul, namun penyulit biopsi hati dapat berbahaya.
(memasukkan peritoneoskop melalui luka abdomen), Bahaya utamanya adalah perdarahan intraperitoneal
untuk melihat langsung permukaan anterior hati dan (01% darikasus) akibat penelrasi pada pembuluh darah
kandnng empedu; serta el ektro ensefalogram, y anghasil' besar. Peritonitis empedu jarang terjadi, tetapi meru-
nya mungkin abnormal pada ensefalopati hepatika. pakan peny"r,rlit yangharus segera dioperasi. Tanda vi-
Sedangkan yang terakhir, biopsi hati perkutan adalah tal harus diperiksa setiap 15 menit sampai keadaan
tindakan yang sering dilakukan di bangsal. stabil dan kemudian setiap 1 atau 2 jam selama 24 jam
Biopsi hati perkutan merupakan tindakan yang pertama setelah tindakan. Pembalut sebaiknya sering
bermanfaat untuk menegakkan diagnosis penyakit diperiksa agar diketahui jika ada perdarahan lokal,
parenkim difus seperti sirosis hati, hepatitis, dan dan bila perlu digunakan balut tekan. Nyeri abdomen
limfoma. Sebelum melakukan tindakan ini, perlu hebat mungkin menunjukkan adanya peritonitis
dinilai kemampuan pembekuan darah pasien dan empedu dan sebaiknya dievaluasi secara seksama.
darah yang telah dicocokkan silang untukberjaga-jaga Lebih baik dilakukan biopsi hati "terarah" daripada
seandainya diperlukan. Tindakan itu sendiri biopsi "memb uta," yubt dengan bantuan CT scan, MR[,
berlargsung singkat. Kulit dibersihkan dan dianestesi. atau USG. Pada banyak kasus, penggunaan metode
Saat penderita menahan napas dalam keadaan diagnostik non-invasif yang baru seperti USG dan CT
ekspirasi (hati dan diafragma berada dalam posisi scan telah menggantikan perlunya tindakan biopsi. Cbr.
tertinggi), jarum dimasukkan ke hatimelalui celahiga 27 -3 menggambarkan beberapa tindakan diagnostik
atau di bawah iga ke-8 atau ke-9 dan ditarik kembali yang berguna dalam menegakkan diagnosis gangguan
(Gbr. 271, F). Spesimen kemudian dimasukkan ke hati, saluran empedu, dan pankreas.
Gongguon Hoii, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 481

A .j

Gbr. 27-3 Uji diagnostik yang berguna untuk menegakkan diagnosis gangguan hati, empedu, dan pankreas. A, Radiograf barium pada
saluran cerna. B, Kolangiogram transhepatik dengan zat kontras yang disuntikkan perkutan. Sistem duktus hepatikus dan pankreatikus
juga dapat dicapai dari bawah dengan memasukkan kateter ke dalam papila Vateri dan menyuntikkan zat kontras (ERCP). C, Scan hati.
D, Angiografi aksis seliak selektif, E, Splenoportogram dan pengukuran tekanan portal. F, Biopsi hati. (Lihat Tabel 27-3 dan teks
penjelasan masing-masing uji tersebut.)

Pemahaman mekanisme ikterus menyangkut


IKTERUS DAN METABOLISME pengertian pembentukan, transpor, metabolisme, dan
BILIRUBIN ekskresi bilirubin.

Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh menyebab- Metabolisme Bilirubin Normal


kan perubahan warna jaringan menjadi kuning dan
disebut sebagai ikterus. Ikterus biasanya dapat di- Pada individu normal, pembentukan dan ekskresibi-
deteksi pbda sklera, kulit, atau urine yang menjadi lirubin berlangsung melalui langkah{angkah seperti
gelap bila bilirubin serum mencapai 2 sampai 3 mg/ yang terlihat dalam Gbr.27-4. Sekitar 80 hingga 85%
dl. Bilirubin serum normal adalah 0,3 sampai 1,0mg/ bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua dalarn
dl. Jaringan permukaan yang kaya elastin, seperti sistem monosit-makrofag. Masa hidup rata-rata eritro-
sklera dan permukaan bawah lidah, biasanya menjadi sit adalah 120 hari. Setiap hari dihancurkan sekitar 50
kuning pertama kali. ml darah, dan menghasilkan 250 sampai 350 mg bili-
482 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

SISTEM RETI KULOENDOTEAL

, Destruksi sel
darah merah tua
+
Hemoglobin <- Destruksi

Globin 4{
-/+ He,me
pematangan

""1
eritroid

Y
Bilivbrdin
+- Hemoprotein
lain
+
UCB
+ Konjugasi
Albumin + UCB (glukoronil transferase)

PENGAMBILAN oleh SEL


..r.::r.---:-::a
Protein Y + UCB
I
Y'
., Bilirubih::,' ,
:,Glukoronida

Urobilinogen
Ekskresi CB unne
dalam empedu

Sirkulasi

Kerja bakteri
4" enterohepatik
dari pigmen
Urobilinogen empedu
feses

Gbt.274 Metabolisme bilirubin normal. C8, Bilirubin terkonjugasi; UCB, bilirubin tak terkonjugasi.

rubin. Kini diketahui bahwa sekitar 15 hingga 20% kan dua protein hati, yaitu yang diberi simbol sebagai
pigmen empedu total tidak bergantung pada meka- protein Y dan Z (lthatGbr.274). Konjugasi bilirubin
nisme ini, tetapi berasal dari destruksi sel eritrosit mahrr dengan asam glukuronat dikatalisis olehenzun gluko-
dalam sumsum tulang (hematopoiesis tak efektif) dan ronil transferase dalarnretikulum endoplasma. Biliru-
dari hemoprotein lain, terutama dari hati. bin terkonjugasi tidak larut dalam lemak, tetapi larut
Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam air dan dapat diekskresi dalam empedu dan
dalam limpa), globin mula-mula dipisahkan dari heme, urine. Langkah terakhir dalam metabolisme bilirubin
setelah itu heme diubah menjadi biliverdin. Bilirubin hati adalah transpor bilirubin terkonjugasi melalui
tak terkonjugasi kemudian dibentuk dari biliverdin. membran sel ke dalam empedu melalui suatu proses
Biliaerdin adalah pigmen kehijauan yang dibentuk aktif. Bilirubin tak terkonl'ugasi tidak diekskresi ke
melalui oksidasi bilirubin. Bilirubin tak terkonjugasi dalam empedu, kecuali setelah proses foto-oksidasi
larut dalam lemak, tidak larut dalam air, dan tidak a tau fotoisomerisasi (lihat pembahasan berikut).

dap,it diekskresi dalam empedu atau urine. Bilirubin Bakteri usus mereduksi bilirubin terkonjugasi men-
tak terkonjugasi berikatan dengan albumin dalam jadi serangkaian senyawa yang disebutsterkobilin atau
suatu kompleks larut-air, kemudian diangkut oleh urobilinogen. Zat-zatini menyebabkan feses berwarna
darah ke sel-sel hati. Metabolisme bilirubin di dalam coklat. Sekitar 10 hingga 20% urobilinogen mengalami
hati berlangsung dalam tiga langkah: ambilan, siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil
konjugasi, dan ekskresi. Ambilan oleh sel hati memerlu- diekskresi dalam urine.
Gongguon Hoii, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB zz 483

Mekanisme Patofisiologi lkterik ringan umunrnya tidak membahayakan. Pengobatan


langsung ditujukan untuk memperbaiki penyakit
Empat mekanisme umum yalg menyebabkan hiper- hemolitik. Akan tetapi, kadar bilirubin tak terkonjugasi
bilirubinemia dan ikterus: yang melebihi 20 mg/ dlpada bayi dapat menyebabkan
1. Pembentukan bilirubin yang berlebihan terjadinya kernikterus (lihat pembahasan berikut).
2. Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi
oleh hati Gangguan ambilan bilirubin
3. Gangguan konjugasi bilirubin
4. Penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam Ambilan bilirubin tak terkonjugasi terikat-albumin
empedu akibat faktor intrahepatik dan ekstra- oleh sel hati dilakukan dengan memisahkan dan
hepatik yang bersifat fungsional atau disebabkan mengikatkan bilirubin terhadap protein penerima.
oleh obstru ksi mekanis. Hanya beberapa obat yang telah terbukti berpengaruh
Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama dalam ambilan bilirubin oleh hati: asam flavaspidat
disebabkan oleh tiga mekanisme pertama, sedangkan (dipakai untuk mengobati cacing pita), novobiosin, dan
mekanisme keempat terutama menyebabkan hiper- beberapa zat warna kolesistografik. Hiperbilirubine-
bilirubinemia terkonju gasi. mia tak terkonjugasi dan ikterus biasanya menghilang
bila obat pencetus dihentikan. Dahulu, ikterus neona-
tal dan beberapa kasus sindrom Gilbert dianggap
Pembentukan bilirubin berlebihan disebabkan oleh defisiensi protein penerima dan
Penyakit hemolitik atau peningkatan laju destruksi gangguan ambilan oleh hati. Namun pada sebagian
eritro6it merupakan penyebab tersering dari besar kasus ditemukan adanya defisiensi glukoronil
pembentukan bilirubin yang berlebihan. Ikterus yang transferase, sehingga keadaan ini paling baik di-
timbul sering disebut sebagai ikterus hemolitik. Kon- anggap sebagai defek konjugasi bilirubin.
jugasi dan transfer pigmen empedu berlangsung nor-
mhl, tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melam-
paui kemampuan hati. Hal ini mengakibatkan pening-
Gangguan konjugasi bilirubin
katan kadar bilirubin tak terkonjugasi dalam darah. Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi ringan (< tZf) mg /
Meskipun demikian, pada penderita hemolitik berat, 100 ml) yang timbul antara hari kedua dan kelima
kadar bilirubin serum jarang melebihi 5 mgldl dan setelah lahir disebut sebagai ikterus fisiologis neonntus.
ikterus yang timbul bersifat ringan serta berwarna Ikterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh
kuning pucat. Bilirubin tak terkonjugasi tidak larut imaturitas enzirr. glukoronil transferase. Aktivitas
dalam air, sehi^gg" tidak dapat diekskresi dalam urine glukoronil transferase biasanya meningkat beberapa
dan tidak terjadi bilirubinuria. Namun demikian hari hingga minggu kedua setelah lahir, dan setelah
terjadi peningkatan pembentukan urobilinogen (akibat itu ikterus akan menghilang.
peningkatan beban bilirubin terhadap hati dan Apabila bilirubin tak terkonjugasi pada bayi baru
peningkatan konjugasi serta ekskresi), yang selanjut- lahir melampaui2}rng/ dl, terjadi suatu keadaan yang
nya mengakibatkan peningkatan ekskresi dalam feses disebut sebagai kernikterus. Keadaan ini dapat timbul
dan urine. Urine dan feses berwarna lebih gelap. bila suatu proses hemolitik (seperti eritroblastosis
Beberapa penyebab lazim ikterus hemolitik adalah fetalis) terjadi pada bayi baru lahir dengan defisiensi
hemoglobin abnormal (hemoglobin S pada anemia sel glukoronil transferase normal. Kernikterus (atau biliru-
sabit), eritrosit abnormal (sferositosis herediter), bin ensefalopati) timbul akibat penimbunan bilirubin
antibodi dalam serum (inkompatibilitas Rh atau tak terkonjugasi pada daerah ganglia basalis yang
transfusi atau akibat penyakit hemolitik autoimun), banyak mengandung lemak. Bila keadaan ini tidak
pemberian beberapa obat, dan peningkatan hemolisis. diobati maka terjadi kematian atau kerusakan neuro-
Sebagian kasus ikterus hemolitik dapat disebabkan logis yangberat. Tindakan pengobatan terbaru pada
oleh suahr proses yang disebut sebagai eritropoiesis y ang neonatus dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi
tidak efektif . Proses ini meningkatkan destruksi eritrosit adalah dengan fototerapi. Fototerapi adalah pemajanan
atau prelelursornya dalam sumsum tulang (talasemia, sinar biru atau sinar fluoresen (panjang gelombang
anemia pemisiosa, dan porfiria). 430 sampai 470 nm) pada kulit bayi. Penyinaran ini
Pada orang dewasa, pembentukan bilirubin berle- menyebabkan perubahan struktural bilirubin (foto-iso-
bihan yang berlangsung kronis dapat menyebabkan merisasi) menjadi isomer terpolarisasi yang larut dalam
terbentuknya batu empedu yang mengandung se- air, isomer ini diekskresikan dengan cepat ke dalam
jumlahbesar bilirubin; di luar itu, hiperbilirubinemia empedu tanpa harus dikonjugasi terlebih dahulu.
484 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTRCINTESTINAL

Tiga gangguan herediter yang menyebabkan rvaktu, tetapi biasanya bayi meninggal pada usia satu
defisiensi progresif enzim glukoronil transferase tahun. Sindrom Crigler-Najjar tipe II adalah bentuk
adalah: sindrom Giibert dan sindrom Crigler-Najjar penyakit yang lebih ringan, diwariskan sebagai suatu
tipe*I dan tipe IL Sindrom Gitbert merupakan suatu sifat genetik dominan dengan defisiensi sebagian
penyakit familial ringanyang dicirikan dengan ikterus glukoronil transferase. Kadar bilirubin tak
dan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi ringan (2-5 terkonjugasi serum lebih rendah (6 sampai 20 mg/ dI)
mg/ml) yang kronis. Penelitian terbaru telah meng- dan ikterus mungkin tidak terlihat sampai usia remaja.
identifikasi adanya dua bentuk sindrom Cilbert. Fenobarbital yang meningkatkan aktivitas glukoronil
Bentuk pertama pasien dengan bukti hemolisis dan transferase seringkali dapat menghilangkan ikterus
peningkatan penggantian bilirubin. Bentuk kedua pada pasien ini.
memiliki bersihan bilirubin yang menurun dan tidak
terdapat hemolisis. Kedua bentuk ini dapat terjadi Penurunan ekskresi bilirubin
pada pasien yang sama dan dalam waktu yang sama
(Isselbacher, \998). Pada sindrom Gilbert, derajat
terkonjugasi
ikterus berubah-ubah dan seringkali membtrruk pada Gangguan ekskresi bilirubin, baik yang disebabkan
puasa lama, infeksi, stres, operasi, dan asupan alkohol oleh faktor fungsional maupun obstruktif, terutama
yang berlebihan. Awitan paling sering terjadi semasa menyebabkan terjadinya hiperbilirubinemia terkon-
remaja. Sindrom Gilbert sering terjadi dan menyerang jugasi. Bilirubin terkonjugasi larut dalam air, sehingga
sampai 5% penduduk pria. Uji fungsi hati serta kadar dapat diekskresi dalam urine dan menimbulkan
urobilinogen urine dan feses, normal. Tidak ada bi- bilirubinuria serta urine yang gelap. Urobilurogen feses
lirubinuria. Penelitian mengungkapkan bahwa dan urobilinogen urine sering menurun sehingga feses
penderita ini mengalami defisiensi parsial glukoronil terlihat pucat. Peningkatan kadar bilirubin terkon-
transferase. Keadaan ini dapat diobati dengan jugasi dapat disertai bukti-bukti kegagalan ekskresi
fenobarbital, yang merangsang aktivitas enzim hati lainnya, seperti peningkatan kadar fosfatase al-
glukoronil transferase. kali, AST, kolesterol, dangaram empedu dalamserum.
Sindrom Crigler-Najjar tipe I merupakan gangguan Kadar garam empedu yang meningkat dal4m darah
herediter yang jarang terjadi. Penyebabnya adalah menimbulkan gatal-gatal pada ikterus. Ikterus akibat
suatu gen resesif, dengan tidak adanya glukoronil hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning
transferase sama sekali sejak lahir. Oleh karena itu dibandingkan akibat hiperbilirubinemia tak terkon-
tidak terjadi konjugasi bilirubin sehingga empedu jugasi. Perubahan warna berkisar dari oranye-kuning
tidak berwarna dan kadar bilirubin tak terkonjugasi muda atau tua sampai kuning-hijau muda atau tua
melampaui 20 mg/700 ml. Hal ini menyebabkan bila terjadi obstruksi total aliran empedu. Perttbahan
terjadinya kemikterus. Fototerapi dapat mengurangi ini merupakan bukti adanya ikterus kolestatik, yang
hiperbilirubinemia tak terkonjugasi untuk sementara merupakan nama lain ikterus obstruktif. Kolestasis

ffi$ iiii,
i, ;tffi,Ul r iii$
Ga'dbaiah'i'Kha5, ikt€rUs Hemolitik;,l'lePatoselutai; dan Obstruktil :,::,,,'.

l;rlj i:
Hemolitik r:
: -..,-F; "'-tsd :-? 1 ". ,:,, '
, Gambaran
r"j . .. :i'
;-Hepatogelular
I.iF':. - 'j:
,,
;1

Warna kulit Kunin'$: pucat , , Oranye-kuning :mude -atau tua Kuning-hijau muda atau tua
::.. Warha u1inQ,, .,, r ,: ,Norrnql (ataU gelap.; :' Gelap (biliiubin terkonjugasi) :
Gelap (bilirubin terkonjugasi)
dengan urobilin)
Warna feses Normal atau ge!ap (!ebih Pucat (lebih sedikit sterkobilin) Warna dempul (tidak ada
sterkobilin)
Pruritus Tdakada Tidakmenetap Biasanya menetap
Bilirubin serum indirek atau Melllgkat ti4eningkat Meninokat
"
tak terkonjugasi
Bilirubin serum direk atau Noimal:rr : Menihq.!q!_,,, .
Meningkat
lerkonjugasi ::::::' i:: ' ::,:::::,' . :,:,,:,; a:,.,,.. , ,
I ::l
Bilirubin urine I lftaK
-.. ada M'enihgkat, ...,,,, Meningkat
Urobilinogen urine Meningka't Sedikit meningkat Menurun
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 2z 485

