Anda di halaman 1dari 28

Morfologi Mikroba

BAB III
MORFOLOGI MIKROBA

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang


mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap
sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat
mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan
bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki
fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme
ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang
besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan
lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi
pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak
ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah
dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan
tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim
tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan
akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang
besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat
pembiakannya relative cepat (Darkuni 2001). Oleh karena
aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki
peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun
yang menguntungkan.

Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai


kelompok jasad renik (makhluk halus). Kebanyakan bersel
satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok
organisme tertentu dari mikroba yang lain adalah organisasi
bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus
48
Morfologi Mikroba

dan sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme


tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara
umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan
struktur anatomi yang berbeda. Di dalam kehidupannya
beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus
selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk
mempertahankan hidupnya mikroorganisme melakukan
adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi
secara cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula
perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi
bentuk morfologi serta struktur anatomi dari bakteri, jamur,
dan virus. Untuk mengidentifikasikan suatu mikroorganime
dapat dilakukan dengan mengetahui morfologi dan struktur
anatominya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bentuk
morfologi dan struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus.

Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel


(uniseluler), seperti yang umum didapatkan pada bakteri,
ragi, dan mikroalga. Bentuk mikroorganisme dapat juga
berbentuk filamen atau serat, yakni rangkaian sel yang terdiri
dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang
umum didapatkan pada fungi. Bentuk filamen paa
kenyataannya dapat berupa filamen semu bila hubungan
antara sel satu dengan lainnya tidak nyata atau tidak ada.
Sedangkan bentuk filament benar, kalau hubungan antara
satu sel dengan lainnya terdapat hubungan yang jelas, baik
hubungan secara morfologis (bentuk) maupun secara fisiologi
(fungsi sel).

49
Morfologi Mikroba

1. Bakteri

Morfologi bakteri

Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme


yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki
bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral.

a. Bakteri bentuk bulat

Gambar 12 Bentuk-bentuk bakteri basil

Bakteri berbentuk bulat dikenal sebagai basil. Kata basil


berasal dari bacillus yang berarti batang. Bentuk basil dapat
pula dibedakan atas:

1. Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu


batang tunggal, misalnya Salmonella typhi, penyebab
penyakit tipus.
50
Morfologi Mikroba

2. Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yag


bergandengan dua-dua.
3. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang
bergandengan memanjang membentuk rantai
misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit
antraks.

b. Bakteri bentuk bola

Bakteri berbentuk bola dikenal sebagai coccus, bakteri ini


juga dapat dibedakan atas:

1. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal,


misalnya Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit
kencing nanah.
2. Diplokokus, yaitu bakeri berbentuk bola yang
bergandengan dua-dua, misalnya Diplococcus
pneumonia penyebab penyakit pneumonia atau
radang paru-paru.
3. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang
berkelompok empat-empat sehngga bentuknya mirip
kubus.
4. Streptokokus, yaitu bakteri bentuk bola yang
berkelompok memanjang membentuk rantai.
5. Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang
berkoloni membentuk sekelopok sel tidak teratur
sehingga bentuknya mirip dompolan buah anggur.

51
Morfologi Mikroba

Gambar 13 Bentuk-bentuk bakteri coccus

c. Bakteri bentuk spiral

Gambar 14 Bentuk-bentuk bakteri Spirilia

52
Morfologi Mikroba

Ada tiga macam bentuk spiral:

1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti


spiral misalnya Spirillum.
2. Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk spiral tak
sempurna, misalnya Vibrio cholera penyebab
penyakit kolera.
3. Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral
yang besifat lentur. Pada saat bergerak, tubuhnya
dapa memanjang dan mengerut.

Anatomi bakteri

Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel.


Disebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Di
dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam
(endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas
dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar
hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane
sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA,
plasmid, ribosom, dan endospora.

a. Flagela

Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung


atau pada perukaan sel. Fungsinya untuk bergerak. Berdasar
letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi
montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.

Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin.


Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya
53
Morfologi Mikroba

adalah untuk bergerak. Flagella berputar seperti baling-baling


untuk menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada
membrane sel.

