Anda di halaman 1dari 8

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PROVINSI JAWA TENGAH

LAPORAN KINERJA TAHUN 2019

Raam Al Damak (1951010454)

Raamaldamak11@gmail.com

Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung


Akuntabilitas kinejra

Anggaran Perwakilan BPKP Jawa Tengah tahun 2019 sebesarRp57.340.997,00


dengan realisasi sebesar Rp55.269.432.039,00 atau 96,39%. Rincian per program dan per
jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 3.13 dan Tabel 3.14 sebagai berikut:

Tabel 3.13 Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program

Dari tabel 3.13 menunjukkan realisasi anggaran untuk program Dukungan


Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya sebesar Rp44.734.527.690,00 dari
rencana sebesar Rp44.800.201.000,00 dan program Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan Serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah sebesar Rp10.534.904.349,00 dari rencana sebesar Rp12.540.796.000,00.

Realisasi anggaran program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan


Pembangunan serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
tidak terserap optimal antara lain disebabkan efisiensi pelaksanaan Audit Tujuan Tertentu
Atas Aset Dana Jaminan Sosial Kesehatan di wiliayah Provinsi Jawa Tengah karena ada
kolaborasi biaya penugasan dengan OPD terkait dalam penugasan tersebut.
Tabel 3.14 menunjukkan realisasi belanja pegawai sebesar Rp40.538.709.199,00 dari
rencana sebesar Rp40.566.595.000,00 dan realisasi belanja barang sebesar
Rp13.850.683.140,00 dari rencana sebesar Rp15.888.417.000,00 serta realisasi belanja modal
sebesar Rp880.039.700,00 dari rencana sebesar Rp885.985.000,00.

Realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 tercermin dari
pencapaian sasaran Program sebagai berikut:
Uraian ringkas hasil pengukuran 16 IKU tersebut pada Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

1. Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan


keuangan negara/korporasi diukur berdasarkan 4 IKU, sebagai berikut :
a. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan” terealisasi sebesar
70,80% atau 101,14% dari target sebesar 70,00%.
b. Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik” terealisasi sebesar
100% atau 133,33% dari target sebesar 75,00%
c. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang
dievaluasi” terealisasi sebesar 86,21% atau 53,95% dari target sebesar 56,00%
d. Presentase BLUD yang tatakelolanya minimal baik dari BLUD yang dievaluasi”
terealisasi sebesar 100,00% atau 161,29% dari target sebesar 62,00%

2. Sasaran program meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian diukur


berdasarkan 5 IKU, sebagai berikut :

a. “Presentase BLUD yang tatakelolanya minimal baik dari BLUD yang


dievaluasi” terealisasi sebesar 100,00% atau 161,29% dari target sebesar 62,00%.
“Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan”
terealisasi sebesar 43,40% atau 72,33% dari target sebesar 60,00%.

b. “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH”


terealisasi sebesar 100,00% atau 133,33% dari target sebesar 75,00%

c. “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh


K/P/L/K” terealisasi sebesar 100,00% atau 142,86% dari target sebesar 70,00%.

d. “Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/P/L/K”


terealisasi sebesar 100,00% atau 125,00% dari target sebesar 80,00%.

e. “Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/P/L/K” terealisasi


sebesar 100,00% atau 125,00% dari target sebesar 80,00%

3. Sasaran program penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional


diukur dengan IKU “Persentase penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan”
terealisasi sebesar 100,00% atau 125,00% dari target sebesar 80,00%.

4. Sasaran program meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam
pencegahan korupsi diukur dengan IKU “Persentase K/L/P/K yang
mengimplementasikan FCP (termasuk FRA)” terealisasi sebesar 90,91% atau
165,29% dari target sebesar 55,00%.

5. Sasaran program meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap


korupsi diukur dengan IKU “Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti
Korupsi (KPAK) yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat”
terealisasi sebesar 100,00% atau 142,86% dari target sebesar 70,00%.
6. Sasaran program meningkatnya kualitas penerapan SPIP pemda/korporasi diukur
berdasarkan 2 IKU, sebagai berikut:

a. “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)” terealisasi sebesar 100,00%


atau 100,00% dari target sebesar 100,00%.

b. “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 3)” terealisasi sebesar


89,66% atau 100,00% dari target sebesar 89,00%.

7. Sasaran program meningkatnya kapabilitas intern Pemda diukur berdasarkan 3 IKU


sebagai berikut:

a. “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)” terealisasi sebesar


100,00% atau target sebesar 100,00%.

b. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” terealisasi sebesar


93,10% atau 93,10% dari target sebesar 100,00%.

8. Sasaran Program Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan diukur


berdasarkan “Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan” dengan menggunakan skala
likert 1 -10, dengan realisasi pada skala 8,02 atau 100,25% dari target pada skala 8.

Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran capaian kinerja tahun 2019 merupakan bagian dari penyelenggaraan


akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah. Pengukuran capaian
kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi dengan target kinerja yang diperjanjikan
dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019. Khusus terkait target kinerja maturitas SPIP
dan kapabilitas APIP, disajikan capaian kumulatif terhadap target RPJMN tahun 2019.
Capaian kinerja diukur dengan capaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu indikator yang
secara signifikan mempengaruhi capaian sasaran program. Rumus yang digunakan untuk
menghitung persentase pencapaian target indikator kinerja terdiri dari dua jenis, yaitu:

1) Semakin tinggi realisasi, capaian kinerjanya semakin baik

2) Semakin tinggi realisasi, capaian kinerjanya semakin buruk

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap indikator


kinerja untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dan kendala
pencapaian kinerja. Faktor pendukung keberhasilan dan kendala yang menghambat
pencapaian target kinerja dicermati dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan
program/kegiatan di masa yang akan datang.

1. Sasaran Program
Analisis terhadap sasaran program dan masing-masing indikator kinerja program yang
disajikan dalam perjanjian kinerja tahun 2019 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah
sebagai berikut:

1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan


Keuangan Negara/Korporasi.
Sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan
pengelolaan keuangan negara/korporasi terkait dengan tujuan pertama BPKP
dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kualitas akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan efektif.
1.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
Pencapaian sasaran program perbaikan pengelolaan program prioritas
nasional dan pengelolaan negara/korporasi dengan IKU “Persentase
Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan” diukur dengan rumus:

Realisasi IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil


pengawasan” tahun 2019 sebesar 70,80% (594 rekomendasi telah
ditindaklanjuti dari 839 rekomendasi yang disampaikan) atau tercapai
101,14% dari target sebesar 70,00%. Kegiatan pengawasan yang
rekomendasinya telah ditindaklanjuti antara lain:

1. Reviu Tata Kelola Proyek Strategis Nasional;


2. Evaluasi Kinerja PDAM;
3. Audit Keuangan atas Laporan Keuangan Berbantuan Luar Negeri;
4. Evaluasi Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa;
5. Evaluasi atas Program Prioritas Nasional;
6. Reviu Padat Karya Tunai di Desa;
7. Evaluasi Program for Result (P for R) untuk Disbursement Linked Indicators
(DLI);
8. Evaluasi Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas;
9. Evaluasi atas Program Prioritas Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi
Masyarakat;
10. Reviu atas Laporan Verifikasi Program Hibah Air Minum Perdesaan;
11. Pengawasan dalam rangka Peningkatan Akuntabilitas dan Tata Kelola Pelayanan
dan Kompetensi Tenaga Kerja;
12. Reviu Tata Kelola Keuangan Penyelenggaraan Pemilu/Pileg;
13. Reviu atas Pemanfaatan Tambahan Dana Penyertaan Modal Negara (PMN);
14. Assessment Penerapan GCG pada BUMN;
15. Evaluasi Kinerja pada BUMD;
16. Reviu atas laporan verifikasi hibah air minum APBN;
17. Evaluasi Kinerja BLUD RSUD;
18. Evaluasi Penerimaan Negara/Daerah (OPAD);
19. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (AKPPD);
20. Evaluasi Kebijakan Fiscal/ Dana Transfer/Monev DAK

Realisasi IKU tahun 2019 sebesar 70,80% mengalami kenaikan sebesar 1,57%
dibanding tahun 2018 sebesar 69,23%. Sedangkan capaian IKU tahun 2019 sebesar 101,14%
menurun 14,24% dibandingkan dengan realisasi tahun 2018 sebesar 115,38%. Hal itu
disebabkan adanya kenaikan target tindak kanjut dari 63,64% di tahun 2018 menjadi 70,00%
di tahun 2019 dan kurang intensifnya pemutakhiran data tindak lanjut atas rekomendasi. Jika
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra pada tahun 2019 sebesar 100,00%, maka
realisasi IKU tahun 2019 mencapai 70,80%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tahun 2019
perlu dipertahankan kualitasnya guna pencapaian kinerja di tahun yang akan datang.

1.2 Persentase BUMN / Anak Perusahaan dengan Skor GCG baik


IKU “Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik”
merupakan persentase jumlah BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG
minimal baik pada tahun 2019 dari jumlah BUMN/anak perusahaan yang
dievaluasi th 2019. IKU tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur
dengan rumus:

Realisasi IKU “Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG


baik” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai 133,33% dari
target sebesar 75,00%, dengan perhitungan sebanyak satu BUMN yang
memiliki skor baik tahun 2019 dari satu BUMN yang dievaluasi tahun
2019. Assesment GCG ini dilaksanakan terhadap pelaksanaan GCG di PT
Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW).

1.3 Persentase BUMN / Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat


Minimal A
IKU “Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya
Berpredikat Minimal A” tidak terdapat target maupun realisasi pada tahun
2019.
1.4 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari
BUMD yang dievaluasi
IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik
dari BUMD yang dievaluasi” merupakan persentase jumlah BUMD yang
kinerjanya minimal berpredikat baik pada tahun 2019 dari jumlah BUMD
IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari
BUMD yang dievaluasi” merupakan persentase jumlah BUMD yang
kinerjanya minimal berpredikat baik pada tahun 2019 dari jumlah BUMD
yang dievaluasi tahun 2019. BUMD yang dimaksud pada IKU ini adalah
PDAM. Indikator tersebut mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan
rumus:

Realisasi IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal


berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi” tahun 2019 adalah sebesar
86,21% atau tercapai 153,95% dari target sebesar 56,00%, dengan
perhitungan 25 BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik/sehat
dari 29 BUMD yang dievaluasi tahun 2019. Daftar predikat kinerja PDAM
selengkapnya disajikan pada lampiran 8. Faktor-faktor yang mendukung
tercapainya target IKU diantaranya meningkatnya koordinasi antara
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dan PDAM terutama PERPAMSI
dan 27 PDAM telah melaksanakan penilaian mandiri. Keberhasilan
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan kinerja
BUMD terutama didukung oleh kegiatan pendampingan kepada BUMD
dalam rangka penyelenggaraan korporasi yang baik. Hasil pendampingan
tersebut antara lain tiga PDAM telah menggunakan aplikasi SIA PDAM,
penyusunan draft Corporate Plan, pendampingan penerapan Manajemen
Risiko dan Revisi Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa.

1.5 Presentase BLUD yang Tatakelolanya Minimal Berpredikat Baik dari


BLUD yang dievaluasi

IKU “Presentase BLUD yang Tatakelolanya Minimal Berpredikat Baik dari


BLUD yang dievaluasi” merupakan jumlah BLUD yang tatakelolanya minimal cukup
baik tahun 2019 dari jumlah BLUD yang dievaluasi Tahun 2019. Indikator tersebut
mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:

Realisasi IKU “Presentase BLUD yang Tatakelolanya Minimal Berpredikat


Baik dari BLUD yang dievaluasi” tahun 2019 adalah sebesar 100,00% atau tercapai
161,29% dari target sebesar 62,00%, dengan perhitungan sebanyak lima BLUD yang
tata kelolanya minimal cukup baik tahun 2019 dari lima BLUD yang dievaluasi tahun
2019.Daftar predikat kinerja BLUD selengkapnya disajikan pada lampiran 9. Faktor
utama yang mendukung tercapaianya kinerja BLUD yang minimal berpredikat baik
diantaranya adanya upaya terus-menerus dari Perwakilan BPKP Provinsi Jawa
Tengah untuk melakukan pembinaan dalam rangka perbaikan kinerja.
REFERENSI

file:///C:/Users/User/Downloads/LKjIP%20Perwakilan%20BPKP%20Jawa%20Tengah.pdf

Anda mungkin juga menyukai