dapat bersifat intrahepatik (mengenai sel hati, membedakan kedua keadaan ini. Obstruksi intra-
kanalikuli, atau kolangiola) atau ekstrahepatik hepatik jarang seberat obstruksi esktrahepatik.
(mengenai saluran empedu di luar hati). Pada kedua Akibatnya, kolestasis intrahepatik umumnya hanya
keadaariini terdapat gangguair Uiotcimia yang serupa. mengakibatkan peningkatan sedang kadar fosfatase
Penyebab tersering kolestasis intrahepatik adalah alkali, dan ditemukan sedikit pigmen dalam feses atau
penyakit hepatoselular dengan kerusakan sel parenkim urobilinogen dalam urine bila dibandingkan dengan
hati akibat hepatitis virus atau berbagai jenis sirosis. kolestasis esktrahepatik. Biopsi hati atau duodenum,
Pada penyakit ini, pembengkakan dan disorganisasi atau kolangiografi transhepatik dapat dilakukan untuk
sel hati dapat menekan dan mehghambat kanalikuli memastikan diagnosis kasus yang sulit. Tabel 27-4
atau kolangiola. Penyakit hepatoselular biasanya memuat daftar beberapa gambaran yang membedakan
mengganggu semua fase metabolisme bilirubin- berbagai tipe ikterus yang sering terjadi.
ambilan, konjugasi, dan ekskresi,-tetapi ekskresi
biasanya paling terganggu, sehingga. yang paling
menonjol adalah hiperbilirubinemia terkonjugasi.
Penyebab kolestasis intrahepatik yang lebih jarang HEPATITIS VIRUS
adalah pemakaian obat-obat tertentu, dan gangguan
herediter Dubin-johnson serta sindrom Rotor (arang Hepatitis virus akut merupakan suatu masalah kese-
terjadi). Pada keadaan ini, terjadi gangguan transfer hatan masyarakat yang penting tidak hanya di
bilirubin melalui membran hepatosit yang menyebab- Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia. The Cen-
kan terjadinya retensi bilirubin dalam sel. Obat yang ters for Disease Control and Prevention (CDC)
sering-mencetuskan gangguan ini adalah halotan memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 300.000
(anestetik), kontrasepsi oral, estrogen, steroid anabolik, infeksi virus hepatitis B di Amerika Serikat. Walaupun
isoniazid, dan klorprorr.azin. mortalitas penyakit hepatitis rendah, faktor rr.rorbiditas
Penyebab tersering kolestasis ekstrahepatik adalah yang luas dan ekonomi yang kurang memiliki kaitan
sdmbatan batu empedu, biasanya pada ujung bawah dengan penyakit ini. Hepatitis virus akut adalah
duktus koledokus; karsinoma kaput pankreas penyakit infeksi yang penyebarannya luas, walagpun
menyebabkan tekanan pada duktus koledokus dari efek utamanya pada hati.
luar; demikian juga dengan karsinoma ampula Vateri. Telah ditemukan 6 atau 7 kategori virus yang
Penyebab yang lebih jarang adalah striktur pasca- menjadi agenpenyebab:
peradangan atau setelah operasi, dan pembesaran L. Virus Hepatitis A (HAV)
kelenjar limfe pada porta hepatis. Lesi intrahepatik 2, Virus Hepatitis B (HBV)
seperti hepatoma kadang-kadang dapat menyumbat 3. VirusHepatitisC (HCV)
duktus hepatikus kanan atau kiri. 4. Virus Hepatitis D (HDV)
5. Virus Hepatitis E (HEV)
Perbandingan Kolestasis Intrahepatik dan 6. HepatitisF (HFV)
Ekstrahepatik 7. HepatitisG (HGV)
Walaupun virus-virus ini dapat dibedakan melalui
Keputusan diagnostik terpenting bagi dokter dan ahli penanda antigeniknya, namun menimbulkan penyakit
bedah dalam menangani kasus hiperbilirubinemia yang serupa secara klinis dan berkisar dari infeksi
terkonjugasi adalah menentukan apakah obstruksi subklinis asimtomatik hingga infeksi akut yang fatal.
aliran empedu yang terjadi intrahepatik atau ekstra- Bentuk hepatitis yang paling dikenal adalah HAV
hepatik. Penderita kolestasis ekstrahepatik mungkin (Hepatitis A) dan HBV (Hepatitis B). Kedua istilah ini
memerlukan pembedahan, sedangkan pembedahan lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis
pada penderita penyakit hepatoselular (kolestasis "infeksiosa" dan hepatitis "serum", sebab kedua
intrahepatik) dapat memperberat penyakit dan bahkan penyakit ini dapat ditularkan secara parenieral dan
dapat menimbulkan kematian. Membedakan kedua nonparenteral. Perbedaan gambaran klinis HAV dan
keadaan ini tidak mddah, karena semua bentuk HBV dicantumkan dalam Tabel 27-5 dan akan
kolestasib inenimbulkan sindrom klinik ikterus yang didiskusikan di bawah ini.
sama yaitu: gatal, peningkatan transaminase, pening- Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan
katan fosfatase alkali, gangguan ekskresi zat warna sebagai hepatitis A atau B melalui pemeriksaan serologi
kolesistografi, dan kandung empedu yang tidak disebut sebagai hepatitis non-A non-B (NANBH) dan
terlihat. Walaupun penentuan akhir bersifat klinis, sekarang'disebut hepatitis C. Selanjutnya ditemukan
namun penilaian derajat obstruksi dapat membantu bahwa jenis hepatitis ini ada dua macam, yang
486 BAGIAN LIMA GANGGUAN SISTEM GASTROI NTESTINAL

.. I '-
"-t,,
'.f.' ..-- -; .:l]i:

B€Ibedaen Anlaia, He.p{titis AiHingga E

t sAv Fekal:orat, malahan;


,.penulaian nelafui aii,,r:, I : :::::. pendgk) I

,::: :parehteral g},::':',,::,::l :'li,::iata:iata: 30 hari


::,{iaraE
:r':r lriri::ri :::Sbksual (mungkin); ::r,:::,:
,L:ipenubiaii,malatui darah
fiaiang);::. . "

ii!:'

Itl tl:i:.r!;j ::.: ,l


'l:ii I

I riiiiltiii .,, '.'lljq,;


.:.. IIBV i1liiiiiii t ,Hepat{is seiuni Virus DNA P€renteral,'seksuat;,::r,l
,::..tperinatd
50:180 a:ri: $etiap'usie
: berselubung- i:,Fenulaiah' rata.ratat 60:90 haii
:llrr i:tlr,ll i;iiri :.;-=
.i.iirr Esn'-da , r,::':,:melalui:dafah ::'

. .:*il :t;.,

::::, ,::::=l

::iii ,, ,
i! :, : ';ii
:::::::r:: .

1l...ili,.i.,1.

;'liiiiil lFi : ::::::::::::::::. i i: 1'::':

.1 i4rU6,RNA sgbplumnya viius, RNA untai- : Fenularan te-iutama melaluj 15-160 hari Setiap usia
;,,
N,ANBH.::.: tunggal darah, juga melalui rata-rata: 50 hari
',,;l{€v,-.t' .-.,,.;,,,,:i ,., ., :,:::hlrFlln0an,':!eksual dan,,'
iii rrili l.-j::;;:;;i.:,' iLr,-,:tr,r. qp-eiihatal.,r1;,.:.r,'
i:l.r iiilir
,,.t ,:,'..

':::::: :,::ll

,Viru* Crln intui,:.' p*nuriiin ierutama melalui ,'..s0-oo,'naii].21''tuo Setitb *i"


tunggal :: ::r:.'darah tetapi sebagian . rr::::r.:::::: hari ,:=,'

=-liiiu1;*'.''
::::!:::::.r: ::rlilr::i!!i!i:,i:: i: ,

,,,:..Viiufifilll4,l n pehyre-bi b Viius RN$,,.untai. Fekal-oral; penularan melalui 15-60 hari ,:,, ::,:,, ;r: r I ,:D6wasa: muda
:!,!:::-Age
hari
i

..iiffi,li;: tak
r

,::::::.-tiam+r untuk tunggal ai rata-rata:40 hingga


1,:;.:NANBI'I di; 1 , berkapsul Pertengahan
rti L iiiljij:i:setniih dUnia
tliiL iiit,;iit;,l;,:,:::,,.,...:..:.::rr

EtA,Enzim immunoassay; HAy, Virus Hepatititis A; HB|G,lmunoglobulin Hepatitis B; H8\4 Virus Hepatitis B; HC\ Virus Hepatitis C; HDV, Virus Hepatitis
D; HEI{VirusHepatitisE; /G,imunoglobulin; /y,inr.-avena',NANBH,non-A,non-Bhepatitis; PCR,polymerasechainreaction',RIBA,recombinantassay.
'HDV (virus delta) menyebabkan infeksi hanya bila terdapat HBV dan didiagnosis oleh antigen HDV pada awal infeksi dan oleh inleksi dan antibodi
terhadap HDV selama atau setelah virus yang sebelumnya disebut sebagai NANBH atau HCV. Baru-baru ini, teridentifikasi dua jenis virus: NANBH yang
ditularkan melalui darah (HCV) dan NANB yang ditularkan secara enterik.
Gongguon Hoti, Kcndung Empedu, don Ponkreos BAB zz 487

r:t *'
iirirti::E'r l iiS:',:
("+.4-:dlEi*l;m
kronls ;" Penyaklt' Pemeriksaan
i

karier kronie ,i!laboratorium


Sanitasi buruk. daerah oadat Tidak Tftlak lgM anti,HAV: infeksi akut rr ::,,::: ,.,,,,, Vaksin HAV
,:: seperli poliklinik, rumah sakit lgc anti-HAV: infeksi lama, imun terhadap HAV Vaksin Hepatitis
jiwa, jasa boga terinfeksi, HRV-RNA: rhendeteksi infektivitab : lGdiberikan
pekerja layanan kesehatan, sebelum atau
wisatawan internasional,
pengguna obat, hubungan :.,t,, ,,,, ,,.",,'.,, -1.t;-,' . 't ' I ;$:i* ''
,seksgal daf.lgan olang terirtfeksi',::::
=r
:::,, dan::daerah.end6mi${seperti i:.:::::::,:
:

suat<a bangsa lndian Amerika


atau pedesaan asli Alaska)
berisiko tinggi
Aktivitas homoseksual, pasangan Ya ia:..:.:...Hesnglpadaawitandaninfekiiakut;kaiierHBVVaks!nHB!G
:::::::r seksual::mullpel; penggunaopat,' ,,, berhubunsan densan dava lnreksi vans vakiiTn[?lt"
melalui suntikan intravena,' ,t.,',H,Pi,"ht3; ,

::.. ::::hemodialisiskionisi'rpekerjd,,:'ii:!. il ', ,::;;;:',AntFHBs memberikan imunitas"terhadap HBV .i ', .::::Hb- g ,"''

layanan kesehatan, transfusi ::,,:,'HBcAg dalam.hepatosit, tidak mudah dideteksi i : :noninfeks.iosa :,

,,,..,,..."caien+ekiiang jaian$; t3re1a,1.'....,,. dalam serum


,1 :ilgdi.p,,gr,neaikaaan rutin), bayi,:.,,,,,, IgM anti-HBc timbul pada infeksi yang baru
it1,|:11;1' r,:yang lahir ddii ibu torinleksi ,.:.:,r::::. ' teriadi hingga 6 bulan
:,r . : ,lgG anri:HBc timbul pada skrining lnfexsl setelah ::,, . :':r , i:,,,
r i.
,,:.,:... Anti-Hng:timnul segera:setelah reSolusi infeksi ,:: :, ir i.,:,. ,

DNA HBV mendeteksi infektivitas


Pengguna obat Suniik, pasien Ya RNA HCV: terdeteksi dalam serum dari 1-3 Tidak ada vak'sin
hemodialisis, pekerja layanan minggu peningkatan transaminase yang diketahui
:.. kesehatan, |,ll{!rlngan ::$€ksua!,:,:::: Anti-HCV dan BNA HCV: mendeteksi infektivitas
rli::,::
,' de'ngarli:oiah0,]di4feksi;: rqsipi€n flA:dan nteA mendetbksi anti,HCV yAng positif'':-' :::::1': l

transfusi sebelum Ju!i 1992, Skrining donor darah, organ, atau laiingin
resipien faktor pembekuan
j 5ebe1 u p,,!ah u ni;1i987ia:: bayi ya ng
lahir dari ibu terinfeksi
Pengguna obat lV Tidak igM antiHDV: baiu teipajan'HDv : :
ko;inteksi HDv-:'
r-noamnamtiillia ,:: ,,:, AntiOodi lgG anti-HDV: (antibodi lgG) dideteksi
HBV dapat
Resipien konsentrat taktor melatui pemeriksaan radioimun kompetitif
dicegah
pembel.uan PCR reverse transdiption:. deteksi genom virus-. dengan
dalam serum
HDAg: HDV terdbteksi'dalam spdsimen biopsi r sebelum atau '
Deteksi lgM terhadap HDAg dan HBcAg: profilaksis
menandakan ko-infeksi akut HDV dan HBV untuk HBV

i,.....ii11
- :: ii lgM,ahti-Hpv: menetap pada,infekbi
HBsAg:hepatitiskronisyangtimbuldariuntukkarier
kronis (tidak ada ,,.:

...t
,.
,:::Airminup.tefko-ntdminasi;'.:::,,,.i,,:l..,Tidak Tidak PCR ib,verse:transcription deleksi RNA HEV Penelitian ,.::' ,,,1i

r.,' Wisatawanitdrutama:ke::daerah,r,, .:.,;;,.,; r


dan HEV pada spesimen tinja dan hati dengan dilakukan,
endemis tinggi-HEV) :6aru mendapat pajanan HEV
1,,, . tetapi beium
,, Ahgka lema1i.an 1fh$9i..{hihgga:,.,, ::::.. .
:: lgM anti-HEV: trter yang meningkat bersifatsimultan diketahui
:r' ,:,,20'6),pada,.wanitaih.amil; ,::,::: : :r rr,::i::il ii .'r :':
dengan peningkatan serum transaminase vaksin yang
Titer:l$G antiHFV: meningkat seielah resolusi . efektif ;,,;:. ',..r i:
gejala
488 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

pertama dapat ditularkan secara parenteral (parenter- rata adalah 30 hari. Masa penularan tertinggi adalah
ally transmitted) dan disebut PT-NANBH dan yang pada minggu kedua segera sebelum timbulnya ikterus.
kedua dapat ditularkan secara enteral ( enterically trans' Vaksin HAV yang telah disetujui dapat diberikan
mitTeal disebut ET-NANBH. Tata nama terbaru bagi para wisatawan dan memberi perlindungan
menyebutkan PT-NANBH sebagai hepatitis C dan ET- jangka lama bila dibandingkan dengan imunoglo-
NANBH sebagai hepatitis E. bulin yang memberi perlindungan untuk sekitar 5
Virus delta atau virus hepatitis D (HDV) merupa- bulan, bergantung pada dosis yang diberikan
kan suatu virus RNA yang defektif yang rnenyebabkan (Marwick,1995).
infeksi hanya bila sebelumnya telah ada HBV. HDV
dapat timbul sebagai infeksi yang bersamaan dengan Hepatitis B
HBV, atau sebagai suprainfeksi pada seorang karier
HBV. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus DNA
berselubung ganda berukuran 42 nm yang memiliki
lapisan permukaan dan bagian inti (Gbr. 27-5).
Penanda serologis khas yang berkaitan dengan HBV
Etiologi dan Epidemiologi tercantum dalam Tabel 27-5. Penanda serologis
Hepatitis A (HAV) pertama yang dipakai untuk identifikasi HBV adalah
antigen permukaan (HBsAg, dahulu disebut "Anti-
Virus hepatitis A merupakan virus RNA kecil berdia- gen Australia" [FIAA]), yang positif kira-kira 2 minggu
meter 27 nm yang dapat dideteksi di dalam feses pada sebelum timbulnya gejala klinis, dan biasanya
akhir masa inkubasi dan fase praikterik. Sewaktu menghilang pada masa konvalesen dini tetapi dapat
timbul ikterik, antibodi terhadap FIAV (anti-HAV) telah pula bertahan selama 4 sampai 6 bulan. Pada sekitar
dapat diukur di dalam serum. Awalnya kadar antibodi 1% sampai 5% penderita hepatitis kronis, HBsAg
IgM anti-HAV meningkat tajam, sehingga memudah- pe-netap selama lebih dari 6 bulan, dan penderita ini
kan untuk mendiagnosis secara tepat adanya suatu disei:ut "karier"F{BV (Dienstag, 1998). Adanya HBsAg
infeksi HAV. Setelah masa akut, antrbodi IgG anti-FIAV menandakan bahwa penderita dapat menularkan
menjadi dominan dan bertahan seterusnya sehingga HBV ke'orang lain dan menginfeksi mereka.'
keadaan ini menunjukkan bahwa penderita pemah Penanda yang muncul berikutnya biasanya adalah
mengalami infeksi HAV di masa lampau dan memiliki antibodi terhadap antigen "inti" (anti-HBc). Antigen
imunitas. Keadaan karier tidak pemah ditemukan. "inti" itu sendiri (HBcAg) tidak terdeteksi secara rutin
HAV merupakan jenis infeksi hepatitis virus yang dalam serum penderita infeksi HBV karena terletak di
palingseringdi Amerika Serikat. NamurL kasus HAV dalam kulit luar HBsAg. Antibodi anti-HBc dapat
di negara ini telah menurun sejak tahun 1970-an. HAV terdeteksi segera setelah timbul gambaran klinis hepa-
lazim terjadi pada anak dan dewasa muda. Terdapat titis dan menetap untuk seterusnya; antibodi ini
peningkatan insidensi pada musim tertentu, yaitu merupakan penanda kekebalan yang paling jelas
pada musim gugur dan musim dingin. didapat dari infeksi HBV (bukan dari vaksinasi).
HAV terutama ditularkan per oral dengan menelan Antibodi anti-HBc selanjutnya dapat dipilah lagi
makanan yang sudah.terkontaminasi feses. Penularan menjadi fragmenlgM dan IgG. IgM anti-HBc terlihat
melalui transfusi darah pernah dilaporkan/ namun pada awal infeksi dan bertahan lebih dari 6 bulan.
jut*g terjadi (CDC,2000). Penyakit ini sering terjadi Antibodi ini merupakan penanda yang dapat
pada anak-anak atau terjadi akibat kontak dengan orang dipercaya untuk mendeteksi infeksi baru atau infeksi
terinfeksi melalui kontaminasi feses pada makanan atau yang telah lewat. Adanya predominansi antibodi IgC
air minum, atau dengan menelan kerang mengandung anti-HBc menunjukkan kesembuhan dari HBV di
virus yang tidak dimasak dengan baik. Kasus yang masa lampau (6 bulan) atau infeksi HBV kronis.
timbul dapat bersifat sporadis, sedangkan epidemi Antibodi yang muncul berikutnya adalah antibodi
dapat timbul pada daerah yang sangat padat seperti terhadap antigen permukaan (anti-HBs). Anti-HBs
pada pusat perawatan dan rumah sakit jiwa. timbul setelah infeksi membaik dan berguna untuk
Wisdtawan ke daerah endemis seperti Asia Tenggara, memberikan kekebalan jangka panjang. Setelah
Afrika Utara, dan Timur Tengah juga sangat berisiko vaksinasi (yang hanya memberikan kekebalan
tertular bila mereka melanggar aturan turis yang terhadap antigen permukaan), kekebalan dinilai
umum. Penularan ditunjang oleh sanitasi yang buruk, dengan mengukur kadar anti-HBs. Cara terbaik untuk
kesehatan pribadi yang buruk, dan kontak yang intim menentukan kekebalan yang dihasilkan oleh infeksi
(tinggal serumah atau seksual). Masa inkubasi rata- spontan adalah dengan mengukur kadar anti-HBc'
Gongguon Hoii, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 489

Antigen "e," (HBeAg) merupakanbagian HBV yang


larut dan timbul bersamaan atau segera setelah HBsAg
dan menghilang beberapa minggu sebelum HBsAg
menghilang..HBeAg selalu ditemukan pada semua
infeksi akut danhal ini menunjukkan adanya replikasi
virus dan penderita dalam keadaan sangat menular.
HbeAg yang menetap mungkin menunjukkan infeksi
replikalif yang kronis. Antibodi terhadap HBeAg (anti-
HBe) muncul pada hampir semua infeksi HBV dan
berkaitan dengan hilangnya virus-virus yang
bereplikasi dan menurunnya daya tular.
Yang terakhir, karier HBV merupakan individu
yang hasil pemeriksaan HBsAgnya positif pada
sedikikrya dua kali pemeriksaan yang berjarak 6 bulan,
atau hasil pemeriksaan HBsAgnya positif tetapi IgM
anti-HBcnya negaiif dari satu spesimen tunggal.
Tingkat infektivitas paling baik dikorelasi dengan uji
positif untuk HBeAg. Persetujuan umum menyatakan
bahwa status karier berkaitan langsung dengan usia
saat seseorang terkena HBV. Misalnya pada daerah
endemis, HBV sering didapat pada awal masa anak Gbr. 27-5 Komponen-komponen virus hepatitis B (HBV). Dia-
gram menunjukkan bahwa HBV memiliki cincin DNA sirkular yang
melalui penularan vertikal dari ibu karier atau melalui
tidak lengkap dalam partikel inti (HBcAg) yang dikelilingi oleh suatu
penularan horizontal akibat kontak dengan luka lapisan protein permukaan (HBsAg). Virus ini juga mengandung
terbuka. Namun, pada daerah endemis-rendah hanya antigen "e" (HBeAg).
s6jumlah kecil orang yang terkena HBV setelah usia 6
tahun menjadi karier kronis. susu ibu, urine, danbahkan feses. Setidaknya sebTgian
Infeksi HBV merupakan penyebab utama hepatitis cairan tubuh ini (terutama darah, semen, dan saliva)
akut hepatitis kronis, sirosis, dan kanker habi di seluruh telah terbukti bersifat infeksius.
dunia. hrfeksi ini endemis di daerah Timur Jauh, seba- Walaupun infeksi HBV jarang terjadi pada
gianbesar kepulauan Pasifik, banyak negara di Afrika, populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang
sebagian Timur Tengah, dan di lembah Amazon. lnfeksi yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi,
HBV tidak terlalu endemis di Amerika Serikat, dan kelompok ini mencakup:
infeksi terutama terjadi pada usia dewasa. CDC memper- 1,. Imigran dari daerah endemis HBV.
kirakan bahwa sejumlah 200.000 hingga 300.000 orang 2. Pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan
(terutama dewasa muda) terinfeksi oleh HBV setiap alat suntik.
tahunnya. Hanya sekitar 25'h dari mereka yang J. Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang
mengalami ikterus, 10.000 kasus memerlukan pera- atau dengan orang terinfeksi
watan di rumah sakit, dan sekitar L-2% meninggal 4. Pria homoseksual yang secara seksual aktif
karena penyakit yang fulminan. Perkiraan jumlah 5. Pasien rumah sakit jiwa
karier diAmerika Serikat adalahsekitar 800.000 hingga 6. Narapidana pria
l juta orang. Sekitar 25"/" dari karier ini berkembang 7. Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia
menjadi hepatitis kronik aktif, yang seringkali berlanjut yang menerima produk tertentu dari plasma
menjadi sirosis. Selain itu, risiko berkembangnya 8. Kon ta k serumah dengan karier HBV
kanker primer di hali juga meningkat secara bermakna 9. Pekerja sosial di bidang kesehatan, terutama yang
pada karier. Diperkirakan 25 hingga 40% penderita banyak kontak dengan darah
HBV akut sangat berisiko mengalami sirosis dan 10. Bayibaru lahir dari ibu terinfeksi, dapat terinfeksi
karsinoma hepatoselular. pada saat atau segera setelah lahir.
Carailtama penularan HBV adalahmelalui paren-
teral dan menembus membran mukosa, terutama Hepatitis C (Dulu, Hepatitis non'A./
melalui hubungan seksual. Masa inkubasi rata-rata
non-B)
adalah sekitar 60 hingga 90 hari. HBsAg telah ditemu-
kan pada hampir semua cairan tubuh orang yang Keberadaan bentuk hepatitis infeksiosa non-A non-B
terinfeksi-darah, semen, saliva, air mata, asites, air telah dikenal sejak tahun 1,975. Pada tahun 1988
490 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

