FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud akan melihat pelaksanaan peraturan pemerintah dalam
pendaftaran tanah sistematis lengkap pada Kelurahan Syamsudin Noor Kota Banjarbaru. Metode penelitian pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif. Teori yang diterapkan pada penelitian merupakan implementasi kebijakan dari George C Edward III didalam bukunya Dwiyanto Indiahono seperti komunikasi, sumber daya, disposisi (sikap pelaksana), struktur birokrasi. Kemudian informan kuncinya ialah Kepala Kelurahan Syamsudin Noor, Ketua RT, Kabag Pendaftaran Tanah, Juru Ukur yang ada di Badan Pertanahan Nasional, Panitia di Kelurahan, Masyarakat yang menjadi peserta Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang sudah diproses maupun yang selesai dalam pendaftaran, kemudian hasil tersebut digabungkan melalui teknik interview, pengamatan, serta penggambaran lalu kemudian hasilnya dijabarkan dengan menggunakan analisis kualitatif menurut Miles dan Huberman. Hasil terbukti menunjukan tentang implementasi kebijakan mengenai pendataan tanah tersusun rapi di Kelurahan Syamsudin Noor kurang optimal. Dilihat dari staf yang kurang memadai serta fasilitas pendukung yang masih kurang di lapangan. Kepada Badan Pertanahan Nasional Kota Banjarbaru untuk menambah sumber daya manusia dan fasiliitas pendukung dalam edisi pengololaan tanah dengan persyaratan tertentu. Disarankan Kepada BPN Kota Banjarbaru perlu ditambahnya fasilitas untuk mengukur tanah sebanyak dua buah karena yang ada ini cuman ada empat dan itu bergantian dengan 12 kelurahan lain, dan kepada petugas pengukur Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dilapangan untuk menambah sumberdaya manusia dari jumlah empat orang ditambah dua orang lalu menjadi 6 orang supaya lebih terjamin dalam pekerjaan pengukuran dilapangan.
Kata Kunci : Implementasi, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
GOVERNMENT POLICY IMPLEMENTATION TOWARD FULL SYSTEMATIC SOIL ENLISTMENT IN WALL SYAMSUDIN NOOR BANJARBARU TOWN
ABSTRACT
Goal from is research focuses on knowing the implementation of government policy
towards finish systematic ground enrollment at Kelurahan Syamsudin Noor, Banjarbaru City. The editing method is a qualitative imagine and descriptive investigation type. The theory function in this watchfulness is the exercise of wisdom according to George C. Edward III in Dwiyanto Indiahono's book, namely communication, resources, dispositions (attitude of implementers), bureaucratic structure. Key informants were the Head of the Village Syamsudin Noor, the Head of the RT, the Head of the Land Registry, the Measurer in the National Land Agency, the Committee in the Kelurahan, the Community participating in the Systematic Complete Land Registration that had been processed or completed in the registration, then data collected by interview, observation, and documentation techniques and the results are then analyzed using qualitative analysis according to Miles and Huberman The results showed that the implementation of the policy regarding perfect systematic estate registry for Kelurahan Syamsudin Noor, Banjarbaru City was less than optimal. Judging from the inadequate staff and supporting facilities that are still lacking in the field. To the Banjarbaru City National Land Agency to increase human resources and supporting facilities in a comprehensive systematic land registration program. It is recommended to the Banjarbaru City National Land Agency that facilities be added to measure the land by two because there are only four and it is alternating with 12 other kelurahans, and to the officers measuring the Systematic Land Registration Complete in the area for upgrade human resources by 4 people plus 2 and 6 person to be still effective of carrying out measurements on the court.
