Anda di halaman 1dari 17

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411 - 0393

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012

PENGARUH KOMPETENSI, KOMUNIKASI DAN BUDAYA ORGANISASI


TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SEMEN BOSOWA MAROS

Ali Baba
ali271168@gmail.com
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE–YPUP Makassar

ABSTRACT

Influence of Competency, Communication and Cultural Organization on Employee Performance PT. Semen
Bosowa Maros. To know and analyze the influence of competence, communication and organizational culture on
employee performance of PT. Semen Bosowa Maros and as for the benefits to the parties bound research is
expected to develop a repertoire of knowledge in the field of human resource management especially concerning
competence, communication and organizational culture on employee performance. Data used in this study are
primary data that responses to questionnaires from respondents with data analysis using multiple linear
regression with SPSS 20. The sample in this research is 93 respondents employees of PT. Semen Bosowa Maros.
Results of this study stated that based on the analysis of data in the show showed that 66.2% of an employee's
performance is influenced by competence, communication and organizational culture this means that 33.8%
(100% - 66.2%) the employee's performance is influenced by other factors, where the regression results indicate
that the independent variable is the style of competency, communication and organizational culture positive and
significant impact on the performance of employees of PT. Semen Bosowa Maros

Key words: competency, communication and organizational culture and employee performance.

ABSTRAK
Pengaruh Kompetensi, Komunikasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Semen
Bosowa Maros. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi, komunikasi dan budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Semen Bosowa Maros, dan adapun manfaat bagi pihak
terikat penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah keilmuan di bidang manajemen
sumber daya manusia terutama yang menyangkut kompetensi, komunikasi dan budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
jawaban kuesioner dari responden dengan analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan
program SPSS 20. Sampel pada penelitian ini adalah 93 responden karyawan PT. Semen Bosowa
Maros. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis data pada menunjukkan bahwa
66,2% kinerja pegawai dipengaruhi oleh kompetensi, komunikasi dan budaya organisasi ini berarti bahwa
33,8% (100% - 66,2%) kinerja karyawan dipengaruhi oleh faktor lain, dimana hasil regresi menunjukkan
bahwa variabel independent yaitu gaya kompetensi, komunikasi dan budaya organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Semen Bosowa Maros.

Kata Kunci: kompetensi, komunikasi dan budaya organisasi dan kinerja karyawan.

PENDAHULUAN untuk mencari dan menyelesaikan masalah


Perkembangan ekonomi yang sangat pembangunan Ekonomi di Indonesia
pesat di Negara kita khususnya pada khususnya di Kawasan Indonesia Bagian
bidang pembangunan gedung dan per- Timur. Prasarana pemukiman penduduk
hubungan, hal ini sejalan dengan kegiatan terutama prasarana perhubungan jalanan
usaha dari pabrik Semen Bosowa di Maros dan jembatan adalah sangat vital sebagai
sebagai salah satu Badan Usaha Milik kebutuhan penduduk dan kebutuhan pem-
Swasta yang bergerak dibidang pem- bangunan masyarakat terutama Pem-
bangunan Prasarana Ekonomi yang penting bangunan Ekonomi.
524
Pengaruh Kompetensi, Komunikasi dan Budaya Organisasi ... – Baba 525

Keberadaan pabrik Semen Bosowa di mampu membedakan seorang yang per-


Kawasan ini adalah merupakan rahmat, form dan tidak perform. Artinya, inti dari
karen: kompetensi sebenarnya adalah sebagai alat
a. Dapat memenuhi permintaan masya- penentu untuk memprediksi keberhasilan
rakat untuk pembangunan dan rehabili- kerja seseorang pada suatu posisi. Ber-
tasi kebutuhan primer yaitu tempat dasarkan definisi tersebut maka kompetensi
tinggal/perumahan pemukiman. adalah sesuatu yang melekat dalam diri
b. Dapat memenuhi pembangunan ge- seorang yang hal itu dapat diukur dengan
dung untuk kebutuhan berbagai sektor alat ukur tertentu. Kompetensi ini harus
misalnya sektor pendidikan dengan senantiasa melekat dalam diri seorang
gedung persekolahan/perkuliahan, pemimpin agar pimpinan dapat dengan
sektor lainnya sebagai gedung per- mudah mengarahkan, memeberi semangat
kantoran dan lain-lain. atau motivasi kepada seluruh karyawan
c. Dapat mendorong terciptanya pem- dalam melaksanakan pekerjaannya. Kompe-
bangunan dan rehabilitasi jalanan/ tensi seorang sangat membantu dalam
jembatan terutama di kawasan Indo- meningkatkan kinerja karyawan. Hasil pe-
nesia Bagian Timur. nelitian oleh Sriwidodo dan Budi (2010),
d. Dapat merangsang terciptanya stabili- Yudistira dan Siwantara (2012) menyebut-
tasi harga semen dengan adanya per- kan bahwa kompetensi berpengaruh positif
saingan antar pabrik Semen Bosowa dan signifikan secara langsung terhadap
dengan pabrik Semen lainnya dalam kinerja karyawan. Hal ini didukung oleh
bidang pemasaran khususnya dalam penelitian dari Sulistyaningsih (2009) bahwa
hal penawaran semen. Hal ini dapat kompetensi berpengaruh signifikan positif
mendorong adanya persaingan atau ke- terhadap kinerja karyawan. Namun berbeda
mitraan antara berbagai pabrik semen dari hasil penelitian Bagus dan Mudiartha
di kawasan ini. (2012) dan penelitian Supiyanto (2015) yang
Pabirk Semen Bosowa di Kabupaten menunjukkan bahwa kompetensi berpe-
Maros diharapkan dapat hidup dan ber- ngaruh tidak signifikan terhadap kinerja
kembang guna memenuhi kebutuhan Pem- karyawan.
bangunan Ekonomi masyarakat dan negara Komunikasi merupakan bagian yang
seperti di kemukakan tersebut. Tujuan penting dalam kehidupan kerja. komunikasi
organisasi akan dapat dicapai melalui yang tidak baik bisa mempunyai dampak
kinerja yang positif dari karyawannya, yang luas terhadap kehidupan organisasi,
sebaliknya organisasi akan menghadapi misalnya konflik antar karyawan, dan se-
hambatan dalam pencapaian tujuan mana- baliknya komunikasi yang baik dapat
kala kinerja para karyawan tidak efektif meningkatkan saling pengertian, kerjasama
dalam arti tidak dapat memenuhi tuntutan dan juga kepuasan kerja. Karyawan yang
pekerjaan yang dinginkan oleh organisasi mempunyai kompetensi komunikasi yang
(Abdullah, 2006). Oleh karena itu, keber- baik akan mampu memperoleh dan me-
hasilan organisasi sangat dipengaruhi oleh ngembangkan tugas yang diembannya, se-
kinerja dari karyawannya. Kinerja adalah hingga tingkat kinerja karyawan menjadi
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas semakin baik. Hasil penelitian oleh
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam Sriwidodo dan Budi (2010), Kiswanto (2010)
melaksanakan tugasnya sesuai dengan dan Femi (2014) yang menunjukkan bahwa
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. komunikasi berpengaruh positif dan signi-
Kompetensi juga bermakna karakter- fikan terhadap kinerja karyawan, dan
istik dasar yang terdiri dari kemampuan komunikasi mempunyai pengaruh dominan
(skill), pengetahuan (knowledge) serta atribut terhadap kinerja karyawan. Hal ini di-
personal (personal attribute) lainnya yang dukung oleh penelitian Kistoyo (2008)
526 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 524 – 540