(setelah dilakukan penelitian yang intensif) telah pertiga dari individu yang memiliki HBV (positif FIBV)
ditemukan agen penyebab. Terdapat dua bentuk virus juga memiliki anti-HDV (positif anti-HDV). Di negara-
hepatitisqon-A non*B, yang satu ditularkan melalui negara LautTengah, in{eksi HDV dan FIBV merupakan
dardr dan yang lain dituldrkan melalui enterik. Kedua suatu keadaan endemik. Masa inkubasinya diyakini
virus yangberbeda ini kini disebut sebagai virus hepa- menyerupai HBV yaitu sekitar t hingga 2 bulan. HDV
titis C (HCV) dan hepatitis E (HEV). dapat timbul sendiri sebagai infeksi akut, infeksi
HCV merupakanvirus RNA untai tunggal, linear kronis, atau ko-infeksi atau superinfeksi dengan HBV.
berdiameter 50 sampai 60 nm. Telah digunakan suatu
pemeriksaan imun enzirn untuk mendeteksi antibodi Hepatitis E
ierhadap HCV (anti-HCV), namun pemeriksaan ini
banyak menghasilkan negatif-palsu, sehingga diguna- HEV adalah suatu virus RNA untai-tunggal yang
kan juga pemeriksaan rekombinan supl ernental (r ecom- kecil berdiameter kurang lebih 32 sampai 34 nm dan
b inant as say, IIIB A). Pemeriksaan ini diperkenalkan tidak berkapsul. HEV adalah jenis hepatitis non-A,
pada bulan Mei 1990 sebagai suatu tes donor darah, non-B yang ditularkan secara enterik melalui jalur
dan telah menurunkan secara bermakna angka HCV fekal-oral. Sejauh ini, dapat dilakukan pemeriksaan
yang berkaitan dengan transfusi. Setelah virus hepati- serologis untuk HEV menggunakan pemeriksaan
tis C dapat diklon, maka selayaknya vaksin untuk imun enzim yang dikodekan secara khusus. Metode
hepatitis ini menjadi tujuan praktis. ini telah berhasil membedakan aktivitas antibodi
SepertiHBV, maka HCV diyakini terutama ditular- terhadap HEV dalam serum. InJeksi HEV jarang terjadi
kan melalui jalur parenteral dan kemungkinan melalui di Amerika Serikat dan prevalensinya lebih banyak di
pe'makaian obat IV dan transfusi darah. Risiko penu- India dan daerah sekitar india. Pada saat irii, kasus-
laran melalui hubungan seksual masih menjadi kasus di negara-negara Barat dihubungkan dengan
perdebatan namun jumlahnya rendah. Masa inkubasi kunjungan ke daerah endemis. Penyakit ini paling
berkisar dari 15 sampai 160 hari, dengan rata-rata sering menyerang usia dewasa muda sampai perte-
sekitar 50 hari. Infeksi yang berkaitan dengan HCV ngahan dengan angka mortalitas sebesar lhtngga2%
(maupun HBV) melalui transfusi darah tidak lagi dalam populasi umum dan memiliki angka mortalitas
menjadi masalah utama karena semua darah men- yang sangat tinggi (20%) pada wanita hamil. Masa
jalani pemeriksaan sebelum transfusi. Namun, HCV inkubasi sekitar 6 rninggu.
merupakan penyebab sebagian besar kasus hepatitis
yang berkaitan dengan transfusi. Hepatitis kronis
Kemungkinan Hepatitis F dan G
terjadi pada sekitar 80"k dari semua orang yang
terinfeksi HCV, dan sekitar 70"k dari mereka yang Masih terdapat perdebatan dalam penelitian hepati-
penyakitnya akhirnya berkembang menjadi sirosis tis mengenai kemungkinan adanya virus hepatitis F.
hati. HCV kronis berkaitanerat dengan perkembangan Debatpertama kaii timbul ketika Fagan (1994) melapor-
kanker hati primer. Penelitian. telah mem4stikan kan ditemukannya beberapa partikel virus (non-A,
adanya keadaan karier HCV yang dapat terjadi pada non-B, non-C, dan non-E), yang dia suntikkan ke dalam
sekitar 1 sampai 6'/" dari para sukarelawan donor kera rhesus Indian. Kera-kera ini kemudianmengalami
darah. infeksi virus yang dikenal sebagai hepatitis F (HFV).
Sayangnya, tidak terdapat kasus lain yang menunjuk-
kan temuan ini. Oleh karena itu meskipun telah
Hepatitis D
terdapat sistem klasifikasi nama HFV, masih belum
Virus Hepatitis D (HDV, virus delta) merupakan virus dipastikan bahwa virus hepatitis F benar-benar ada.
RNA berukuran 35 hingga 37 nm yang tidak biasa Virus hepatitis G (HGV) adalah suatu flavivirus
karena membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai RNA yang mungkin menyebabkan hepatitis fulminan.
lapisan luar partikel yang infeksius. Sehingga hanya HGV ditularkan terutama melalui air, namun juga
penderita positif HBsAg yang dapat terinfeksi HDV. dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kelom-
Penanda serologis untuk antigen (HDAg) (yang pok yang berisiko adalah individu yang telah men-
menandakan infeksi akut dini) dan antibodi (anti- jalani transfusi darah, tertusuk jarum suntik secara
HDV) (yang menunjukkan adanya infeksi pada saat tidak sengaja, pengguna obat melalui intravena, atau
ini atau infeksi di masa lalu) kini telah dapat dibeli. pasien hemodialisis. Saat ini, pemeriksaan PCR(poly'
Penularan terjadi terutama melalui serum, dan di merupakan sabu-satunya metode
merase ch.ain reaction)
Amerika Serikat penyakit ini terutama menyerang pendeteksi HGV yang tersedia. Beberapa peneli;i
pengguna obat melalui intravena. Sepertiga atau dua meyakini bahwa HGV tidak menyebabkan hepatitis
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, dcn Ponkreos BAB 27 491

yang bermakna secara klinis sehingga mereka tidak feses memucat. Hati membesar sedang dan terasa nyeri,
lagi mempertimbangkanvirus ini sebagai virus hepa- dan limpa teraba membesar menjadi sekitar
titis (Yeo, 2000; Lefrere, 1999),. seperempat pasien. Seringkali dapat ditemukan
I i mfadenopati yang nyeri.

Kelainan biokimia yang paling dini adalah pening-


katan kadar AST (nspirtati aminottransferase) dan ALT
Patologi (aI anine aminotr ansfer as e), y ang mendahului awitan

Perub{ranmorfologi yang terjadi pada hati seringkali ikterus l atau2minggu. Pemeriksaan urine pada saat
mirip unlukberbagai virus yangberlainan. Pada kasus awitan akan mengungkap adanya bilirubin dan kele-
yang klasik, hati tampaknya berukuran dan berwarna bihan urobilinogen. Bilirubinuria menetap selama
normal, namun kadang-kadang agak edema, mem- penyakit berlangsung, namun urobilinogen urine akan
besar dan pada palpasi "teraba nyeri di tepian"' Secara menghilang untuk sementara waktu bila terjadi fase
histologi, terjadi kekacauan susunan hepatoselular, obstruktif akibat kolestasis; dalam perjalanan penyakit
cedera dan nekrosis sel hati dalam berbagai derajat, selanjutnya, dapat timbul peningkatan urobilinogen
dan peradangan periportal. Perubahan ini bersifat urine sekunder.
reversibel sempurna, bila fase akut penyakit mereda' Fase ikterik dikaitkan dengan hiperbilirubinemia
Pada beberapa kasus, nekrosis submasif atau masif (baik fraksi terkonjugasi dan tak terkonjugasi) ya.g
dapat mengakibatkan gagal hati fulminan dan biasanya kurang dari 10rr.g/ dl.Kadar fosfatase alkali
kematian. serum biasanya normal atau sedikit meningkat.
Leukositosis ringan lazim ditemukan pada hepatitis
virus, dan waktu protrombin dapat memanjang'
HBsAg ditemukan dalam serum selama fase prodro-
Cambaran Klinis mal dan memastikan adanya hepatitis HBV.
Infeksi virus hepatitis dapat menirnbulkan berbagai Pada kasus yang tidak berkomplikasi, penyem-
efek yang berkisar dari gagal hati fulminan sampai buhan dimulai 1 atau 2 minggu setelah awitan ikterus,
hepatitis anikterik subklinis. Hepatitis anikretik dan berlangsung 2 hingga 6 minggu. Keluhan yang
subklinik lebih sering ter;adi pada infeksi HAV, dan lazim adalah mudah lelah. Feses cepat kembali ke
penderita seringkali mengira mender7ta" flu-" infeksi warna semula, ikterus berkurang, dan wama urine
HBV cenderung lebih berat dibandingkan infeksi HAV, menjadi lebihmuda. Bila terdapat splenomegali, akan
dan lebih sering terjadi insidensi nekrosis masif dan segera mengecil. Hepatorn-egali baru kembali normal
gagalhati fulminan. seielah beberapa minggu kemudian. Hasil pemerik-
Sebagian besar infeksi HAV dan HBV bersifat saan laboratorium dan hasil uji fungsi hati yang ab-
ringan dengan penyembuhan sempuma dan memiliki normal dapat menetap selama 3 hingga 6 bulan'
gambaran klinis yang serupa. Geialaprodromal timbul
pada semua penderita dan dapat berlangsung selama
iatu atau 2 minggu sebelum awitan ikterus (meskipun Komplikasi
tidak semua pasien mengalami ikterus). Gambaran
utama pada saat ini adalah malaise, tasa malas, Tidak setiap penderita hepatitis virus akan mengalami
anoreksia, sakit kepala, demam derajat rendah, dan perjalanan penyakit yang lengkap' Sejumlah kecil
(par:ta perokok) hilangnya keinginan merokok' pasien (kurang dari 1%) memperlihatkan kemunduran
ManiJestasi ekstrahepatik dari hepatitis virus ini dapat t litrlr yurrg cepat setelah awitan ikterus akibat hepati-
menyerupai sindrom penyakit serum dan dapat tis fulminan dan nekrosis hati masif . Hepatitis fulminan
disebabkan oleh kompleks imun yangberedar dalam ditandai dengan gejala dan tanda gagal hati akut-
sirkulasi. Di samping itu, di abdomen kuadran kanan penciutan hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat,
atas dapat terasa tidak nyaman yang biasanya dihu- pemanjangan waktu protrombin yang sangat nyata,
bungkan dengan peregangan kapsula hati' dan koma hepatikum. Prognosis adalah kematian
Fase prodromal diikuti olehfase ikterik danawltan pada 60 hinggiaO%pasienini. Kematian dapat terjadi
ikterus; Fase ini biasanya berlangsung selama 4 hingga dalam beberapa hari pada sebagian kasus dan yang
6 minggu namun dapai mulai mereda dalam beberapa lain dapat beitahan selama beberapa minggu bila
hari. Beberapa hari sebelum ikterus, biasanya kerusakan tidak begitu parah. HBV merupakan
penderita merasa lebih sehat. Nafsu makan penderita penyebab 50% kasus hepatitis fulminan, dan sering
kembali setelah beberapa minggu. Bersamaan dengan ht".tui oleh infeksi HDV. Agen delta (HDV) dapat
demam yang mereda, urine menjadi lebih gelap dan menyebabkan hepatitis bila terdapat dalam tubuh
492 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

dengan HBsAg. Hepatitis fulminan jarang menjadi nya merupakan makanan yang paling dapat dimakan
komplikasi HCV dan kadang disertai oleh HAV. oleh penderita. Pemberian makanan secara intravena
" Komplikasi tersering hepatitis virus adalah mungkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien
perjalanan klinis yang lebih lama hingga berkisar dari terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu
2 hingga 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepati- dibatasi hingga gelala mereda dan tes fungsi hati
tis kronis persisten, dan terjadi pada 5 hingga 10% kembali normal.
pasien. Walaupun pemulihan terlambat, penderita Pengobatan terpilih untuk hepatitis B kronis atau
hepjrtitis kronis persisten hampir selalu sembuh. hepatitis C kronis simtomatik adalah terapi antivirus
Sekitar 5 hingga 10% pasien hepatitis virus dengan interferon-cx. Terapi antivirus untuk hepatitis
mengalami kekambuhan setelah sembuh dari D kronis membutuhkan pasien uji eksperimental. Jenis
serangan awal. Hal ini biasanya berkaitan dengan hepatitis kronis ini memiliki risiko tertinggi untuk
individu berada dalam risiko tinggi (misal, penyalah- berkembangnya sirosis. Kecepatan respons yang
gunaanzat, dan penderita karier). Kekambuhan ikterus terjadi bervariasi dan lebih besar kemungkinan
biasanya tidak terlalu nyala, dan uji fungsi hati tidak berhasil dengan durasi infeksi yang lebih pendek.
memperlihatkan kelainan dalam derajat yang sama Penderita imunosupresi dengan hepatitis B kronis
seperti pada serangan awal. Tirah baring biasanya serta anak-anak yang terinfeksi saat lahir tampaknya
akan segera diikuti kesembuhan tidak berespons terhadap terapi interferon. Trans-
Setelah hepatitis virus akut, sejumlah kecil pasien plantasi hati merupakan terapi pilihan bagi penyakit
akan mengalamihepatitis agresif atau kronis aktif b1la stadium akhir, meskipun terdapat kemungkinan yang
terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (piece meal) tinggi untuk terjadinya reinfeksi hati yang baru.
dan terjadi sirosis. Kondisi ini dibedakan dari hepati-
tis kronis persisten melalui pemeriksaan biopsi hati.
Terapi kortikosteroid dapat memperlambat perluasan Pencegahan
cedera hati, namun prognosisnya tetap buruk. Pengobatan lebih ditekankan pada pencegahan
. Kematian biasanya terjadi dalam 5 tahun pada lebih melalui imunisasi karena keterbatasan pengobatan
dari separuh pasien-pasien ini akibat gagal hati atau hepatitis virus. Kini tersedia imunisasi pasif {an aktif
komplikasi sirosis. Hepatitis kronis aktif dapat untuk HAV maupun HBV. CDC (2000) telah menerbit-
berkembang pada hampir 50% penderita HCV; kan rekomendasi untuk praktik pemberian imunisasi
sedangkan proporsi pada penderita HBV jauh lebih sebelum dan sesudah pajanan virus.
kecil (sekitar 1 sampai 3%) yang mengalami kompli- Pada bulan Februari 1995, vaksin pertama untuk
kasi ini setelah pengobatan berhasil dilakukan. HAV disetujui untuk dilisensikan oleh FDA (Food and
Sebaliknya, hepatitis kronis tidak timbul sebagai Drug Administration) Amerika Serikat. Vaksin diberikan
komplikasi HAV atau HEV. Tidak semua kasus hepa- dengan rekomendasi untuk jadwal pemberian dua
titis kronis aktif teqadi setelah hepatitis virus akut. dosis bagi orang dewasa berumur 18 tahun dan yang
Obat-obatan dapat turut berperan Jalam patogenesis lebih tua, dan dosis kedua diberikan 6 hinggal2bulan
kelainan ini termasuk alfa-metildopa (Aldomet), iso- setelah dosis pertama. Anak berusia lebih dari 2 tahun
niazid,sulf onamid, dan aspirin. dan remaja diberi tiga dosis; dosis kedua diberikan satu
Yang terakhir, komplikasi lanjut hepatitis yang bulan setelah dosis pertama dan dosis ketiga diberikan
cukup bermakna adalah berkembangnya karsinoma 6 hingga 12 bulan berikutnya. Anak berusia kurang dari
hdpatoselular primer. Kendati jarang di Amerika 2 tahun tidak divaksinasi. Cara pemberian adalah
. SErikat, kanker hati primer cukup sering terjadi di suntikan intramuskular (IM) dalam otot deltoideus.
negara-negara berkembang. Dua faktor penyebab lmuno globulirz (IG)-dahulu disebut globulin serum
utama yang terkait dalam patogenesis adalah: infeksi imun, diberikan sebagai perlindungan sebelum atau
HBV kronis dan sirosis terkait. Baru-baru ini, sirosis sesudah terpajan HAV. Semua sediaan IG mengan-
terkait-HCV dan infeksi HCV kronis telah dikaitkan dung anti-HAV. Profilaksis sebelum pajanan dianjur-
pula dengan kanker hati primer. kan untuk wisatawan manca negara yang akan ber-
kunjung ke negara-negara endemis-HAV. Bila
:
kunjungan berlangsung kurang dari 3 bulan, maka
Pengobatan diberikan dosis tunggal IG (0,2 ml/kgBB) secara IM;
bila kunjungan diperkirakan lebih lama, berikan 0,06
Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus ml/kg setiap 4 hingga 6 bulan.
akut. Tirah baring selama fase akut penting dilakukan, Pemberian IG pascapajanan bersifat efektif dalam
dan diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umum- mencegah atau mengurangi keparahan infeksi HAV.
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BA B zz 493

