Anda di halaman 1dari 4

Nama : Diana Fitria

NIM : 1807108
Mata Kuliah : Teknik Pengecoran Logam

RESUME TEKNIK PENGECORAN LOGAM “Design Product and Casting Quality”

DESIGN PRODUCT
Beberapa pedoman dan pertimbangan penting yang harus diikuti untuk memfasilitasi
proses produksi untuk menghindari cacat adalah sebagai berikut.
1. Geometric Simplicity. Pengecoran adalah suatu proses yang digunakan untuk
menghasilkan geometri bagian yang kompleks, sehingga menyederhanakan desainnya akan
meningkatkan kemampuan castability-nya.
2. Corners. Ujung tajam dan sudut harus dihindari, karena keduanya adalah sumber
konsentrasi tegangan dan dapat menyebabkan robekan panas (hot tearing) dan retakan
(cracks) pada casting.
3. Section Thickness. Ketebalan bagian harus sama untuk menghindari penyusutan rongga.
Bagian yang lebih tebal akan menyebabkan hot spot di casting, karena volumenya lebih
besar akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk pemadatan dan pendinginan. Ini
kemungkinan adalah lokasi

4. Draf. Bagian yang menonjol ke dalam cetakan harus memiliki rancangan atau lancip,
seperti didefinisikan pada Gambar 11.25. Dalam cetakan pengecoran yang dapat dibuang,
tujuan dari rancangan ini adalah untuk memfasilitasi pembuangan pola dari cetakan. Dalam
pengecoran cetakan permanen, tujuannya adalah untuk membantu menghilangkan bagian
tersisa dari cetakan.
5. Use of Cores, penggunaan core untuk mendapatkan bentuk sesuai yang diinginkan
6. Dimensional tolerance. Ada perbedaan yang signifikan dalam akurasi dimensi yang dapat
dicapai dalam pengecoran, bergantung pada proses mana yang digunakan. Tabel 11.2
menyediakan kompilasi toleransi bagian khas untuk berbagai proses pengecoran logam.

7. Surface Finish. tipe pada permukaan sanc casting itu kekasarnya dari 6 mikrometer. Sama
halnya jika hasilnya buruk saat terjadi pada shell molding, sedangkan pada cetakan plaster
menghasilkan kekasaran hanya 0,75 mikrometer, sedangkan pada cetakan permanen
kekasaranya hingga 1 mikrometer.
8. Machining Allowances, Toleransi dapat dicapai dari berbagai proses pengecoran, namun
tidak cukup untuk memenuhi fungsi produk yang diinginkan. Jadi terdapat adanya proses
Kembali, yaitu machining/permesinan untuk memperhalus permukaan.

CASTING QUALITY
Ada banyak peluang terjadinya cacat kualitas pada produk cor dalam proses
pengecoran. Beberapa cacat umum terjadi pada setiap dan semua proses pengecoran adalah
sebagai berikut.
(a) Misruns, yaitu coran yang mengeras sebelum benar-benar mengisi rongga cetakan.
Penyebab khasnya meliputi (1) fluiditas logam cair kurang, (2) suhu penuangan terlalu
rendah, (3) penuangan dilakukan terlalu lambat, dan ((4) luas penampang terlalu tipis.
(b) Cold Shuts, yang terjadi jika dua bagian logam mengalir bersamaan namun terjadinya fusi
di antara keduanya karena pembekuan dini. Penyebabnya seperti misruns.
(c) Cold Shots, yang diakibatkan oleh percikan selama penuangan, hingga menyebabkan
terbentuknya padatan butiran logam yang terperangkap dalam pengecoran. Prosedur
penuangan dan gating desain sistem yang menghindari percikan dapat mencegah kerusakan
ini.
(d) Shrinkage Cavity. Suatu penurunan pada permukaan/ kekosongan bagian dalam pada
pengecoran, hal ini disebabkan oleh solidifikasi shrinkage yang membatasi jumlah logam
cair yang dibutuhkan dalam proses pengerasan sehingga membentuk ruang pada casting,
dapat diselesaikan dengan memberi riser.
(e) Mikroporosity. Terdiri dari jaringan rongga kecil pada pengecoran disebabkan oleh
penyusutan solidifikasi lokal dari logam cair akhir di struktur dendritic. Cacat ini biasanya
dikaitkan dengan paduan, karena pembekuannya yang berlarut-larut terjadi pada logam-
logam ini.
(f) Hot Tearing/Hot Creaking. Cacat ini terjadi ketika proses casting tertahan pada saat
kontraksi oleh cetakan yang dalam keadaan diluar yield pada saat tahap akhir atau awal
pendinginan. Dapat disebut dengan cracking atau tearing. Pada cetakan tidak permanen,
cetakan dapat buat Kembali menjadi cetakan baru, sedangkan untuk cetakan permanen
ketika telah melepas coran sebaiknya bersihkan secara benar.

Beberapa cacat terkait dengan penggunaan cetakan pasir, dan karena itulah hanya
terjadi pada cetakan pasir.. Cacat yang ditemukan terutama pada pengecoran pasir adalah
sebagai berikut.
(a) Sand Blow. Cacat yang terdiri dari rongga gas berbentuk balon yang disebabkan oleh
pelepasan gas cetakan selama penuangkan. Ini terjadi ketika permukaan pengecoran
hamper mencapai bagian atas pada casting. Permeabilitas rendah, ventilasi buruk, dan
kadar air pasir tinggi adalah penyebab umum.
(b) Pinholes. Disebabkan oleh pelepasan gas selama penuangan, terdiri dari banyak rongga
gas kecil yang terbentuk pada rongga di bawah permukaan coran.
(c) Sand Wash merupakan ketidakteraturan pada permukaan pengecoran yang diakibatkan
dari erosi cetakan pasir selama penuangan, dan kontur erosi terbentuk permukaan bagian
cor terakhir.
(d) Scabs adalah daerah kasar pada permukaan pengecoran karena adanya kerak pasir dan
logam. Hal ini disebabkan oleh bagian permukaan cetakan yang mengelupas selama
pemadatan dan menjadi tertanam di permukaan pengecoran.
(e) Penetration Cacat permukaan yang terjadi karena fluiditas logam cair yang tinggi, hingga
menembus ke dalam pori pori pasir. Setelah membeku permukaannya terlihat seperti ada
julangan kecil
(f) Mold Shift disebabkan oleh perpindahan cetakan karena pengecor tidak melakukan dengan
benar, sehingga tertarik dan hasil produk cornya terpisah
(g) Core Shift mirip dengan mold shift, tetapi inti yang bergeser bukan cetakan. Pergeseran
inti dan pergeseran cetakan disebabkan oleh daya apung logam cair.
(h) Mold Crack terjadi ketika kekuatan cetakan tidak mencukupi, dan retakan pada cetakan
berkembang dimana logam cair dapat meresap membentuk 'sirip' pada pengecoran akhir.

INSPECTION METHODS
Metode Inspeksi Prosedur inspeksi pengecoran meliputi:
(1) Inspeksi visual untuk mendeteksi cacat yang jelas atau langsung terlihat mata seperti
misruns, cold shuts, dan cacat permukaan yang parah.
(2) Pengukuran dimensi untuk memastikan bahwa toleransi telah terpenuhi.
(3) Pengujian metalurgi, kimia, fisika, dan lainnya yang berkaitan dengan kualitas inheren dari
logam cor

Pengujian dikategorikan menjadi 3 meliputi:


(a) Pressure testing, untuk menemukan kebocoran pengecoran pada produk
(b) Radiografi methods, uji partikel magnet, penggunaan fluoresen penetran, dan pengujian
supersonic untuk mendeteksi cacat permukaan atau internal pada pengecoran.
(c) Mechanical testing, untuk menentukan sifat-sifat seperti kekuatan tarik dan kekerasan

Daftar Pustaka
John Wiley & Inc (2002). M. P. Groover. Fundamental of Modern Manufacturing (edisi ke
4th). ISBN 978-0470-467002.

Anda mungkin juga menyukai