Keywords: Implementation, Systematic Land Registration Complete
I. PENDAHULUAN Melalui pencapaian pelayanan 1.1 Latar Belakang dari prosedur kepemilikan sebuah Tanah memiliki arti penting tabah maka kegiatan pendaftaran didalam hubungan alamiah makhluk tanah untuk pertama kali yang sosial yang dijadikan tempat dalam dilaksanakan secara bersamaan mencapai kebahagiaan hidup warga kemudian meliputi beberapa obyek negara Indonesia. Karena segala tatacara untuk menyatakan tanah aktivitas atau kegiatan manusia di yang belum didaftar dalam suatu setiap saatnya dilakukan di atas tanah kawasan. Pencapaian untuk tahun dan tidak dapat dipungkiri bahwa 2017 hingga 2018 telah terdaftar manusia akan selalu membutuhkan sebanyak 11,49 juta untuk 2019 tanah dalam kehidupannya. Tanah pemerintah menargetkan juta bidang dapat digunakan untuk berbagai tanah sudah tersertifikasi sementara bidang seperti permukiman, dan tahun 2020 dan seterusnya untuk tempat melakukan usaha. ditargetkan tiap tahun 10 juta Pertumbuhan penduduk yang sertifikat tanah dapat dibagikan semakin pesat membuat kebutuhan kepada masyarakat. Ia meyakini akan tanah akan mengalami target tersebut dapat dicapai terlebih peningkatan. Namun, ketersediaan saat ini Kementrian ATR/BPN tanah tersebut makin terbatas. Begitu didukung oleh 9.000 juru ukur pentingnya tanah hingga seringkali dimana sebanyak 7.000 juru ukur orang dapat bersengketa dalam hal merupakan juru ukur independen urusan kepemilikan tanah. Maka dari bersertifikat yang berasal dari itu masyakat harus ada garansi dari masyarakat. jalur hukum tentang tuntutan dari Untuk potret wilayah kepunyaan tanah untuk seluruh Kelurahan Syamsudinnor pertama masyarakat supaya tidak kali melakukan pendaftaran tanah menimbulkan permasalahan- sistematis lengkap pada tanggal 19 permasalahan dalam kepemilikan april 2018 dan ada 1.800 pendaftar tanah. dan sudah 1.550 pendaftar tanah yang sudah selesai mendaftardan sisanya masih proses dalam II. TINJAUAN PUSTAKA pendaftaran, walaupun ada kendala 2.1 Implemetasi Kebijakan dengan kurangnya alat ukur namun Implementasi yaitu aturan sejauh ini pendaftaran tanah dasar yang meliputi upaya dari salah sistematis lengkap dikelurahan satu kebijakan untuk mencapai syamsudinnor berjalan dengan baik keinginannya. Melalui media pada dan masih berlanjut sampai 2019 saat penerapan dengan bentuk acara serta ini. Adapun persoalan yang terjadi melalui formulasi aturan tertentu pada Pendaftaran Tanah pada maka bawahan dari kebijakan umum Kelurahan Syamsudinnor yaitu tersebut. Rangkaian penerapan minimnya Sumber Daya Manusia kebijakan dapat diamati secara yang dimiliki BPN dan kurangnya langsung yaitu dimulai dari program alat ukur yang dimiliki oleh Badan ke proyek dan ke kegiatan. Pertanahan. Melalui peristiwa ini maka 2.2 Pendaftaran Tanah peneliti terdorong untuk mengambil Pendaftaran tanah judul “Implementasi Kebijakan mengakibatkan memori seolah-olah terhadap pembuatan daftar untuk target sasaran pembuatan ialah satu- sebuah tanah di Kelurahan satunya objek pendaftaran yaitu Syamsudinnor Banjarbaru. tanah. Melalui pemungutan data hingga penyerahan hasil asli, 1.2 Rumusan Masalah kemudian untuk letaknya harus Berdasarkan latar belakang di lebih dulu dipastikan, pembatasnya, atas, sehingga rumusan masalahnya keluasannya dalam gambaran peta ialah: “Bagaimana Implementasi lalu ditambahkan kedalam “daftar Kebijakan Pemerintah Terhadap tanah”. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kelurahan Syamsudinnor 2.3 Pendaftaran Tanah Sporadik Kota Banjarbaru?” Pada pendaftaran tanah dengan sporadik, customer mengajukan baik yang bersifat individual maupun kolektif harus menyiapkan berkas - menjelaskan serta menggambarkan berkas yang diperlukan, hadir tentang implementasi kebijakan kekantor Pertanahan Kota setempat pemerintah terhadap pendaftaran untuk membuat permohonan supaya tanah sistematis lengkap di dapat disertifikat, dan membayar kelurahan tersebut. sejumlah uang yang dibebankan Kemudian jenis penelitian kepada pemohon. yang digunakan yaitu penelitian deskriptif mengkaji kasus yang 2.4 Pendaftaran Tanah Sistematik terjadi di masyarakat dan tata cara Pendaftaran tanah secara yang dibuat dan bermasyarakat sistematik dilakukan berdasarkan serta situasi-situasi tertentu yang ajudikasi. Berarti Peraturan termasuk dalam hubungan, Pemerintah ialah keadaan yang kegiatan, sikap serta proses yang dilakukan pada prosedur pendaftaran sedang berlangsung. Jenis tanah dari pertama kali, terdiri dari penelitian ini mempunyai tujuan pengumpulan dan penetapan memperoleh jawaban dan kebenaran data fisik, data yuridis kesimpulan terkait dengan pendapat mengenai satu atau beberapa objek dan persepsi seseorang, mengenai pendaftaran tanah dalam Implementasi Kebijakan kelengkapan pendaftarannya. Pemerintah.
III. METODE PENELITIAN 3.2 Lokasi Penelitian
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menganalisis
Pendekatan penelitian yang perencanaan pembuatan
dipakai adalah kualitatif. Alasan pendaftaran tanah di Kelurahan
kenapa penulis menggunakan Syamsudinnor Kecamatan
pendekatan ini dikarenakan Landasan Ulin Kota Banjarbaru,
permasalahan yang ada dalam Kalimantan Selatan 70724. Selain
penelitian ini tidak menggunakan itu, alasan mengambil lokasi
angka-angka, tetapi penelitian di Kelurahan
mendeskripsikan, menguraikan, Syamsudinnor karena terdapat
masalah yaitu minimnya Sumber website, google book, dan lain- Daya Manusia yang dimiliki BPN lain. dan kurangnya alat ukur dari Badan IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH Pertanahan Nasional. PENELITIAN 4.1 Kelurahan Syamsudin Noor 3.3 Sumber Data Syamsudinnor adalah salah Untuk mengadakan penelitian satu kelurahan dikecamatan mengenai Implementasi Kebijakan landasan ulin kota banjarbaru Pemerintah dari PSTL di Kelurahan provinsi kalimantan selatan. Syamsudinnor, sebagai sumber data Kelurahan syamsudinnor sebagai dalam penelitian ini peneliti perangkat daerah berusaha untuk menggunakan data yang berasal menjalankan fungsinya dengan dari: sebaik-baiknya dalam melayani a. Data primer yaitu hasil yang kelancaran mobilitas masyarakat didapatkan secara langsung dari dalam menunjang pertumbuhan informannya, lalu diobservasi kelurahan syamsudinnor. kemudian diresume untuk pertama kalinya. Cara 4.2 Visi dan Misi mendapatkan dapat melalui 1. Visi lapangan baik yang berupa hasil Terwujudkan banjarbaru sebagai observasi maupun yang berupa kota pelayanan yang berkarakter. hasil interview terhadap 2. Misi implementasi kebijakan a. Mewujudkan orang – orang pemerintah terhadap pendaftaran yang beperdindikan, sehat tanah di kelurahan. berdaya saing dan berakhlak b. Data sekunder merupakan data mulia. yang diperoleh bukan secara b. Meningkatkan ketersediaan langsung dari sumbernya. Tempat-tempat yang Peneliti melalui dengan cara dianjurkan dalam perkotaan mengkaji dan menelaah buku- yang merata, cerdas dan buku, Undang-Undang, jurnal, berwawasan lingkungan. V. HASIL PENELITIAN DAN penting dalam keberhasilan PEMBAHASAN komunikasi kebijakan ialah: 5.1 Hasil Penelitian transmisi, konsistensi, dan 5.1.1 Implementasi Kebijakan kejelasan. Pemerintah Syamsudinnor Komunikasi yang Kota Banjarbaru diilakukan BPN dalam Berdasarkan pada fokus menjalankan Peraturan yaitu penelitian ini dalam mensosialsasikan kepada implementasi kebijakan yang masyarakat kelurahan menjadi landasan keberhasilan syamsudinnor bahwa adanya atau kegagalan, ada 4 faktor kebijakan pendaftaran tanah yang berpengaruh terhadap sistematis lengkap. suatu kebijakan yaitu Sebagaimana yang komunikasi, sumber daya, disampaikan dari Bapak disposisi, struktur birokrasi Suriani, A.MD selaku analis sebagai berikut : pemantau pertanahan bahwa: “mensosialisasikan sebuah kebijakan 5.1.2 Komunikasi pendaftaran tanah Komunikasi merupakan sistematis lengkap kepada masyarakat rujukan pada aturan yang bisa menjelaskan tentang diterapkan secara baik apabila pembuatan sertifikat secara gratis yang terjadi komunikasi secara diadakan oleh efektif dari kegiatan dengan pemerintah melalui kelurahan syamsudinnor beberapa grup target. Tujuan yang dijalankan oleh dan objek dari pokok aturan badan pertanahan nasional”. sehingga direalisasikan dengan baik kemudian bisa Berdasarkan hasil melepaskan dari sebuah wawancara yang telah penyimpangan atas kebijakan. dilakukan kepada analis Di dalam faktor komunikasi pemantau pertanahan ini pun terdapat 3 kategori menjelaskan bahwa kelurahan telah menjelaskan tentang tata langsung dan secara surat cara pendaftaran tanah secara edaran. Berdasarkan gratis kepada masyarakat. keterangan diatas, secara Pertanyaan yang sama yang umum bahwa sosialisasi peneliti sampaikan kepada mengenai pendaftaran tanah analis pemantau pertanahan sistematis lengkap sudah Bapak Fadil, SE beliau dijalankan dengan baik oleh menyampaikan bahwa: kelurahan syamsudinor. “kami mensosialisasikan ada 5.1.3 Sumber Daya yang berkomunikasi Sumber daya pada dengan masyrakat secara tatapmuka dan mengimplementasi suatu tidak langsung, kalau peraturan yaitu anggota atau berhadapan dan SDM. Kegagalan yang sering bertemu itu kami memberitahukannya di terjadi terhadap pelaksanaan kelurahan syamsudinnor kebijakan dikarenakan oleh dalam satu ruangan, pekerja yang kurang kalau secara tidak langsung kami memenuhi, menjangkau, dan memberitahukannya tidak berhasil di bidangnya. dengan surat edaran Sumber daya memiliki peran yang diberikan oleh ketua RT dan ketua RT penting dalam membagikan kepada mengimplementasikan masyarakat yang kebijakan untuk turun langsung melakukan pendaftaran kelapangan. tanah sistematis lengkap”. Staf yang ada di Kelurahan Syamsudinnor yang Kelurahan syamsudinor mengurus kebijakan dalam memberitahukan Pendaftaran Tanah Sistematis kebijakan tersebut dalam Lengkap sudah memadai bentuk sosialisasi terhadap jumlahnya, namun staf dari masyarakat baik secara Badan Pertanahan Nasional belum memadai. Hal ini yang telah disuruh oleh pihak terkait”. sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Fadil, SE selaku Pernyataan di atas dapat analisis pemantau pertanahan dikatakan staf yang di Kelurahan Syamsudinnor menangani Pendaftaran Tanah mengatakan bahwa : Sistematis Lengkap di “staf yang mengurus Kelurahan Syamsudinnor kebijakan Pendaftaran Tanah Sistematis belum optimal dan belum Lengkap dari Kelurahan berhasil dikarenakan Syamsudinnor sudah memadai namun hanya kurangnya staf yang dimiliki saja kurang dari pihak oleh Badan Pertanahan Badan Pertanahan Nasional sehingga Nasional. kurangnya waktu yang ditentukan atau 5.1.4 Disposisi diharapkan”. Penerapan kebijakan bisa Lebih lanjut lagi diupayakan pada pengaturan pernyataan dari Ketua RT 16 birokrasi. Ini terkait dalam Bapak Arifin mengatakan penunjukan dan pengangkatan bahwa : pekerja yang sesuai dengan “belum memadai karena kemahiran, kepasitas, dan daya kurangnya staf saat dilapangan sehingga saingnya. Tidak hanya tidak berjalan dengan pengaturan birokrasi juga optimal. Walaupun kurang sumber daya bertujuan untuk mendirikan manusia petugas sudah sistem pelayanan publik yang sangat kompeten, saya rasa sudah banyak optimal, penilaian perindividu petugas memahami dari saat bekerja. media online dan memahami saat Semua pelaksana sosialisasi diadakan kebijakan yang dipilih dalam karena