bahwa komunikasi mempengaruhi tingkat keinginan secara sukarela dan partisipasi


kinerja pegawai. karyawan.
Dengan adanya proses komunikasi Orang tidak akan berubah dengan
yang baik dalam organisasi maka akan ada sendirinya hanya karena diperintah dan
proses penyampaian informasi baik dari hanya akan berubah kalau menginginkan-
atasan kepada bawahan, tetapi proses nya secara suka rela dan sadar. Setiap
komunikasi tidak hanya menyampaikan organisasi memiliki budaya yang berbeda-
informasi atau hanya agar orang lain juga beda sehingga pemimpin pun harus me-
bersedia menerima dan melakukan per- mahami budaya organisasi ditempatnya
buatan atau kegiatan yang dikehendaki bekerja. Budaya organisasi pada konsep
sehingga akan terjalin suasana yang harmo- yang paling dasar adalah pola-pola asumsi
nis kepada para bawahan mengetahui yang dimiliki bersama tentang bagaimana
secara pasti keinginan atasan, dan apa yang pekerjaan diselesaikan dalam sebuah
harus dikerjakan kaitannya dengan usaha organisasi. Hubungan antara Budaya
kerjasama untuk mencapai tujuan organi- Organisasi dengan Kinerja Karyawan di-
sasi/perusahaan yang telah ditetapkan. tunjukkan pula pada penelitian yang di-
Namun berbeda dari hasil penelitian Melani lakukan oleh Koesmono (2005) menyatakan
(2012) yang menyatakan bahwa efektivitas bahwa Budaya Organisasi, memiliki pe-
komunikasi tidak berpengaruh signifikan ngaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.
dan positif secara parsial terhadap kinerja Hasil penelitian Schein (2009), Adriaeni dan
BP3MD. Gustomo (2012) dan Alharbi dan Alyahya
Selain kompetensi dan komunikasi, (2013) menunjukkan hubungan signifikan
budaya organisasi juga merupakan faktor antara budaya organisasi dan kinerja
yang mempengaruhi kinerja seorang karya- karyawan. menunjukkan adanya hubungan
wan. Dimana, berbagai pengaruh perubah- positif antara budaya dan kinerja mem-
an yang terjadi akibat reformasi menuntut bantu dalam meningkatkan hasil organisasi.
organisasi baik organisasi swasta maupun Kinerja pekerjaan organisasi memiliki
pemerintah untuk mengadakan inovasi- dampak yang kuat dari budaya organisasi
inovasi guna menghadapi tuntutan per- yang kuat karena sehingga meningkatkan
ubahan dan berupaya menyusun kebijakan produktivitas perusahaan.
yang selaras dengan perubahan lingkungan. Berdasarkan hasil pra survey me-
Suatu organisasi harus mampu menyusun nunjukkan bahwa ada beberapa masalah
kebijakan yang tepat untuk mengatasi yang dihadapi oleh karyawan sehingga
setiap perubahan yang akan terjadi. Pe- kinerja karyawan PT. Semen Bosowa Maros
nyusunan kebijakan yang menjadi perhatian dianggap masih kurang optimal. Misalnya,
manajemen salah satunya menyangkut adanya kebiasaan-kebiasaan buruk seperti
pemberdayaan sumber daya manusia. menunda-nunda pekerjaan meskipun
Perubahan tersebut membawa dampak karyawan yang bersangkutan memiliki
pada perubahan budaya organisasi yang pengetahuan dan ketrampilan kerja yang
mau tidak mau harus menghadapi se- baik, cakap, berbakat dan berkompeten
rangkaian adaptasi yang harus dilakukan dalam bidang pekerjaannya. Hal ini umum-
atas keberagaman (diversitas) atribut demo- nya terjadi karena kurangnya pemahaman
grafi seperti: ras, kesukuan, gender, usia karyawan tentang pentingnya kerjasama
status fisik, agama, pendidikan, dan lain kelompok, koordinasi dan diskusi kelom-
sebagainya. Selain keberagaman, tantangan pok, persepsi yang salah tentang pe-
cukup kompleks adalah bagaimana meng- ngukuran kinerja individu dan sikap ego
ubah budaya organisasi lama yang sudah yang berlebihan. Meskipun tidak semua
tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai budaya karyawan memiliki kebiasaan buruk ter-
organisasi baru pada seluruh karyawan atas sebut, namun efeknya sangat menghambat
Pengaruh Kompetensi, Komunikasi dan Budaya Organisasi ... – Baba 527

peningkatan kinerja secara kolektif. Kondisi pengetahuan para karyawan dalam ber-
ini mengindikasikan pentingnya peningkat- komunikasi dengan baik. Hal ini me-
an kompetensi khususnya pengetahuan/ nunjukkan budaya komunikasi antara se-
pemahaman tentang perilaku dan etika sama karyawan maupun atasan masih
kerja dalam tim. belum efektif. Kenyataan tersebut berkaitan
Di bidang komunikasi, penulis men- dengan perilaku kerja individual karyawan
jumpai masalah sebagai berikut: yang kurang dapat membina hubungan
1. Pengarahan dari pimpinan mengenai dengan karyawan lain dalam bekerja karena
mekanisme kerja yang masih kurang menganggap bahwa setiap karyawan sudah
efektif sehingga pegawai cenderung me- mempunyai tugasnya masing-masing dan
laksanakan pekerjaan sesuai dengan bertanggung jawab atas apa yang ditugas-
persepsinya sendiri. kan kepadanya.
2. Pembagian tugas dan pelimpahan we- Indikasi rendahnya kinerja juga dapat
wenang masih belum dapat dikomuni- dilihat dari seringnya terjadi keterlambatan
kasikan dengan baik oleh pimpinan dalam penyelesaian atau pengurusan suatu
kepada bawahan. berkas, karyawan tidak berada ditempat
Fenomena lainnya adalah kebiasaan kerjanya atau hasil kerja yang dicapai tidak
buruk yang sering dilakukan atasan karya- sesuai dengan standar yang telah ditetap-
wan seperti datang terlambat, jadwal kan, kurang cepatnya pelayanan yang
makan siang yang relatif lama, tidak adanya diberikan karyawan. Hal ini merupakan
kepastian apakah atasan pegawai yang indikasi dan masih kurangnya disiplin kerja
bersangkutan masih kembali atau tidak se- mereka, dengan adanya fenomena tersebut,
belum jam pulang resmi. Perilaku pegawai dimana para karyawan cenderung meng-
tersebut pada prinsipnya terjadi karena alami penurunan kinerja.
lemahnya kebijakan organisasi tentang Penelitian ini bertujuan (1) Untuk me-
larangan melakukan aktifitas lain saat jam ngetahui dan menganalisis pengaruh
kerja. Juga tidak adanya pembagian tugas kompetensi, komunikasi dan budaya
yang jelas jika atasan pegawai berhalangan organisasi terhadap kinerja karyawan PT.
atau tidak ada di tempat. Semen Bosowa Maros dan (2) Untuk me-
Fenomena tersebut terlihat dari karya- ngetahui dan menganalisis faktor yang ber-
wan di tingkat pelaksana/staf kurang me- pengaruh signifikan terhadap kinerja karya-
nguasai substansi pekerjaannya, dimana wan PT. Semen Bosowa Maros.
penyelesaian tugas-tugas hanya ditangani
oleh beberapa karyawan saja, baik secara TINJAUAN TEORETIS
individu maupun dalam tim, sehingga Teori Kompetensi
tugas-tugas cenderung terkonsentrasi pada Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan
mereka saja yang dinilai memiliki kompe- dalam bidang kerja tertentu diperlukan
tensi dalam hal kemampuan, keterampilan kompetensi yang memadai. Kompetensi
dan kecakapan, sementara sebagian lainnya mempunyai peranan yang amat penting,
bekerja seadanya tanpa pola dan sasaran karena kompetensi pada umumnya me-
yang jelas. Hal lain yang dapat me- nyangkut kemampuan dasar seseorang
nunjukkan dugaan rendahnya kompetensi untuk melakukan suatu pekerjaan. Tanpa
karyawan adalah masih sulitnya diperoleh adanya kompetensi maka seseorang akan
data yang up to date yang disebabkan sulit menyelesaikan pekerjaan tersebut
kurang adaptasi terhadap perubahan. sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.
Penyampaian informasi yang seharus- Oleh karenanya perusahaan dapat men-
nya berhubungan antar bidang tidak ber- capai keberhasilan apabila didukung karya-
jalan dengan lancar diantaranya disebabkan wan yang berkompetensi tinggi.
oleh keterbatasan keterampilan dan
528 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 524 – 540

