Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PELAYANAN KEBIDANAN

DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Dosen Pengampu: Masruroh, S.SiT.,M.Kes.

DISUSUN OLEH:
NADA HILMA HUSNIA (152201058)
RENI SETIYAWATI (152201061)
MILA ARIESSTA LESTARI (152201062)
POPON SUMARNI (152201063)
SONIA AGUSTIN (152201064)
MUNAWAROH (152201066)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


2021-2022

1. Contoh Kebijakan kesehatan


Kebijakan pemerintah dalam menurunkan tarif PCR (Polymerase Chain Reaction)
2. Langkah-langkah analisis:
a. Perumusan Masalah
Kebijakan pemerintah menurunkan tarif PCR bermula dari kegelisahan
masyarakat atas kebijakan pemerintah yang mengharuskan tes PCR bagi calon
penumpang pesawat terbang dalam upaya pengendalian dan antisipasi adanya
potensi munculnya varian baru Covid-19. Sedangkan untuk melakukan tes
PCR tersebut masyarakatperlu mengeluarkan biaya yang tak sedikit (awal
pandemi PCR dibandrol sekitar Rp. 2.500.000). Dengan harga tersebut tak
sedikit masyarakat yang merasa terbebani sehingga memilih transportasi selain
pesawat terbang dalam melakukan perjalanan.
b. Forecasting
Kebijakan penurunan harga PCR ini pada satu sisi dapat mendukung
pengendalian pandemi Covid-19 dengan memacu testing dan tracing untuk
membantu penentuan pola penyebaran virus dan intervensi yang diperlukan.
Sayangnya, kebijakan mematok harga hanya akan efektif kalau pasokan
berlimpah dan semua komponen biaya diketahui oleh pemerintah.
Adapun dilema terjadi jika harga patokan terlalu tinggi, tentu membatasi
jumlah konsumen. Namun jika terlalu rendah, pemasok bisa mundur sehingga
terjadi kelangkaan atau bahkan terbentuknya pasar gelap, dikarenakan
Indonesia tidak memproduksi PCR dan sepenuhnya bergantung pada impor.
Solusi paling aman adalah menambah pasokan dengan memperbanyak jalur
impor. Untuk jangka menengah dan panjang, solusi yang dibutuhkan adalah
menarik investasi pada manufaktur alat kesehatan dalam negeri.
c. Rekomendasi Kebijakan
d. Dengan diberlakukan kebijakan tersebut, berdampak terhadap mobilitas
masyarakat yang mana tidak bisa dipungkiri bahwa dengan harga tes PCR
yang dibandrol saat ini meningkatkan jumlah penumpang pesawat sekitar 10%
untuk masyarakat umum diluar perjalanan dinas.

e. Monitoring kebijakan
Kebijakan menurunkan harga PCR ini juga kembali memunculkan asumsi
public, berapa sebearnya harga dasar PCR? mengapa harga pcr yang awalnya
begitu mahal bisa turun dalam kurun waktu yang terbilang singkat? Hal ini
menimbulkan kecurigaan masyarakat, bahwa banyak perusahaan yang meraup
keuntungan berkali-kali lipat dari pelaksanaan tes PCR tersebut.
f. Evaluasi kebijakan
Dari hasil evaluasi kebijakan tersebut adalah bahwa telah disepakati batas tarif
tertinggi pemeriksaan PCR diturunkan menjadi 275 ribu untuk pulau jawa dan
bali, serta sebesar 300 ribu untuk luar pulau jawa dan bali. Batas tarif tertinggi
tidak berlaku untuk kegiatan penelusuran kontak atau rujukan kasus COVID-
19 ke rumah sakit yang penyelenggaraannya mendapatkan bantuan
pemeriksaan RT-PCR dari pemerintah, atau merupakan bagian dari
penjaminan pembiayaan pasien COVID-19.
Penyesuaian harga acuan tertinggi tes swab dilakukan dalam rangka
melindungi masyarakat agar memperoleh harga swab PCR mandiri yang wajar

Anda mungkin juga menyukai