Ringkasan Inisiatif
“SETU PANDU PTM” : Sehat Jantung Dengan Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak
Menular merupakan kegiatan yang dilakukan di Puskesmas mirit untuk mendeteksi
Kesehatan jantung secara dini sehingga dapat dilakukan intervensi awal dengan
perubahan gaya hidup untuk memodifikasi factor resiko penyakit tidak menular.
Program ini merupakan kolaborasi antara pelayanan UKP dan UKM untuk
mendukung SPM (Standar Pelayanan Minimal) puskesmas bidang P2PTM yaitu
dalam standar pelayanan masyarakat usia produktif. Masyarakat yang mengetahui
resiko penyakit kardiovaskular secara dini dapat dilakukan intervensi bekerja sama
dengan program promosi Kesehatan, gizi dan Kesehatan kerja serta olahraga
sehingga resiko penyakit jantung dapat ditekan di kemudian hari. Sasaran dari
program ini adalah warga masyarakat bersuia 15 tahun ke atas baik yang beresiko
PTM maupun tidak, yang berobat di puskesmas Mirit maupun pengunjung posbindu
di desa wilayah kecamatan Mirit.
Kata Kunci : SETU PANDU PTM, penyakit tidak menular, posbindu.
A. ANALISIS MASALAH
B. PENDEKATAN STRATEGIS
1. Siapa saja yang mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inovasi ini
telah memecahkan masalah tersebut?
a. Koordinator UKM dan programmer PTM telah mengusulkan adanya
inovasi untuk meningkatkan capaian pelayanan kesehatan usia produktif,
serta bagaimana mengukur dan mengevaluasi hasil skrining PTM yang
sudah dilakukan intervensi baik konseling maupun edukasi untuk
memodifikasi factor resiko yang ada.
b. Dokter fungsional selaku koordinator UKP yang telah mengikuti pelatihan
Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular mengusulkan adanya
kolaborasi antara UKP dan UKM dalam mengatasi masalah tersebut,
yaitu dengan menjalankan.program SETU PANDU PTM pada pelayanan
rawat jalan, rawat inap dan kegiatan posbindu.
c. Kepala puskesmas merespon usulan tersebut melalui rapat manajemen.
d. Hasil rapat manajemen kemudian di sajikan pada saat minilokakarya
tingkat puskesmas
e. Dari minilokakarya muncullah usulan untuk membuka pelayanan sehat
jantung dengan pelayanan terpadu penyakit tidak menular.
f. Adanya pelayanan ini membuat masyarakat yang beresiko teredukasi dan
termotivasi untuk memodifikasi factor resiko penyakit tidak menular
sehingga resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dapat diturunkan.
2. Dalam hal apa inovasi ini kreatif dan inovatif?
a. Yang membuat unik dalam inovasi adalah terkesan adanya pelayanan
lebih pada pasien yang beresiko, baik di rawat inap, poli umum, poli
khusus maupun posbindu.
b. Program ini sejalan dengan program skrining Kesehatan yang diluncurkan
oleh BPJS Keseehatan sehingga dengan menjalankan program ini,
capaian kinerja berbasis komitmen juga dapat meningkat.
D. DAMPAK
1. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan inovasi ini
a. Puskesmas dapat memenuhi hak pasien dalam upaya mencegah
terjadinya penyakit kardiovaskuler dengan modifikasi factor resiko yang
dimiliki.
b. Hasil dari intervensi yang dilakukan data dilakukan pengukuran Kembali
sehingga dapat diketahui apakah ada perbaikan atau tidak.
2. Apa bedanya sebelum dan sesudahnya inovasi?
A. KEBERLANJUTAN
1. Apa saja pembelajaran yang dapat dipetik?
a. Bahwa dalam penanganan dan pengendalian penyakit tidak menular
memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak dan unit yang terkait
b. Diperlukan komitmen yang kuat dalam pengendalian penyakit tidak
menular sehingga dapat memberikan manfaat baik untuk masyarakat
maupun unit kerja