Ley et al., (2008) menyatakan jika kerja sama dalam rangka mencapai tujuan
kompetensi individu sejalan dengan bersama.
kompetensi organisasi maka tujuan organi- Komunikasi sangat penting bagi
sasi secara efektif dapat dicapai. Wheatley seluruh fungsi perusahaan, karena sistem
dan Doty (2010) menyatakan bahwa operasional dan manajemen digerakakan
kompensasi berupa bonus diberikan kepada oleh komunikasi (Goris, 2006). Perusahaan
karyawan yang telah bekerja dengan baik. harus mampu menaungi kegiatan antar
Kompetensi merupakan seperangkat karyawan dalam pengerjaan tugasnya.
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang Tujuan komunikasi itu sendiri adalah
harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan di- menyamakan persepsi atau pengertian baik
wujudkan oleh seseorang dalam melaksana- antar karyawan maupun atasan dengan
kan tugas keprofesionalan tanpa meninggal- karyawannya. Kualitas manajemen sebuah
kan aspek kemampuan kepribadian dan perusahaan dinilai dari proses karyawanya
kemampuan sosial dalam melaksanakan berkomunikasi (Razi dan More, 2008).
tugas–tugasnya Linawati dan Suhaji (2012). Komunikasi yang efektif yang terjalin dapat
Yudistira dan Siwantara (2012) me- ditunjukkan dengan peningkatan kinerja
ngatakan bahwa kompetensi terdiri dari karyawan karena telah berhasil menunjuk-
beberapa jenis karakteristik yang berbeda, kan kerjasama yang baik. (Garnet et al.,
yang mendorong perilaku. Pondasi 2008).
karakteristik ini terbukti dalam cara se- Menurut Schiffman dan Kanuk (1997)
seorang berperilaku di tempat kerja. dalam Kistoyo (2008), “Communication that
Kompetensi adalah mengenai orang seperti occurs on a personal level between two or more
apa dan apa yang dapat mereka lakukan, people is called interpersonal”. Artinya,
bukan apa yang mungkin mereka lakukan. komunikasi yang terjadi pada satu tingkat
Kompetensi ditemukan pada orang-orang personal antara dua atau lebih orang
yang diklasifikasikan sebagai berkinerja disebut komunikasi interpersonal. Definisi
unggul atau efektif. ini menjelaskan bahwa perbedaan komuni-
Mencermati berbagai uraian tentang kasi dengan komunikasi interpersonal
konsep kompetensi di atas, maka dapat adalah adanya penetapan individu yang
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan melakukan komunikasi, di antara dua
kompetensi adalah kemampuan dan individu atau lebih. Berbicara tentang per-
karakteristik yang mendasari perilaku ubahan perilaku seperti yang disampaikan
seseorang untuk melaksanakan tugas dan oleh Jhonson and Jhonson, Luthan (2005)
kewajiban yang dibebankan kepadanya dalam Kistoyo (2008) juga mengatakan
sesuai dengan hasil yang diharapkan. Indi- bahwa komunikasi berguna untuk mem-
kator dari kompetensi banyak ditentukan pengaruhi perilaku orang lain. Komunikasi
oleh kajian teoritis yang dikembangkan. dipandang sebagai sebuah metode dasar
Kompetensi terlihat dalam dimensi pe- untuk mempengaruhi perubahan perilaku,
ngetahuan, keterampilan, konsep diri dan dan hubungannya dengan proses psiko-
nilai-nilai, karakteristik pribadi, dan motif logikal (persepsi, pembelajaran dan moti-
yang memicu tindakan seseorang. vasi) dan pada sisi yang lain adalah bahasa.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan
Teori Komunikasi bahwa komunikasi adalah kemampuan
Komunikasi memiliki arti yang sangat menyampaikan informasi yang diperoleh
penting bagi manusia, karena tanpa secara kognitif, afektif dan konatif. Dalam
komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan menyampaikan informasi kepada orang lain
tidak akan terjadi saling tukar pengetahuan yang berguna untuk mempengaruhi peri-
dan pengalaman apalagi untuk melakukan laku orang lain dalam memecahkan
Pengaruh Kompetensi, Komunikasi dan Budaya Organisasi ... – Baba 529

berbagai masalah untuk mencapai tujuan kinerja sebagai suatu proses yang sistematik
organisasi. adalah terkait dengan adanya kejelasan
tujuan, tahap-tahap pelaksanaan, metode
Teori Budaya Organisasi serta kurun waktu penilaian kinerja karya-
Moeljono dan Sudjatmiko (2007) da- wan. Perilaku karyawan yang dinilai me-
lam Mariam (2009) mendefinisikan: Bu- liputi perilaku yang nampak maupun
daya perusahaan secara sederhana dan perilaku tak tampak. Perilaku yang nampak
kontekstual adalah serangkaian nilai dalam hal ini mencerminkan hasil kerja
(perusahaan) yang muncul dalam bentuk yang dapat dilihat dan dapat berwujud
perilaku kolektif korporasi dan anggota sebagai hasil kerja (performance), kemampu-
organisasinya. Jadi, selama nilai-nilai se- an (ability), dan semangat (motivation).
buah perusahaan belum mengejewantah Adapun perilaku karyawan yang tak nam-
sebagai perilaku bersama anggotanya, pak dapat berupa potensi, yakni ke-
selama itu pula nilai-nilai tersebut belum mampuan serta kesediaan yang terpendam
menjadi sebuah budaya perusahaan. dalam diri seorang pegawai dan masih
Budaya organisasi dikonseptualisasikan dapat dikembangkan lebih lanjut.
sebagai keyakinan bersama dan nilai-nilai
dalam organisasi yang membantu untuk Hubungan Kompetensi Dengan Kinerja
membentuk pola perilaku karyawan. Karyawan
Dengan demikian konsep di atas menegas- Setiap organisasi dibentuk untuk men-
kan bahwa organisasi budaya bisa menjadi capai tujuan tertentu, dan apabila tercapai
cara untuk menjaga karyawan untuk men- belum dapat dikatakan berhasil. Untuk
capai tujuan organisasi, maka pengertian mencapai keberhasilan, diperlukan landas-
budaya organisasi atau budaya perusaha- an yang kuat berupa kompetensi. Dengan
an dapat disimpulkan sebagai nilai-nilai demikian, kompetensi menjadi sangat ber-
dominan yang disebarluaskan di dalam guna untuk membantu organisasi me-
organisasi sebagai filosofi kerja karyawan, ningkatkan kinerjanya. Kompetensi sangat
sehingga dapat membentuk perilaku diperlukan dalam setiap proses sumberdaya
karyawan dalam bekerja. manusia. Semakin banyak kompetensi
dipertimbangkan, maka semakin meningkat
Teori Kinerja Karyawan pula kinerjanya.
Berdasarkan pemahaman di atas, ter- Yudistira dan Siwantara (2012) me-
lihat bahwa kinerja karyawan adalah nyebutkan bahwa kompetensi berpengaruh
perilaku nyata yang ditunjukkan oleh positif dan signifikan secara langsung
karyawan sebagai hasil kerja yang hasilkan terhadap kinerja karyawan. Hal ini di-
oleh karyawan sesuai dengan perannya di dukung oleh penelitian dari Sulistyaningsih
dalam perusahaan. Kinerja karyawan me- (2009) bahwa kompetensi berpengaruh
rupakan prestasi kerja atau hasil kerja signifikan positif terhadap kinerja karya-
(output) baik kualitas maupun kuantitas wan.
berdasarkan standarkerja yang telah dicapai Sedangkan ciri-ciri karyawan dengan
karyawan per satuan periode waktu dalam kompetensi tinggi dapat dilihat dari be-
melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan berapa indikator yaitu mampu menjalankan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. tugas sesuai standar pekerjaan, memiliki
Oleh karenanya perusahaan dapat me- pengetahuan yang luas, mampu me-
ngetahui perkembangan perusahaannya nyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan
dengan cara melihat hasil penilaian kinerja benar, mampu menyusun laporan dengan
karyawan. akurat dan sistematis, memiliki ke-
Berdasarkan pengertian di atas, ter- mampuan menguasai emosinya dengan
kandung pengertian bahwa penilaian baik. Palan (2007) mengatakan bahwa yang
530 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 524 – 540

mendorong organisasi untuk fokus pada Berdasarkan aspek diatas komunikasi


kompetensi adalah organisasi harus selalu antar kinerja karyawan memang sangat
meningkatkan kompetensi karyawan agar berkaitan hubungannya dengan satu sama
berprestasi dan sukses. Sekarang organisasi- lain. Dalam hal ini juga dibutuhkan
organisasi melakukan upaya besar-besaran komunikasi dua arah yaitu karyawan mem-
agar berkinerja unggul, yang hanya dapat punyai hak untuk meminta penjelasan
dicapai dengan berinvestasi pada tenaga tentang ekspektasi perusahaan, persyaratan
kerja yang kompeten. kerja dan parameter ukuran kesuksesan
sebuah tugas.
Hubungan Komunikasi dengan Kinerja
Pegawai Hubungan Budaya Organisasi Dengan
Komunikasi merupakan hal yang Kinerja Karyawan
paling penting dan harus terjadi antara Budaya organisasi merupakan meka-
atasan dan bawahan maupun sesama nisme yang kuat dalam mengendalikan
karyawan suatu perusahaan. Komunikasi perilaku karyawan. Berdasarkan penelitian
yang baik dan efektif dapat membuat yang dilakukan oleh Koesmono (2005) me-
kinerja karyawannya menjadi lebih baik, ngenai Pengaruh Budaya Organisasi ter-
karena pada dasarnya sebagai sumber daya hadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta
manusia yang membutuhkan sesuatu untuk Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri
dapat memacu keinginan mereka untuk Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa
dapat bekerja dengan giat sehingga mereka Timur. Hasil penelitian tersebut menyata-
mampu meningkatkan kreativitas dan se- kan bahwa Budaya Organisasi, Motivasi,
mangat kerja sesuai dengan batas ke- dan Kepuasan Kerja memiliki pengaruh
mampuan masing–masing. positif terhadap Kinerja Karyawan.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja Penelitian telah dilakukan pada ber-
kerja karyawan adalah komunikasi. Me- bagai masalah budaya organisasi, misalnya,
nurut Artana (2012) semakin lancar dan jenis budaya organisasi (Schein, 2009)
cepat komunikasi yang dilakukan akan menekankan tahapan budaya di seluruh
semakin cepat pula dapat terbinanya organisasi sedangkan psikologi organisasi
hubungan kerja yang baik. Adanya kerja- berfokus pada bagaimana budaya membuat
sama antar Sumber Daya Manusia (SDM) di dampak pada psikologi dan kinerja karya-
lingkungan organisasi yang terjalin dengan wan. Kedua isu budaya organisasi meng-
baik akan mampu meningkatkan kinerja atur keseimbangan dimana suatu organisasi
organisasi atau perusahaan kearah yang dapat mencapai tingkat maksimun dari
baik pula. efektivitas dan yang menunjukkan hubung-
an signifikan antara budaya organisasi dan
Melani (2012) penelitian ini menyata-
kan bahwa efektivitas komunikasi tidak kinerja karyawan.
berpengaruh signifikan dan positif secara
Penelitian Terdahulu
parsial terhadap kinerja BP3MD. Hasil
Adapun penelitian terdahulu yang
penelitian Kiswanto (2010) menunjukkan
relevan dengan penelitian ini adalah, se-
bahwa komunikasi berpengaruh positif dan
bagai berikut: 1). Penelitian yang dilakukan
signifikan terhadap kinerja karyawan, dan
oleh Sriwidodo dan Budi (2010) dengan
komunikasi mempunyai pengaruh dominan
menggunakan variabel independen kompe-
terhadap kinerja karyawan. Hal ini di-
tensi, motivasi, komunikasi, dan kesejahtera-
dukung oleh penelitian Kistoyo (2008)
an dan variabel dependent kinerja pegawai,
bahwa komunikasi mempengaruhi tingkat
hasil menunjukkan variabel kompetensi
kinerja pegawai.
mempunyai pengaruh yang paling dominan
terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan
Pengaruh Kompetensi, Komunikasi dan Budaya Organisasi ... – Baba 531

hal ini berarti kinerja dan kefektifan Berdasarkan pembahasan yang telah
pegawai dalam melaksanakan tugas sangat diuraikan sebelumnya, maka dapat di
ditentukan oleh kompetensi yang diisyarat- rumuskan hipotesis dari penelitian ini
kan oleh bidang pekerjaan. 2). Penelitian sebagai berikut: 1). Terdapat pengaruh yang
Alharbi dan Alyahya (2013) menunjukkan signifikan antara kompetensi, komunikasi
adanya hubungan positif antara budaya dan dan budaya organisasi terhadap kinerja
kinerja membantu dalam meningkatkan karyawan pada PT. Semen Bosowa Maros.
hasil organisasi. Kinerja pekerjaan organi- 2. Kompetensi berpengaruh paling signi-
sasi memiliki dampak yang kuat dari fikan terhadap kinerja karyawan pada PT.
budaya organisasi yang kuat karena se- Semen Bosowa Maros.
hingga meningkatkan produktivitas per-
usahaan. 3). Penelitian Adriaeni dan METODE PENELITIAN
Gustomo (2012) dengan menggunakan Populasi adalah gabungan dari seluruh
metode deskriptif korelasional, penelitian elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau
dilakukan di perusahaan Pertambangan dan orang yang memiliki karakteristik serupa
Energi (Panas Bumi) di Kamojang. 205 yang menjadi pusat perhatian peneliti,
karyawan terpilih sebagai responden de- karenanya dipandang sebagai semesta
ngan menggunakan proporsional random penelitian. Populasi dalam penelitian ini
sampling. Kuesioner digunakan sebagai alat adalah seluruh karyawan yang ada pada
dalam metode pengumpulan data. Analisis PT. Semen Bosowa Maros yang berjumlah
Regresi Berganda digunakan sebagai teknik 1.250 karyawan. Sampel adalah bagian dari
untuk menganalisa data. Hasil penelitian populasi yang mewakili keseluruhan objek
menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang diteliti. Karena jumlah populasi
antara kecerdasan emosi, gaya ke- diketahui , maka penentuan jumlah sampel
pemimpinan, budaya organisasi dan kinerja ditetapkan sesuai model Slovin (Umar,
di perusahaan. 4). Penelitian Supiyanto 2002: 78) dalam Leni (2013).
(2015) yang menguji pengaruh kompensasi,
kompetensi dan komitmen organisasional n =
terhadap kepuasan kerja dan kinerja karya-
wan koperasi. Hasil penelitinnya menunjuk- dimana:
kan bahwa Kompetensi SDM berpengaruh n = ukuran sampel
tidak signifikan terhadap kinerja karyawan N = jumlah populasi yang diteliti
KSP kabupaten Tuban, sehingga perubahan E = persen kelonggaran (10%)
dalam kompetensi SDM tidak akan ber- Maka, n =
dampak terhadap kinerja Karyawan. 5).
Femi (2014) menguji hubungan antara
komunikasi dan kinerja karyawan dalam n =
beberapa organisasi yang dipilih di Negara
Lagos, Nigeria. Data untuk penelitian ini n = 92.59  93 responden
dikumpulkan melalui kuesioner dengan
sampel dari 120 responden. Hasil penelitian Teknik penunjukkan sampel dilakukan
ini menunjukkan bahwa ada hubungan dengan cara purposive sampling yaitu dengan
positif antara komunikasi yang efektif dan penunjukkan langsung pada responden
kinerja karyawan. Penelitian merekomen- yang sesuai dengan kriteria penelitian.
dasikan bahwa manajer perlu untuk ber-
komunikasi dengan karyawan secara ter- Metode Analisis
atur untuk meningkatkan komitmen dan Menyesuaikan dengan tujuan peneliti-
kinerja karyawan. an, maka teknik analisis data yang diguna-
kan dalam penelitian ini adalah analisis
532 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 524 – 540

