Anda di halaman 1dari 11

IJAROH (Sewa Menyewa)

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Hadist Ekonomi yang
diampu oleh Dosen Nurul Irfan, M.Ag.

disusun oleh

Nurazizah (18.4.033)

Nurul Ilma (18.4.034)

Qonita Maulinda (18.4.035)

Prodi Ekonomi Syariah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM

Jl.Aruji Kartawinata, Garut, Jawa Barat, Jayaraga, Tarogong Kidul 44151

2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha
pengasih lagi maha penyanyang. Segala puji hanyalah milik Allah SWT semata,
tidak terkira ungkapan rasa syukur yang kami panjatkan kepada-nya yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan karunianya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sewa Menyewa (Izaroh)”

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi


besar Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya kepada sahabatnya, serta
kepada seluruh umatnya yang masih berpegang teguh kepada ajaran-nya
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hadist Ekonomi. Penulis berharap dapat mengetahui tentang apa itu hadist sewa
menyewa, menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena
itu, penulis sangat mengharapkan saran dari pada pembaca dan yang lainnya
untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini.
B. Hadist Utama

‫ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه‬


َ ِ‫ع فَنَهَى َرسُوْ ُل هللا‬ َ ْ‫ُكنَّا َ نُ ْك ِرى األَ ر‬
ِ ْ‫ض بِ َما َعلَى ال َّس َوافِ ْي ِمنَ ال َّزر‬
‫ق (رواه احمد و ابو داود‬ ٍ َ‫َو َسلَّ َم َذلِكَ َواَ َم َر نَا بِ َذ ه‬
ٍ ‫ب اَوْ َو َر‬
Artinya : “Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari
tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami
cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya
dengan uang, emas atau perak” (Riwayat Ahmad dan Abu
Daud)1

ِ ُ‫َم ِن ا ْستَأْ َج َر أَ ِج ْيرًا فَ ْليَ ْع َملْ أَجْ َره‬

Artinya : “Barang siapa yang meminta untuk menjadi buruh,


beritahukanlah upahnya.” (HR. Abdul Razaqdari Abu
Hurairah).

َّ ‫أَ ْعطُوا األَ ِجي َر أَجْ َرهُ قَ ْب َل أَ ْن يَ ِج‬


ُ‫ف َع َرقُه‬

Artinya : “Berikanlah olehmu upah orang bayaran sebelum


keringatnya kering” (Riwayat Ibnu Majah)2

C. Hadist Penguat

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhua (ia berkata),

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوأَبُو بَ ْك ٍر َر ُجالً ِم ْن بَنِي ال َّدي ِْل ثُ َّم ِم ْن بَنِي َع ْب ِد‬ َ ‫َوا ْستَأْ َج َر النَّبِ ُّي‬
‫ْت ْال َما ِه ُر بِ ْال ِهدَايَ ِة‬
ُ ‫ي هَا ِديًا ِخ ِّر ْيتًا‡ ْال ِخ ِّري‬ٍّ ‫ ْب ِن َع ِد‬.

1
H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,hal 116-117
2
Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1980)], Sunan Ibni Majah (II/817, no. 2443)
Artinya : “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta Abu Bakar
menyewa (mengupah) seorang penunjuk jalan yang mahir dari
Bani ad-Dail kemudian dari Bani ‘Abdu bin ‘Adi.” 3

Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َّ ‫أَ ْعطُوا ْاألَ ِج ْي َر أَجْ َرهُ قَ ْب َل أَ ْن يَ ِج‬.


ُ‫ف َع َرقُه‬

“Berilah upah kepada para pekerja sebelum mengering keringatnya.”

Dosa Orang Yang Tidak Membayar Upah Pekerja :


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda, “Allah Ta’ala berfirman :

‫ص ْمتُهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َر ُج ٌل أَ ْعطَى‬


َ ‫ت خَصْ َمهُ َخ‬ ُ ‫ثَالَثَةٌ أَنَا خَصْ ُمهُ ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن ُك ْن‬
‫ َو َر ُج ٌل ا ْستَأْ َج َر أَ ِجيرًا فَا ْستَوْ فَى ِم ْنهُ َولَ ْم‬،ُ‫ َو َر ُج ٌل بَا َع ُح —‡ًًّرا فَأ َ َك َل ثَ َمنَه‬،‫بِي ثُ َّم َغ َد َر‬
ُ‫يُوفِ ِه أَجْ َره‬.