Gambar 15 Bakteri berdasarkan letak dan jumlah flagel

b. Dinding sel

Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni


polisakarida yang berikatan dengan protein. Dengan adanya
dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap.
Fungsi dinding sel adalah untuk melindungi sel.

Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang


terkandung di dalam dinding sel ini, bakteri dapat dibedakan
menjadi bakteri gram positif dan gram negatif. Jika bakteri
diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada
dinding selnya, maka bakteri itu tergolong bakteri gram
positif. Sebaliknya, jika diberi warna dengan tinta Cina namun
tidak menunjukkan perubahan warna pada dinding selnya,
maka bakteri itu digolongkan ke dalam bakteri gram negatif.
54
Morfologi Mikroba

Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar


membran plasma. Pada bakteri gram negatif, peptidoglikan
terletak di antara membran plasma dan membran luar dan
jumlahnya lebih sedikit. Umumnya bakteri gram negatif lebih
patogen.

Bakteri gram positif dinding selnya terdiri atas 60-100


persen peptodoglikan dan semua bakteri gram-positif
memiliki polimer iurus asam N-asetil muramat dan N-asetil
glukosamin dinding sel beberapa bakteri gram positif
mengandung substansi asam teikoat yang dikaitkan pada
asam muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam teikoat ini
berwujud dalam dua bentuk utama yaitu asam teikoat ribitoi
dan asam teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah
mengatur pembelahan sel normal. Apabila diberi pewarna
gram menghasilkan warna ungu. Pada Bakteri gram negatif
dinding selnya mengandung 10-20 % peptidoglikan, diluar
lapisan peptidoglikan ada struktur membran yang tersusun
dari protein fostolipida dan lipopolisakarida. Apabila diberi
pewarna gram menghasilkan warna merah.

Gambar 16 Struktur membran sel bakteri gram negatif


55
Morfologi Mikroba

Di sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak


semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya bakteri patogen
yang berkapsul. Kapsul berfungsi untuk mempertahankan diri
dari antibodi yang dihasilkan selinang. Kapsul juga berfungdi
untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul bakteri tersusun
atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu
glikoprotein.

c. Membran sel

Membran sel tersusun atas molekul lemak dan


protein, seperti halnya membran sel organisme yang lain.
Membrane sel bersifat semipermiable dan berfungsi
mengatur keluar masuknya zat keluar atau ke dalam sel.

Gambar 18

Gambar17 Struktur membran sel

d. Mesosom

Pada tempat tertentu terjadi penonjolan membran


sel kearah dalam atau ke sitoplasma. Tonjolan membrane ini
56
Morfologi Mikroba

berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi


bakteri. Organ sel (organel) ini disebut mesosom. Selain itu
mesosom berfungsi juga sebagai pusat pembentukan dinding
sel baru diantara kedua sel anak pada proses pembelahan.

Gambar 18 Struktur mesosom

e. Lembar fotosintetik

Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat


pelipatan membrane sel kearah sitoplasma. Membrn yang
berlipat-lipat tersebut berisi klorofil, dikenal sebagai lembar
fotosintetik (tilakoid). Lembar fotosintetik berfungsi untuk
fotosintesis contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain yang
tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.

f. Sitoplasma

Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel


(cytos = sel, plasma= cairan). Sitoplasma tersusun atas koloid
yang mengandung berbagai molekul organik seperti
57
Morfologi Mikroba

karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan


enzim-enzim. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungya
reaksi-reaksi metabolism.

Gambar 19 Sitoplasma pada sel bakteri

g. DNA

Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid,


disingkat DNA) atau asam inti, merupakan materi genetic
bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA
bakteri seperti kalung yang tidak berujung pangkal. Bentuk
demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun atas
dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat
pengontrol sintesis protein bakteri, dan merupakanzat
pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal pula sebagai
kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di dalam
sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu yang
disebut daerah inti. Materi genetik inilah yang dikenal
sebagai inti bakteri.

58
Morfologi Mikroba

Gambar 20 Model proses transformasi pada Thermus thermophillus

h. Plasmid

Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki


DNA nonkromosom. DNA nokromosom bentuknya juga
sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA
nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai plasmid. Ukuran
plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom. Plasmid
mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik,
gen patogen. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu
melakukan replikasi dan membentuk kopi dirinya dalam
jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20
plasmid.

59
Morfologi Mikroba

a b

Gambar 21 a. Struktur DNA, b. Plasmid

i. Ribosom

Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam


sintesis protein atau sebagai pabrik protein. Bentuknya
berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran.
Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel bakteri
Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira ¼
masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom
memiliki fungsi yang penting bagi bakteri.

60
Morfologi Mikroba

Gambar 22 Struktur Ribosom

j. Endospora

Bakteri ada yang dapat membentuk endospora,


pembentukan endospora merupakan cara bakteri mengatasi
kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora
tahan terhadap panas sehingga tidak mati oleh proses
memasak biasa. Spora mati di atas suhu 120 C. jika kondisi
telah membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri
seperti sedia kala.

Reproduksi bakteri

Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan


membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik
bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan
seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi
61
Morfologi Mikroba

pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain


tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses
paraseksual. Ada tiga proses paraseksual yang telah
diketahui, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.

Gambar 23. Reproduksi virus

62
Morfologi Mikroba

Gambar 24 Anatomi dan morfologi bakteri

2.2 Fungi (jamur)

Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast)


dan kapang (Mold).

a. Khamir.

Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan


pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang
lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang
paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat
beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan
panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk
telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk
bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun
sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas
dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung
63
Morfologi Mikroba

kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi


flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.

Gambar 25 Struktur morfologi yeast

1. Khamir Murni

Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara


seksual dengan pembentukan askospora khamir ini
diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces
cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala,
Nadsonia sp).

2. Khamir Liar

Khamir murni yang biasanya terdapat pada


kulitanggur. Khamir ini mungkin digunakan dalam proses
fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah
dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang
lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar
yang ada dikulit anggur dimatikan dengan penambahan
64
Morfologi Mikroba

dioksida belerang pada buah anggur yang telah dihancurkan.


Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan
kemudian untuk memfermentasi air perasan anggur.

3. Khamir Atas

Khamir murni yang cenderung memproduksi gas


sangat cepat sewaktu fermentasi,sehingga khamir itu dibawa
kepermukaan. Khamir atas mencakup khamir yang digunakan
dalam pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur minuman
dan bir inggris (Saccharomyces cereviceae).

4. Khamir Dasar

Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih


lamban pada bagian awal fermentasi. Jadi sel khamir
cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih
digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces
carlsbergensis).

5. Khamir Palsu atau Torulae

Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal


tahap pembentukan spora seksual. Banyak diantaranya yang
penting dari segi medis (Cryptococcus neoformans,
Pityrosporum ovale, Candida albicans).

65
Morfologi Mikroba

b. Kapang

Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri


dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau
dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen
yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm,
dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter
1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.

Gambar 26 Morfologi Aspergillus sp.

66
Morfologi Mikroba

Ada 3 macam morfologi hifa:

1. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak


mempunyai dinding sekat atau septum.
2. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa
menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus
tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-
tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus
dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain.
Setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi
oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel
yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
3. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi
hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus
dalam setiap ruang.

a. b.

Gambar 27 a. Miselium jamur pada serasah, b. Koloni


jamur pada media

67
Morfologi Mikroba

Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan


harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan
menguraikan bahan-bahan organik yang ada
dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara
saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-
sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan
dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula
jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan
bahan organic dari inangnya misalnya dari manusia, binatang
dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis
mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar
saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan
ganggang membentuk lumut kerak.

Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna


tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi
alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe
dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein
sederhana dan asam amino. Makanan tersebut dicerna
diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama
seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja
mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang
bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi
molekul-molekul sederhana.

Anatomi pada fungi (jamur)

Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada


yang uniseluler,ada pula yang mutiseluler. Dinding sel pada
jamur terdiri dari kitin. Jamur multiseluler terbentuk dari
rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebu
68
Morfologi Mikroba

benang hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-


tiap sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti
sel. Namun adapula hifa yang tidak memiliki sekat melintang,
yang mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada
tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam
penggolongan jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai
pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh
menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya
pembawa sporangium. sporangium artinya kotak spora.
Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh
menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang
dapat menghasilkan konidium.

Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang


dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh
menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap
makanan dari lingkungannya.

Gambar 28 Struktur morfologi jamur

69
Morfologi Mikroba

Reproduksi pada jamur (fungi)

Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara


seksual dan dengan cara aseksual. Pada
perkembangbiakannya yang secara seksual jamur
membentuk tunas,sedangkan secara aseksual jamur
membentuk spora askus.

Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara


aseksual,yaitu dengan cara memutuskan benang hifa
(fragmentasi), membentuk spora aseksual yaitu zoospora,
endospora dan konidia. Sedangkan perkembangbiakan
secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan inti
betina sehingga terbentuk spora askus atau spora basidium.

Zoospora atau spora kembara adalah spora yang


dapat bergerak didalam air dengan menggunakan flagella.
Jadi jamur penghasil zoospore biasanya hidup dilingkungan
yang lembab atau berair.

Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan


spora tetap tinggal didalam sel tersebut, hingga kondisi
memungkinkan untuk tumbuh.

Spora askus atau askospora adalah spora yang


dihasilkan melalui perkawinan jamur Ascomycota. Askospora
terdapat didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora
dari perkawinan kelompok jamur Basidiomycota disebut
basidiospora. Basidiospora terdapat didalam basidium,dan
biasanya bejumlah empat spora.

70
Morfologi Mikroba

Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan


membentuk sekat melintang pada ujung hifa atau dengan
diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah
masak konidia paling ujung dapat melepskan diri.

Gambar 29 Proses perkembangbiakan pada jamur (Zygomycota)

Gambar 30 Anatomi jamur

71
Morfologi Mikroba

2.3 Virus

Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme


parasit. Virus ini mempunyai ciri-ciri tidak dimiliki oleh
organisme lain. Virus hanya dapat berkembang biak di sel-sel
hidup lain (sifat virus parasit obligat) karenanya, vius dapat
dibiakkan pada telur ayam yang berisi embrio hidup. Untuk
bereproduksi virus hanya memerlukan asam nukleat saja. Ciri
lainnya, virus tidak dapat bergerak maupun melakukan
aktivitas metabolisme sendiri. Selain itu irus tidak dapat
membelah diri. Virus tidak dapat diendapkan dengan
sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.

Morfologi virus

1. Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).


2. Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada
bakteri.
3. Virus hanya memiliki sala satu macam asam nukleat
(RNA atau DNA).
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan
bentuknya sangat bervariasi
5. Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau
kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.

72
Morfologi Mikroba

Gambar 31 Struktur Anatomi Virus

Anatomi virus

1. Kepala

Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya


diselubungi kapsid.

2. Kapsid

Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid


terdiri atas bagian-bagian yang disebut kapsomer. Kapsid
juga dapat terdiri atas proten-protein monomer identik, yang
masing-masing terdiri dari rantai polipeptida.

3. Isi tubuh

Isi tubuh yang disebut viorin adalah bahan genetik yakni


asam nukleat (DNA atau RNA), contohnya sebagai berikut:

73
Morfologi Mikroba

Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya


menyerupai kubus antara lain, virus radang mulut.
Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan
polisakarida, contohnya paramixovirus.
Virus yag isi tubuhnya tediri atas RNA, protein, dan
banyak lipida, contohnya virus cacar.

4. Ekor

Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh


organisme yang diserangnya. Ekor virus terdiri atas tabung
bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Pada virus
dijumpai asam nukleat yang diselubungi kapsid, disebut
nukleokapsid.

Gambar 32 Struktur Virus

74
Morfologi Mikroba

Reproduksi virus

Untuk berkembang biak virus memerlukan tempat


atau lingkungan yang hidup. Oleh karena itu, virus
menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk
bereproduksi.

Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu


secara litik an secara lisogeni. Pada infeksi secara litik, virus
akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan
reproduksi, sedangkan pada infeksi secara lisogenik,virus
tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintregasi
dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau
berkembang biak virus pun ikut membelah.

Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada


hewan maupun pada tumbuhan mirip dengan yang
berlangsung pada bakteriofag, yaitu melalui fase adsorpsi,
sintesis, dan lisis.

Gambar 33 Reproduksi Virus


75

Anda mungkin juga menyukai