February 2019
ISSN 2656-0194
h_arnowo@yahoo.com
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat yang tepat setelah tercapainya kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
yaitu menjelaskan mengenai pola pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan setelah kegiatan PTSL.
Pemerintah telah meningkatkan target penerbitan sertipikat tanah masyarakat melalui PTSL. Masyarakat yang
telah menerima sertipikat masih dihadapkan pada masalah keterbatasan usaha. Upaya pemberdayaan masyarakat
perlu dilakukan melalui bantuan akses permodalan, bimbingan teknis dan manajerial serta pemasaran. Sertipikat
tanah yang telah diterima oleh masyarakat dapat digunakan untuk akses permodalan melalui berbagai skema
usaha. Bimbingan teknis dan manajerial diberikan oleh intansi teknis yang terkait, sedangkan pemasaran produk
dibantu oleh pemerintah daerah dan instansi terkait. Secara garis besar, tipologi masyarakat penerima sertipikat
PTSL yang perlu diberdayakan adalah masyarakat wilayah perkotaan, wilayah perdesaan dan wilayah pesisir. Pola
pemberdayaan masyarakat di tiap wilayah tersebut harus mempertimbangkan potensi usaha, pengetahuan dan
keterampilan masyarakat serta jaringan pemasaran. Partisipasi masyarakat harus dilibatkan dalam setiap tahapan
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Kata kunci : Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, pemberdayaan masyarakat, partisipasi masyarakat
ABSTRACT
This paper aims to determine the appropriate community empowerment strategy after the achievement of the
activities of Complete Systematic Land Registry (PTSL). This research was conducted using descriptive method that
explained the pattern of community empowerment that could be done after the activities of PTSL. The government
had increased the target of land certificate issuance through PTSL. Communities that had received the certificates
were still faced with the problem of limited business. Community empowerment efforts needed to be done through
capital access assistance, technical and managerial guidance and marketing.. Land certificates that had been
accepted by the community could be used for access to capital through various business schemes. Technical and
managerial guidance was provided by the relevant technical institutions. While product marketing was assisted by
local government and related institutions. Broadly speaking, the typology of the recipient community of the PTSL
certificate that needed to be empowered was the urban community, the rural area and the coastal area. The pattern
of community empowerment in each region should have considered the business potential, knowledge and skills of
the community as well as the marketing network. Community participation should have be involved in every stage of
community empowerment activities.
Keywords : Complete Systematic Land Registry, community empowerment, community participation
14
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 1 No 1 (2019): 14-23
dengan kehidupan masyarakat. Selain itu, jenis kemampuan orang, khususnya kelompok rentan
program pemberdayaan masyarakat harus tepat dan lemah, untuk :
sasaran yaitu memenuhi kebutuhan riil 1. memiliki akses terhadap sumber-sumber
masyarakat dan mendorong adanya partisipasi produktif yang memungkinkan mereka dapat
masyarakat. Dengan demikian, program meningkatkan pendapatannya dan
pemberdayaan masyarakat merupakan program memperoleh barang-barang dan jasa-jasa
terpadu dan sistematis untuk tercapainya kondisi yang mereka perlukan.
perekonomian masyarakat yang tangguh, mandiri 2. berpartisipasi dalam proses pembangunan
dan berkelanjutan. dan keputusan-keputusan yang
Pemberdayaan masyarakat paska mempengaruhi mereka.
pemberian sertipikat melalui PTSL penting untuk Sedangkan World Bank (Theresia dkk.,
diketahui, mengingat PTSL mampu memberikan 2014, hal. 117) mengartikan pemberdayaan
sertipikat tanah dalam satu wilayah desa. sebagai upaya untuk memberikan kesempatan
Selanjutnya perlu diteliti bagaimana potensi dan kemampuan kepada kelompok masyarakat
pemberdayaan masyarakat di lokasi PTSL, (miskin) untuk mampu dan berani bersuara
mengingat sertipikat masyarakat yang diserahkan (voice) atau menyuarakan pendapat, ide, atau
dalam jumlah besar sehingga memberikan gagasan-gagasannya serta kemampuan dan
potensi akumulasi modal yang signifikan. keberanian untuk memilih. Pemberdayaan
Meskipun masyarakat pemilik tanah telah masyarakat merupakan proses meningkatkan
memperoleh keuntungan tersebut, tetapi untuk kemampuan dan kemandirian masyarakat.
memberikan ruang usaha yang lebih baik Pemberdayaan masyarakat pada
masyarakat perlu mendapat pembinaan dan hakekatnya merupakan upaya untuk
dukungan dari berbagai sektor. Masyarakat yang meningkatkan harkat dan martabat masyarakat.
umumnya lemah secara ekonomi tidak hanya Upaya pemberdayaan masyarakat (Theresia dkk.,
sulit memperoleh akses permodalan tetapi juga 2014, hal. 119-120) meliputi :
berbagai sektor yang tidak mendukung. 1. Menciptakan suasana atau iklim yang
Penelitian secara khusus mengenai memungkinkan potensi masyarakat
pemberdayaan masyarakat pasca kegiatan PTSL berkembang (enabling). Dalam hal ini,
belum tersedia. Meskipun demikian, terdapat masyarakat didorong, dimotivasi dan
hasil penelitian yang terkait (Kurniawan, 2018) dibangkitkan kesadaran akan potensi yang
yang menunjukkan terdapat hubungan yang dimilikinya.
signifikan antara faktor sosial dan faktor ekonomi 2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki
dengan ekspektasi terhadap PTSL. Hal tersebut masyarakat (empowering). Masyarakat
menunjukkan bahwa sertipikat tanah memiliki diberikan akses ke dalam berbagai peluang
potensi untuk peningkatan kehidupan sosial (opportunities) agar masyarakat berdaya.
ekonomi masyarakat. 3. Melindungi posisi masyarakat yang masih
Istilah pemberdayaan masyarakat lemah dari persaingan yang tidak seimbang
merupakan terjemahan dari community dan eksploitasi dari yang kuat.
empowerment yang memiliki pengertian mirip Apabila pendapat di atas cenderung
dengan pengentasan kemiskinan (poverty menempatkan batasan pemberdayaan bagi
alleviation). Menurut Mas’oed (Theresia dkk., kelompok masyarakat yang lemah, sebaliknya
2014), definisi pemberdayaan adalah upaya untuk Soetomo (2013) mengemukakan bahwa dinamika
memberikan daya (empowerment) atau penguatan yang terjadi di masyarakat menyebabkan
(strengthening) kepada masyarakat. Selanjutnya perubahan paradigma pemberdayaan masyarakat
Sumodiningrat (Theresia, dkk., 2014), yang semula bersumber dari perspektif
mengartikan pemberdayaan masyarakat sebagai pertumbuhan menjadi perspektif people centered
kemampuan individu yang bersenyawa dengan development. Masyarakat tidak dipandang
masyarakat dalam membangun keberdayaan sebagai obyek pembangunan semata tetapi
masyarakat yang bersangkutan. Karena itu, berperan sebagai subyek pembangunan bahkan
pemberdayaan dapat disamakan dengan ikut menentukan desain pembangunan.
perolehan kekuatan dan akses terhadap Unsur utama dalam pemberdayaan
sumberdaya untuk mencari nafkah Pranarka masyarakat adalah pemberian kewenangan dan
(Theresia dkk., 2014). pengembangan kapasitas masyarakat yang harus
(Theresia dkk., 2014, hal. 116) menunjuk berjalan paralel. Apabila hanya pemberian
secara khusus pengertian pemberdayaan pada kewenangan saja tanpa atau belum disiapkan
pengembangan kapasitas masyarakat maka
16
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 1 No 1 (2019): 14-23
hasilnya tidak optimal. Menurut Soetomo (2013, dan atau teori-teori pemasaran dalam proses
hal. 88) kapasitas masyarakat sudah dibangun perubahan sosial.
tetapi tanpa adanya pemberian kewenangan 5. Pemberdayaan sebagai proses pembangunan
menyebabkan masyarakat kurang berdaya masyarakat. Proses memandirikan
(powerless). masyarakat sebagai pihak utama agar dapat
Pembangunan berbasis masyarakat secara meningkatkan taraf hidupnya melalui
garis besar merupakan pembangunan yang penggunaan sumber daya sebaik mungkin.
mengacu kepada kebutuhan masyarakat, Pembangunan yang dilakukan masyarakat
direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat harus bersifat berlanjut (sustainable).
dengan sebesar-besarnya memanfaatkan potensi Pemberdayaan masyarakat tidak dapat
sumber daya yang ada. dilepaskan dari partisipasi masyarakat.
Ruang lingkup pembangunan berbasis Pengertian partisipasi menurut Tilaar (2009)
masyarakat (Theresia dkk., 2014, hal. 28-29) adalah wujud dari keinginan untuk
terdiri dari: mengembangkan demokrasi melalui proses
1. Pembangunan berasal dari atas dan atau dari desentralisasi, dimana diupayakan perencanaan
bawah (top-down/ bottom-up). dari bawah (bottom-up) dengan mengikut
2. Pembangunan berbasis sumberdaya lokal sertakan masyarakat dalam proses perencanaan
3. Pembangunan berbasis modal sosial dan pembangungan masyarakat.
4. Pembangunan berbasis kebudayaan Partisipasi masyarakat menurut
5. Pembangunan berbasis kearifan lokal Sundariningrum (Sugiyah, 2010) secara umum
6. Pembangunan berbasis modal spiritual terbagi atas:
Pembangunan top-down dapat memberikan a. Partisipasi langsung, yaitu partisipasi yang
keuntungan kepada masyarakat apabila terjadi apabila individu menampilkan
dilaksanakan oleh kepemimpinan profesional kegiatan tertentu dalam proses partisipasi.
dengan sumberdaya eksternal serta terdapat b. Partisipasi tidak langsung, yaitu partisipasi
evaluasi program pembangunan. Sedangkan yang terjadi apabila individu
pembangunan bottom-up secara umum lebih mendelegasikan hak partisipasinya pada
memberikan manfaat karena masyarakat lebih orang lain.
terlibat mulai dari proses perencanaan, Selanjutnya Cohen dan Uphoff
pelaksanaan hingga pengawasannya. (Dwiningrum, 2011) membedakan partisipasi
Soetomo (2013, hal. 123) menyatakan menjadi empat jenis, yaitu :
bahwa pelaksanaan pemberdayaan masyarakat a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan
harus memperhatikan pokok-pokok pengertian b. Partisipasi dalam pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat sebagai berikut: c. Partisipasi dalam pengambilan manfaat
1. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu d. Partisipasi dalam evaluasi
proses perubahan untuk meningkatkan Partisipasi dalam pengambilan keputusan
kesejahteraan masyarakat secara mandiri. berkaitan dengan gagasan atau ide yang
2. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu menyangkut kepentingan bersama. Dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, partisipasi ini, masyarakat menuntut untuk ikut
ukuran keberhasilan pemberdayaan bukan menentukan arah dan orientasi pembangunan.
dari transfer pengetahuan, ketrampilan atau Partisipasi dalam pelaksanaan suatu program
perubahan perilaku, tetapi seberapa jauh meliputi pemanfaatan sumber daya, dana,
terjadi dialog, diskusi dan pertukaran kegiatan administrasi, koordinasi dan penjabaran
pengalaman (sharing). program. Partisipasi dalam pengambilan manfaat
3. Pemberdayaan sebagai proses penguatan tidak lepas dari hasil pelaksanaan program yang
kapasitas. Upaya penguatan untuk individu, telah dicapai baik yang berkaitan dengan
lembaga dan jejaring antar lembaga. kuantitas maupun kualitas. Dari segi kualitas,
4. Pemberdayaan sebagai proses perubahan dapat dilihat dari peningkatan output, sedangkan
sosial. Terdiri dari proses rekayasa sosial dari segi kuantitas dapat dilihat seberapa besar
(social engineering) dan pemasaran sosial prosentase keberhasilan program. Partisipasi
(social marketing). Rekayasa sosial berupa dalam evaluasi berkaitan dengan masalah
menyiapkan sumber daya manusia agar pelaksanaan program secara menyeluruh.
dapat melaksanakan peran sesuai dengan Partisipasi ini bertujuan untuk mengetahui
tugas pokok dan fungsinya dalam sistem ketercapaian program yang telah direncanakan
sosial masing-masing. Sedangkan sebelumnya.
pemasaran sosial adalah penerapan konsep
17
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 1 No 1 (2019): 14-23
Kurniawati dan Supriyono (2013, hal. 10) menghubungkan data-data yang diperoleh baik
menyebutkan pemberdayaan ekonomi rakyat dari segi teori maupun dari segi praktik yang
dilakukan dengan memberikan kekuatan kepada kemudian akan dianalisis guna memperoleh
masyarakat untuk mengakses sumber daya gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang
ekonomi. Faktor pendukung yang paling masalah-masalah yang diteliti. Selanjutnya,
dominan dalam pemberdayaan masyarakat adalah apabila terdapat masalah dalam pemberdayaan
partisipasi dari masyarakat selaku pelaku usaha. masyarakat, diidentifikasikan penyebab
Program Pendaftaran Tanah Sistematis terjadinya hambatan-hambatan yang akan
Lengkap (PTSL) merupakan upaya pemerintah ditemui dalam pemberdayaan masyarakat.
untuk memenuhi target pendaftaran tanah di Dapat disimpulkan bahwa metode
seluruh wilayah Indonesia. Setelah masyarakat penelitian deskriptif analitatif yang akan
menerima sertipikat tanah, perlu ditindaklanjuti digunakan adalah untuk memperoleh gambaran
dengan pemanfaatan tanah yang optimal dan mengenai keadaan, dengan cara memaparkan
usaha lainnya sehingga mampu mensejahterakan data yang diperoleh sebagaimana adanya, yang
masyakat. kemudian dianalisis dan disusun beberapa poin
Masalah yang diidentifikasi adalah : penting untuk simpulan dan rekomendasi.
1. Apakah sertipikat tanah hasil dari program
PTSL untuk dapat dijadikan akses modal bagi HASIL DAN PEMBAHASAN
masyarakat
2. Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
penerima sertipikat PTSL (PTSL) merupakan upaya sistematis pemerintah
untuk mempercepat pemberian sertipikat kepada
Tujuan karya tulis ini adalah untuk masyarakat. Meskipun telah menerima sertipikat
mengetahui strategi pemberdayaan masyarakat sebagai bukti kepemilikan tanah, masyarakat
yang tepat setelah tercapainya kegiatan masih dihadapkan pada masalah mengenai
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Manfaat pemanfaatan tanahnya untuk tujuan produktif
karya tulis ini adalah sebagai bahan masukan agar dapat memberikan kemakmuran. Pemilik
bagi instansi pemerintah baik di tingkat pusat tanah yang mempunyai akses permodalan dapat
maupun daerah dalam penyelenggaraan program secara leluasa memanfaatkan tanahnya yang
pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan didukung dengan penguasaan teknologi dan
kemakmuran rakyat. jaringan pemasaran sehingga mendatangkan
kesejahteraan yang memadai bagi pemiliknya.
METODOLOGI PENELITIAN Sedangkan pemilik tanah yang tidak memiliki
Metode penelitian yang digunakan adalah akses permodalan pada umumnya hanya
metode deskriptif analitatif. Metode deskriptif melakukan usaha yang marjinal sehingga belum
adalah upaya mengumpulkan informasi mengenai mendatangkan kesejahteraan yang memadai.
status suatu gejala yang ada tanpa bermaksud Pemberian sertipikat tanah sebagai hasil
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dari kegiatan PTSL secara serentak sebenarnya
(Hikmawati, 2017). Salah satu metode yang merupakan potensi pemberdayaan masyarakat
tergolong dalam metode deskriptif adalah yang dapat digunakan sebagai akumulasi
penelitian perkembangan (developmental permodalan. Masyarakat penerima sertipikat
studies). Penelitian ini akan menjelaskan tanah melalui PTSL dapat digerakkan secara
mengenai pola pemberdayaan masyarakat yang bersama-sama untuk melakukan berbagai usaha
dapat dilakukan setelah kegiatan Pendaftaran produktif yang diharapkan dapat meningkatkan
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). perekonomian masyarakat. Meskipun demikian,
Bahan penelitian berupa studi pustaka upaya meningkatkan ekonomi masyarakat tidak
mengenai pemberdayaan masyarakat dan laporan hanya mengandalkan pada pinjaman modal
terkait dengan PTSL. Hasil penelitian merupakan semata karena masyarakat masih memerlukan
deskripsi mengenai beberapa kategori bimbingan teknis dan manajerial agar dapat
pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya akan kompetitif di pasar.
dievaluasi bagaimana keterhubungan kegiatan Sertipikat tanah hasil program PTSL sama
PTSL dengan program pemberdayaan dengan hasil pendaftaran tanah secara sporadis
masyarakat yang melibatkan berbagai pihak atau yaitu sertipikat Hak Milik. Sertipikat Hak Milik
stakeholder. dapat dibebani Hak Tanggungan sebagai syarat
Sedangkan pengertian analitatif adalah perolehan kredit modal. Hasil perolehan
mengandung makna mengelompokkan, Bpinjaman modal tersebut menunjukkan bahwa
18
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 1 No 1 (2019): 14-23
program PTSL memberikan dukungan kepada partisipasi masyarakat yang berperan dalam
masyarakat berupa akses untuk pinjaman modal. kemajuan program.
Hasil analisis data penerima sertipikat
tanah hasil dari kegiatan PTSL di seluruh wilayah
PTSL
Indonesia terdapat tiga kelompok masyarakat
yang dapat diberdayakan, yaitus: Potensi
Kondisi
a. Masyarakat wilayah perdesaan. Tipologi Diri
geografi
masyarakat wilayah perdesaan yang perlu Masyarakat
diberdayakan adalah masyarakat yang penerima
berprofesi sebagai petani gurem dan pelaku sertifikat
usaha kecil dan menengah.
b. Masyarakat wilayah perkotaan. Tipologi
masyarakat wilayah perkotaan yang perlu Lintas Akses
diberdayakan adalah masyarakat yang sektoral permodalan
memiliki usaha kecil dan menengah.
c. Masyarakat wilayah pesisir. Tipologi Program
masyarakat wilayah pesisir yang perlu kegiatan
diberdayakan adalah masyarakat yang Teknis
sumber penghasilannya tergantung pada Usaha Manajerial
hasil laut tangkapan dan budidaya, petani Pengembangan
gurem serta pelaku usaha kecil dan Pemberdayaan
Usaha
menengah. masyarakat
Secara umum, alur kegiatan pemberdayaan
masyarakat dimulai dari masyarakat menerima
Pemasaran Usaha Lestari
sertipikat melalui kegiatan PTSL. Selanjutnya,
masyarakat penerima sertipikat diberikan
sosialisasi program pemberdayaan masyarakat. Gambar 1. Alur Pemberdayaan Masyarakat
Program pemberdayaan masyarakat sebelumnya
telah direncanakan dan telah diperhitungkan Kedua faktor baik eksternal maupun
kelayakan usahanya. internal menjadi bahan pertimbangan dalam
Pelaksanaan program pemberdayaan perencanaan program pemberdayaan masyarakat.
masyarakat harus melalui program lintas sektor Kondisi geografi mempengaruhi jenis usaha dan
ditambah dengan lembaga permodalan. Pada pemasaran hasil usaha. Sedangkan faktor potensi
tahap akhir adalah pengembangan usaha program diri lebih cenderung pada sikap mental dan
pemberdayaan masyarakat dengan pendampingan dorongan masyarakat untuk menjadi pelaku
dari berbagai pihak pada aspek teknis usaha dan usaha yang profesional dan berintegritas. Semua
manajerial. Tidak kalah pentingnya adalah faktor tersebut akan menentukan keberhasilan
pemasaran hasil usaha dan pelestarian usaha. dan kelanggengan usaha masyarakat.
Wilayah yang terdapat kegiatan PTSL Pemberdayaan masyarakat merupakan
adalah satu hamparan desa/kelurahan dengan suatu konsep pembangunan ekonomi dengan
variasi kondisi geografi. Kondisi geografi melibatkan masyarakat sebagai unsur utama.
tersebut berupa letak lokasi, medan topografi dan Masyarakat bertindak sebagai pelaku sekaligus
tutupan lahannya berpengaruh terhadap mata juga sebagai penerima manfaat. Oleh karena itu,
pencaharian dan tingkat kesejahteraan penduduk. fungsi pemerintah tidak lagi sebagai pemilik
Lokasi PTSL diselenggarakan dimana saja tanpa program tetapi justru masyarakat yang men-drive
ada batasan khusus. Dengan demikian, kondisi program agar bisa memperoleh keuntungan.
geografi merupakan faktor eksternal dari program Program pemberdayaan masyarakat dapat
pemberdayaan masyarakat yang harus terwujud apabila terpenuhinya unsur-unsur
dipertimbangkan. sebagai berikut:
Masyarakat penerima sertipikat dari PTSL 1. Kegiatan yang meliputi lintas sektor
mempunyai potensi diri berupa sikap mental dan 2. Kemudahan dalam akses permodalan
motivasi untuk maju melalui kesempatan usaha. 3. Pendampingan teknis usaha dan manajemen
Potensi diri masyarakat merupakan faktor 4. Pemasaran
internal yang sangat penting dalam pembentukan 5. Pengelolaan usaha yang berkesinambungan
program pembentukan masyarakat. Potensi diri Peran kelima unsur tersebut saling
apabila dikembangkan akan menjadi gerakan mengkait dan saling mendukung. Pelibatan
19
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 1 No 1 (2019): 14-23
20
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 1 No 1 (2019): 14-23
22
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 1 No 1 (2019): 14-23
(PTSL) sangat penting karena mensertipikatkan Dwiningrum, Siti Irene Astuti. (2011).
seluruh bidang tanah dalam satu desa/kelurahan. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat
Hasil kegiatan PTSL tersebut merupakan modal Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
untuk pembangunan berlandaskan pemberdayaan Pelajar
masyarakat. Hikmawati, Fenti. (2017). Metodologi Penelitian.
Secara garis besar, tipologi masyarakat Rajawali Pers, Jakarta.
penerima sertipikat PTSL yang perlu Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2018 tentang
diberdayakan adalah masyarakat wilayah Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis
perdesaan, masyarakat wilayah perkotaan dan Lengkap di Seluruh Wilayah Republik
masyarakat wilayah pesisir. Masyarakat penerima Indonesia
sertipikat tanah dari PTSL dapat diberdayakan Kadmasasmita, Achmad Djuaeni. (2016).
dengan cara memberikan akses permodalan, Akuntabilitas Keuangan Negara: Konsep
bimbingan teknis dan manajerial, pengembangan dan Aplikasi. STIA LAN, Jakarta
teknologi tepat guna dan jaringan pemasaran. Kurniawati, Dwi Pratiwi dan Supriyono,
Rancangan program pemberdayaan Bambang. (2013). Pemberdayaan
masyarakat harus bersifat lintas sektor, Masyarakat Di Bidang Usaha Ekonomi
berkelanjutan dan partisipasi masyarakat. Selain (Studi Pada Badan Pemberdayaan
itu program pemberdayaan masyarakat harus Masyarakat Kota Mojokerto). Jurnal
memperhatikan prinsip-prinsip konservasi Administrasi Publik, I (4), 9 - 14
lingkungan dan optimalisasi pemanfaatan tanah Ndraha, Taliziduhu. (1994). Manajemen
yang berkesinambungan. Pemerintahan, Pembangunan dan
Rencana aksi pemberdayaan masyarakat Pembinaan Masyarakat (MP3M) di
secara umum berlaku untuk wilayah perkotaan, Lingkungan Departemen Dalam Negeri,
wilayah perdesaan dan wilayah pesisir, yaitu: IIP: Jakarta.
1. Legalisasi aset tanah melalui program PTSL Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997,
pada lokasi yang berpotensi untuk Tentang Pendaftaran Tanah
berkembang secara ekonomi Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
2. Perencanaan terpadu antar sektor dengan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
program utama berupa bimbingan teknis, tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor
pendanaan dan pemasaran 24 Tahun 1997
3. Sosialisasi rencana pemberdayaan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
masyarakat Kepala BPN No. 6 Tahun 2018 tentang
4. Penyusunan rencana usaha bersama-sama Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
dengan masyarakat Soetomo. (2013). Pemberdayaan Masyarakat,
5. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan Mungkinkah Muncul Antitesisnya. Pustaka
masyarakat Pelajar, Yogyakarta
Program pemberdayaan masyarakat sangat Theresia, A., Andini, K., Nugraha, PGP.,
penting bagi masyarakat penerima sertipikat Mardikanto, T. (2014). Pembangunan
tanah melalui program PTSL. Penelitian lanjutan Berbasis Masyarakat. Penerbit Alfabeta,
sangat dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas Bandung
program pemberdayaan masyarakat sesuai Tilaar, H.A.R. (2009). Kekuasaan dan
dengan karakteristik ekonomi masyarakat dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan
kondisi geografi. Nasional Dalam Pusaran Kekuasaan.
Jakarta: Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat,
Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional. (2018).
Program PTSL Pastikan Penyelesaian
Sertipikasi Tanah Akan Sesuai Target.
http://www.bpn.go.id/BERITA/ Narasi-
Tunggal/kantor-pertanahan-kabupaten-
madiun-menjadi-pilot-project-ip4t-
partisipatif-75155
23