saya merasa tidak terlalu rumit melaksanakan Pendaftaran asalkan data-data yang Tanah Sistematis Lengkap diajukan lengkap dan sesuai dengan harus mempunyai operasional procedur dedikasi/tanggung jawab dan disiplin. Hal ini sebagaimana ada kasi lainnya yang membantu seperti yang disampaikan oleh Bapak memberikan tanda Suriani, A.Md selaku analis tangan”. Uraian di atas pemantau pertanahan di menunjukan bahwa indikator Kelurahan Syamsudinnor pengangkatan birokrat pada mengatakan bahwa : faktor disposisi atau sikap “disiplin dan bertanggung jawab. pelaksana sudah berjalan Misalnya Pendaftaran dengan sepenuhnya. Tanah Sistematis Lengkap akan diterbiktan apabila 5.1.5 Struktur Birokrasi kelengkapan berkas sudah dapat Suatu procedur yang dipertanggung terjadwal memungkinkan para jawankan atau sudah dilengkapi". pegawai administrator untuk mengerjakan aktivitas sehari - Lebih lanjut menurut hari terjadwal dengan Lurah Syamsudinnor Bapak ketentuan yang telah Muhammad Fatah, S.STP didiskusikan. Lebih lanjut dedikas/tanggung jawab dan megenai Standar Operating disiplin dalam melaksanakan Procedures (SOP). kebijakan tersebut sudah Disampaikan oleh Bapak cukupyang menerangkan Surani,A.Md selaku analis bahwa : pemantau pertanahan di “tanggung jawab dedikasi cukup memadai Kelurahan Syamsudinnor Kota karena semua pekerjaan Banjarbaru mengatakan bahwa: dapat diselesaikannya secepatnya. Setidaknya “tidak ada standar beberapa menit tidak operating procedures sampai berjam-jam. (SOP) karena tidak Makanya kami memerlukan waktu yang menganggap lama dan standar dedikasinya tinggi operating procedures walaupun tadi tidak ada (SOP) yang diberikan lurah tidak ada kasi dari kelurahan dan pemerintahan, namun instansi lainnya”. berjalan. Karena tidak semua pelaksana kebijakan Hal berbeda tentang mempunyai standar operating standar operating procedures procedures (SOPs) dalam justru diungkapkan oleh Ketua melaksanakan tugasnya. RT 16 Bapak Arifin yang menerangkan bahwa : 5.2 Pembahasan “iya kadang-kadang 5.2.1 Komunikasi pengeluaran Pendaftaran Tanah Komunikasi menjadi Sistematis Lengkap dari pengaruh besar atas pencapaian RT untuk warga yang meminta di dilakukan tujuan sesuai dengan target tahap demi tahap sesuai yang diinginkan. Proses dengan instruksi yang telah diiberikan dari penyampaian pesan dari kelurahan. Standar sumber ke penerima. Sehingga operating procedures dilaksanakan. hubungan bisa maksimal dengan baik ketika kabar yang Sebagaimana yang disampaikan masuk serta disampaikan oleh Suriani, dimengerti penerima. A.MD bahwa : Komunikasi adalah sebuah “tentunya pelaksanaan kami sesuai dengan hubungan yang bisa diartikan Peraturan Menteri timbal balik suatu proses Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan dimana adanya jawaban Pertanahan Nasional diantara badan dengan instansi Republik No 6 Tahun 2018 dan SOP yang publik. Tanpa semua itu maka ada”. manusia tak akan bisa Pernyataan di atas memahami apa yang menjadi menunjukan bahwa indikator tujuan dari suatu keharusan. Standar Operating Procedures (SOPs) yang merupakan salah 5.2.2 Sumber Daya satu indikator yang ada pada Sudah dijelaskan bahwa faktor struktur birokrasi belum para pelaksana kekurangan bahan - bahan yang