Kami ngobrol cukup panjang. Mulai dari masa kecil Acin, gig pertama dirinya
manggung, pengalamannya jadi mahasiswa Teknik Mesin, kemudian pengalaman
menjadi wartawan, menjalankan The Panturas, hingga bagaimana akhirnya ia
menemukan tambatan hatinya. Wah, pasti penasaran kan? Simak obrolan kami!
Cin, kita pengen banyak ngobrol nih tentang musik dan diri Acin. Katanya
Acin pemalu, ya?
"Hhmmm.. Iya, masalah terbesar saya tuh ada di komunikasi sebenarnya. Makanya
dulu kuliah ngambil jurusan komunikasi."
Meski dikenal sebagai mahasiswa Fikom Unpad, di Jatinangor, rupanya Acin pernah
menjalani rutinitas sebagai mahasiswa Teknik Mesin di salah satu kampus di
Bandung. Serangkaian proses dari mulai ospek jurusan yang dianggapnya
menegangkan, hingga pengalaman tiga kali mematahkan alat pahat saat
membubut, serta banyak keunikan lainnya ia jalani selama hampir setahun berada
di jurusan tersebut.
Baca Ini Juga Yuk: Pencarian Jati Diri Rahmania Astrini dalam 'Adolescent'
Menikmati enggak kuliah di Teknik Mesin?
"Menikmati. Dijalani sepenuh hati walau pas ngebubut mesin itu alat pahatan tiga
kali patah. Ha ha ha.”
Tahun segitu mah Acin sudah terkenal dong. Memangnya enggak jadi
canggung?
"Iya dong. 2019 saya udah terkenal. Eh, enggak juga sih. Ha ha ha kalau canggung
kayaknya enggak sih, karena wawancaranya pake skrip kan. Terus kebetulan
Ardhito-nya juga antusias banget diwawancara.”
Waduh, maaf nih. Takutnya kita dari tadi nanya hal dangkal ke Acin.
"Ya enggak lah. Maksud saya pertanyaan dangkal tuh kayak ada media yang nanya
nama personil bandnya. Emang sih belum ada di Wikipedia, tapi kan ada di google.
Dan data tentang personil band The Panturas itu udah ada di internet. Saya enggak
ngerasa saya terkenal atau apalah. Tapi ya sebagai wartawan paling enggak riset
dululah sebelum bertanya, biar narasumber tuh enggak buang-buang waktu untuk
ngejawab satu pertanyaan berulang-ulang.”
Termasuk data kalau Acin sekarang udah punya pacar dan berencana
menikah dalam waktu dekat? Kan waktu interview sama Soleh Solihun,
pacarnya belum ada ya?
"Ha ha ha ha. Udah ah, setop setop!”
Eh, tapi seriusan, Cin.. Kan katanya Acin pemalu, kok bisa nembak atau
menyatakan perasaan lah?
"Ha ha ha ha. Anggap aja dia yang suka duluan sama saya, dan ngedeketin saya."
Setelah menjajal peruntungan jadi jurnalis, namun nasib malah membawa Acin
menjadi seorang rockstar. Apa lagi alasannya kalau bukan The Panturas dan
musik surf rock-nya yang malang melintang di skena musik indie Tanah Air.
Uniknya, Acin sama sekali enggak menduga kalau dirinya bakal menjadi sosok
ikonik dari grup musik ini. Sebab menurutnya, otak dari band ini justru adalah sang
penggebuk drum, Kuya. Band ini juga merupakan pecahan dari band lama Kuya
dan personil lainnya yakni Rizal.
Cin, dari 2016, dan tahun 2021 kamu sudah sebesar ini bareng The Panturas.
Itu waktunya cepet banget dan kamu kaget enggak sih, Cin, sama popularitas
yang kamu dapetin sekarang?
"Enggak kaget sih. Karena saya masih ngejalanin apa yang dulu saya jalanin.
Kayak enggak ada yang berubah aja. Paling yang berubah itu ya sekarang suka
ada yang minta foto.”
Dari wawancara terakhir di YouTube sih katanya Acin hidupnya selalu senang
dan enggak ada masalah. Gimana caranya?
"Benar. Tapi kan sekarang wawancaranya udah lebih update. Jadi jawabannya:
karena mau nikah, mulai agak kerasa ada masalah nih. Ha ha ha. Tapi aman-aman
aja kok sejauh ini sih.”
Balik lagi ke The Panturas. Apa sih resep langgeng ngeband dari kalian?
"Aduh. Kesannya kayak menggurui ya. Tapi kalau boleh ngasih analisa sih, karena
memang satu sama lain personilnya saling pengertian dan saling ngalah aja sih.
Terus kita kan memang, istilahnya ketemu gede lah. Jadi kita bertemu saat kita
sudah punya pemikiran yang lebih dewasa aja gitu.”
Apa itu karena kalian baru keluar satu album? Biasanya kan pas album ketiga,
keempat, baru tuh keliatan jelek-jeleknya?
"Lagi-lagi ini hanya analisa saya ya. Bisa bener bisa salah. Mungkin, seiring
berjalannya waktu, kita yang awalnya enggak terlalu dekat ini, lama-lama kan makin
dekat. Karena banyak ngerjain musik barengan mungkin. Dari makin dekat ini
mungkin yang awalnya malu untuk mengutarakan pendapat, jadi mulai agak berani.
Nah, analisa saya sih band yang tadi kamu bilang pas album tiga album empat
mulai pecah itu karena terlalu dekat. Saya enggak memungkiri, di kita pun bisa aja
itu terjadi. Walaupun itu sama sekali enggak kita harapkan ya.”
Oh ya, pertanyaan ini cukup penting buat Acin jawab sih: terkenal menurut
Acin tuh apa sih?
"Terkenal adalah momen di mana seseorang dikenal oleh banyak orang. Ha ha ha,
definisi nya sih gitu ya. Tapi, menurut saya, terkenal tuh kayak akibat dari apa yang
sudah kamu lakuin sih. Ibarat kamu nyusun kalimat, terkenal itu posisinya kayak
predikat. Bukan subjek atau objek yang harus selalu ada buat syarat bikin kalimat.
Jadi, sebetulnya terkenal itu adalah akibat yang terjadi dari apa yang sudah kamu
bikin dan kalau dicari asal muasalnya, si terkenal ini tuh enggak ada asalnya. Harus
ada sesuatu yang kamu bikin dulu. Ah, tuh kan saya jadi pusing. Hahaha.”
Ini udah pernah kamu jawab sih, Cin. Tapi kita penasaran, kepingin denger
lagi jawabannya: kok kamu enggak pernah posting di feed Instagram sih?
"Saya enggak jago meramu konten. Ha ha ha. Kayak 'aduh, bingung mau ngasih
makan followers pake apaan ya..’ jadi, Instagram sih saya pakai buat jualan aja. Itu
pun di IG Stories, kan.”
Acin punya pesan untuk anak-anak pemalu dan yang bermasalah dalam
komunikasi biar keluar dari zona itu?
"Kalau yang saya alamin sih ya, apapun kekurangan kamu, coba terus bangkit aja.
Dan enggak hanya bangkit, apa yang kamu anggap kelemahan itu kamu lawan.
Saya masih belajar ngelawan rasa malu, rasa canggung, rasa enggak aman yang
tadi saya ceritain. Terus berproses.”
Nah, dari pertemuan kami dengan Acin, pelajaran yang bisa diambil adalah terus
bergerak walau kita punya banyak kekurangan. Dan sebisa mungkin, lawan
kekurangan tesebut dengan melakukan hal positif. Sebab proses tidak akan
mengkhianati hasil. Tuh, lihat saja buktinya adalah Acin dan prestasinya bareng The
Panturas.
TemanBaik, yuk lebih semangat lagi menjalani hari-hari. Selamat berakhir pekan!
Tetap produktif ya.