regresi linier berganda. Analisis ini diguna- kuesioner, digunakan teknik Cronbach’s
kan untuk mengetahui pengaruh variabel Alpha. Suatu instrument dianggap reliabel,
bebas terhadap kinerja karyawan PT. Semen apabila koefisien alpha di atas 0,6. Per-
Bosowa Maros. Untuk menentukan ada hitungan uji reliabilitas dapat dilihat dalam
pengaruh yang signifikan antara kompe- tabel 2.
tensi, komunikasi dan budaya organisasi
terhadap variabel terikat digunakan uji Analisis Deskriptif
statistik koefisien regresi. Model regresi Analisis statistik deskriptif dengan
liniernya (Sugiyono, 2007:183) adalah: menginterpretasikan nilai rata-rata dari
KK = b0 + b1Komp + b2Kom + b3B0 + e masing-masing indikator pada variabel pe-
dimana: nelitian ini dimaksudkan untuk memberi-
KK = Kinerja Karyawan kan gambaran mengenai indikator apa saja
Komp = Kompetensi yang membangun konsep model penelitian
Kom = Komunikasi secara keseluruhan. Dasar interpretasi me-
B0 = Budaya Organisasi ngacu pada interpretasi skor yang diguna-
b0 = Konstanta kan oleh Stemple (2004:34) sebagaimana
b1, b2 dan b3 = Koefisien regresi digambarkan pada tabel 3.
e = Standard error. Selanjutnya tabel 4 menyajikan hasil
analisis deskripsi variabel dari penelitian
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ini. Berdasarkan tabel 4 jawaban responden
Analisis Hasil Penelitian untuk variabel Kompetensi menunjukkan
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas nilai rata-rata 3,75 - 4,33 sehingga dapat
Uji validitas digunakan untuk menge- dikatakan bahwa seluruh item pernyataan
tahui tingkat kecermatan suatu alat ukur berada pada kategori bagus hingga sangat
dalam menjalankan fungsi ukurnya. Kriteria bagus, sedangkan untuk variabel Komuni-
yang digunakan valid atau tidak valid ada- kasi menunjukkan nilai rata-rata 3,34 - 3,91
lah bila koefisien korelasi r yang diperoleh sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh
lebih dari atau sama dengan koefisien di item pernyataan berada pada kategori
tabel nilai-nilai kritis r, yaitu pada taraf bagus hingga sangat bagus, sedangkan
signifikansi 5%, instrument tes yang diuji- untuk variabel Budaya Organisasi me-
cobakan tersebut dinyatakan valid. Dasar nunjukkan nilai rata-rata 3,23 - 4,33 sehing-
pertimbangan untuk mengukur valid tidak- ga dapat dikatakan bahwa seluruh item
nya kuesioner adalah dengan membanding- pernyataan berada pada kategori bagus
kan antara r hitung terhadap r tabel. Nilai r hingga sangat bagus, untuk variabel Kinerja
tabel untuk penelitian ini adalah r tabel Karyawan menunjukkan nilai rata-rata 3,47
dengan df = (n – 2) = 91 pada α = 5% yaitu - 4,13 sehingga dapat dikatakan bahwa
0,2039. Jika r hitung lebih besar dari r tabel seluruh item pernyataan berada pada
maka kuesioner dikatakan valid dan kategori bagus hingga sangat bagus.
sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r
tabel maka kuesioner tersebut dikatakan Analisis Persamaan Regresi
tidak valid sebagai instrumen penelitian. Pada bagian ini dibahas mengenai pe-
Adapun hasil uji tersebut dapat dilihat ngaruh kompetensi, komunikasi dan bu-
pada tabel 1. Uji reliabilitas dilakukan untuk daya organisasi terhadap kinerja karyawan
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran PT. Semen Bosowa Maros menggunakan
tetap konsisten apabila dilakukan pe- hasil penelitian yang sudah diolah. Penelitian
ngukuran dua kali atau lebih terhadap ini menggunakan analisisi regresi berganda
obyek yang sama dengan alat ukur yang yang diolah dengan program SPSS for
sama. Selanjutnya untuk mengetahui relia- windows release 20.0.
bilitas dari pertanyaan-pertanyaan dalam
Pengaruh Kompetensi, Komunikasi dan Budaya Organisasi ... – Baba 533

Tabel 1
Hasil Pengujian Validitas

Variabel Indikator r Hitung r Tabel Ket


Komp.1.1.1 Disiplin Kerja 0,623 0,2039 Valid
Komp.1.1.2 Tekun 0,701 0,2039 Valid
Komp.1.2.1 Jujur 0,723 0,2039 Valid
Komp.1.2.2 Baik Hati 0,597 0,2039 Valid
KK
Komp.1.3.1 Bertanggung Jawab 0,623 0,2039 Valid
Kompetensi
Komp.1.3.2 Integritas 0,716 0,2039 Valid
(Palan, 2007)
Komp.1.4.1 Cerdas 0,750 0,2039 Valid
Komp.1.4.2 Kreatif 0,638 0,2039 Valid
Komp.1.5.1 Pendidikan Formal/Informal 0,698 0,2039 Valid
Komp.1.5.2 Pengalaman Kerja 0,734 0,2039 Valid
Kom.1.1 Kebijakan Manajemen 0,771 0,2039 Valid
Kom.1.2 Perintah Atasan 0,798 0,2039 Valid
Kom
Kom.2.1 Kooperatif Dalam Bekerja 0,801 0,2039 Valid
Komunikasi
Kom.2.2 Keakraban 0,740 0,2039 Valid
(Pratminings,
2006) Kom.3.1 Laporan Hasil Kerja 0,649 0,2039 Valid
Kom.3.2 Penyaluran Aspirasi 0,667 0,2039 Valid
BO.1.1 Saling Menghormati Sesama 0,732 0,2039 Valid
BO.1.2 Gaya Bahasa Dalam Perusahaan 0,873 0,2039 Valid
BO.2.1 Penerapan Norma 0,824 0,2039 Valid
BO.2.2 Toleransi Perbedaan 0,819 0,2039 Valid
BO BO.3.1 Efesiensi 0,713 0,2039 Valid
Budaya
BO.3.2 Produktivitas 0,644 0,2039 Valid
Organisasi
BO.4.1 Nilai Perusahaan 0,386 0,2039 Valid
(Luthans,
2008) BO.4.2 Visi Misi 0,365 0,2039 Valid
BO.5.1 Kebijakan 0,651 0,2039 Valid
BO.5.2 Standard Operating Procedures 0,548 0,2039 Valid
BO.6.1 Kenyamanan Dalam Bekerja 0,373 0,2039 Valid
BO.6.2 Fasilitas Kerja 0,331 0,2039 Valid
KK.1.1 Sesuai Standar Kualitas Kerja 0,401 0,2039 Valid
KK.1.2 Sesuai Dengan Kapasitas Kerja 0,424 0,2039 Valid
KK.2.1 Pencapaian Target Kerja 0,548 0,2039 Valid
KK KK.2.2 Perbaikan Terus Menerus 0,373 0,2039 Valid
Kinerja KK.3.1 Menyelesaikan Pekerjaan Tepat
0,331 0,2039 Valid
Karyawan Waktu
(Bernardin KK.3.2 Memaksimalkan Ketersediaan
0,401 0,2039 Valid
dan Russel, Waktu
2003) KK.4.1 Memaksimalkan Sumber Daya 0,780 0,2039 Valid
KK.4.2 Minimalisasi Pemborosan 0,621 0,2039 Valid
KK.5.1 Mengemukakan Gagasan Baru 0,587 0,2039 Valid
KK.5.2 Membatu Rekan Kerja 0,476 0,2039 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS V 20.0 (2015)
534 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 524 – 540

Tabel 2
Pengujian Reabilitas

No. Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan


1. Kompetensi (Komp) 0,764 Reliabel
2. Komunikasi (Kom) 0,783 Reliabel
3. Budaya Organisasi (BO) 0,794 Reliabel
4. Kinerja KarKKawan (KK) 0. 7960 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data SPSS V.20.0 (2015)

Tabel 3
Dasar Interpretasi Skor Item Dalam Variabel Penelitian

No. Nilai Skor Interpretasi


1. 1 – 1,8 Jelek/tidak penting/tidak tinggi
2. 1,8 – 2,6 Kurang
3. 2,6 – 3,4 Cukup
4. 3,4 – 4,2 Bagus/penting/tinggi
5. 4,2 – 5 Sangat bagus/sangat penting/sangat tinggi
Sumber: Modifikasi dari Stemple, Jr. (2004)

Hasil analisis regresi linier berganda, windows release 20.0 didapatkan ringkasan
didapatkan ringkasan secara statistik seperti statistik sebagai berikut pada tabel 6.
pada tabel 5. Dari Tabel 6 diperoleh hasil nilai
Berdasarkan hasil analisis data pada signifikansi 0,000 yang kecil dari pada alpha
Tabel 5 menunjukkan bahwa 66,2% kinerja yang digunakan hal ini menunjukkan bahwa
pegawai dipengaruhi oleh kompetensi, secara simultan semua variabel dalam model
komunikasi dan budaya organisasi ini berarti berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT.
bahwa 33,8% (100% - 66,2%) kinerja karyawan Semen Bosowa Maros. Dengan kata lain
dipengaruhi oleh faktor lain. model yang dibunakan dalam penelitian ini
sudah layak.
Uji F (Goodness of Fit) Dari tabel 6, didapat persamaan regresi
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau berganda sebagai berikut:
Uji Model (Goodness of Fit), yaitu uji untuk KK = 0,655 + 0,881 Komp + 0,995 Kom + 0,320
melihat bagaimanakah pengaruh semua BO + e
variabel bebasnya secara bersama-sama Berikut adalah penjelasan dari per-
(serempak) terhadap variabel terikatnya. Uji F samaan regresi berganda yang terbentuk:
dilakukan dengan membandingkan nilai Kompetensi memiliki nilai t sebesar (1,285),
signifikansinya dengan alpha yang diguna- nilai koefisien B sebesar (0,881), dan tingkat
kan, dimana nilai dari signifikansi lebih kecil signifikan sebesar 0,002. Hal ini menanda-
dari alpha yang digunakan, maka semua kan bahwa kompetensi memiliki pengaruh
variabel berpengaruh terhadap kinerja-kinerja positif sebesar (88,1%) terhadap kinerja
karyawan PT. Semen Bosowa Maros. karyawan, dengan tingkat signifikan se-
Dalam penelitian ini diperoleh nilai besar 0,002 artinya kompetensi berpengaruh
signifikansi 0,000 menggunakan taraf signi- positif dan signifikan terhadap kinerja
fikansi (α) = 0,05. Adapun hasil perhitungan karyawan.
dengan menggunakan program SPSS for
Pengaruh Kompetensi, Komunikasi dan Budaya Organisasi ... – Baba 535

Tabel 4
Dasar Interpretasi Skor Item Dalam Variabel Penelitian

Variabel Indikator N Min Max Mean


Komp.1.1 Disiplin Kerja 91 1 5 4,33
Komp.1.2 Tekun 91 1 5 4,29
Komp.2.1 Jujur 91 1 5 3,75
Komp.2.2 Baik Hati 91 1 5 3,79
Kompetensi Komp.3.1 Bertanggung Jawab 91 1 5 3,85
(Komp.1) Komp.3.2 Integritas 91 1 5 4,04
Komp.4.1 Cerdas 91 1 5 3,82
Komp.4.2 Kreatif 91 1 5 3,84
Komp.5.1 Pendidikan Formal/Informal 91 1 5 3,86
Komp.5.2 Pengalaman Kerja 91 1 5 3,96
Kom..1.1 Kebijakan Manajemen 91 1 5 3,70
Kom..1.2 Perintah Atasan 91 1 5 3,34
Komunikasi Kom..2.1 Kooperatif Dalam Bekerja 91 1 5 3,91
(Kom.) Kom..2.2 Keakraban 91 1 5 3,48
Kom..3.1 Laporan Hasil Kerja 91 1 5 3,44
Kom..3.2 Penyaluran Aspirasi 91 1 5 3,79
BO.1.1 Saling Menghormati Sesama 91 1 5 3,68
BO.1.2 Gaya Bahasa Dalam Perusahaan 91 1 5 3,89
BO.2.1 Penerapan Norma 91 1 5 3,89
BO.2.2 Toleransi Perbedaan 91 1 5 3,47
BO.3.1 Efesiensi 91 1 5 3,85
Budaya
BO.3.2 Produktivitas 91 1 5 4,33
Organisasi
BO.4.1 Nilai Perusahaan 91 1 5 3,23
(BO)
BO.4.2 Visi Misi 91 1 5 3,66
BO.5.1 Kebijakan 91 1 5 3,75
BO.5.2 Standard Operating Procedures 91 1 5 3,83
BO.6.1 Kenyamanan Dalam Bekerja 91 1 5 3,91
BO.6.2 Fasilitas Kerja 91 1 5 3,48
KK.1.1 Sesuai Standar Kualitas Kerja 91 1 5 3,70
KK.1.2 Sesuai Dengan Kapasitas Kerja 91 1 5 4,04
KK.2.1 Pencapaian Target Kerja 91 1 5 3,82
KK.2.2 Perbaikan Terus Menerus 91 1 5 4,06
KK.3.1 Menyelesaikan Pekerjaan Tepat 91 5 4,13
Kinerja 1
Waktu
Karyawan
KK.3.2 Memaksimalkan Ketersediaan 91 5 3,47
(KK1) 1
Waktu
KK.4.1 Memaksimalkan Sumber Daya 91 1 5 3,70
KK.4.2 Minimalisasi Pemborosan 91 1 5 3,84
KK.5.1 Mengemukakan Gagasan Baru 91 1 5 3,64
KK.5.2 Membatu Rekan Kerja 91 1 5 3,85
Sumber: Hasil Olah Data SPSS V 20.0 (2015)
536 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 524 – 540

Tabel 5
Model SummarKK

Model R R Adjusted Std. Error Change Statistics


Square R Square of the R Square F df1 df2 Sig. F
Estimate Change Change Change
1 .814a .662 .651 .62232 .662 58.179 3 89 .000
Sumber: Hasil Olah Data SPSS V 20.0 (2015)

Tabel 6
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression 67.596 3 22.532 58.179 .000b
1 Residual 34.469 89 .387
Total 102.065 92
Sumber: Hasil Olah Data SPSS V 20.0 (2015)

Tabel 7
Koefisien Regresi

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .655 .343 1.909 .059
Kompetensi .881 .063 .879 1.285 .002
1
Komunikasi .995 .079 .959 12.604 .000
BudaKKa Organisasi .320 .073 .335 4.405 .000

Komunikasi memiliki nilai t sebesar kasi dan budaya organisasi terhadap kinerja
12.604 nilai koefisien B (0,995) dan tingkat karyawan PT. Semen Bosowa Maros sebagai
signi. fikan sebesar 0,000. Hal ini me- berikut:
nandakan bahwa koefisien komunikasi
memiliki pengaruh positif terhadap peri- Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
laku kinerja karyawan dengan tingkat Karyawan PT. Semen Bosowa Maros
signifikan 0,000. Kompetensi berpengaruh positif dan
Budaya organisasi memiliki nilai t se- signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
besar 4.405 nilai koefisien B sebesar (0,320), Semen Bosowa Maros. Hal ini menunjukkan
dan tingkat signifikan sebesar 0,000. Hal ini bahwa semakin baik kompetensi yang
menandakan bahwa koefisien budaya dimiliki pegawai, atau semakin tinggi
organisasi memiliki pengaruh negatif se- kompetensi yang di punyai oleh pegawai
besar (0,320) terhadap kinerja karyawan, akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai
dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 tersebut, karena dengan kompetensi yang
artinya budaya organisasi berpengaruh baik dan berkualitas maka kinerja pegawai
positif terhadap kinerja karyawan. akan semakin baik. Oleh karena itu per-
usahaan harus meningkatkan kompetensi
Pembahasan karyawannya sehingga dapat meningkatkan
Dari analisis hasil penelitian, maka dapat kualitas sumber daya manusia di dalamnya.
diinterpretasi pengaruh kompetensi, komuni- Dengan kompetensi yang baik, maka
Pengaruh Kompetensi, Komunikasi dan Budaya Organisasi ... – Baba 537

karyawan akan lebih berkualitas sehingga dapat memacu keinginan mereka untuk
kinerja mereka pun akan lebih baik. dapat bekerja dengan giat sehingga mereka
Hasil penelitian ini mendukung pe- mampu meningkatkan kreativitas dan
nelitian terdahulu yang dilakukan oleh semangat kerja sesuai dengan batas ke-
Sriwidodo dan Budi (2010), Yudistira dan mampuan masing-masing.
Siwantara (2012) menyebutkan bahwa Sejalan dengan hasil penelitian Hasil
kompetensi berpengaruh positif dan penelitian oleh Sriwidodo dan Budi (2010),
signifikan secara langsung terhadap kinerja Kiswanto (2010) dan Femi (2014) yang
karyawan. Hal ini didukung oleh penelitian menunjukkan bahwa komunikasi berpe-
dari Sulistyaningsih (2009) bahwa kompe- ngaruh positif dan signifikan terhadap
tensi berpengaruh signifikan positif ter- kinerja karyawan, dan komunikasi mem-
hadap kinerja karyawan. Namun berbeda punyai pengaruh dominan terhadap kinerja
dari hasil penelitian dengan hasil penelitian karyawan. Hal ini didukung oleh penelitian
Bagus dan Mudiartha (2012) dan Penelitian Kistoyo (2008) bahwa komunikasi mem-
Supiyanto (2015) yang menunjukkan bahwa pengaruhi tingkat kinerja pegawai. Namun
kompetensi berpengaruh tidak signifikan berbeda dengan hasil penelitian Melani
terhadap kinerja karyawan. (2012) penelitian ini menyatakan bahwa
Untuk mencapai hasil kerja yang efektivitas komunikasi tidak berpengaruh
maksimal dan memuaskan diperlukan signifikan dan positif secara parsial ter-
kompetensi yang dimiliki oleh seorang hadap kinerja karyawan
karyawan dalam melaksanakan tugas kerja- Berdasarkan aspek di atas komunikasi
nya agar kinerja karyawan dapat me- antar kinerja karyawan memang sangat
ningkat. Organisasi akan berkembang dan berkaitan hubungannya dengan satu sama
mampu bertahan dalam lingkungan per- lain. Dalam hal ini juga dibutuhkan
saingan yang kompetitif apabila didukung komunikasi dua arah yaitu karyawan mem-
oleh pegawai-pegawai yang berkompetensi punyai hak untuk meminta penjelasan
di bidangnya. Kompetensi dapat digunakan tentang ekspektasi perusahaan, persyaratan
untuk memprediksi kinerja, yaitu siapa kerja dan parameter ukuran kesuksesan
yang berkinerja baik dan kurang baik ter- sebuah tugas. Setiap karyawan harus mam-
gantung pada kompetensi yang dimilikinya, pu berkomunikasi dengan senior team agar
diukur dari kriteria atau standar yang setiap individu dapat mengerti tugas-tugas
digunakan (Linawati dan Suhaji, 2012). karyawan dan apa yang bias dilakukan
Peningkatan kompetensi karyawan sangat dengan budget dan target. Karyawan harus
diperlukan dalam mendukung kemampuan secara proaktif memberitahu apa kendala
kerja sekaligus menentukan tingkat kinerja yang mereka temui di lapangan, dan senior
yang dihasilkan pegawai. Semakin tinggi team harus bisa membantu. Dengan ke-
kompetensi maka kinerja karyawan akan adaan seperti ini, komunikasi didalam
semakin optimal. kinerja karyawan akan selalu berjalan
komunikatif dan terarah.
Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja
Karyawan PT. Semen Bosowa Maros Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Terdapat pengaruh positif dan signi- Kinerja Karyawan PT. Semen Bosowa
fikan antara komunikasi terhadap kinerja Maros
karyawan PT. Semen Bosowa Maros. Hal ini Terdapat pengaruh positif antara
menunjukkan bahwa komunikasi yang baik budaya organisasi terhadap kinerja karya-
dan efektif dapat membuat kinerja wan PT. Semen Bosowa Maros. Hal ini
karyawannya menjadi lebih baik, karena menunjukkan bahwa budaya organisasi
pada dasarnya sebagai sumber daya kinerja karyawannya menjadi lebih baik,
manusia yang membutuhkan sesuatu untuk karena pada dasarnya sebagai sumber daya
538 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 524 – 540

manusia yang membutuhkan sesuatu untuk (simultan) memiliki pengaruh yang signi-
dapat memacu keinginan mereka untuk fikan terhadap kinerja karyawan.
dapat bekerja dengan giat sehingga mereka Berdasarkan hasil analisis statistik
mampu meningkatkan kreativitas dan dengan menggunakan analisis regresi linier
semangat kerja sesuai dengan batas ke- berganda menunjukkan bahwa 66,2% kinerja
mampuan masing-masing. pegawai dipengaruhi oleh kompetensi,
Hasil penelitian ini sejalan dengan komunikasi dan budaya organisasi ini berarti
penelitian penelitian yang dilakukan oleh bahwa 33,8% (100% - 66,2%) kinerja karya-
Koesmono (2005) menyatakan bahwa Bu- wan dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini
daya Organisasi, memiliki pengaruh positif menunjukkan bahwa kinerja karyawan
terhadap Kinerja Karyawan. Hasil peneliti- dipengaruhi oleh kompentensi, komunikasi
an Schein, (2009), Adriaeni dan Gustomo dan budaya organisasi artinya jika kompe-
(2012) dan Alharbi dan Alyahya (2013) tensi, komunikasi dan budaya organisasi
menunjukkan hubungan signifikan antara baik maka kinerja karyawan akan me-
budaya organisasi dan kinerja karyawan. ningkat.
menunjukkan adanya hubungan positif
antara budaya dan kinerja membantu dalam SIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan hasil organisasi. Kinerja Simpulan
pekerjaan organisasi memiliki dampak yang Kompetensi, komunikasi dan budaya
kuat dari budaya organisasi yang kuat organisasi berpengaruh positif dan signi-
karena sehingga meningkatkan produkti- fikan terhadap kinerja karyawan PT. Semen
vitas perusahaan. Bosowa Maros
Karyawan secara konstan dikelilingi Di antara ketiga faktor (kompetensi,
oleh budaya organisasi. Budaya Organisasi komunikasi dan budaya organisasi) yang
membentuk latar belakang yang berkaitan dimasukkan sebagai variabel independen,
dengan lingkungan, kondisi kerja, sikap, ditemukan kemampuan merupakan faktor
perilaku, serta persepsi karyawan pada yang paling berpengaruh dominan terhadap
organisasi tempat mereka bekerja. Behavior kinerja karyawan PT. Semen Bosowa Maros
atau perilaku merupakan bagian dari bu- adalah komunikasi, dengan nilai koefisien
daya yang berkaitan dengan kinerja sebab regresi sebesar 0,995 dibanding kompetensi
dengan berperilaku seseorang akan dapat 0,881 dan budaya organisasi 0,320.
memperoleh yang Ia kehendaki dan yang Ia
harapkan. Saran
Kepada para karyawan PT. Semen
Pengaruh Proses Kompetensi, Komuni- Bosowa Maros seyogyanya berusaha untuk
kasi, dan Budaya Organisasi Terhadap terus meningkatkan kinerja/prestasi kerja
Kinerja Karyawan PT. Semen Bosowa pada lingkungan tugas masing-masing. Hal
Maros Secara Simultan. ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
Sesuai hasil analisis regresi ANOVA kompetensi, komunikasi dan budaya
diperoleh Menunjukkan signifikansi 0,00 organisasi karyawan, sehingga dapat me-
berarti semua variabel dalam model ber- ningkatkan kualitas sumber daya manusia
pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. di dalamnya. Dengan kompetensi, komuni-
Semen Bosowa Maros atau nilai sign-F lebih kasi dan budaya organisasi yang baik, maka
kecil dari level of signifikan (0,000<0,05), karyawan akan lebih berkualitas sehingga
artinya semua variabel independent di dalam kinerja mereka pun akan lebih baik dan
model (secara simultan) berpengaruh ter- dapat memacu keinginan mereka untuk
hadap kinerja karyawan PT. Semen Bosowa dapat bekerja dengan giat sehingga mereka
Maros, variabel kompetensi, komunikasi mampu meningkatkan kreativitas dan
dan budaya organisasi secara bersama-sama
Pengaruh Kompetensi, Komunikasi dan Budaya Organisasi ... – Baba 539