Artinya : “Tiga orang yang Aku akan menjadi musuhnya pada hari
Kiamat; (1) seseorang yang memberikan janji kepada-Ku
lalu ia mengkhianati, (2) seseorang yang menjual orang
merdeka lalu memakan hartanya, dan (3) seseorang yang
menyewa pekerja lalu ia menunaikan kewajibannya (namun)
ia tidak diberi upahnya.’” [4]

3
Shahih: [Irwaa-ul Ghaliil (no. 1489)], Shahiih al-Bukhari (IV/442, no. 2263)
D. Kosa Kata

 ( ‫ستَأْ َم ِن) هريرةأبيعنالرزاقعبدرواه‬


ْ ‫اَجْ َرهُفَ ْليَ ْع َم ْل ِج ْيرًااَ َج َرا‬
Artinya : “Barang siapa yang meminta untuk menjadi buruh,
beritahukanlah upahnya.” (HR. Abdul Razaqdari Abu
Hurairah).

Buruh = adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan


diberikan imbalan secara harian maupun borongan sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Upah = adalah hak pekerjaan atau buruh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja.

(‫َع َرقُهُيَ ِجفَّا َ ْنقَ ْباَل َجْ َرهُاْالَ ِجي َْراُ ْعطُوْ ا‡)عمرابيعنماجهابنرواه‬
Artinya : “Berikanlah olehmu upah orang bayaran sebelum
keringatnya kering” (Riwayat Ibnu Majah)
Keringatnya Kering =
Allah Ta’ala berfirman mengenai anak yang disusukan oleh istri
yang telah diceraikan

‫ض ْعنَ لَ ُك ْم فَآتُوه َُّن أُجُو َره َُّن‬


َ ْ‫فَإِ ْن أَر‬
Artinya : “Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya.” (QS.
Ath Tholaq: 6).
Dalam ayat ini dikatakan bahwa pemberian upah itu segera setelah
selesainya pekerjaan.4

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوأَبُو بَ ْك ٍر َر ُجالً ِم ْن بَنِي ال َّدي ِْل ثُ َّم ِم ْن بَنِي َع ْب ِد‬ َ ‫َوا ْستَأْ َج َر النَّبِ ُّي‬
‫ْت ْال َما ِه ُر بِ ْال ِهدَايَ ِة‬
ُ ‫ي هَا ِديًا ِخ ِّر ْيتًا‡ ْال ِخ ِّري‬ٍّ ‫ ْب ِن َع ِد‬.

Artinya : “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta Abu Bakar


menyewa (mengupah) seorang penunjuk jalan yang mahir
dari Bani ad-Dail kemudian dari Bani ‘Abdu bin ‘Adi.” [1]

Penujuk Jalan = Saat Nabi Muhammad dengan Abu Bakar berada di


Gua Tsur Mereka menyewakan kendaraan kepada si
penujuk jalan dan dikembalikan setelah tiga malam
di Gua Tsur.

E. Kandungan Hadits

Ijarah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna imbalan, atau upah
sewa/jasa. Disebut juga jua beli manfaatnya saja. Kemudian Ulama
Syafi’iyah mendefinisikan akad ijarah sebagai akad atas kemanfaatan yang
tertuju pada sesuatu yang mubah dan dapat dipertukarkan dengan kompensasi
yang umum diterapkan.

Transaksi dengan akad Ijarah diatur dalam Fatwa MUI tentang Pembiayaan
Ijarah Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000. Oleh sebab itu, pembiayaan dengan akad
Ijarah diatur sesuai syariat Islam.

4
https://makassar.tribunnews.com/2015/06/28/bayarlah-gaji-orang-sebelum-
keringatnya-kering-ini-ayatnya.
Contoh Transaksi Ijarah

Dalam perbankan syariah, salah satu contoh transaksi Ijarah bisa dilihat dalam
pinjaman multiguna. Contohnya, seseorang menjaminkan sepeda motornya ke
bank untuk mendapatkan pinjaman. Hak guna sepeda motor tersebut berpindah ke
bank, namun tidak atas kepemilikannya. Setelah nasabah melunaskan
pinjamannya, maka hak guna sepeda motor tersebut kembali ke nasabah.

Rukun Ijarah

Adapun rukun-rukun dalam Ijarah adalah sebagai berikut:

1. Ada orang yang menyewakan suatu barang (Mu’ajjir dan Musta’jir)


2. Ada akad antara  penyewa dan yang menyewakan
3. Ada ijab qabul (shigat)
4. Ada upah (ujrah)
5. Ada manfaat baik antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa.

Syarat Ijarah

1. Kedua pihak yang melakukan transaksi Ijarah sudah dewasa (baligh) dan
berakal (tidak mabuk).
2. Kedua pihak yang melakukan transaksi memiliki kerelaan dan tidak
didasarkan suatu paksaan dari pihak mana pun.
3. Barang yang menjadi objek transaksi harus jelas adanya.
4. Barang yang menjadi objek transaksi harus halal sesuai syariat Islam.
5. Barang yang menjadi objek transaksi menjadi hak Mu’jar atas seizin
pemiliknya.
6. Manfaat yang didapatkan harus diinformasikan secara terang dan jelas.
Menyewakan barang sewaan
Mustajid dibolehkan menyewakan lagi barang sewaan kepada orang lain
dengan syarat penggunaan barang itu sesuai dengan penggunaan yang dijanjikan
ketika akad, sseperti menyewakan kembali rumah yang ia sewa sebelum habis masa
sewanya.
Harga penyewaan yang kedua ini bebas-bebas saja, dalam arti boleh lebih
besar, lebih kecil. Bila ada kerusakan pada benda yang disewa, maka yang
bertanggung jawab adalah pemilik barang dengann syarat kecelakaan itu bukan
akibat dari kelalaian penyewa. Tetapi bila kecelakaan atau kerusakan benda yang
disewakan akibat kelalaian penyewa, maka yang bertanggung jawab adalah pihak
penyewa. Contoh: Seseorang menyewa mobil kemudian mobil itu hilang dicuri
karena disimpan bukan pada tempat yang layak atau aman.5
Pembatalan dan berakhirnya ijarah
Ijarah bisa dibatalkan bila ada hal-hal yang mewajibkan
fasakh/batal,diantaranya:
1. Terjadinya cacat pada barang sewaan yang terjadi pada tangan
penyewa.
2. Rusaknya barang yang disewakan, seperti rumah menjadi
runtuh/roboh dan sebagainya.
3. Berakhirnya masa yang telah ditentukan.6
Pengembalian Sewa
Jika ijarah telah berakhir penyewa berkewajiban
mengembalikan barang sewaan, jika barang itu dapat dipindahkan,
ia wajib menyerahkannya kepada pemilik pemiliknya. Dan jika
bentuk sewaan adalah benda tetap seperti, rummah atau toko. Maka
ia wajib menyerahkan kembali dalam keadaan kosong.7

5
A.Zakaria etika bisnis dalam islam. h.219
6
ibid
7
A.Zakaria etika bisnis dalam islam. h.220
Hadits utama
1) Maksud hadits ini adalah, kita tidak diperbolehkan menyewa
suatu manfaat dengan memberikan imbalan yang bersifat
gharar atau tidak(belum) pasti.
2) Maksud hadits ini adalah , upah pekerja harus bersifat
transparan diantara kedua belah pihak. sehinga tidak gharar,
dan menimbulkan perselisihan di masa mendatang.
3) Maksud hadits ini adalah bersegera menunaikan hak si pekerja
setelah selesainya pekerjaan, begitu juga bisa dimaksud jika
telah ada kesepakatan pemberian gaji setiap bulan.8

KESIMPULAN

8
https://almanhaj.or.id/1640-ijarah-sewa-menyewa.html
Al-Ijarah berasal dari kata al ajru yang artinya menurut bahasanya adalah
al-‘iwadh yang arti dalam bahasa indonesianya ialah ganti dari upah. Menurut
Idris Ahmad upah artinya mengambil manfaat tenaga orang lain dengan jalan
meberi ganti menurut syarat-syarat tertentu.
Bahwasanya saaat kita melakukan Ijarah kita wajib melaksanakan
kewajiban kita yaitu membayar upah, dalam hadist diatas dijelaskan bahwa haram
menunda pemberian gaji padahal ia mampu menunaikannya tepat waktu, dan
menunda penurunan gaji atau membayar upah pada pegawai itu termasuk
kedzaliman.

DAFTAR PUSTAKA
A.Zakaria etika bisnis dalam islam,ibnazka press:Rancabango,2012

H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Raja Grafindo Persada:Depok, 2017


Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1980)], Sunan Ibni Majah (II/817,no.
2443)
Shahih: [Irwaa-ul Ghaliil (no. 1489)], Shahiih al-Bukhari (IV/442, no. 2263)
https://makassar.tribunnews.com/2015/06/28/bayarlah-gaji-orang-sebelum-
keringatnya-kering-ini-ayatnya.
https://almanhaj.or.id/1640-ijarah-sewa-menyewa.html

Anda mungkin juga menyukai