Dosis 0,02 ml/kg diberikan sesegera mungkin atau belum divaksinasi. Individu terpajan yang telah
dalam waktu 2 minggu setelah pajanan. Inokulasi divaksinasi harus menjalani pengukuran kadar
dengan IG diindikasikan bagi anggota kelu ar ga yar.g antibodi anti-HBs, kemudian tidak membutuhkan
tinggal Srumah, staf pusat pehitipan anak, pekerja di pengobatan. Bila kadar antibodi anti-HBs tidak
panti asuhary dan wisatawan ke negara berkembang mencukupi, maka perlu diberikan do sis b o o s t er v aksttr.
dan tropis. Petugas yang terlibat dalam kontak risiko-tinggi
Kini tersedia imunoglobulin HBV titer tinggi (F{BIG) (misal, pada hemodialisis, transfusi tukar, dan terapi
dan vaksin untuk mencegah dan mengobati HBV. parenteral) perlu sangat berhati-hati dalam menangani
Pemberian profilaksis sebelum pajanan dianjurkan peralatan dan menghindari tusukan jarum.
bagi individu yang berisiko menderita HBV, yang Tindakan dalam masyarakat yang penting untuk
meliputi: mencegah hepatitis mencakup penyediaan makanan
1. Pekerjalayanankesehatan dan air bersih yang aman, serta sistem pembuangan
2. Klien dan staf lembaga cacat mental sampah yang efektif. Penting untuk memperhatikan
3. Pasien hemodialisis higiene umum, mencuci tangan, serta membuang urine
4. Pria homoseksual yang aktif secara seksual dan feses pasien terinfeksi secara aman. Pemakaian
5. Pemakai obat intravena kateter, jarum suntik, dan spuit sekali pakai, akan
6. Penerima produk darah secara kronis menghilangkan sumber infeksi yang penting. Semua
7. Kontak serumah atau berhubungan seksual donor darah perlu disaring terhadap HAV, HBV, dan
dengan penderita karier HBsAg HCV sebelum diterimamenjadi panel donor.
8. Heteroseksual yang aktif secara seksual dengan
bahyak pasangan
9. Wisatawan mancanegara ke daerah endemis HBV
10. Pengungsi dari daerah endemis HBV SIROSIS HATI
Vaksin HBV asli di tahun 1982 yang berasal dari
kdrier HBV, kini telah digantikan dengan vaksin
mutakhir hasil rekayasa genetika dari DNA rekom- Sirosis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan
binan. Vaksin ini mengandung partikel-partikel dengan distorsi arsitektur hati yang normal'oleh
HBsAg yang tidak menular. Tiga suntikan secara se- lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regene-
rial akan menghasilkan antibodi terhadap HBsAg rasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur
pada95% kasus yang telah divaksinasi, namun tidak normal. Nodul-nodul regenerasi ini dapatberukuran
berefek pada individu karier. kecil (mikronodular) atau besar (makronodular).
HBIG merupakan obat terpilih untuk profilaksis Sirosis dapat mengganggu sirkulasi darah intra-
pascapajanan jangka pendek. Pemberian vaksin HBV hepatik, dan pada kabus yang sangat lanjut, menye-
dapat dilakukan bersamaan untuk mendapatkan babkan kegagalan fungsi hati secara bertahap.
imunitas jangka panjang, bergantung pada situasi Insidensi penyakit ini sangat meningkat sejak
pajanan. CDC merekomendasikan pemberian HBIG Perang Dunia II, sehingga sirosis menjadi salah satu
dan HBV dalam 12 jarn setelah lahir pada bayi yang penyebab kematian yang paling menonjol. Pening-
lahir dari ibu dengan FIbsAg positif. Lebih jauh, mereka katan ini sebagian disebabkan oleh insidensi hepati-
menganjurkan uji rutin HBsAg pranatal pada semua tis virus yang menin gkat, namun yang lebih bermakna
wanita hamil di masa yang akan datang, karena agaknya adalah karena asupan alkohol yang sangat
kehamilan akan menyebabkan penyakit berat pada ibu meningkat. Alkoholisme merupakan satu-satunya
dan infeksi kronis pada neonatus. Bayi yang lahir dari penyebab terpenting sirosis. Sirosis akibat alkohol
ibu dengan HBsAg-positif dan HBeAg-positif berisiko merupakan penyebab kematian nomor sembilar''. pada
sebesar 70 hingga 90% untuk terinfeksi HBV;80 hingga tahun 1998 di Amerika Serikat dengan jumlah hingga
90% bayi yang terinfeksi akan menjadi karier HBV 28.000 kematian (NIAAA, 1998).
kronis, dan lebih dari 25'/" dari penderita karier ini
akan meninggal akibat karsinoma hepatoselular
primer aiau sirosis hati. Etiologi, Patologi, dan Patogenesis
HBIG (0,06 ml / kg) adalah pengobatan terpilih untuk
mencegah infeksi HBV setelah suntikan perkutan Meskipun etiologi berbagai bentuk sirosis masih
(jarum suntik) atau mukosa terpajan darah HBsAg kurang dimengerti, terdapat tiga pola khas yang
positif. Vaksin HBV harus segera diberikan dalam ditemukan pada kebanyakan kasus-sirosis Laelnnec,
waktu 7 llrrngga 14 hari bila individu yang terpajan pascanekrotik, dan biliaris.
494 BAGIAN LtMA GANGGUANSISTEMGASTRCINTESTINAL

Sirosis La6nnec tidak semua penderita lesi hepatitis alkoholik akan


berkembang menjadi sirosis hati yang lengkap.
Sirosis Ladnnec (disebut juga sirosis alkoholik, portal, Pada kasus sirosis Lai:nnec sangat lanjut, lembaran-
daesirosis gizi) merupakan suatu pola khas sirosis lembaran jaringan ikat yang tebal terbentuk pada
terkait-penyalahgunaan alkohol kronis yang tepian lobulus, membagi parenkim menjadi nodul-
jumlahnya sekitar 75oh atau lebih dari kasus sirosis. nodul halus. Nodul-nodul ini dapat membesar akibat
Sejumlah 10 hingga 15% peminum alkoholmengalami aktivitas regenerasi sebagai upaya hati untuk
sirosis. mengganti sel-sel yang rusak. Hati tampak terdiri dari
"Hubungutt pasti antara penyalahgunaan alkohol sarang-sarang sel-sel degenerasi dan regenerasi yang
dengan sirosis Ladnnec tidaklah diketahui, walaupun dikemas padat dalam kapsula fibrosa yang tebal. Pada
terdapat hubungan yang jelas dan pasti antara keadaan ini, sirosis sering disebut sebagai slrosis nodu-
keduanya. Perubahan pertama pada hati yang ditim- lar hslus. Hati akan menciut, keras, dan hampir tidak
bulkan alkohol adalah akumulasi lemak secara ber- memiliki parenkim normal pada stadium akhir sirosis,
tahap di dalam sel-sel hati (infiltrasi lemak) (lihat Cbr. yang menyebabkan terjadinya hipertensi portal dan
3-3; lihat Gambar Berwarna 34). Pola inJiltrasi lemak gagal hati. Penderita sirosis Laijnnec lebih berisiko
yang serupa juga ditemukan pada kwashiorkor menderita karsinoma sel hati primer (hepatoselular).
(gangguan yang lazim ditemukan di negara berkem-
bang akibat defisiensi protein berat), hipertiroidisme,
dan diabetes. Para pakar umumnya setuju bahwa Sirosis Pascanekrotik
minuman beralkohol menimbulkan efek toksik Sirosis pnscanekrotik agaknya terjadi setelah nekrosis
langsung terhadap hati. Akumulasi lemak mencermin- berbercak pada jaringan hati. Hepatosit dikelilingi dan
kan adanya sejumlah gangguan metabolik yang dipisahkan oleh jaringan parut dengan kehilangan
mencakup pembentukan trigliserida secara berlebihan, banyak sel hati dan diselingi dengan parenkim hati
menurunnya jumlah keluaran trigliserida dari hati, normal. Seki tar 7 Soh kasus cenderung berkembang dan
danmenurunnya oksidasi asam lemak. Individu yang berakhir dengan kematian dalam t hingga 5 tahun.
mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan juga Kasus sirosis pascanekrotik berjumlah sekitar 10"/" dari
mungkin tidak makan selayaknya. Penyebab utama seluruh kasus sirosis. Sekitar 25 hingga 75o/o kasus
keJusakan hati tampaknya merupakan efek langsung memiliki riwayat hepatitis virus sebelumnya. Banyak
alkohol pada sel hati, yang meningkat pada saat mal- pasien yang memiliki hasil uji HBsAg-positif, sehingga
nutrisi. Pasien dapat mengalami beberapa defisiensi menunjukkan bahwa hepatitis kronis aktif agaknya
nutrisi, termasuk tiamin, asam folat, piridoksin, niasiru merupakan peristiwa penting. Kasus HCV merupakan
asam askorbat, dan vitamin A. Pengeroposan tulang sekitar 25'k darl kasus sirosis. Sejumlah kecil kasus
sering terjadi akibat asupan kalsium yang menurun akibat intoksikasi yang pernah diketahui adalah
dan gangguan metabolisme. Asupan vitamin K, besi, dengan bahan kimia industri, racury ataupun obat-
dan seng juga cenderung menurun pada pasien- obatan seperti fosfat, kontrasepsi oral, metil-dopa,
pasien ini. Defisiensi kalori-protein juga sering terjadi. arsenik, dan karbon tetraklorida.
Degenerasi lemak tak berkomplikasi pada hati Ciri khas sirosis pascanekrotik adalah bahwa
seperti yang terlihat pada alkoholisme dini bersifat tampaknya sirosis ini adalah faktor predisposisi
reversibel bila berhenti minum alkohol; beberapa kasus timbulnya neoplasma hati primer (karsinoma hepato-
dari kondisi yang relatif jinak ini akan berkembang selular). Risiko ini meningkat hampir sepuluh kali lipat
menjadi sirosis. Secara makroskopis hati membesar, pada pasien karier dibandingkan pada pasien bukan
rapuh, tampak berlemak, dan mengalami gangguan karier (Hildr,1998).
fungsional akibat akumulasi lemak dalam jumlah
banyak.
Bila kebiasaan minum alkohol diteruskan, terutama Sirosis biliaris
apabila semakin berat, dapat terjadi suatu hal (belum Kerusakan sel hati yang dimulai di sekitar duktus
diketahui penyebabnya) yang akan memacu seluruh biliaris akan menimbulkan pola sirosis yang dikenal
proses sehingga akan terbentuk jaringan parut yang sebagai sirosis biliaris. Tipe ini merupakan 2%
lua6. Sebagian pakar yakin bahwa lesi kritis dalam penyebab kematian akibat sirosis.
perkembangan sirosis hati mungkin adalah hepatitis Penyebab tersering sirosis biliaris adalah obstruksi
alkoholik. Hepatitis ttlkoholik dltandai secara histologis biliaris pascahepatik. Stasis empedu menyebabkan
oleh nekrosis hepatoselular, sel-sel baloru dan inJiltrasi penumpukan empedu di dalam massa hati dan
leukosit poli-morfonuklear (PMN) di hati. Akan tetapi, kerusakan sel-sel hati. Terbentuk lembar-lembar
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos sAB 27 495

fibrosa di tepi lobulus, namun jarangmemotong lobu- angioma laba-Iaba, fetor hepatikum, dan ensefalopati
lus seperlipada sirosis Ladnnec. Hati membesar, keras, hepatik. Gambaran klinis yang terutama berkaitan
bergranula halus, dan berwarna kehijauan. Ikterus dengan hipertensi portal adalah splenomegali, varises
selalu rfrenjadi bagian awal dan utama dari sindrom esofagus dan lambung, serta manifestasi sirkulasi kola-
ini, demikianpula pruritus, malabsorpsi, dan steatorea. teral lain. Asites (cairan dalam rongga peritoneum)
Sirosis biliaris primer menampilkan pola yang dapat dianggap sebagai manifestasi kegagalan hepato-
mirip dengan sirosis biliaris sekunder yangbaru saja selular dan hipertensi portal. Gbr.27-6 melukiskan
dijelaskan di atas, namun lebih jarang ditemukan. manifestasi klinis primer sirosis (lihat pembahasan
Penyebab keadaan ini (yang berkaitan dengan lesi- berikut).
lesi duktulus empedu intrahepatik) tidak diketahui.
Sirosis biliaris primer paling sering terjadi pada perem-
Manifestasi Gagal Hepatoselular
puan usia 30 hingga 65 tahun dan disertai dengan
berbagai gangguan autoimun (misal, tiroiditis auto- Ikterus terjadi sedikitnya p ada 60'h penderita selama
imun atau artritis reumatoid). Antibodi anti-mitokon- perj alanan penyakitnya dan biasanya hanya minimal.
drial dalam sirkulasi darah (AMA) terdapat dal am90% Hiperbilirubinemia tanpa ikterus lebih sering terjadi.
pasien. Sumbat empedu sering ditemukan dalam Penderita dapat menjadi ikterus selama fase dekom-
kapiler-kapiler dan duktulus empedu, dan sel-sel hati pensasi disertai gangguan reversibel fungsi hati.
seringkaLi mengandung pigmen hijau. Saluran empedu Misalnya, penderita sirosis dapat menjadi ikterus
ekstrahepatik tidak ikut terlibat. Hipertensi portal yang setelah bertanding minum alkohol. Ikterus intermiten
timbul sebagai komplikasi, jarang terjadi. Osteomalasia merupakan gambaran khas sirosis biliaris dan terjadi
terjadi pada sekitar 25'/" penderita sirosis biliaris bila timbul peradangan aktif hati dan saluran empedu
primer (akibat menurunnya absorpsi vitamin D). (kolangitis). Penderita yangmeninggal akibat gagal hati
biasanya mengalami ikterus.
Gangguan endokrin sering terjadi pada sirosis.
Gambaran Klinis Hormon korteks adrenal, testis, dan ovarium dimeta-
bolisme dan diinaktifkan oleh hatinormal. Angioma
Gambaran klinis dan komplikasi sirosis hati umumnya labalaba terlihat pada kulit, terutama di sekitar leher,
sama untuk semua tipe tanpamemandang penyebab- bahu, dan dada. Angioma ini terdiri atas arteriola
nya, meskipun beberapa tipe sirosis yang tersendiri sentral tempat memancarnya banyak pembuluh halus.
mungkin memiliki gambaran klinis dan biokimia yang Angioma lab a-laba, atrofi testis, ginekomastia, alopesia
agak berbeda. Masa ketika sirosis bermanifestasi pada dada dan aksila, serta eritema palmaris (telapak
sebagai masalah klinis hanyalah sepenggal waktu dari tangan merah) semuanya diduga disebabkan oleh
perjalanan klinis selengkapnya. Sirosis bersifat laten kelebihan estrogen dalam sirkulasi. Peningkatan
selama bertahun-tahun, dan perubahan patologis pigmentasi kulit diduga akibat aktivitas hormon
yang terjadiberkembang lambat hingga akhimya gejala perangsang melanosit (melnno cy te-stimulatin g hormonq
yang timbul menyadarkan akan adanya kondisi ini. MSH) yang bekerja secara berlebihan.
Selama masa laten yang panjan& terjadi kemunduran Gangguan hematologik yang sering terjadi pada
fungsi hati secara bertahap. sirosis adalah kecenderungan perdarahan, anemia,
Gejala dini bersifat samar dan tidak spesifik yang leukopenia, dan trombositopenia. Penderita sering
meliputi kelelahan, anoreksia, dispepsia, flatulen, mengalami perdarahan hidung, gusi, menstruasi berat,
perubahan kebiasaan defekasi (konstipasi atau diare), dan mudah memar. Masa protrombin dapat meman-
dan berat badan sedikit berkurang. Mual dan muntah jang. Manifestasi ini terjadi akibat berkurangnya
lazim terjadi (terutama pagi hari). Nyeri tumpul atau pembentukan faktor-faktor pembekuan oleh hati. Ane-
perasaanberat pada epigastrium atau kuadran kanan mia, leukopenia, dan trombositopenia diduga terjadi
atas terdapat pada sekitar separuh penderita. Pada akibat hipersplenisme. Limpa tidak hanya membesar
sebagian besar kasus, hati keras dan mudah teraba (splenomegall) tetapi juga lebih aktif menghancurkan
tanpa memandang apakah hati membesar atau sel-sel darah dari sirkulasi. Mekanisme lain yang
mengalarni atrofi. menimbulkan anemia adalah defisiensi folat, vitamin
Manifestasi utama dan lanjut dari sirosis terjadi B,r, danbesi yang terjadi sekunder akibat kehilangan
akibat dua tipe gangguan fisiologis: gagal sel hati dan darah dan peningkatan hemolisis eritrosit. Penderita
hipertensi portal. Manifestasi gagal hepatoselular juga lebih mudah terserang infeksi.
adalah ikterus, edema perifer, kecenderungan Ed ema perifer umumnya terjadi setelah timbulnya
perdarahan, eritema palmaris (telapak tangan merah), asites, dan dapat dijelaskan sebagai akibat hipoalbu-
496 BAGIAN LTMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

Spider nevi
Varises
Alopesia esofagus
peKoralis
Perubalien
Ginekomastia sumsum tulang
Kerusakan hati Splenomegali

Kaput medusa
Asites

Perubahan Asites
distribusi rambut

Eritema palmaris
Atrofi
testis Anemia
Leukopenia
Trombositopenia

Mudah berdarah

Edema
pergelangan kaki

HIPERESTRINISME HIPERSPLENISME
EFEK
HIPERTENSI
EFEK PORTAL HIPERTENSI PORTAL
KERUSAKAN
INSUFISIENSI
HATI
HATI

Gbt. 27-6 Manifestasi klinis sirosis.

minemia dan retensi garam dan air. Kegagalan sel hati terhadap toksin. Berkembangnya ensefalopati hepatik
untuk menginaktifkan aldosteron dan hormon anti- sering merupakan keadaan terminal sirosis dan akan
diuretik merupakan penyebab retensi natrium dan air. dibicarakan lebih mendalam kemudian.
Fetor hepatikum adalah bau apek manis yang
terdeteksi dari napas penderita (terutama pada koma
hepatikum) dan diyakini terjadi akibat ketidak- Manifestasi hipertensi portal
mampuan hati dalam memetabolisme metionin, Hipertensi portal drdefinisikan sebagai peningkatan
Gangguan neurologis yang paling serius pada tekanan vena porta yang menetap di atas nilai normal
sirosis lanjut adalah ensefalopnti hepatik (koma hepa- yaitu 6 sampai 12 cm'HrO. Tanpa memandang
tikum), yang diyakini terjadi akibat kelainan meta- penyakit dasarnya, mekanisme primer penyebab
bolisme amonia dan peningkatan kepekaan otak hipertensi portal adalah peningkatan resistensi
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 497

terhadap aliran darah melalr-ri hati. Selain ihr, biasanya (lihat Cbr. 27-2 untuk mengingat kembali tempat-
terjadi peningkatan aliran arteria splangnikus. tempat anastomosis). Perdarahan dari hemoroid yang
Kombinasi kedua faktor yaitu menurunnya aliran pecah biasanya tidak hebat, karena tekanan di daerah
keluar rfrelalui vena hepatika dan meningkabrya aliran ini tidak setinggi tekanan pada esofagus karena jarak
masuk bersama-sama menghasilkan beban berlebihan yang lebih jauh dari vena porta.
pada sistem portal. Pembebanan berlebihan sistem Splenomegali pada sirosis dapat dijelaskan ber-
portal inimerangsang timbulnya aliran kolateral guna dasarkan kongesti pasif kronis akibat aliran balik dan
menghindari obstruksi hepatik (varises). Tekanan balik tekanan darah yang lebih tinggi pada vena lienalis.
pada sistem portal menyebabkan splenomegali dan
sebagianbertanggung jawab atas tertimbunnya asites.
Asites mertpakan penimbunan cairan encer intra- Pengobatan dan Komplikasi
peritoneal yang mengandung sedikit protein. Faktor
utama patogenesis asites adalah peningka tan tekanan Pengobatan sirosis biasanya tidak memuaskan. Tidak
hidrostatik pada kapiler usus (hipertensi porta) dan ada agen farmakologik yang dapat menghentikanatau
penurunan tekanan osmotik koloid akibat hipoalbumi- memperbaiki proses fibrosis. Terapi terutama ditujukan
nemia. Faktor lain yang berperan adalah retensi pada penyebabnya (seperti penyalahgunaan alkohol
natrium dan air serta peningkatan sintesis dan aliran atau obstruksi saluran empedu) lalu mengatasi ber-
limfe hati (lihat pembahasan selanjutnya). bagai komplikasi (perdarahan saluran cema, asites,
Saluran kolateral penting yang timbul akibat sirosis dan ensefalopati hepatik).
dan hipertensi portal terdapat pada esofagus bagian
bawah. Pirau darah melalui saluran inl ke vena kava Perdarahan saluran cerna
menyebabkan dilatasi vena-vena tersebut (aarises
esofagus).Y arises ini terjadi pada sekit ar 70o/o penderita Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling
sirosis lanjut. Perdarahan dari varises ini sering sering dan paling berbahaya pada sirosis adalah
mbnyebabka n kematian (hhaf Gbr. 27 -7 ).
Ke balon esofagus
Sirkulasi kolateral juga melibatkan vena superfisial
dinding abdomen, dan timbulnya sirkulasi ini meng-
akibatkan dilatasi vena-vena sekitar umbilikus (kaput
medusa). Sistem vena rektal membantu dekompensasi
tekanan portal sehingga vena-vena berdilatasi dan
dapat menyebabkan berkembangnya hemoroid intema

Vena azigos

Vena kava
superior
Vena hepatik

1 Vena
gastrik
short

0
I
Gbr, 27-8 Pipa Sengstaken-Blakemore untuk pengobatan darurat
perdarahan akibat varises esofagus. Pipa ini mempunyai tiga lubang:
(1) untuk aspirasi lambung, (2) untuk mengembangkan balon
esofagus, dan (3) untuk mengembangkan balon lambung. Balon
Vena lienalis esofagus dikembangkan hingga tekanan 20 sampai 40 mmHg
Vena gastrik kiri (tekelnan dipantau dengan meletakkan pengukur atau sfigmo-
manometer) untuk menekan vena esofagus. Balon lambung
Gbr. 27-7 .Perubahan hemodinamik pada sirosis hati, yang dikembangkan dengan 250 ml udara untuk menekan vena fundus
menyebabkan terjadinya varises esofagus. saat dilakukan traksi ringan.
498 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

perdarahan dari varises esofagus yang merupakan Asites


penyebab dari sepertiga kematian. Penyebab lain per-
darghan adalah tukaklambung dan duodenum (pada Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, asites
sirosis, insidensi gangguan ini meningkat), erosi adalah penimbunan cairan serosa dalam rongga peri-
lambung akut, dan kecenderungan perdarahan (akibat toneum. Asites adalah manifestasi kardinal sirosis dan
masa protrombin yang memanjang dan trombo- bentuk berat lain dari penyakit hati. Beberapa faktor
sitopenia). yang turut terlibat dalampatogenesis asites pada sirosis
?enderita datang dengan melena atau hemateme- hati: (1) hipertensi porta, (2) hipoalbuminemia, (3)
sis. Tanda perdarahan kadang-kadang adalah ense-
meningkatnya pembentukan dan aliran limfe hati, (4)
retensi natrium, (5) gangguan ekskresi air. Mekanisme
falopati hepatik. Hipovolemia dan hipotensi dapat
terjadi bergantung pada jumlah dan kecepatan primer penginduksi hipertensi potta, seperti yang
telah dijelaskan, adalah resistensi terhadap aliran
kehilangan darah.
darah melalui hati. Hal ini menyebabkan peningkatan
Berbagai tindakan telah digunakan untuk segera
tekanan hidrostatik dalam jaringan pembuluh darah
mengatasi perdarahan. Tamponade dengan alat
seperti pipa Sengstaken-Blakemore (triple-lumen) (Gbr.
intestinal. Hipoalbuminemia terjadi karena
menurunnya sintesis yang dihasilkan oleh sel-sel hati
27-8) dan Minnesota (qundruple-lumen) dapat
yang terganggu. Hipoalbuminemia menyebabkan
menghentikan perdarahan untuk sementara waktu.
menurunnya tekanan osmotik koloid. Kombinasi
Vena-vena dapat dilihat dengan memakai peralatan
antara tekanan hidrostatik yang meningkat dengan
serat optik dan disuntik dengan suatu larutan yang
tekanan osmotik yang menurun dalam jaringan
akan membentuk bekuan di dalam vena, sehingga akan
pembuluh darah intestinal menyebabkan terjadinya
menghentikan perdarahan. Sebagian besar klinisi
transudasi cairan dari ruang intravaskular ke ruang
beranggapan bahwa cara ini hanya berefek sementara
interstisial sesuai denganhukum gaya Starling (ruang
dan tidak efektif untuk pengobatan jangka panjang. peritoneum dalam kasus asites). Hipertensi porta
Vasopresin (Pitressin) telah digunakan untuk meng- kemudian meningkatkan pembentukan limfe hepatik,
atasi perdarahan. Obat ini menurunkan tekanan porta
yang "menyeka" dari hati ke dalam rongga peritoneum.
dengan mengurangi aliran darah splangnik, walaupun Mekanisme ini dapat turut menyebabkan tingginya
efeknya hanya bersifat sementara. Kendati telah kandungan protein dalam cairan asites, sehingga
dilakukan tindakan darurat, sekitar 35% penderita meningkatkan tekanan osmotik koloid dalam cairan
akan meninggal akibat gagal hati dan komplikasi. rongga peritoneum dan memicu terjadinya transudasi
Bila penderita pulih dari perdarahan (baik secara cairan dari rongga intravaskular ke ruang peritoneum.
spontan atau setelah pengobatan darurat), operasi Yang terakhir, retensi natrium dan gangguan ekskresi
pirau porta-kaval harus dipertimbangkan. Pembe- air merupakan faktor penting dalam berlanjutnya
dahan ini mengurangi tekanan portal dengan melaku- asites retensi air dan natrium disebabkan oleh hiper-
kan anastomosis vena porta (tekanan tinggi) dengan aldosteronisme sekunder (penurunan volume efektif
vena kava inferior (tekanan rendah). Pirau merupakan dalam sirkulasi mengaktifkan mekanisme renin-an-
terapi drastis untuk komplikasi utama sirosis ini. giotensin-aldosteron). Penurunan inaktivasi aldos-
Operasi ini memperkecil kemungkinan perdarahan teron sirkulasi oleh hati juga dapat terjadi akibat
esofagus selanjutnya, tetapi menarnbah risiko ensefalo- kegagalan hepatoselular
pati hepatik. Harapan hidup penderita tidak bertam- Suatu tanda asites adalah meningkatnya lingkar
bah karena masih ditentukan oleh perkembangan abdomen. Penimbunan cairan yang sangat nyata dapat
penyakit hati. menyebabkan napas pendek karena diafragma
Perdarahan saluran cerna merupakan salah satu meningkat. Dengan semakin banyaknya penimbunan
faktor penting yang mempercepat terjadinya cairan peritoneum, dapat dijumpai cairan lebih dari
ensefalopati hepatik. Ensefalopati terjadi bila amonia 500 ml pada saat pemeriksaan fisik dengan pekak alih,
danzat-zattoksik lain masuk dalam sirkulasi sistemik. gelombang cairan, dan perut yang membengkak.
Sumber amonia adalah pemecahan protein oleh bakteri ]umlah yang lebih sedikit dapat dijumpai dari
pa&'saluran cerna. Ensefalopati hepatik akan terjadi pemeriksaan USG atau parasentesis.
bila darah tidak dikeluarkanmelalui aspirasi lambung, Pembatasan garam adalah metode utama peng-
pemberian pencahar dan enema, dan bila pemecahan obatan asites. Obat diuretik juga dapat digunakan
protein darah oleh bakteri tidak dicegah dengan digabungkan dengan diet rendah garam. Kini telah
pemberian neomisin atau antibiotik sejenis. Tindakan tersedia berbagai obat dan program diuretik, namun
ini dibicarakan lebih lanjut pada bagian selanjutnya. yang penting adalah memberikan diuretik secara
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Pcnkreos BAB 27 499

bertahap untuk menghindari diuresis berlebihan. pemecahan metabolisme protein oleh kerja bakteri
Kehilangan cairan dianjurkan tidak lebih dari 1,0kg/ dalam usus. Hasil metabolisme ini dapat memintas
hari bila terjadi edem'perifer dan asites. Ketidak- hati karena terdapat penyakitpada sel hati atau karena
seimbangan elektrolit harus dihindari, sebab obat terdapat pirau. NH. (yanS dalam keadaan normal
diuretik dapat mencetuskan ensefalopati hepatikum. diubah menjadi urea oleh hati) merupakan salah satu
P ar asentesis adalah tindakan memasukkan suatu zatyangdiketahui bersifat toksik dan diyakini dapat
kanula ke dalam rongga peritoneum untuk mengeluar- mengganggu metabolisme otak (Gbr. 27 -9).
kan cairan asites. Pada masa lalu, parasentesis adalah Ensefalopati hepatik biasanya dipercepat oleh
suatu bentuk pengobatan lazim untuk asites, namun keadaan seperti: perdarahan saluran cema, asupan
tidak lagi digunakan karena memiliki efek yang protein berlebihan, obat diuretik, parasentesis, hipo-
merugikan. Terdapat bahaya tercetusnya hipovolemia, kalemia, infeksi akut, pembedahan, azotemia, dan
hipokalemia, hiponatremia, ensefalopati hepatika, dan pemberian morfin, sedatif, atau obat mengandung
gagal ginjal. Cairan asites dapat mengandung 10 NH, Azotemia adalah retensi zat nitrogenosa (misal,
hingga 30 g protein/L, sehingga albumin serum urea) dalam darah yang normalnya difiltrasi oleh
kemudian mengalami deplesi, mencetuskan hipotensi, ginjal. Efek berbahaya darizat-zat ini dapat ditelusuri
dan tertimbunnya kembali cairan asites. Oleh karena pada mekanisme yang mengakibatkan pembentukan
itu penggantian albumin melalui IV dapat diberikan amonia dalam jumlah besar dalam usus. Ensefalopati
pada saat parasentesis untuk menghindari timbulnya yang menyertai kekurangan kalium atau parasentesis
komplikasi ini. parasentesis biasanya dilakukan hanya dapat dihubungkan dengan pembentukan NH.yang
untuk alasan diagnostik dan bila asites menyebabkan berlebihan oleh ginjal dan perubahan keseimbangan
kesulitan bemapas yang berat akibat volume cairan asam/basa. T abe127 4 merangkum faktor-faktor yang
yangbesar. Beberapa penderita asites juga mengalami' dapat mempercepat terjadinya enseg/ falopati hepatik
efu si pleura, terutama dalam hemitoraks kanan. Cairan dan mekanisme fisiologis yang mungkin terkait.
ini diperkirakan memasuki toraks melalui air mata
dalam pars tendinosa diafragma karena tekanan ab-
Gambaran Klinis
domenyangmeningkat.
Gejaia dan tanda klinis ensefalopati hepatik dapat
timbul sangat cepat dan berkembang menjadi korna
Ensefalopati hepatik bila terjadi gagal hati pada penderita hepatitis
Ensefalopati hepatik (koma hepatikum) merupakan fulminan. Pada penderita sirosis, perkembangannya
sindrom neuropsikiatri pada penderita penyakit hati berlangsung lebih lambat dan bila ditemukan pada
berat. Sindrom ini ditandai oleh kekacauan mental, stadium dini masih bersifat reversibel. Perkembangan
tremor olot, danflapping tremor yang disebut sebagai ensefalopati hepatik menjadi koma biasanya dibagi
asteriksis. Perubahan mental diawali dengan per- dalarn empat stadium.
ubahan kepribadiary hilang ingatan, dan iritabilitas Tanda-tanda pada stadium l tidak begitu jelas dan
yang dapat berlanjut hingga kematian akibat koma mungkin sukar diketahui. Tanda yang berbahaya
dalam. Ensefalopati hep.atik yang berakhir dengan adalah sedikit perubahan kepribadian dan tingkah
koma adalah mekanisme kematian yang terjadi pada laku, termasuk penampilan yang tidak terawat baik,
sepertiga kasus sirosis yang fatal. pandangan mata koson g, bicara tidak jelas, tertawa
sembarangan, pelupa, dan tidak mampu memusatkan
pikiran. Penderita mungkin cukup rasional, hanya
Patogenesis terkadang tidak kooperatif atau sedikit kurang ajar.
Dalam arti sederhana, ensefalopati hepatik dapat Pemantauan yang saksama menunjukkan bahwa
dijelaskan sebagai suatu bentuk intoksikasi otak yang mereka lebih letargi atau tidur lebih lama dari biasa,
disebabkan oleh isi usus yang tidak mengalamimeta- atau irama tidumya terbalik. Perawat berada dalam
bolisme dalam hati. Keadaan ini dapat terjadi bila posisi yang strategis untuk memperhatikan
terdapat kerusakan sel hati akibat nekrosis, atau perubahan-perubahan yang terjadi dan dapat meminta
terdapat pirau (patologis atau akibat pembedahan) bantuan keluarga pasien untuk mencari perubahan
yang memungkinkan darah portal mencapai sirkulasi kepribadian rin[an tersebut karena perawat memiliki
sistemik dalam jumlah besar tanpa melewati hati. hubungan yang erat dengan penderita seperti ini' -
Me tab olit yang menyeb abkan timbuhrya ensefalo- Tanda-tanda pada stadium 11 lebih menonjol
pati belum diketahui pasti. Mekanisme dasar tampak- daripada stadium I dan mudah diketahui. Terjadi
nya adalah karena intoksikasi otak oleh produk p"tubaha"t perilaku yang iidak semestinya, dan
500 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

Gangguan
pengendalian sfingter tidak dapat terus dipertahan- siklus Krebs-
kan. Kedutan otot generalisata dan asteriksis ensefalopati
portasistemik
merupakan temuan khas. Asteriksis (atau flapping
tremor) dapat dicetuskan bila penderita disuruh xJma
mengangkat kedua lengannya dengan lengan atas NH,
difiksasi, pergelangan tangan hiperekstensi, dan jari-
jari terpisah. Perasat ini menyebabkan gerakan fleksi
dartekstensi involuntar cepat dari pergelangan tangan
dan sendi metakarpofalang. Asteriksis merupakan
suatu manifestasi perifer gangguan metabolisme otak.
Keadaan semacam ini dapat juga timbul pada sindrom
uremia. Pada tahap ini, letargi serta perubahan sifat
dan kepribadian menjadi lebih jelas terlihat.
Apraksia konstitusional adalah gambaran lain yang
mencolok dari ensefalopati hepatik. Penderita tidak
dapat menulis atau menggambar dengan baik seperti
menggambar bintang atau rumah. Sederetan tulisan
tangan atau gambar merupakan cara yang berguna
untuk menentukan perkembangan ensefalopati.
Pada stadium IlI, penderita dapat mengalami
kebingungan yang nyata dengan perubahan perilaku.
Bila pada saat ini penderita hanya diberi sedatif dan
bukan pengobatan untuk mengatasi proses toksiknya,
maka ensefalopati mungkin akan berkembang menjadi
koma, dan prognosisnya fatal. Selama stadium ini,
penderita dapat tidur sepanjang waktu. Elektro-
ensefalogram mulai berubah pada stadium II dan
menjadi abnormal pada stadium III dan iV.
Padastadium 1V, penderita masrik dalam keadaan
koma yang tidak dapat dibangunkan, sehingga timbul Gbt.27-9 Sirkulasi amonia normal dan abnormal (NH.). Sisi kiri
refleks hiperaktif dan tanda Babinsky. Pada saat ini diagram menunjukkan metabolisme normal NH.. Protein yang
termakan diubah menjadi NH" dan amine oleh kerja bakteri usus,
bau apek yang manis (fetor hepatikum) dapat tercium
diabsorpsi ke dalam sistem vena porta, dan mengalamidetoksifikasi
pada napas penderita, atau bahkan waktu masuk ke melalui konversi menjadi urea oleh hepatosit. Urea sebagian besar
dalam kamarnya. Fetor hepatikum merupakan tanda diekskresi oleh ginjal (75%), tetapi 25% diekskresi ke dalam usus.
prognosis yang buruk, dan intensitas baunya.sangat Ginjal juga memproduksi NH. dalam jumlah yang bervariasi,
sebagian besar oleh deaminasi glutamin. Normalnya hanya sedikit
berhubungan dengan derajat somnolensia dan NH3 yang memasuki sirkulasi sistemik. Sisi kanan diagram
kekacauan. Hasil pemeriksaan laboratorium tambahan menunjukkan dua mekanisme utama penyebab hiperamonemia
adalah kadar amonia darah yang meningkat, dan hal pada sirosis hati: (1) kegagalan hati untuk membentuk urea akibat
ini dapat membantu mendeteksi ensefalopati. kerusakan hepatoselular, dan (2) pirau portosistemik (pemintasan
hati) melalui aliran kolateral portosistemik ketika terjadi hipertensi
porta. Operasi pirau portakaval seperti yang terlihat dalam dia-
gram dapat memiliki efek yang sama. NH. berlebihan dalam darah
Pengobatan
dapat melewati sawar darah otak, dan menyebabkan efek toksik
Langkah pengobatan ensef alopati hepatik dipusatkan pada otak yang disebui sebagai ensefalopati hepatik atau koma
hepatik.
pada mekanisme penyebabnya. Yang paling penting
adalah mencari faktor pencetus, seperti perdarahan
saluran cema atau terapi diuretik yang berlebihan, dan
memberikan pengoba tan korektif . usus. Dosis yanglazim diberikan adalah sekitar 4-12
I*engobatan awal adhlah menyingkirkan semua g/hari untuk dewasa. Bakteri usus juga dapat difurun-
protein dari diet dan menghambat kerja bakteri ter- kan dengan penggunaan laktulosa.
hadap protein usus karena pemecahan preotein dalam Laktulosa juga menurunkan pH feses bila *difer-
usus adalah sumber NH, zat nitrogen lain. Neomisin mentasi menjadi asam organik oleh bakteri dalam
(suatu antibiotik yang tidak diabsorpsi) biasanya kolon. Kadar pH yang rendah menangkap NH, dalam
merupakan obat terpilih untuk penghambatan bakteri kolon sebagai ion amonium yang tidak dapat berdifusi
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 501

INIK
fi$$irduuft*
[\W$W fi1iff"$

ii'l'-D lEril btig efldbiti:eiiilu$am sfluian cerna 1to-n1ng$a :ip.pl:aleir/di),atau:*gkalan ,:,,

prOtein,yan$.ber[_e.h'lhan'menyedia.kan $ubsjidt bagi penin$katiih


=::amengahdung
pembentukan amonia (NHr). Kerja bakteri usus pada protein menimbulkan NH3, yang
iffii$,rqB$pip$danA HB'ifia
diabsorpsi yH:'tdicet.o.
normalnya didetoksifikasi dalam hati melalui konversi
faci,iiaaithiiii'mela{ui menjadi urea.
kopvlersi,menjiiq,igeal
:::,$f$,l [F*;x1i{,Ix.EqiigYlrT*:f
hepatoseliler atau pirau portoslstemlk. 'lili'?,61:''il,:*,1]'1t111ffi1lr9!,i9il;e:..:i
Ntt" ldan mungkin metabolit toksik lainnya)
uii'i,Esngao eji]H ldtuAiig iit'deiadr, qd*:uiie;ry,pat NHu memifikr,,al6t< tot<Cit<
inf
lli,iirilrliiiilsn0sung'p,qda otak$anggu'ari;i{ghusi giLljal,dan::men!ngKatnya BUNLmsllig}abkaa
, : lebih banyak urea yang berdifusi dalam usus, yang akan diubah menjadi NH. oleh
bakteri usus. Konstipasi meningkatkan produksi dan absorpsi NH, karena kontak
I r:::i:

,,'.,:1,,

'''''
A|kalgsis.dan.:hip9kalem.iti'.$e|in$kgt{..0.i.ba.b*Eh.-olehhiperVenti$sidahmI'l.4.F,h;'
nteny.ebaEke ifus!,,N.ll* daii,,eUf;ii .;t6,,l ube[,,,ke caiun:intraseli lercepvltii.56]rsdl::,, .:.,
otakl yang menyebabkan efek toksik. Pada alkalosis, lebih banyak NHoyang
diproduksi dari glutamin dalam ginjal yang kembali memasuki sirkulasi sistemik
dibandingkan ying disekresi se-b"'g"i i;n-;ronium (NHo-). Hipovolemia (yang
disebabkan oleh perdarahan saluian Ceina), pemakaian diuretik berlebihan. atau
parasentesis, dapat m€ncetuskan HE dengin cara menyebabkan gagal ginjal dan
azotemia, yang pada gilirannya menyebabkan meningkatnya NHrdarah.

:
Pemakaian diuretik yang terlalu radikal dapat menyebabkan ketidakseimbangan
,.,i:::s.lektroltt, meliputi at
is; hip,okaiemia;,danhipovblemia: O.lgh.katena ituobatiit liiili,rr :::::::

diuretik pendeplesi kalium sebaiknya dihindari. Obat sedatif dan obat-obatan lain
yang menyebabkan.depresi susunan saraf pusat bekerja secara sinergis.dengan
'NH3.M6tabolismeobat-obatiniyangterganggUdapatterjadiakibatkegaga|an
:::, ::ii:i :.::l::j::::::ii' hepatoselular. ;
: ::::::::=:
.!4i$'LAI$=
=:::,::i=r,
:,;:
rhJeE$i rrtl rt;!ii::ii: lnteksiataupembedahanmeningt<ait<antataboliSmeJaringan,menyebabkan'
;'!e6$b!ahan BUlt daf NH;. Hib-€rtermia, deb,idlflsli dan gangEuan,tu'n$$1i,,
:iiii.ijLripeningk€fiaA'produkst ,:,1.::.
ginjal berpotensi menyebabkan toksisitas NH..

Dimodifikasi dari Greenberger NJ: Gasfromtesfmal disorders: a pathophysiologic approach, ed 4, St Louis, 1989, Mosby.
BUN, Nitrbgen Urea Darah; HE, ensefalopati hepatik.

(NH..) yang kemudian diekskresi dalam feses. Apabila awal perjalanan prakoma dan bila kerusakan hati
pasien baru mengalami perdarahan saluran cerna tidak begitu berlanjut.
(sumber protein), selanjutnya dapat diberikan magne- Beberapa tindakan dapat dilakukan untuk
sium sulfat atau enema untuk membersihkan usus. mencegah ensefalopati pada pasien yang memiliki
Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pirau portakaval atau yang sembuh dari ensefalopati.
penting dilakukan, terutama hipokalemia, yang Tindakan ini mencakup diet dengan protein dalam
mencetuskan ensefalopati. Pemberian obat sedatif, jumlah sedang, dosis rumatan neomisin, tidak
tranquilizer, dan diuretik dihindari, dan penggunaan memberikan obat diuretik pendeplesi kaiium dan yang
diuretik diminimalkan, terutama diuretik yang mengandung NH' tidak memberikan obat sedatif dan
menurunkan kalium. Makanan yang diberikan narkotika, menghindari konstipasi, dan membatasi
berbentuk jus buah manis atau glukosa IV. Tindakan semua makanan mengandung protein bila gejala
ini biasanya berhasil dilakukan bila diberikan pada munculkembali.
502 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

Afro-Amerika. Kondisi klinis yang dikaitkan dengan


KOLELITIASIS DAN KOLESISTITIS
semakin meningkatnya insidensi batu empedu adalah
diabetes, sirosis hati, pankreatitis, kanker kandung
Durpenyakit saluran empedu yang paling menonjol, empedu, dan penyakit atau reseksi ileum. Faktor risiko
dilihat dari frekuensinya adalah pembentukan bafu lain yang berkaitan dengan timbulnya batu empedu
(kolelitiasis) dan radang kronis penyerta (knlesistitis). adalah obesitas, multiparitas, pertambahan usia, jenis
Walaupun masing-masing keadaan ini dapat timbul kelamin perempuan, dan ingesti segera makanan yang
ters_9ndiri, keduanya sering timbul bersamaan dan mengandung kalori rendah atau lemak rendah (puasa).
akan dibicarakan bersama-sama. Batu empedu hampir selalu dibentuk dalam
kandung empedu dan jarang dibentuk pada bagian
saluran empedu lain. Etiologi batu empedu masih
Patologi belum diketahui sepenuhnya; akan tetapi, tampaknya
faktor predisposisi terpenting adalah gangguan
Batu empedu pada hakekatnya merupakan endapan
metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan
satu atau lebih komponen empedu: kolestercjl, biliru-
komposisi empedu, stasis empedu, dan infeksi
bin, garam empedu, kalsium, proteirl asam lemak, dan
kandungempedu.
fosfolipid (lihat Gbr. 3-10). Kolesterol hampir tidak
Perubahan komposisi empedu kemungkinan
dapat larut dalam air dan bilirubin sukar larut dalam
merupakan faktor terpenting dalam pembentukan batu
air. Batu empedu memiliki komposisi yang terutama
empedu. Sejumlah penyelidikan menunjukkan bahwa
terbagi atas tiga jenis: pigmen, kolesterol, dan batu
hati penderita batu empedu kolesterol menyekresi
campuran. Batupigmen terdiri atas garam kalsium dan
empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol.
salahsatu dari keempat anion ini:bilirubinat, karbonat,
Kolesterol yang berlebihan ini mengendap dalam
fosfat, atau asam lemak rantai panjang.Batu-batu ini
kandung empedu (dengan cara yang belum dimengerti
cenderung berukuran kecil, multipel, dan berwarna
sepenuhnya) untuk membentuk batu empedu.
hitam kecoklatan. Batu pigmen berr.varna hitam ber-
Stasis empedu dalam kandung empedu dapat
kaitan dengan hemolisis kronis. Batu berwama coklat
mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan
berkaitan dengan infeksi empedu kronis (batu
komposisi kimia, dan pengendapan unsur tersebut.
semacam ini lebih jarang dijumpai). Batu kolesterol
Gangguan kontraksi kandung empedu, atau spasme
"mumi" biasanya berukuran besar, soliter, berstrukfu r
sfingter Oddi, atau keduanya dapat menyebabkan
bulat atau oval, berwama kuning pucat dan sering-
terjadinya stasis. Faktor hormonal (terutama selama
kali mengandung kalsium dan pigm en. Batu kolesterol
kehamilan) dapat dikaitkan dengan perlambatan
carnpuran paling sering ditemukarr. Batu ini memiliki
pengosongan kandung empedu dan menyebabkan
gambaran batu pigmen maupun batu kolesterol,
tingginya insidensi dalam kelbmpok ini.
majemuk, dan berwarna coklat tua. Batu empedu
lnfeksi bakteri dalam saluran empedu dapat ber-
campuran sering dapat terlihat dengan pemeriksaan
peran dalam pembentukan batu. Mukus mening-
radiografi, sedangkan batu komposisi murni tidak
katkan viskositas empedu, dan unsur sel atau bakteri
terlihat.
dapatberperan sebagai pusat presipitasi. Akan tetapi,
infeksi mungkin lebih sering timbul sebagai akibat dari
terbentuknya batu empedu, dibandingkan sebagai
Etiologi dan Patogenesis penyebab terbentuknya batu empedu.

Kasus batu empedu sering ditemukan di Amerika


Serikat, yaitu mengenai 20% penduduk dewasa. Setiap Gambaran Klinis
tahunnya, beberapa ratus ribu orang yang menderita
penyakit ini menjalani pembedahan saluran empedu. Sebanyak 75% orang yang memiliki batu empedu tidak
Batu empedu relatifjarang terjadi pada usia dua dekade memperlihatkan gejala. Sebagian besar gejala timbul
pertama. Namun wanita yang meminum obat kontra- bila batu menyumbat aliranempedu, yang seringkali,
sepsipral atau yang hamil akan lebih berisiko men- terjadi karena batu yang kecil melewati ke dalam
derita batu empedu, bahkan pada usia remaja dan usia duktus koledokus. Penderita batu empedu sering
20-an. Faktor ras dan familial tampaknya berkaitan memiliki gejala kolesistitis akut atau kronis. Bentuk
dengan semakin tingginya insiden terbentuknya batu akut ditandai oleh nyeri hebat mendadak pada epi-
empedu. Insiden sangat tinggi pada orang Amerika gastrium atau abdomen kuadran kanan atas; nyeri
asli, diikuti oleh orang kulit putih, dan akhimya orang dapat menyebar ke punggung dan bahu kanan. Pen-
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 503

derita dapat berkeringat banyak atau berjalan mondar-


mandir atau berguling ke kanan dan ke kiri di atas
tempat ti5!ur. Nausea dan muntah sering terjadi. Nyeri
dapat berlangsung selama berjam-jam atau dapat
kambuh kembali setelah remisi parsial' Bila penyakit
mereda, nyeri dapat ditemukan di atas kandung
empedu. Kolesistitis akut sering disertai sumbatanbatu
dalam dtrktus sistikus dan sering disebut kolikbiliar'
Gejala kolesistitis kronis mirip dengan gejala
kolesistitis akut, tetapi beratrrya nyeri dan tanda-tanda
fisik kurang nyata. Pasien sering memiliki riwayat
dispepsia, intoleransi lemak, nyeri ulu hati, atau
flatulen yang berlangsung lama.
Setelah terbentuk, batu empedu dapat berdiam
dengan tenang dalam kandung empedu dan tidak
menimbulkan masalah, alau dapat menyebabkan
timbulnya komplikasi. Komplikasi yang paling sering
terjadi adalah infeksi kandung empedu (kolesistitis)
Gbr.27-10 Batu EmPedu
dan obstruksi duktus sistikus atau duktus koledokus.
Obstruksi seperti ini dapat bersifat sementara, inter-
mitery atau permanen. Kadang-kadang, batu dapat metode yang disebut litotripsi, yang ditimbulkan
menembus dinding kandung empedu dan menyebab- dengan jenis elektromagnetik alat-alat pada pasien
kan peradangan hebat, sering menyebabkan terjadinya dengan (1) kolikbiliar, (2) batu radiolusen, (3) fungsi
pe.ritonitis, atau menyebabkan ruptur dinding kandung empedu dengan pengosongan normal, (4)
kandungempedu. sampai maksimum ketiga batu, dan (5) tidak adanya
komplikasi, seperti infeksi, obstruksi, dan pankreatitis.
Pengobatan lazim kedua keadaan ini adalah pem-
Diagnosis dan Pengobatan bedahan untuk mengangkat kandung empedu (kolesis'
tektomi) dan/atau pengangkatan batu dari duktus
Diagnosis kolesistitis dankolelitiasis akut atau kronis koledokus (koledokolitotomi), y ang diharapkan dapat
sering didasarkan pada ultrasonografi yang dapat menyembuhkan sekitar 95'h kasus. Pada kasus
meminjukkan adanya batu atau malfungsi kandung kolesistitis akut yang disertai gejala-gejala berat dan
empedu (lihat Gbr.27-10). Kolesistitis akut juga dapat diduga terdapat pembentukan nanah, beberapa ahli
didiagnosis menggunakan koleskintigrafi, yaitu suatu bedah melakukan operasi segera, sedangkan ahli
metode menggunikan agen radioaktif IV. Selanjutnya bedah lain hanya melakukan operasi bila perbaikan
pemindaian dilakukan pada saluran empedu untuk tidak te4adi dalam beberapa hari. Akhir-akhir ini
melihat adanya kandung empedu dan pola biliar. Bila digunakan metode pembedahan abdomen terbuka
tidak tersedia peralatan USG, digunakan kolesistogr#i tradisional pada sekitar 20'h kasus dengan metode
oral. ERCP (endos copic r etr o gr ade cholangiopancr eato- pembedahan abdomen laparoskopi yang digunakan
graphy) dapat digunakan untuk mendeteksi adanya untuk kolesistektomi adalah sekitar 80%. Pada kasus
batu dalam duktus. Batu empedu dapat terlihat pada empiema atau bila penderita berada dalam keadaan
foto polos bila mangalami kalsifikasi secara bermakna. buruk, kandung empedu tidak dibuang tetapi hanya
Pengobatan paliatif untuk pasien ini adalah di drainase (kolesistotomi).
dengan menghindari makanan yang bersalah, seperti
makanan dengan kandungan lemak tinggi' Pada fase
akut,banyak pasien dengan kolesistitis pada awalnya
mencapai remisi dengan istirahat, cairan IV, isap PANKREATITIS
nasogast?ik, analgetik & antibiotik' Asam empedu oral
dapat digunakan untuk melarutkan kolesterol pada
batu empedu campuran. Berdasarkan penelitian, Pahkreas merupakan suatu organ yang tidak biasa
pelarutan parsial atau komplet batu tersebut berhasil karena berfungsi sebagai kelenjar endokrin dan
sekitar 50%-60o/o kasus. Batu empedu dapat dipecah eksokrin. Gangguan endokrin pankreas yang terutama
dengan gelombang syok ekstrakorporeal, melalui adalah diabetes (lihat Bab 63). Produk eksokrin pan-
504 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

kreas berupa enzimkuat,yang dalam keadaan normal halus. Setelah tripsin terbentuk maka enzim ini meng-
mencerna protein, lemak, dan karbohidrat dalam aktifkan semua enzim proteolitik lainnya. Inhibitor
malanan yang teringesti (Tabel 27-7\. Akan tetapi, tripsiri terdapat dalam plasma dan pankreas, yang
enzim-enzim kuat yang sangat efektif pada pencer- dapat berikatan dan menginaktifkan setiap tripsin
naan dalam lumen usus halus, juga berperan sebagai yang dihasilkan secara tidak disengaja, sehingga pada
sumber bahaya yang besar terhadap organ itu sendiri, pankreas normal kemungkinan tidak terjadi pencer-
bila mereka diaktiftan dalam pankreas itu sendiri. Teori naan proteolitik.
autodigesti mengesankan bahwa inilah yang sebenar- Refluks empedu dan isi duodenum ke dalam
nya terjadi pada pankreatitis. Pankreatitis biasanya duktus pankreatikus telah diajukan sebagai meka-
dibagi dalambentuk akut dan kronis. nisme yang mungkin terj adi dalam pengaktifan enzim
pankreas. Refluks dapat terjadi bila terdapat saluran
bersama, dan batu empedu menyumbat ampula Vateri.
Pankreatitis Akut Atonia dan edema sfingter Oddi dapat mengakibatkan
refluks dirodenurn. Obstruksi duktus pankreatikus dan
Pankreatitis akut adalah suatu proses peradangan akut iskemia pankreas juga turutberperan. Alkohol dapat
yang mengenai pankreas dan ditandai oleh berbagai merangsang terjadinya spasme sfingter Oddi yang
derajat edema, perdarahary dan nekrosis pada sel-sel menyebabkan tekanan pada punggung dan meng-
asinus dan pembuluh darah (lihat Gambar Berwarna hambat sekresi melalui duktus pankreatikus dan
35). Mortalitas dan gejala klinis bervariasi sesuai ampula Vater, yang dapat mengaktifkan enzim
derajat proses patologi. Pada 85-90% penderita pankreas dalam pankreas. Gbr. 27-11 merangkum
pankreatitis akut, gejala biasanya pulih dalam 3 mekanisme autodigesti pankreas.
hingga 7 hafi setelah mulai pengobatan. Angka Kedua enzim aktif yang diduga berperan penting
mortalitas pankreatitis akut adalah 10%, sedangkan dalam autodigesti pankreas adalah elastase dan
pankreatitis nekrotik berat mempunyai angka morta- fosfolipase A . Fosfolipase A dapat diaktifkan oleh tripsin
litas sebesar 50%. Pembedahan tampaknya dapat atau asam empedu danmencerna fosfolipid membran
menurunkan angka kematian. sel. Elsstase diaktifkan oleh tripsin dan mencerna
jaringan elastin dinding pembuluh darah sehingga
Etiologi dan Patogenesis menyebabkan perdarahan, Pengaktif an knlikrein oleh
tripsin diyakini berperan penting dalam timbulnya
Faktor etiologi utama pankreatitis akut adalah kerusakan lokal dan hipotensi sistemik. Kalikrein
penyakit saluran empedu dan alkoholisme. Penyebab menyebabkan vasodilatasi, peningkatan permeabilitas
yang lebih jarang adalah (rauma, terutama luka peluru vaskular, invasi leukosit, dan nyeri.
atau pisau, tukak duode4um yang mengadakan
penetrasi, hiperparatiroidisme, hiperlipidemia, inf eksi
Gambaran Klinis
virus, dan obdt-obat tertentu seperti kortikosteroid dan
diuretik tiazid. Pencetus pankreatitis seringkali tidak Gejala pankreatitis akut yang palingmenonjol adalah
dapat ditemukan. nyeri perut hebat yang timbul mendadak dan terus
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang menerus. Nyeribiasanya di epigastrium, tetapi dapat
dewasa, tetapi jarang pada anak. Fankreatitis lebih terpusat di kanan atau di kiri linea mediana. Nyeri
sering dikaitkan dengan alkoholisme pada laki-laki, sering menyebar ke punggung dan penderita mungkin
dan lebih sering dikaitkan denganbatu empedu pada merasa lebih enak bila. duduk sambil membungkuk ke
perempuan. depan. Posisi berbaring atau berjalan akan memper-
Terdapat kesepakatan umum bahwa mekanisme berat nyeri. Nyeri tersebut sering disertai mual,
patogenetik yang umum pada pankreatitis adalah muntall berkeringat, dan kelemahan. Nyeri biasanya
autodigesti, tetapi bagaimana proses pengaktifan enzim- hebat selama sekitar 24 jam kemudian mereda selama
enzim pankreas ini masih belum jelas. Pada pankreas beberapa hari.
normal, terdapat sejumlah mekanisme pelindung Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan berbagai
terhadap pengaktifan enzim secara tidak disengaja derajat syok, takikardia, leukositosis, dan demam.
dan autodigesti. Yang pertama, enzim yang mencema- Ikterus ringan dapat timbul bila terjadi obstruksi
kan protein disekresi sebagaibentuk prekursor inaktif biliaris. Timbul nyeri tekan dan defans muskul4r otot
(zimogen) yang harus diaktifkan oleh tripsin. Tripsi- abdomen dengan distensi, rigiditas, dan bukti laln
nogen (bentuk inaktif tripsin) secara normal diubah adanya peritonitis yang timbul bila peradangan
menjadi tripsin oleh kerja enterokinase dalam usus mengenai peritoneum. Bising usus dapat menurun
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 505

-!-

Pemecahan atau hidrolisis zat pati untuk memroduksi Peningkatan kadar enzim akibat feradang-
glukosa, maltosa, dan dekstrin. Aktivitasnya an pankreas. Defisiensi am'ilase
bergantung pada kaisium dan lon'ion lain' menyebabkan intoleransi makahan yang
mengandung zat Pati.
Bekerla terutama pada micelle atau emulsi trigli- Dianggap sebagai salah satu enzim.utama
- yang pallng baik diukur pada pankreatitis
."riOu yang tidak larut, menghidrolisis gliserol-
ester aiam lemak, dan menghasilkan asam lemak akut. Kadamya meningkat Pada
bebas dan monogliserida. Garam empedu pekat peradangan Pankreas. Defisiensi
dalam duodenum menghambat aktivitas lipase; menyebabkan terjadinya steatore dan
namun; aktivitas ini pulih bila terdapat bentuk malabsorpsi lemak.
prekursor (kolipase), yang diaktifkan melalui
hilangnya pentapeptida oleh tripsin'
hidrorase s,j;i; ;iliilfi;il"i";6"k;;
a"i" oari protein Dapat ditemukan enzim lipolitik sekretorik
yang terletak di interstisial pada proses
dalam cairan pankreas' Enzlm ini melepaskan
peradangan neki'otik dalam pankreatitis.
Pengaktifannya memerlukan garam empedu.
Disekresi oleh pankreas dalam bentuk tidak aktif dan Aktivitas yang meningkat biasanya terlihat
pada akhir perjalanan penyakit'setelah
: diaktifkan oleh tripsin setelah pemecahan
perlalanan klinis memburuk. Uji ini sensitif
proteolitik peptida aktif. Enzim ini mengatalisis
i''idrolisis fosfoliPid. untuk pankreatitis akut.
Bag;"- k;;oungan enzlmatik cairan pankreas; kerja Terlibat dalam berbagai penyakit radang
katalitik melepaskan kinin dari kininogen' Serum (mis., pankreatitis). Namun masih
kinin diaktifkan dlam lungsi jaringan sebagai dilakukan penelitian mengenal pengguna-
mediator peradangan. Secara normal terdapat annya dalam Pengobatan Penyakit
' dalam iaringan tubuh dalam keadaan tidak aktii' seperti asma, pankreatitis, dan artritls
Apaoita oiaktif kan, en2im ini,meiupakan saf ah
I reumatoid. , :,-.:, ,:::;,,,,,,,ri:,:, ,...,iir;--
rlli
, ,,r
satu vasodilator terkuat. :'-,..
Suatu eniim penghidrolisis yang dilepast<an dari Kadar yang meningklt-oiumpal paoat-., i'
tripsinogen meialui pemecahan suatu proses pei'adangan pankreas (pankieatitis
Kadamya menurun pada sindrom
' "pengaktifan peptida" yan$ distimulasi oleh : akut).
defisiensi pankreatik,
: ,r, - 1r'' ;':;-.,
estrokinase. Tripsinogen disintesis oleh ribosom 1

pankreas.
Dihasilkan oleh pankreas dan berfungsi dalam usus Peningkatan kadar enzim ini terdapat dalam
halus, Feisama Uengan tijpsin, protein dihidrolisis perdarahan makroskopis pankreas.
,,iil i :rimenjadi peptani Enzim lni dapat berperan sebagai agen
lti.-:, ,=,,:,':'i:;: l :=:r:',.'
penyebaran kanker. Kadarnya sedikit
pada anak dengan fibrosis kiStik dan
'biu""nyu
terdafat pada sebagian besar
1 -,'1;, 1"--;1i:.'.ri.y
i.li'=t..i,"., ,.=.., , ..i1.;.. uji feses yang dilakukan pada anak.
Dua tipe: kationik elastase 1 dan anionlk
Dihasilkan dalam daerah asinar pankreas dan -
diaktifkan oleh tripsin. Enzim ini terutama efektil 2. Elasiase 1 merupakan salah
"iuJt"tt
satu penanda kationik terbalk pada
dalam p€mecahan elastin-suatu protein struktural
dalam laringan ikat dan pembuluh darah. Enzim ini pankreatitis akut dan kronis.
juga mungkin turut berperan dalam proses
peniakit slstemik.
:,*-.:*.*" Metaloprotein yang membutuhkan seng untuk Peningkatan dramatis karboksipeptidase
dalam serum teriadi pada pankreatitis.
aktivitas enzimatik. Suatu enzim penghidrolisis
protein yang diaxiitt<an dalam duodenum oleh
iripsin.
J;:",,,-;::": E.lliH;;rn memecah rantai asam nut<teat. RNase dijumpai pada Penderita
pankreatitis. Masukan inhibitor DNase
RNase)
mungkin meruPakan detektor awal
peradangan pankreas.
506 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

atau tidak ada. Perdarahan retroperitoneal berat dapat sekretorik dan hasil-hasil nekrotik dalam pankreas,
bermanifestasi sebagai memar pada pinggang atau sedangkan terkumpulnya cairan sekretorik di luar
sekitar umbilikus. kelenjar disebgt pseudokista. Flegmon (massa padat
iliagnosis pankreatitis akut biasanya ditegakkan pankreas yang meradang dan membengkak) seringkali
bila ditemukan peningkatan kadar amilase serum. memiliki daerah nekrosis bebercak yang dapat timbul
Kadar amilase serummeningkat selama 24 sampaiT2 selama t hingga 2 minggu setelah timbulnya
jam pertama dan kadamya sering mehcapai lebih dari pankreatitis.
du3 kali kadar normal. Kadar amilase urine dapat Abses pankreas dan pseudokista sering terjadi pada
tetap mdningkat sampai 2 minggu setelah pankreatitis minggu kedua atau ketiga setelah timbuhrya pankrea-
akut. Kadar bilirubin serum mungkin sedikit mening- titis. Lokasi pseudokista pankreas'yan glazimadalah
kat. Perubahan biokimia lain adalah peningkatan dalam bursa omentalis. Sering terjadi infeksi sekunder
kadar lipase serum, hiperglikemia, hipokalsemia, dan akibat pengumpulan cairan ini.
hipokalemia. Kadar lipase serum meningkat selama Sekuele pankreatitis akut yang tersering adalah
beberapa hari setelah fase akut. Hipokalsemia merupa- serangan akut berulang dan timbulnya pankreatitis
kan temuan yang cukup sering, kelainan ini kronis.
disebabkan oleh nekrosis lemak yang nyata dan disertai
pembentukan sabun kalsium. Hipokalemia yang
Pengobatan
terjadi dapat cukup berathingga dapat menyebabkan
tetani. Pengobatan awal utama pankreatitis akut adalah obat-
Komplikasi pankreatitis akut adalah timbulnya obatan, sedangkan pembedahan hanya dilakukan bila
diabetes melitus; tetani hebat, efusi pleura (terutama terjadi obstruksi atau komplikasi khusub seperti
di hemitoraks kiri), dan abses pankreas atau pseudo- pseudokista pankreas. Sasaran pengobatan adalah
kista. Abses didefinisikan sebagai terkumpulnya cairan mengatasi nyeri, mengurangi sekresi pankreas,

cedera pada sel pankreas

Gbn 27-11 Mekanisme autodigesti pankreas


Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 507

mencegah atau mengobati syok, memutihkan kes91n; Pemeriksaan yang paling sensitif untuk mendeteksi
bangan cairan dan elektrolit, dan mengobati infeksi pankreatitis kronis adalah penentaankadar .biknrbonat
sekunder. Syok dan hipovolemia diatasi dengan dan kelusran dalam duodenum setelah dirangsang
pembeiian infus plasma dan elektrolit dengan dengan sekretin. Tindakan diagnostik lain yang
menggunakan hematokrit, tekanan vena sentral, dan berrianfaat adalah tindakan untuk menentukan lemak
keluaran urine sebagai petunjuk cukupnya peng- feses, kadar glukosa darah puasa untuk menentukan
gantian volume. Untuk mengatasi nyeri diberikan kerusakan pulau Langerhans, dan pemeriksaan
meperidin (Demerol) dan bukan opiat, karena kurang arteriografi serta radiografi untuk mengetahui adanya
menyebabkan spasme sfingter Oddi. Penghentian fibrosis dan kalsifikasi. SayanEnYa, karsinoma
p ankreas yang invasif dapat menimbulkan gamb
aran
semua asupan oral dan.penyedotanisi lambung secara
patofisiologi yang sama seperti pada-pankreatitis
terus menerus akan mengurangi distensi usus,
mencegah isi lambung yang asam masuk ke duode- tronis, sehingga sangat menyulitkan dokter dalam
num, dan merangsang sekresi pankreas. Apabila terjadi menentukan diagnosis banding.
infeksi, perlu diberikan antibiotik untuk mengurangi Pengobatan pankreatitis kronis ditujukan langsung
risiko terjadinya infeksi sekunder. Menurut penelitian pada plmulihan dua masalah utama: nyeri dan mal-
terbaru, pengobatan rutin antibiotik pada pankreatitis absorpsi. Penyembuhan nyeri membutuhkan peng-
akut ringanhingga sedang tidak efektif; namun demi- obatan -epetiditt (Demerol) dalam dosis yang besar
kian, terlpi antibiotik untuk pankreatitits berat dengan dan sering. Reseksi lokal kelenjar pankreas terkadang
nekrosis luas akan mengurangi angka mortalitas' In- dapat menyembuhkan nyeri. Enzim-enzim pankreas
hibitor protease juga dapat mengurangi kerusakan juga telah digunakan secara efektif pada pasien-pasien
pankieai (Greenber ger, Toskes, Isselbacher, L998)' ieitettu uniuk menurunkan nyeri abdomen'pada
Abses pankreas diobati dengan drainase melalui pankreatitis kronis' Steatorea dirawat dengan diet
dinding anterior abdomen atau pinggang. Pseudokista iendah lemak dan pemberian vitamin-vitamin yang
dirawit dengan drainase interna antara dinding larut dalam lemak. Diabetes membutuhkan pengen-
interior kista dan dinding posterior antrum lambung' dalian dengan obat hipoglikemik oral maupun insulin'
Bila fase akut mereda, dapat diberikan makanan Minum alkohol merupakan kontraindikasi'
oral. Setelah bising usus pulih diberikan cairan jemih
yang berkembang menjadi makanan rendah lemak dan
iinggi t"tUorudrat sehingga stimulasi sekresi pankreas
bersifat minimal. Usahakan untuk menentukan sebab
KANKER HATI. KANDUNG EMPEDU,
peradangan. Penderita dinasehati untuk tidak minum DAN PANKREAS
Jedikitnya selama 3 bulan, danbila pankrea-
"ttottot
titis diduga akibat alkohol, sebaiknya penderita benar-
Kanker hati dan kandung empedu primer merupakan
benar tidak lagi minum alkohol selamanya'
tumor yang relatif jarang terjadi di Amerika' Akan
tetapi, kanker hati primer cukup sering terjadi di Afrika
danlepang. Kedua keganasan ini berprognosis yang
Pankreatitis Kronis buruk.
Pankreatitis kronis ditandai oleh destruksi progresif Tumor ganas primer di hati ini berasal dari sel
kelenjar disertai penggantian jaringan fibrosis yang parenkim atau epitel saluran empedu- Yang pertama
menyebabkan teibentuknya striktur dan kalsifikasi' idikenat sebagai knrsinoma hepatoselular) merupakan
Faktor etiologinya sama dengan etiologi pankreatitis 80 hingga 907' keganasan hati primer; yang terakhir
akut, walaupun sekitar 75"h pasien dewasa dengan dis ebil seb agai kol an gi okar sin am a. Sekitat 7 5%
pankreatitiJkronis di Amerika Serikat merupakan penderita karsinoma hepatoselular mengalami sirosis
peminum alkohol; fibrosis kistik merupakan penyebab irati, terutama tipe alkoholik dan pascanekrotik'
iersering pada anak. Perjalanan klinis dapat berupa Pedoman diagnostik yang paling penting adalah
setat gitt nyeri akut berulang, massa pankreas memburuknyi p"tty"t it pasien sirosis yang tidak
fungsiixial yang makin berkurang, atau berkembang diketahui sebabnya dan pembesaranhati dalam waktu
secara perlahan. Steatorea, malabsorpsi, penurunan cepat.
berat bldan, dan diabetes merupakan manifestasi Neoplasma hati yang paling sering terjadi adalah
destruksi lanjut. Pankreatitis kronis dapat terjadi tumor guttut yuttg ielah mengalami metastasis dari
setelah pankreatitis akut, tetapi pada beberapa pasien tempat'iain. lrietaitasis ke hat'i dapat terdeteksi pada
timbul secara perlahan. lebih dari 50% kematian akibat kanker' Hal ini terutama
508 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

benar untuk keganasan saluran cerna, tetapi banyak Insiden puncak terjadi pada usia lanjut. Sekitar 60%
tumor lain yang juga memperlihatkan kecenderungan kasus terjadi di kaput pankreas, biasanya menyumbat
untuk bermetastasis ke hati (misalnya kanker saluran empedu dan rnenyebabkan ikterus; kandung
payadara, paru-paru, ovarium, dan pankreas) (lihat empedu membesar dan teraba, sedangkan tumor yang
Gbr.8-8). berasal dari korpus dan kauda sering tetap tenang
Sebagian besar kanker kandung empedu adalah sampai perjalanan klinis lanjut sekali. Gejala dan tanda
ndenoknrsinomn, dan sejumlah 90% penderita ini lain adalah sakit perut, berat badan menurun,
mempunyai batu empedu. Diagnosis umumnya anoreksia, dan mual. Diagnosis mungkin sulit
terlambat karena gejala dini timbul lambat dan dibedakan dari pankreatitis kronis. Diagnosis dapat
menyerupai gejala kolesistitis kronis dan kolelitiasis. ditegakkan dengan pemeriksaan CT s can,IJSG,ERCP,
Kanker pankreas merupakan tumor yang relatif dan pencitraan lain. Biopsi aspirasi jarum halus dan
sering terjadi. Sekitar 29.000 orang meninggal akibat kolangiografi transhepatik perkutaneus merupakan
kanker pankreas pada tahun 1999, sehingga jenis beberapa prosedur yang digunakan untuk diagnosis
kanker ini merupakan kanker penyebab kematian tumor. Beberapa penanda tumor yang dapat diguna-
terbesar keempat (American Cancer Society, 1999). kan untuk menegakkan diagnosis adalah CA-19, CA-
Faktor risiko utama adalah merokok, insidensi kanker 50, enzim karsinoembrionik (CEA), dan lain-lain (Lott,
ini pada perokok dua kali lebih tinggi dibandingkan 1,997). Diagnosis sulit ditegakkan, sehingga tumor
dengan bukan perokok. Diet yang banyak mengan- biasanya tidak ditemukan kecuali bila telah menyebar
dung daging dan lemak meningkatkan risiko terlalu luas sehingga tidak dapat dilakukan reseksi
ter;adinya kanker pankreas. Penyakit ini lebih sering lokal.
terjadi pada laki-laki daripada perempuan, dan lebih Kemungkinan hidup rata-rata setelah penegakan
sering terjadi pada Afro-Amerika daripada penduduk diagnosis kanker hati, kandung empedu, atau
Amerika kulit putih (American Cancer Society,2001). pankreas adalah kurang dari 1 tahun.

.(or'rsrP KUNct

r Hati merupakan organ parenkimterbesar:dalam Selain menjadi organ parenkim ierbesal hati
tubuh (sekitar3 pon [1,3 kg]) dan dibagi menjadi merupakan organ yang memiliki fungsi paling
lobus, kanan dan lobus kiri; hati ditahan di banyak dan paling kompteks. Hati memitiki
tempatnya oleh serangkaian ligamen kompleks tugas yang sangat besar dalam mempertahan-
(yang terpenting ad alah I ig ame ntu m fat siformis) kan homeostasis fungsi metabolik tubuh, men-
yang menghubungkan permukaan anteriomya ter- cakup metabol jsme karbohidrat; lemak, plotein,
hadap diafragma dan dinding abdomen anterior, dan vitamin; sintesis prOtein serum, mencakup
r Permukaan hati dibagi secara mikroskopis faktor pembekuan; pembentukan urea; pem-
menjadisatuqn fungsional yang disebut /obu- bentukan dan ekskresi empedu; inaktivasi
/us-sederetan sel hati heksagonal yan g disebut hof mon steroid ; dan detoksifikasi sej u mlah zat
hepatosit tersusun di sekitar vena sentralis yang endogen dan eksogen. Hatijuga bekerja sebagai
mendrainase ldbulus. Di antara lamina sel hepatik gudang darah yang mengalir balik kembalisaat
terdapat kapildr. kapiIei yang disebut srnusord, terjadigagaljantungventrikel., l', :,,,
yang merupakan cabang vena porta dan arterial Kandung empedu berperan dalam pemekatan
hepati ka. Sinusoid d ilap isi oleh se t Ku pffe r, y aitu dan penyimpanan empedu; Empedu dilepaskan
sel fagosit yang berFungsi membuang bakteri dan dari.kandung empedu melalui duktus sisf/kus,
,partilielasing da{ darah Empedu yang terbentuk yang bergabung dengan duktus hepatikus
idalam hepatosit diekskiesikan ke dalam kanati- menjad i rdukf u s,' ka I e d o k us' D uktus koledokus
,, ku I i, y ang
bergabu n g membentu k du ktus b il iaris bergabur.rg dengan,duktus pankreatikus mem-
, yang'lebih besar sampai mencapai ductus bentuk'ampulla Vateri sebelum'bermuara ke
koledokus. dalam duodenum. Ampula Vaferi dikelilingi oleh
tl
l, .,.,
5t0 BAGIAN LIMA GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTI NAL

*|irplirin$edtlnli{ifiiffi11'lltuf$ Ui ii'*=|..,a.= paii$f:#fk Hbang$elr,!$i;1sin$|fl$eksi ttp..1t jdgg ,,t


? l:llfiYlyl-il terkonjusasilnenjadillrobirino- ;;' P,j:lly:$11T1ll T13,i::q[1Tl"l$lu
:''a31t $;illuhsi ehterbhepaiik bilirubin iakteikonjugasi Peningkatan episodiK ,serum tiansarqinase
- Oanurobilino$bn. ", li:t ,' "'"; " terjadi bersamaan dengan infeksi kronip.
..9. Ekskresi urobilinogendan bilirubin terkonjugasi .,$eadaan karierdapatdijumpaidanterdapatpada
,'. ,i 6s1smginjal;' , :'

:= d-fiii*il*$5tEi pe4"n"osurunlacFa@,t!:lrElii:::.=-=E;b-aj' iE:r-g:il HtA:ii#iilbelinterrsi;l Qre ,

taianama;namun,t<ebeiaoaanniasebagaivirus',penularannyaserupade.ii$anHBV.lnfekiiHBV

'lnfeka1.l.lAv
;.',' ',
r 'd1fn$gap'patogonik.
umumnya adalah,penyakit
a!',:Renvaklt swasirna ,y3'ng
,y3n9 i"t"it"t",
f."l?l
.?,t"y
intersi
intgkgj [roni't<. RNA HDV ":
tidet';rmdni{ bt hepatitis kronis.atau ,,:, nienunjukkan adanya infekCi\r<g$t atau l$M anti-
{ul'ninan.HnVditularkanierutamamelalfiruteiekat- r ,lnfekgi HEV jarang,terjadi ili'Ameiig.Selk3r .:-

l i
iH sllti{tll$*i hil=aE#bn5@,s*i.6.i6.9.t*.a.t$i :1=iNiii!i!,. iikhas
rinl$i.=F1 ad,ftffigenyebab
, ?0"/"tifl"i
akut iang
axui tang datri
dapaf dlpeicaya
dipeiCaia adaiah
aoaiah lgM
tgM tn'ti-HAv;
anti-HAV; angka ,
mortalitas diantarapefpmpuah hamil.
diantarapefpmpuan
Vafsin r
Sirosis adalah penyakit hati konis yang d'tah'Oai

-,
iigG E{rti-ktAv q,enthiukkan aOania imunitas;
{lf}t<iii,1e,n1ta1p31a1;,
r ,.|.BV"ad{hh
',
,.1i, dengan '6
:fensan,dj'tql:13':1"*yl!,?!I.."_'T?LI|PIT':'*
viruj DNA berselubung ganda nodulsel dan hati menggantikan i:i1::::=

]l

oin intioagian
dan intibagian oatam aoitah inietsi , dengan
(l-lBcAg). HBV adalah'infeksi
dalam (ltgCAg)r'HBV pe,iyakit atau
Aengan penyakit atau kbgagalat ,,*
!<^egggalan.nati::stadium
iang
tang lebih
tebin serius dengan
Oengan teaOaan
keadaan karier dandapat akhir; penyakit
akhir;penyakit ini,bersifat ireversibel
ireversibr
:',;' ..hy $ .
n,hGp.atni. nistehgberelihirrmb-iljadi
n,hgp.atni ,,,,
nistehg berelihirrmb-iljadi 1,,,,,,,, ,,,,,
, t'disemb'uh a,iK llii.liengantr
il,iK lJ'ili ngan tra
; qiigaia aiag farsinoma hepatoselular. lnfeksi HBV hati. Sirosis merupakan;salah
merupakan;sglah satu I

ffiriikoa$(tiil,(,a"t"t
.6 **nkr;666.e,*affi*luia:**,,,ii seksual).I r ,;,e
iierutama t<ontat<it.$6k$ud#, '
Penyeban 1ffi,$lyahg,;tg,rpentingr'ada[ah
sirobis $fi.6i$$*nn niii
.:,,'v1

rffirffifrL$,Hflffifi1ffiKfiffilil$$$$lffi1: g*:=t5 ',3]5 =-F*= #;"Fiilf,iffiif:?P:Tt3fl'l


,,,,,,,,i :,
pekerja perawatan kesehatan (teiutama mereka infekb,i,F{CV atau HBV), dan penyakit biliar,;,ffi
yang sering kontak dengan:darah); Pqnanda serologi (sirosibbiliaQ. I
;'r,r, ':o'
llllliiS€ .;
$l|[t1...i|Ff,6l|ffi{1i,t|$S13tgiiffier e,ad
*infel$siakutyang:terpercayaadalah DNAHBsAg;i
li1::D.;$.411iltssAdri.${rilLi
,d1"Bqflg;;r"ta*,'FIB"V Keadaan kaiiei ditunjukkan. sirosispada
ili
ldffi ldffii,ir
tny.,,-"e:F$i manifestasjr ktlnis
Tanpa melihaf,penyeb..ab,
r€fipal+nH{} kiihis I
:i4[i
::',1$
ll:::::!l

;:den$an ,adanya; llbsng


dbngan,aoanva nesRg ieium bulaf'
butan'
serum ieOin daii O
tebin Oarr 6 meniadi dua
dan dapat dibagi menjq.di ke- +
Oua t<ategorii:(1)
setelah infeksiawgl. lnfe-ksiHBV kionis ditunjukkan gagalan hepatoselular dan (2)
'"ddn$hn adanya DNA HBsAg,.HBeng,.dan,HBV;
', t" Manifestasi iegagidtai nepatosetulaSpada
piasanya $engan anti-HBc lmunitai OiinOikasifan ;;' 'slTes,ieadalah semua halyang beiFrtandengan ",,

mdlalUi lg.9 anti-HBC'(setelah sembuh dailinfeksi ,;1, kegagalan sel hatiyan$ tersisa untUk melakukah
atdu viksinasi). Kini{etah tersedia vaksin HBV. 'l fungsi normalnya .yan$ mencakup*(1) ilcteru$
r Cara
!'.q;1;$a gpgilafiilii1ffif.,,t{.GE!am$
penularan infeksi HCV sama dength,''dtra t menurunnya Kemampuan
s$lll{ifl,,,, fiffi{ llrrllliNi$::, "iakibatmenurunnyakemampuandgl,natlunti$li
;riiiii€REi\ttaf"diiffi Hilriff fi F#"+.li.x,lp. lgP.aFar,pehvebabii
rnjugasi dan mengelGkresi
$trrlllli$ssut$ittrii'bEuer:infe.lt$:i ldlliJ.i...w$ $frlxffiii i ,;,;,.-.=trl NF,pn6.+ii
il]illLiiillRR$iiiffi swahjnb.iiffi $i$d il na$fl iu,
Nuluiiiit k*iF ,, :i;;;i
yriiltllilw.iil ffisFiill|iri s.'.ilil.slstlilillpg.sleril€aaan,:,$EFpilffi riiiliiilltt
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 5ll

ndlrtiVaS.;'*iiit g -',.,, {3} $ah$g-'Ean


.'

l=+a''bbrl #tid$iiffifiiAI,id-$t*Fi,
t hipersplenirime), dan kecenderungan
akibet menurunnya produksi faktor
pembekuan); (4) edema perifer yang terkait dengan':
i'hipoalbuminemie; (5) letor hepatikum (bau manis
l,;ij;;aritiflRt&it!$SFd$ Ul{i$et kelagelan hati memetdbioli$rnpil
g
::::::::n

t
E::iijLri:

, san.s'Uu,Hniiillft bolism eil1ii$fiputti

ii+j=i$.1 $li.[
[',e gbn-ql pxlltFF

ntti
=i
fiElalut:#lult;,;

nuurltr1.1afir*r1i
,qeiindgiilhli$rn6sa#ffi

*.8==G,| e11ffifia.g=fakto.@nd-t a a:,.

::e*s=6.|.a=10=p: .lieo$tiSSHf diha$jl!(aholeh


ryi.nsus-ptiJdipni.f itl rah;,ffig$ $mih ,

a adanya pirau atau gagal dimetabolisme

1,, ipexEi*,, fi !i'es@,: k- -inuiiilrtut-E


.$L Oeber $ ii.henmk.; penvit*iF liati :rhini,ii
iii..l
ti:j:!:j=
512 BAGIAN LIMA GANGGUAN SISTEM GASTROI NTESTINAL

9enrnruYAAN
Bebdiapa contoh pertanyaari untuk bab ini tercantum di sini. Kunjungi http://wwwmosby.com/MERLIN/PriceWilson/untuk
pertanyaan tambahan.

Jawablith pertanyaan berikut ini pada sebagai gudang darah? Bagaimana hati 7. Apakah imunoglobulin memiliki makna
selembar kertas terpisah. melakukan fungsi detoksifikasi (meka- dalam pen gobatan hepatitis? Jelaskan
1 . Jelaskan cara sirkulasidatah yang tidak nisme apa yang terlibat)? Apakah mengapa ya atau mengaPa tidak?
lazim melaluihati. peranan hati dalam metabolisme karbo- 8. Sebutkan tindakan yang mungkin dapat
2. Jelaskan secara singkat struktur dan hidrat, lemak, dan protein? membantu mencegah penyebaran
fungsi kandung empedu dan pankreas. 4. Sebutkan empat mekanisme patogenetik hepatitis virus dalam masyarakat, di
Hormon apa yang mengendalikan ikterus. rumah, dan unit klinik.
pelepasan empedu dan sekresi eksokrin 5. Apakah yang disebut dengan kernik- 9. Berapa persentase destruksi hati yang
pankreas? terus? Apakah kepentingannya? masih memungkinkan untuk hidup?
3. Sebutkan delapan fungsi utama hati. 6. Mengapa bayi baru lahir sering meng- Berapa larna seseorang dapat hidup
Mengapa hatimerupakan organ utama alami ikterus transien ringan selama setelah hepatektomi total?
pertahanan tubuh? Mengapa hati disebut beberapa hari setelah lahir?

Lengkapi bagian yang kosong dengan jawaban yang tepat.


10..a. Hatiberbentuk memiliki berat sekitar (150) (1 500) g, dan
terletak pada kuadran abdomen.
b. Lobus kanan membentuk kubah di atas dan

c. Lobus kiri membentuk kubah di atas dua organ pencernaan penting, yaitu
dan
d. Ligamen memisahkan segmen medial dan lateral
lobus kiri hati dan melekat dengan dinding anterior abdomen.
e. Hatidibungkus oleh jaringan ikat padat yang disebut
dan peregangan kapsul ini pada kasus pembesaran hati diyakini merupakan
penyebab timbulnya nyeri tumpul.
11. a. Produkekskretorikutamadarihatiadalah yang terdapat
di hati melalui duktus kanan dan kiri, yang segera
bergabung membentuk duktus
Empeduhemasuki kandung empedu melalui duktus
memasuki duodenum melalui duktus
c. Dukus empedu terminalis bersatu dqngan duktus
memasuki duoderf um melalui ampula
d. Sfingter r.ngeliltgi *lu* g.brng.n dan mengen-
dalikan masuknya sekret ke dalam duodenum.
12. a. Darah disuplai ke hati melalui arteri dan vena
darah didrainase melalui vena dekstra
dan sinistra, yang memasuki inferior.
b. Vena paraumbilikalis membentuk jalur potensial dari umbilikus ke vena
, yang memungkinkan masuknya kateter dan pengukuran
langsung tekanan dalam vena
c. Pada gagal jantung kanan, darah dapat menahannya melalui vena
: sehingga menyebabkan kongesti pasif pada hati namun
kadang menyebabkan sircsis.
d. Bila aliran darah melalui hati terhambat pada sirosis, darah dapat menahannya
dalam vena splenikus, menyebabkan pembesaran :darah
dapat dipirau disekitar hati melalui vena , menyebabkan
timbulnya varises; darah dapat dipirau melalui vena menyebab-
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 513

kan varises; atau darah dapat dipirau melalui vena


menyebabkan hemoroid.
13. a. Unit struktural dan fungsional hati disebut sebagai yang
terdiri atas lempeng-lempeng sel hati.
b. Darah vena porta dan arteri mengalir melalui kapiler'kapiler hati yang disebut
, yang dibatasi oleh sel-sel fagosit
yang disebut sebagai sel
dan mengalir ke dalam vena sentralis di pusat unit struktural.
c. l€piler empedu berjalan di antara hepatosit dan disebut sebagai

Jawablah pertanyaan berikut ini pada selemhar kertas terpisah.


14. Apakah yang dimaksud hepatitis alkoholik dan apakah memiliki makna klinis dalam
hubungannya dengan sirosis hati?
15. Mengapa sirosis hati biasanya tidak terdiagnosis hingga perkembangannya telah menjadi
lanjut?
16. Apakah yang dimaksud dengan hipertensi porta? Apakah mekanisme dasar yang terkait
dalam perkembangannya?
17. Jelaskan dua metode kedaruratan dalam pengobatan perdarahan varises esofagus.
Mengapa penting untuk membersihkan darah dari saiuran pencernaan? Jelaskan
pengobatan pembedahan pada varises esofagus utnuk mencegah perdarahan berulang.
Mengapa pasien sering mengalamiensefalopati hepatikum setelah pembedahan ini?
18. Apakah yang dimaksud dengan ensefalopati hepatikum? Mengapa hal ini berkaitan
dengan pirau pottosistemik dan kegagalan sel hati? Mengapa pendeteksian ensefalopati
hepatikum penting dilakukan pada awal stadium?
19, Apakah yang dimaksud dengan asteriksis? Bagaimana menentukan keadaan ini?
20. Apakah yang dimaksud dengan apraksia konstruksional dan apakah makna klinisnya?
21. Buatlah tabel garis besar empat stadium perkembangan ensefalopati hepatikum dan
berikan gambaran klinis utama pada setiap stadiumnya.
22. Bandingkan gambaran klinis pada kolesistitis akut dan kronis.
23. Mengapa metastasis tumor ganas sering terjadi di hati?
24. Jelaskan patogenesis, gejala dan tanda, serta pengobatan asites.

Dnrrnn PUSTAKA . BAGTAN LIMA

Aggarwal R, Krawczynski K: Hepatitis E: an overview oxidant defenses, and colon function, J Am Coll Nutr,
and recent advances in clinical and laboratory researcll 19(7):61.-7,2000.
I Gastroenterol Hepatol, l5(l):9-20, 2000. Burkitt DP: Epidemiology of colon and rectum cancer,Can-
Aldoori WH, Giovannuci EL, Rockett HR, Sampson L, cer,28',3-1,3, I97I.
Rimm EB, Willet WC: A prospective study of dietary Castell DO, Richter lE The esophagus, ed 3, Philadelphia,
fiber types and symptomatic diverticular disease in Lippincott, Williams & Wilkins'
1999,
men, I N utrition 128(4):714-9, 1998. Centers for Disease Control and Prevention: Hepatitis C:
American Cancer Society: Cancer facts and figures-1999:C- diagnosis, clinical management, and prevention, An In-
I-C-2,2-3, 2001, The Society. t er a ctia e V ideo confer en c e by S at ellit e, 2000.

American Cancer Society, Expected new cancer cases and Centers for Disease Control anci Prevention: www.cdc.gov'
deaths, by sex, for leading s7tes,1999,Vital Statistics- Viral hepatitis A,B,C,D,E, F, September 2000.
Cancer ; Heart Disease, 902. Chan H, Springman EB, Clark JM:Expression and charac-
Bond JH: Colorectal cancer update. Preventiory screen- terization of human tissue kallikrein variants, Protein
ing, treatment, and surveillance for high risk grouPs. Expressin Purif 12(3):361-370, 1998.
Med CIin North Am 84(5):1163-82,2Q00. Cotran RS, Kumar V, Collins T: Robbin's pathologic basis of
Bruce B, Spiller GA, Klevay LM, Gallaher SK: A diet in disease, ed 6, Philadelphia,1999, Saunders.
whole and unrefined foods favors altered lipids, anti- Crabb DW: Pathogenesis of alcoholic liver disease: newer
mechanisms of injurp Keio J Med 48(4):184-188,1'999.
514 BAGIAN LIMA GANGGUANSISTEMGASTROINTESTINAL

Crabb L: Alcoholic liver diseases. In Kelley WN, editor: Katzka DA, Rutsgi AK: Gastroesophagela reflux disease
Textbook of Internal medicine, ed 3, Philadelptna, 1997, and Barret's esophagus, Med CIin North AwM(S): ll37-
Lippincott-Raven Publishers. 11,61,2000.
Crawford JM: The gastroirttestinal tract. In Cotran RS, Kelley \4trN: Textbook of internal medicine, ed 3, Philadelphia,
Kumar V, Collins T, editor: Robbin's pathologic basis of 1997, Lipp incott-Raven Publishers.
disease, ed 6, Philadelplia,1999, Saunders. Lefrere JJ, Roudot-Thoraval F, Morand-Joubert L, Petit JC,
de Boer W, Driesen W, Jansz H, Tytgat G: Effect of acid dkk: Carriage of GB virus C/hepatitis G virus RNA is
supression on efficacy of treatment for Helicobacter py- associated with a slower immunologic,.virologic, and
lorl infection, Lancet 345(8953):817 -820, 1995. clinical progression of human immunodeficiency virus
Dienstag J, Isselbacher KJ: Acute viral hepatitis. In Fauci AS disease in coinf ected person s, J Infe ct D is 17 9 (4):7 83-7 89,
dkk, editor: Harrison's principles of internal medicine, ed 1999.
New York, 1998, Mc Graw-Hill.
14, Lichtenstein GR: Advances in gastroenterology. Introduc-
Dseases: HepatitisD, E, G fact sheet: www. hopkins-id.edu, tion. Med Clin North 4m 84(5):xiii-xv,2000.
2000. Lohlun ], Margolis M, Gorecki P, Schein M: Fecal impaction
Ellett ML: Hepatitis A, B, and D,GastroenterolNurs22(6):236- causing megarectum-produsing colorectal catastrophes.
244, 1999. A report of two cases. Dig Sur I7(2):L96-8,2000.
Fagan EA: Acute liver failure of unknown pathogenesis: Lott jA, Clinical pathology of pancreatic disorders,Totowa, NJ,
the hidden agenda, HEatology 19(5): 1307 -1312, 1994 (edi- 1997, Humana Press.
torial. Lundquist A, Olsson R, Ekberg O: Clinical and radiological
Fallah MA, Prakash C, Edmundowicz S: Acute gastrointes- evaluation reveals high prevalence of abnormalitiea in
tinal bleeding . Med Clin N or th Am M(5):1183- 1 208, 2000. young adults with dysphagia, Dysphagia, 13(4):202-207,
Friedman LS, Peterson WL: Peptic ulcer and related 1998.
disrorders. In Fauci AS dkk, editor: Harrison's pinciples Marrone A, Shih JW, Nakatsuji Y, Alter HJ, dkk: Serum
of internal medicine, ed 14, New York, 1998, McGraw- hepatitis G virus RNA inpatientswithchronic viral hepa-
Hill,1596-1616. titis, Am I Gastroenterol 92(L1): 1992-96, 1997.
Glickman RA: Inflammatory bowel disease (ulcerative coli- Marwick C: Hepatitis A vaccine set for 2-year-olds to adults.
tis and Crohn's disease). hr Fauci A, dkk, editor: Harrisn's I AM A 27 3 (t2) :90 6-9 07, 199 5.
principles of internal medicine, ed 14, New York, 1998, Mayer R: Pancreatic cancer. In Fauci AS dkk, editor:
McGraw-Hill. Harrison's principles of internal medicine, ed 14, New York,
Goldberg DM: Protease in the evaluation of pancreatic func- 1998, McGraw-Hill.
tion and pancreatic disease, Clinical Chim Acta291(2):20I- Mayer R: Colorectal cancer. In Fauci AS dkk, editor:
22L,2000. Hanison'sprinciples of internal medicine, ed 14, New York,
Goyal RK: Diseases of the esophagus.In Fauci AS dkk, edi- 1998, McGraw-Hill.
tor: Harrison's principles of internal medicine, ed 14, New Modahl LF, Lai MM: Hepatitis delta virus: the molecular
York, 1998, McGraw-Hill. basis of laboratory diagnosis, Crit Rea CIin Lab Sci
Goyal RK, Silarao DV: Functional anatomy of swallowing 37(l):45-92,2000.
and esophageal motility. In Castell DO and Richter JE National Institute on Alcohol abuse and Alcoholism: Facfs
edltor:The esophagus, ed3,1999, Williams & Wilkins. about alcohol abuse and dependece,Bethesda, MD, Novem-
Greenberger Nj, Isselbacher KJ: Disorders of absorption. ber 1998, The Institute.
In Fauci AS, dkk, editor: Harrison's principles of internal National Institute on Diabetes and Digestive and Kidney
medicine, ed 1.4, New \ork,1998, McGraw-Hill. Diseases: Lllceratiue colitis, Bethesda, MD, 1998, National
Greenberger NJ, Toskes PP, Isselbacher KJ: Acute and Digestive Disease Information Clearinghouse.
chronic pancreatitis. In Fauci AS dkk, editor: Harrison's Nevalainen Tj, Hietaranta A], Gronroos JM: Phospholipase
: principles of internal medicine, ed 14, New York, 1998. A.2 in acute pancreatitis: new biochemical and patho-
Hildt E, Hofschneider PH: The PreS2 activators of the hepa- logical aspect s, H ep at o gastroent er ol 46Q9):2731-27 35, 1999.
titis B virus: activators of tumour promoter pathways, Ott DJ: Radiology of the orophar)'nx and esophagus. In
Recent Results I Cancer Res 154:315-329,1,998. Castell DO and Richter jE, editor: The esophagus, ed 3,
Hosking SW dkk: Duodenal ulcer healing by eradication of Philadelphia, 1999, Williams & Wilkins.
Helicobacter pylori without antacid treatment: random- Rizzetto M: Hepatitis D: Virology, clinical and epidemio-
ized controlled trial, Inncet 343 508-5t0, 1994. logical aspects. Acta Gastro-enterologica Belgia
Isselbacher KJ: Bilirubin metabolism and hyperbilirubine- 63(2):221-224, 2000.
mia. In Fauci AS, dkk, editor: Harrison's principles of in- Rubin Dl Hanauer SB: Smoking and inflamatory bowel
ternal medicine, ed14, New York, 1998, McGraw-Hill. disease, Eur I Gastroenterol Hepatol 12(8):855-62,2000.
Isselbicher Kj, Podolsky DK: Disorders of the allimentary Sarkola T, Makisalo H, Fukunaga T, Eriksson Cj: Acute
tract. In Fauci AS, dkk, editor: Harrison's principles of effect of alcohol on estradiol, estrone, progesterone,
internal ffiedicine, ed 14, New York,1998, McGraw-Hill. prolactin, cortisol, and lutenizing hormone in premeno-
Kandal G: Helicobqcter anddisease: Still more questions than pausal women, Alcohol Clin Exp Res 23(6):976-982,1999.
answers. Can I Surg 43(5):339-346,2000.
Gongguon Hoti, Kondung Empedu, don Ponkreos BAB 27 5t5

Silen W: Acute appendicitis: In Fauci AS, et al, editor: alcohol cbnsumption, S cand I Gastroenterol 34(2):189-193,
Harrisonlspinciples of internal medicine, ed 14, New York, 1999.
1998, McGraw-Hill. Wald A: Constipation, Med CIin North Am 84(5):1231-1'246,
SilenW: Acute intestinal obstruction: In Fauci AS, et al, edi- 2000.
tor Harrison's pinciples of internal medicine, ed 14, New Wallach MD: Interpretation of diagnostic tests, ed 6, Bostory
York, 1998, McGraw-Hill. 1996, Little Brown.
Sleisenger, Fordtran: Gastrointestinal and liaer disease, ed 6, Walsh JH, Fass R: Acid peptic disorders of the gastrointesti-
vol 2, Philadelphia, 1998, Saunders. nal tract. In Kelly \A/N, editor: Textbook of internal medi-
StotlandBR, Stein RB, Lichtenstein GR: Advances in inflam- cine, ed 3, Phlladelphia, 1997, Lippincott-Raven.
matory bowel disease. Med CIin North Am 84(5):1107- Yeo AE, Matsumoto'A, ShihIW, Alter H|, et al: Prevalence
1t24,2000. of hepatitis G virus in patients with hemophilia and their
Thulstrup AM, Sorensen HT, Steffensen FH, Vilstrup H, steady female sexual partnerc, Sex Transm Dis27(3):L78-
dkk: Changes in liver-derived enzymes and self reported 1.82,2000.

Anda mungkin juga menyukai