semangat kerja sesuai dengan batas ke- Adriaeni , M. dan P. A. Gustomo. 2012.
mampuan masing-masing Analysis The Effect of Emotional
Kepada pimpinan hendaknya dalam Intelligence on Performance Through
upaya meningkatkan kinerja karyawan PT. Leadership Style and Organizational
Semen Bosowa Maros, sehubungan hasil Culture as A Moderator. Jurnal
penelitian ini pimpinan harus menjaga dan Manajemen dan Teknologi 11(3): 250-268.
meningkatkan komunikasi antara karya- Alharbi, M. A. dan M. S. Alyahya. 2013.
wan. Dengan Komunikasi yang baik dan Impact of Organizational Culture on
efektif dapat membuat kinerja karyawannya Employee Performance. International
menjadi lebih baik, karena pada dasarnya review of management and Business
sebagai sumber daya manusia yang mem- Research Journal 2(1): 168-175.
butuhkan sesuatu untuk dapat memacu Artana, I. W. 2012. Pengaruh Kepemimpin-
keinginan mereka untuk dapat bekerja an, Kompensasi, Dan Lingkungan Kerja
dengan giat sehingga mereka mampu me- Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
ningkatkan kreativitas dan semangat kerja Kasus Di Maya Ubud Resort dan SPA).
sesuai dengan batas kemampuan masing- Jurnal Perhotelan dan Pariwisata 2(1): 66-
masing manusia di dalamnya. Dengan 80.
kompetensi, komunikasi dan budaya Bagus, D, I dan I. W. Mudiartha . 2012.
organisasi yang baik, maka karyawan akan Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja,
lebih berkualitas sehingga kinerja mereka Kompetensi, Kompensasi terhadap
pun akan lebih baik dan dapat memacu Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai di
keinginan mereka untuk dapat bekerja Linkungan Kantor Dinas Pekerjaan
dengan giat sehingga mereka mampu me- Umum Propinsi Bali. Jurnal Manajemen,
ningkatkan kreativitas dan semangat kerja Strategi Bisnis dan Kewirausahaan 6(2).
sesuai dengan batas kemampuan masing- Bernardin dan Russel. 2006. Manajemen
masing Sumber Daya Manusia. Diterjemahkan
Kepada pimpinan hendaknya dalam oleh Bambang Sukoco. Armico,
upaya meningkatkan kinerja karyawan PT. Bandung.
Semen Bosowa Maros, sehubungan hasil Femi, F. 2014. The Impact of Communi-
penelitian ini pimpinan harus menjaga dan cation on Workers’ Performance in
meningkatkan komunikasi antara karya- Selected Organisations in Lagos State,
wan. Dengan Komunikasi yang baik dan Nigeria. Journal Of Humanities And
efektif dapat membuat kinerja karyawannya Social Science (IOSR-JHSS) 19(8): 75-82.
menjadi lebih baik, karena pada dasarnya Melani, F. 2012. Pengaruh Gaya Ke-
sebagai sumber daya manusia yang mem- pemimpinan Dan Efektivitas Komuni-
butuhkan sesuatu untuk dapat memacu kasi Terhadap Kinerja Pegawai Badan
keinginan mereka untuk dapat bekerja Promosi Dan Perizinan Penanaman
dengan giat sehingga mereka mampu me- Modal Daerah (BP3MD) Provinsi
ningkatkan kreativitas dan semangat kerja Sumatera Selatan. Artikel Publikasi
sesuai dengan batas kemampuan masing- Ilmiah. Universitas Sriwijaya. Fakultas
masing Ekonomi.
Garnett, J. L., J. P Marlowe, dan K. Sanjay.
DAFTAR PUSTAKA 2008. Penetrating the Performance
Abdullah. 2006. Pengaruh Budaya Organi- Predicament: Communication as a
sasi Locus of control dan Kepuasan Kerja Mediator or Moderator of Organization
Terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Culture’s Impact on Public Organi-
Pelayanan Pajak Semarang Barat. Pro- zational Performance. Public Adminis-
gram Pasca Sarjana Universitas tration Review 68(2): 266-273.
Diponegoro. Semarang.
540 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 18, Nomor 4, Desember 2014 : 524 – 540

Goris, J. R. 2007. Effects of Satisfaction with (Persero). Tesis. Universitas Dipo-


Communication on The Relationship negoro. Semarang.
Between Individual-Job Congruence Razi, N dan E. More. 2010. The Role of
and Job Performance/Satisfaction. Communication in The Acquisition of
Journal of Management Development High Performance Work System
School of Business, Andrews University, Organisations. Australian Journal of
Berrien Springs, Michigan, USA 26(8): Communication 37(1): 55-74.
737-752. Sriwidodo, U. dan A. Budi. 2010. Pengaruh
Koesmono, H. T. 2005. Pengaruh Budaya Kompetensi, Motivasi, Komunikasi dan
Organisasi Terhadap Motivasi dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja
Kepuasan Kerja serta kinerja Karyawan Pegawai Dinas Pendidikan. Jurnal
Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Manajemen Sumber Daya Manusia 4(1):
Kayu Ekspor di Jawa timur. Disertasi. 47-57.
Universitas Airlangga, Surabaya. Schein, E. H. 2009. Culture: the missing
Kiswanto. 2010. Pengaruh Kepemimpinan concept in organization studies.
Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Administrative Science Quarterly 41(2):
Karyawan Kaltim Pos Samarinda. 229-40.
Jurnal Eksis 6(1): 1267–1439. Stemple, J. D, Jr. Job Satisfaction of high
Kistoyo. 2008. Pengaruh Kepemimpinan, School Principals in Virginia. Disertasi
Komunikasi dan Lingkungan Kerja gelar Doktor. Virginia: Fakultas Poli-
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor teknik Virginia, 2004. scholar.lib.
Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan. vt.edu/theses/
Program Pascasarjana Universitas Supiyanto, Y. 2015. Pengaruh Kompensasi,
Sebelas Maret: Surakarta. Kompetensi Dan Komitmen Organi-
Ley, T, U. Armin., S. Peter., N. L. Stefanie., sasional Terhadap Kepuasan Kerja Dan
K. Barbara, dan A. Dietrich. 2008. Kinerja Karyawan Koperasi. Prosiding
Modeling Competencies For Suppor- Seminar Nasional 9 Mei 2015: 731-737
ting Work-Integrated Learning In Sulistyaningsih, A. 2009. Analisis Pengaruh
Knowledge Work. Journal Of Knowledge Kepemimpinan, Kompetensi Karakter-
Management 12(6): 31-47. istik Individu, Locus Of Control Dan
Linawati dan Suhaji. 2012. Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi Ter-
Motivasi, Kompetensi, Kepemimpinan hadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
dan Lingkungan Kerja Terhadap Pendidikan Kabupaten Klaten. Excellent
Kinerja Karyawan (Studi Pada PT (1): 1.
Herculon Carpet Semarang). Jurnal Wheatley, K dan D. H. Doty. 2010.
Akuntansi Perilaku 4)2). Executive Compensation As a Mode-
Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi, (Alih rator Of The Innovation – Performance
Bahasa V.A Yuwono, dkk), Edisi Bahasa Relationship. Journal of Business and
Indonesia. ANDI, Yogyakarta. Management 16(1): 90-102.
Palan, R. 2007. Competency Management. Yudistira, C. G. dan I. W. Siwantara. 2012.
Cetakan kedua. PPM. Jakarta Pusat. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Pratminingsih, S.A. 2006. Komunikasi Bisnis. Transformasional Ketua Koperasi dan
PT. Graha Ilmu, Yogyakarta Kompetensi Kecerdasan Emosional
Mariam, R. 2009. Pengaruh Gaya Ke- Manajer Koperasi Terhadap Kepuasan
pemimpinan Dan Budaya Organisasi Kerja dan Kinerja Manajer Koperasi di
Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kabupaten Buleleng. Jurnal manajemen,
Kepuasan Kerja Karyawan Sebagai Strategi Bisnis dan Kewirausahaan 6(1): 99
Variabel Intervening Studi Pada Kantor – 108.
Pusat PT. Asuransi Jasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai