Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH

TERHADAP PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP


DI KELURAHAN SYAMSUDIN NOOR KOTA BANJARBARU

ASIH RETNO NOOR FITRIYANI


D1B115403

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

ABSTRAK

Penelitian ini bermaksud akan melihat pelaksanaan peraturan pemerintah dalam


pendaftaran tanah sistematis lengkap pada Kelurahan Syamsudin Noor Kota Banjarbaru.
Metode penelitian pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif. Teori yang
diterapkan pada penelitian merupakan implementasi kebijakan dari George C Edward III
didalam bukunya Dwiyanto Indiahono seperti komunikasi, sumber daya, disposisi (sikap
pelaksana), struktur birokrasi. Kemudian informan kuncinya ialah Kepala Kelurahan
Syamsudin Noor, Ketua RT, Kabag Pendaftaran Tanah, Juru Ukur yang ada di Badan
Pertanahan Nasional, Panitia di Kelurahan, Masyarakat yang menjadi peserta Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap yang sudah diproses maupun yang selesai dalam pendaftaran,
kemudian hasil tersebut digabungkan melalui teknik interview, pengamatan, serta
penggambaran lalu kemudian hasilnya dijabarkan dengan menggunakan analisis kualitatif
menurut Miles dan Huberman.
Hasil terbukti menunjukan tentang implementasi kebijakan mengenai pendataan
tanah tersusun rapi di Kelurahan Syamsudin Noor kurang optimal. Dilihat dari staf yang
kurang memadai serta fasilitas pendukung yang masih kurang di lapangan. Kepada Badan
Pertanahan Nasional Kota Banjarbaru untuk menambah sumber daya manusia dan fasiliitas
pendukung dalam edisi pengololaan tanah dengan persyaratan tertentu.
Disarankan Kepada BPN Kota Banjarbaru perlu ditambahnya fasilitas untuk
mengukur tanah sebanyak dua buah karena yang ada ini cuman ada empat dan itu
bergantian dengan 12 kelurahan lain, dan kepada petugas pengukur Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap dilapangan untuk menambah sumberdaya manusia dari jumlah empat
orang ditambah dua orang lalu menjadi 6 orang supaya lebih terjamin dalam pekerjaan
pengukuran dilapangan.

Kata Kunci : Implementasi, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


GOVERNMENT POLICY IMPLEMENTATION
TOWARD FULL SYSTEMATIC SOIL ENLISTMENT
IN WALL SYAMSUDIN NOOR BANJARBARU TOWN

ABSTRACT

Goal from is research focuses on knowing the implementation of government policy


towards finish systematic ground enrollment at Kelurahan Syamsudin Noor, Banjarbaru City.
The editing method is a qualitative imagine and descriptive investigation type. The theory
function in this watchfulness is the exercise of wisdom according to George C. Edward III in
Dwiyanto Indiahono's book, namely communication, resources, dispositions (attitude of
implementers), bureaucratic structure. Key informants were the Head of the Village Syamsudin
Noor, the Head of the RT, the Head of the Land Registry, the Measurer in the National Land
Agency, the Committee in the Kelurahan, the Community participating in the Systematic
Complete Land Registration that had been processed or completed in the registration, then data
collected by interview, observation, and documentation techniques and the results are then
analyzed using qualitative analysis according to Miles and Huberman
The results showed that the implementation of the policy regarding perfect systematic
estate registry for Kelurahan Syamsudin Noor, Banjarbaru City was less than optimal. Judging
from the inadequate staff and supporting facilities that are still lacking in the field. To the
Banjarbaru City National Land Agency to increase human resources and supporting facilities in a
comprehensive systematic land registration program.
It is recommended to the Banjarbaru City National Land Agency that facilities be added
to measure the land by two because there are only four and it is alternating with 12 other
kelurahans, and to the officers measuring the Systematic Land Registration Complete in the area
for upgrade human resources by 4 people plus 2 and 6 person to be still effective of carrying out
measurements on the court.

Keywords: Implementation, Systematic Land Registration Complete


I. PENDAHULUAN Melalui pencapaian pelayanan
1.1 Latar Belakang dari prosedur kepemilikan sebuah
Tanah memiliki arti penting tabah maka kegiatan pendaftaran
didalam hubungan alamiah makhluk tanah untuk pertama kali yang
sosial yang dijadikan tempat dalam dilaksanakan secara bersamaan
mencapai kebahagiaan hidup warga kemudian meliputi beberapa obyek
negara Indonesia. Karena segala tatacara untuk menyatakan tanah
aktivitas atau kegiatan manusia di yang belum didaftar dalam suatu
setiap saatnya dilakukan di atas tanah kawasan. Pencapaian untuk tahun
dan tidak dapat dipungkiri bahwa 2017 hingga 2018 telah terdaftar
manusia akan selalu membutuhkan sebanyak 11,49 juta untuk 2019
tanah dalam kehidupannya. Tanah pemerintah menargetkan juta bidang
dapat digunakan untuk berbagai tanah sudah tersertifikasi sementara
bidang seperti permukiman, dan tahun 2020 dan seterusnya
untuk tempat melakukan usaha. ditargetkan tiap tahun 10 juta
Pertumbuhan penduduk yang sertifikat tanah dapat dibagikan
semakin pesat membuat kebutuhan kepada masyarakat. Ia meyakini
akan tanah akan mengalami target tersebut dapat dicapai terlebih
peningkatan. Namun, ketersediaan saat ini Kementrian ATR/BPN
tanah tersebut makin terbatas. Begitu didukung oleh 9.000 juru ukur
pentingnya tanah hingga seringkali dimana sebanyak 7.000 juru ukur
orang dapat bersengketa dalam hal merupakan juru ukur independen
urusan kepemilikan tanah. Maka dari bersertifikat yang berasal dari
itu masyakat harus ada garansi dari masyarakat.
jalur hukum tentang tuntutan dari Untuk potret wilayah
kepunyaan tanah untuk seluruh Kelurahan Syamsudinnor pertama
masyarakat supaya tidak kali melakukan pendaftaran tanah
menimbulkan permasalahan- sistematis lengkap pada tanggal 19
permasalahan dalam kepemilikan april 2018 dan ada 1.800 pendaftar
tanah. dan sudah 1.550 pendaftar tanah
yang sudah selesai mendaftardan
sisanya masih proses dalam II. TINJAUAN PUSTAKA
pendaftaran, walaupun ada kendala 2.1 Implemetasi Kebijakan
dengan kurangnya alat ukur namun Implementasi yaitu aturan
sejauh ini pendaftaran tanah dasar yang meliputi upaya dari salah
sistematis lengkap dikelurahan satu kebijakan untuk mencapai
syamsudinnor berjalan dengan baik keinginannya. Melalui media pada
dan masih berlanjut sampai 2019 saat penerapan dengan bentuk acara serta
ini. Adapun persoalan yang terjadi melalui formulasi aturan tertentu
pada Pendaftaran Tanah pada maka bawahan dari kebijakan umum
Kelurahan Syamsudinnor yaitu tersebut. Rangkaian penerapan
minimnya Sumber Daya Manusia kebijakan dapat diamati secara
yang dimiliki BPN dan kurangnya langsung yaitu dimulai dari program
alat ukur yang dimiliki oleh Badan ke proyek dan ke kegiatan.
Pertanahan.
Melalui peristiwa ini maka 2.2 Pendaftaran Tanah
peneliti terdorong untuk mengambil Pendaftaran tanah
judul “Implementasi Kebijakan mengakibatkan memori seolah-olah
terhadap pembuatan daftar untuk target sasaran pembuatan ialah satu-
sebuah tanah di Kelurahan satunya objek pendaftaran yaitu
Syamsudinnor Banjarbaru. tanah. Melalui pemungutan data
hingga penyerahan hasil asli,
1.2 Rumusan Masalah kemudian untuk letaknya harus
Berdasarkan latar belakang di lebih dulu dipastikan, pembatasnya,
atas, sehingga rumusan masalahnya keluasannya dalam gambaran peta
ialah: “Bagaimana Implementasi lalu ditambahkan kedalam “daftar
Kebijakan Pemerintah Terhadap tanah”.
Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap di Kelurahan Syamsudinnor 2.3 Pendaftaran Tanah Sporadik
Kota Banjarbaru?” Pada pendaftaran tanah dengan
sporadik, customer mengajukan baik
yang bersifat individual maupun
kolektif harus menyiapkan berkas - menjelaskan serta menggambarkan
berkas yang diperlukan, hadir tentang implementasi kebijakan
kekantor Pertanahan Kota setempat pemerintah terhadap pendaftaran
untuk membuat permohonan supaya tanah sistematis lengkap di
dapat disertifikat, dan membayar kelurahan tersebut.
sejumlah uang yang dibebankan Kemudian jenis penelitian
kepada pemohon. yang digunakan yaitu penelitian
deskriptif mengkaji kasus yang
2.4 Pendaftaran Tanah Sistematik terjadi di masyarakat dan tata cara
Pendaftaran tanah secara yang dibuat dan bermasyarakat
sistematik dilakukan berdasarkan serta situasi-situasi tertentu yang
ajudikasi. Berarti Peraturan termasuk dalam hubungan,
Pemerintah ialah keadaan yang kegiatan, sikap serta proses yang
dilakukan pada prosedur pendaftaran sedang berlangsung. Jenis
tanah dari pertama kali, terdiri dari penelitian ini mempunyai tujuan
pengumpulan dan penetapan memperoleh jawaban dan
kebenaran data fisik, data yuridis kesimpulan terkait dengan pendapat
mengenai satu atau beberapa objek dan persepsi seseorang, mengenai
pendaftaran tanah dalam Implementasi Kebijakan
kelengkapan pendaftarannya. Pemerintah.

III. METODE PENELITIAN 3.2 Lokasi Penelitian

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menganalisis

Pendekatan penelitian yang perencanaan pembuatan

dipakai adalah kualitatif. Alasan pendaftaran tanah di Kelurahan

kenapa penulis menggunakan Syamsudinnor Kecamatan

pendekatan ini dikarenakan Landasan Ulin Kota Banjarbaru,

permasalahan yang ada dalam Kalimantan Selatan 70724. Selain

penelitian ini tidak menggunakan itu, alasan mengambil lokasi

angka-angka, tetapi penelitian di Kelurahan

mendeskripsikan, menguraikan, Syamsudinnor karena terdapat


masalah yaitu minimnya Sumber website, google book, dan lain-
Daya Manusia yang dimiliki BPN lain.
dan kurangnya alat ukur dari Badan
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
Pertanahan Nasional.
PENELITIAN
4.1 Kelurahan Syamsudin Noor
3.3 Sumber Data
Syamsudinnor adalah salah
Untuk mengadakan penelitian
satu kelurahan dikecamatan
mengenai Implementasi Kebijakan
landasan ulin kota banjarbaru
Pemerintah dari PSTL di Kelurahan
provinsi kalimantan selatan.
Syamsudinnor, sebagai sumber data
Kelurahan syamsudinnor sebagai
dalam penelitian ini peneliti
perangkat daerah berusaha untuk
menggunakan data yang berasal
menjalankan fungsinya dengan
dari:
sebaik-baiknya dalam melayani
a. Data primer yaitu hasil yang
kelancaran mobilitas masyarakat
didapatkan secara langsung dari
dalam menunjang pertumbuhan
informannya, lalu diobservasi
kelurahan syamsudinnor.
kemudian diresume untuk
pertama kalinya. Cara
4.2 Visi dan Misi
mendapatkan dapat melalui
1. Visi
lapangan baik yang berupa hasil
Terwujudkan banjarbaru sebagai
observasi maupun yang berupa
kota pelayanan yang berkarakter.
hasil interview terhadap
2. Misi
implementasi kebijakan
a. Mewujudkan orang – orang
pemerintah terhadap pendaftaran
yang beperdindikan, sehat
tanah di kelurahan.
berdaya saing dan berakhlak
b. Data sekunder merupakan data
mulia.
yang diperoleh bukan secara
b. Meningkatkan ketersediaan
langsung dari sumbernya.
Tempat-tempat yang
Peneliti melalui dengan cara
dianjurkan dalam perkotaan
mengkaji dan menelaah buku-
yang merata, cerdas dan
buku, Undang-Undang, jurnal,
berwawasan lingkungan.
V. HASIL PENELITIAN DAN penting dalam keberhasilan
PEMBAHASAN komunikasi kebijakan ialah:
5.1 Hasil Penelitian transmisi, konsistensi, dan
5.1.1 Implementasi Kebijakan kejelasan.
Pemerintah Syamsudinnor Komunikasi yang
Kota Banjarbaru diilakukan BPN dalam
Berdasarkan pada fokus menjalankan Peraturan yaitu
penelitian ini dalam mensosialsasikan kepada
implementasi kebijakan yang masyarakat kelurahan
menjadi landasan keberhasilan syamsudinnor bahwa adanya
atau kegagalan, ada 4 faktor kebijakan pendaftaran tanah
yang berpengaruh terhadap sistematis lengkap.
suatu kebijakan yaitu Sebagaimana yang
komunikasi, sumber daya, disampaikan dari Bapak
disposisi, struktur birokrasi Suriani, A.MD selaku analis
sebagai berikut : pemantau pertanahan bahwa:
“mensosialisasikan
sebuah kebijakan
5.1.2 Komunikasi
pendaftaran tanah
Komunikasi merupakan sistematis lengkap
kepada masyarakat
rujukan pada aturan yang bisa
menjelaskan tentang
diterapkan secara baik apabila pembuatan sertifikat
secara gratis yang
terjadi komunikasi secara
diadakan oleh
efektif dari kegiatan dengan pemerintah melalui
kelurahan syamsudinnor
beberapa grup target. Tujuan
yang dijalankan oleh
dan objek dari pokok aturan badan pertanahan
nasional”.
sehingga direalisasikan
dengan baik kemudian bisa
Berdasarkan hasil
melepaskan dari sebuah
wawancara yang telah
penyimpangan atas kebijakan.
dilakukan kepada analis
Di dalam faktor komunikasi
pemantau pertanahan
ini pun terdapat 3 kategori
menjelaskan bahwa kelurahan
telah menjelaskan tentang tata langsung dan secara surat
cara pendaftaran tanah secara edaran. Berdasarkan
gratis kepada masyarakat. keterangan diatas, secara
Pertanyaan yang sama yang umum bahwa sosialisasi
peneliti sampaikan kepada mengenai pendaftaran tanah
analis pemantau pertanahan sistematis lengkap sudah
Bapak Fadil, SE beliau dijalankan dengan baik oleh
menyampaikan bahwa: kelurahan syamsudinor.
“kami
mensosialisasikan ada 5.1.3 Sumber Daya
yang berkomunikasi
Sumber daya pada
dengan masyrakat
secara tatapmuka dan mengimplementasi suatu
tidak langsung, kalau peraturan yaitu anggota atau
berhadapan dan
SDM. Kegagalan yang sering
bertemu itu kami
memberitahukannya di terjadi terhadap pelaksanaan
kelurahan syamsudinnor kebijakan dikarenakan oleh
dalam satu ruangan,
pekerja yang kurang
kalau secara tidak
langsung kami memenuhi, menjangkau, dan
memberitahukannya tidak berhasil di bidangnya.
dengan surat edaran Sumber daya memiliki peran
yang diberikan oleh
ketua RT dan ketua RT penting dalam
membagikan kepada mengimplementasikan
masyarakat yang kebijakan untuk turun langsung
melakukan pendaftaran
kelapangan.
tanah sistematis
lengkap”. Staf yang ada di
Kelurahan Syamsudinnor yang
Kelurahan syamsudinor mengurus kebijakan
dalam memberitahukan Pendaftaran Tanah Sistematis
kebijakan tersebut dalam Lengkap sudah memadai
bentuk sosialisasi terhadap jumlahnya, namun staf dari
masyarakat baik secara Badan Pertanahan Nasional
belum memadai. Hal ini yang telah disuruh oleh
pihak terkait”.
sebagaimana yang disampaikan
oleh Bapak Fadil, SE selaku Pernyataan di atas dapat
analisis pemantau pertanahan dikatakan staf yang
di Kelurahan Syamsudinnor menangani Pendaftaran Tanah
mengatakan bahwa : Sistematis Lengkap di
“staf yang mengurus Kelurahan Syamsudinnor
kebijakan Pendaftaran
Tanah Sistematis belum optimal dan belum
Lengkap dari Kelurahan berhasil dikarenakan
Syamsudinnor sudah
memadai namun hanya kurangnya staf yang dimiliki
saja kurang dari pihak oleh Badan Pertanahan
Badan Pertanahan
Nasional sehingga Nasional.
kurangnya waktu yang
ditentukan atau 5.1.4 Disposisi
diharapkan”. Penerapan kebijakan bisa
Lebih lanjut lagi diupayakan pada pengaturan
pernyataan dari Ketua RT 16 birokrasi. Ini terkait dalam
Bapak Arifin mengatakan penunjukan dan pengangkatan
bahwa : pekerja yang sesuai dengan
“belum memadai karena kemahiran, kepasitas, dan daya
kurangnya staf saat
dilapangan sehingga saingnya. Tidak hanya
tidak berjalan dengan pengaturan birokrasi juga
optimal. Walaupun
kurang sumber daya bertujuan untuk mendirikan
manusia petugas sudah sistem pelayanan publik yang
sangat kompeten, saya
rasa sudah banyak optimal, penilaian perindividu
petugas memahami dari saat bekerja.
media online dan
memahami saat Semua pelaksana
sosialisasi diadakan kebijakan yang dipilih dalam
karena saya merasa
tidak terlalu rumit melaksanakan Pendaftaran
asalkan data-data yang Tanah Sistematis Lengkap
diajukan lengkap dan
sesuai dengan harus mempunyai
operasional procedur dedikasi/tanggung jawab dan
disiplin. Hal ini sebagaimana ada kasi lainnya yang
membantu seperti
yang disampaikan oleh Bapak
memberikan tanda
Suriani, A.Md selaku analis tangan”.
Uraian di atas
pemantau pertanahan di
menunjukan bahwa indikator
Kelurahan Syamsudinnor
pengangkatan birokrat pada
mengatakan bahwa :
faktor disposisi atau sikap
“disiplin dan
bertanggung jawab. pelaksana sudah berjalan
Misalnya Pendaftaran
dengan sepenuhnya.
Tanah Sistematis
Lengkap akan
diterbiktan apabila
5.1.5 Struktur Birokrasi
kelengkapan berkas
sudah dapat Suatu procedur yang
dipertanggung
terjadwal memungkinkan para
jawankan atau sudah
dilengkapi". pegawai administrator untuk
mengerjakan aktivitas sehari -
Lebih lanjut menurut
hari terjadwal dengan
Lurah Syamsudinnor Bapak
ketentuan yang telah
Muhammad Fatah, S.STP
didiskusikan. Lebih lanjut
dedikas/tanggung jawab dan
megenai Standar Operating
disiplin dalam melaksanakan
Procedures (SOP).
kebijakan tersebut sudah
Disampaikan oleh Bapak
cukupyang menerangkan
Surani,A.Md selaku analis
bahwa :
pemantau pertanahan di
“tanggung jawab
dedikasi cukup memadai Kelurahan Syamsudinnor Kota
karena semua pekerjaan
Banjarbaru mengatakan bahwa:
dapat diselesaikannya
secepatnya. Setidaknya “tidak ada standar
beberapa menit tidak operating procedures
sampai berjam-jam. (SOP) karena tidak
Makanya kami memerlukan waktu yang
menganggap lama dan standar
dedikasinya tinggi operating procedures
walaupun tadi tidak ada (SOP) yang diberikan
lurah tidak ada kasi dari kelurahan dan
pemerintahan, namun instansi lainnya”.
berjalan. Karena tidak semua
pelaksana kebijakan
Hal berbeda tentang
mempunyai standar operating
standar operating procedures
procedures (SOPs) dalam
justru diungkapkan oleh Ketua
melaksanakan tugasnya.
RT 16 Bapak Arifin yang
menerangkan bahwa :
5.2 Pembahasan
“iya kadang-kadang
5.2.1 Komunikasi
pengeluaran
Pendaftaran Tanah Komunikasi menjadi
Sistematis Lengkap dari
pengaruh besar atas pencapaian
RT untuk warga yang
meminta di dilakukan tujuan sesuai dengan target
tahap demi tahap sesuai
yang diinginkan. Proses
dengan instruksi yang
telah diiberikan dari penyampaian pesan dari
kelurahan. Standar
sumber ke penerima. Sehingga
operating procedures
dilaksanakan. hubungan bisa maksimal
dengan baik ketika kabar yang
Sebagaimana yang
disampaikan masuk serta
disampaikan oleh Suriani,
dimengerti penerima.
A.MD bahwa :
Komunikasi adalah sebuah
“tentunya pelaksanaan
kami sesuai dengan hubungan yang bisa diartikan
Peraturan Menteri
timbal balik suatu proses
Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan dimana adanya jawaban
Pertanahan Nasional
diantara badan dengan instansi
Republik No 6 Tahun
2018 dan SOP yang publik. Tanpa semua itu maka
ada”.
manusia tak akan bisa
Pernyataan di atas memahami apa yang menjadi
menunjukan bahwa indikator tujuan dari suatu keharusan.
Standar Operating Procedures
(SOPs) yang merupakan salah 5.2.2 Sumber Daya
satu indikator yang ada pada Sudah dijelaskan bahwa
faktor struktur birokrasi belum para pelaksana kekurangan
bahan - bahan yang dibutuhkan optimal. Jika dikaitkan dengan
untuk melaksanakan suatu teori Edward III faktor insentif
peraturan maka pelaksanaan dapat dikatakan optimal.
bisa tidak terjalin dengan
efektif. Sumberdaya ialah 5.2.4 Struktur Birokrasi
indikator penting untuk Struktur birokrasi yaitu
melakukan suatu kebijakan. suatu yang diperlukan untuk
Sumber-sumber tersebut aparatur pemerintah, sumber-
meliputi jumlah anggota sumber pengimplementasian
pekerja yang menyesuaikan suatu kebijakan bagaimana
dengan kemampuan dalam cara melakukan dan
menyelesaikan tugasnya dan menetapkan suatu kebijakan,
program-program kebijakan, maka bagaimana cara
informasi dan wewenang untuk melakukan dan menerapkan
menjamin rancangan dapat suatu kebijakan, maka
disesuaikan keinginan, lalu dari bagaimana cara melaksanakan
fasilitas pendukung yang dapat suatu program/kebijakan
dipakai untuk melaksanakan tersebut akan berjalan lancer.
kegiatan program seperti Standar Operating
tempat dan infrastrukturnya. Procedur sangat penting dalam
proses implementasi karena
5.2.3 Disposisi berfungsi mengatur bagaimana

Berdasarkan penelitian hubungan antar pelaksana

yang dilakukan di lapangan, terutama apabila hubungan itu

selama ini Kelurahan melibatkan institusi. Jika

Syamsudinnor dalam dikaitkan dengan teori Edward

menjalankan kebijakan III faktor struktur birokrasi

berdasarkan perintah dari dapat dikatakan tidak optimal.

atasan (pimpinan). Pimpinan


mengarahkan kepada anggota
agar kebijakan berjalan dengan
melaksanakan program atau
VI. PENUTUP kebijakan ada pelaksana yang tidak
6.1 Kesimpulan mempunyai standar operating
Apabila dilihat dari hasil procedures (SOP). Namun dalam
penelitian dan pembahasan maka pelakasanaan ini tidak ada hak
disimpulkan bahwa Implementasi istemewa yang diberikan kepada
Kebijakan Pemerintah dari urutan masyarakat semua disamaratakan.
prosedural untuk mendaftarkan
tanah baru pada Kelurahan 6.2 Saran
Syamsudinnor kurang optimal. Berdasarkan kesimpulan
Peristiwa tersebut sesuai dengan tersebut, penulis menyarankan
indikator dari komunikasi sudah beberapa hal untuk diperbaiki yaitu:
berjalan dengan optimum dan 1. Ditambahnya fasilitas untuk
masyarakat sudah memahami mengukur tanah sebanyak dua
melalui sosialisasi yang telah buah karena yang ada ini cuman
disampaikan dan program atau ada empat dan itu bergantian
kebijakan ini sudah berjalan dengan dengan 12 kelurahan lain karena
konsisten dengan dasar hukumnya. itu sangat lambat dalam
Sumber Daya,kurang optimal pengukuran tanah.
dilihat dari staf yang kurang 2. Kepada petugas pengukur
memadai serta fasilitas pendukung Pendaftaran Tanah Sistematis
yang masih kurang di lapangan. Lengkap dilapangan untuk
Disposisi (sikap pelaksana), sudah menambah sumberdaya manusia
berjalan dengan optimal. Petugas supaya lebih cepat dalam
kebijakan dalam melaksanakan penanganan mengukur
harus bertanggung jawab dan sudah dilapangan.
disiplin. Pelaksana kebijakan tidak 3. Kepada masyarakat selalu dapat
mendapatkan insentif dalam menanyakan informasi mengenai
melaksanakan program. Struktur apa yang harus dipenuhi.
Birokrasi,belum berjalan dengan
optimal, karena dalam
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Santoso Urip, 2012, Hukum Agraria,
Kajian Komprehensif, Kharisma
Putra Utama, Jakarta.

Leo Agustino, PH.D, 2016, Dasar-


Dasar Kebijakan Publik, Alfabeta,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai