2) Pemberontakan (DI/TII)
2) Pemberontakan (DI/TII)
(DI/TII) adalah singkatan dari darul islam dan tentara islam indonesia , pendirinya adalah
SEKARMADJI MARIDJAN KARTOSUWIRJO.
JALANNYA PEMBERONTAKAN :
pada februari 1948 kartosuwirjo mendirikan negara islam indonesia (NII) dan tentara islam
indonesia (TII) yang dipusatkan di suatu tempat di daerah pegunungan di sekitar jawa barat
Kontak senjata dengan tni pertama kali terjadi pertama kali pada 1948 , ketika pasukan
siliwangi kembali ke jawa barat , dan terjadilah perang segitiga antara TNI , TII , dan tentara
belanda
LATAR BELAKANG :
adanya kekecewaan terhadap hasil perserutujuan renville yang memaksa TNI dan laskar
perjuangan hijrah ke wilayah RI di yogyakarta , pada agustus 1948 Amir fatah membawa 3
kompi pasukan dari pesantren kartosuwirjo hijrah ke pekalongan dan Amir fatah pun ditunjuk
oleh kartosuwirjo sebgai pemimpin DI di jawa tengah
Jalannya pemberontakan :
Pada 23 agustus 1948 amir fatah memproklamasikan berdirinya NI jawa tengah sebagai bagian
dari NII kartosuwirjo dan pasukannya melakukan penyerangan terhadap pos pos TNI di kota
pekalongan dan sekitarnya
UPAYA PENUMPASAN :
Pada tahun 1950, TNI membentuk GBN ( gerakan benteng negara ) tujuan nya memisahkan DI
jawa tengah dan DI jawa timur . Dalam operasinya GBN berhasil menghentikan gerakan amir
fatah dan menangkap amir fatah pada tanggal 22 desember 1950
C) DI/TII ACEH
LATAR BELAKANG :
Daud beureuh yang tadinya menjabat sebagai gubernur provinsi aceh yang tidak resmi tapi
ketika RIS dibubarkan dan kembali menjadi RI pemerintah mulai melakukan penyederhanaan
administrasi pemerintahan yaitu menurunkan status aceh dari daerah istimewa menjadi
kerasidenan di bawah sumatra utara yang jelas membuat daud beureuh dan para pengikutnya
kecewa dan seluruh ulama di aceh yang di pimpimnnya
Jalannya pemberontakan :
Karena kekecewaan tersebut daud membangun kekuatan untuk menentang pemerintahan dan
bergabung dengan NII KARTOSUWIRJO dan menjadikan dia sebagai pemimpin NI ACEH dan
melakukan banyak propaganda di aceh untuk tidak mendukung RI
UPAYA PENUMPASAN :
Komandan daerab militer ( KDMA ) LETNAN KOLONEL sjamaun menerapkan "konsepsi
prinsipil bijaksana " intinya adalah menghentikan perlawanan dan menghancurkan mereka yang
masih membangkang, dan menghasilkan "ikrar lamteh " yang intinya sama . Walaupun semua
tokoh DI di aceh telah menyetujui tetapi daud tetap kekeh untuk menolak ikrar tersebut dan
pada tanggal 17 desember 1962 diadakan musyarawah yang dihadiri daud dan akhirnya daud
menyetujui dan dengan kembalinya daud beurueh ke RI aceh kembali pulih .