dibutuhkan optimal. Jika dikaitkan dengan untuk melaksanakan suatu teori Edward III faktor insentif peraturan maka pelaksanaan dapat dikatakan optimal. bisa tidak terjalin dengan efektif. Sumberdaya ialah 5.2.4 Struktur Birokrasi indikator penting untuk Struktur birokrasi yaitu melakukan suatu kebijakan. suatu yang diperlukan untuk Sumber-sumber tersebut aparatur pemerintah, sumber- meliputi jumlah anggota sumber pengimplementasian pekerja yang menyesuaikan suatu kebijakan bagaimana dengan kemampuan dalam cara melakukan dan menyelesaikan tugasnya dan menetapkan suatu kebijakan, program-program kebijakan, maka bagaimana cara informasi dan wewenang untuk melakukan dan menerapkan menjamin rancangan dapat suatu kebijakan, maka disesuaikan keinginan, lalu dari bagaimana cara melaksanakan fasilitas pendukung yang dapat suatu program/kebijakan dipakai untuk melaksanakan tersebut akan berjalan lancer. kegiatan program seperti Standar Operating tempat dan infrastrukturnya. Procedur sangat penting dalam proses implementasi karena 5.2.3 Disposisi berfungsi mengatur bagaimana
Berdasarkan penelitian hubungan antar pelaksana
yang dilakukan di lapangan, terutama apabila hubungan itu
selama ini Kelurahan melibatkan institusi. Jika
Syamsudinnor dalam dikaitkan dengan teori Edward
menjalankan kebijakan III faktor struktur birokrasi
berdasarkan perintah dari dapat dikatakan tidak optimal.
atasan (pimpinan). Pimpinan
mengarahkan kepada anggota agar kebijakan berjalan dengan melaksanakan program atau VI. PENUTUP kebijakan ada pelaksana yang tidak 6.1 Kesimpulan mempunyai standar operating Apabila dilihat dari hasil procedures (SOP). Namun dalam penelitian dan pembahasan maka pelakasanaan ini tidak ada hak disimpulkan bahwa Implementasi istemewa yang diberikan kepada Kebijakan Pemerintah dari urutan masyarakat semua disamaratakan. prosedural untuk mendaftarkan tanah baru pada Kelurahan 6.2 Saran Syamsudinnor kurang optimal. Berdasarkan kesimpulan Peristiwa tersebut sesuai dengan tersebut, penulis menyarankan indikator dari komunikasi sudah beberapa hal untuk diperbaiki yaitu: berjalan dengan optimum dan 1. Ditambahnya fasilitas untuk masyarakat sudah memahami mengukur tanah sebanyak dua melalui sosialisasi yang telah buah karena yang ada ini cuman disampaikan dan program atau ada empat dan itu bergantian kebijakan ini sudah berjalan dengan dengan 12 kelurahan lain karena konsisten dengan dasar hukumnya. itu sangat lambat dalam Sumber Daya,kurang optimal pengukuran tanah. dilihat dari staf yang kurang 2. Kepada petugas pengukur memadai serta fasilitas pendukung Pendaftaran Tanah Sistematis yang masih kurang di lapangan. Lengkap dilapangan untuk Disposisi (sikap pelaksana), sudah menambah sumberdaya manusia berjalan dengan optimal. Petugas supaya lebih cepat dalam kebijakan dalam melaksanakan penanganan mengukur harus bertanggung jawab dan sudah dilapangan. disiplin. Pelaksana kebijakan tidak 3. Kepada masyarakat selalu dapat mendapatkan insentif dalam menanyakan informasi mengenai melaksanakan program. Struktur apa yang harus dipenuhi. Birokrasi,belum berjalan dengan optimal, karena dalam DAFTAR PUSTAKA Buku : Santoso Urip, 2012, Hukum Agraria, Kajian Komprehensif, Kharisma Putra Utama, Jakarta.