Mekanika - MTRL 4 & 5
Mekanika - MTRL 4 & 5
Defleksi Batang
61
62 BAB 4. DEFLEKSI BATANG
AC × CB = EC × CD
l l
× = (2R − y) × y
2 2
l2
= 2Ry − y 2
4
dengan mengabaikan y 2
l2
= 2Ry
4
l2
y = (4.1)
8R
Telah diketahui bahwa untuk batang yang mendapat beban berlaku:
M E EI
= atau R =
I R M
dengan mensubstitusikan harga R ini ke persamaan 4.1
l2 M l2
y= =
8 × EIM
8EI
Dari bentuk geometri gambar, kita peroleh bahwa kemiringan batang i pada A atau B
juga sama dengan sudut AOC:
AC l
sin i = =
OA 2R
karena sudut i sangat kecil, karenanya sin i diambil harganya sama dengan i (dalam
radian).
l
i=
radian (4.2)
2R
Dengan mensubstitusikan harga R ke persamaan 4.2,
l l Ml
i= = = radian (4.3)
2R 2 × EI
M
2EI
Catatan:
1. Persamaan di atas untuk defleksi (y) dan kemiringan (i) diturunkan hanya dari momen bending dan
efek gaya geser diabaikan. Hal ini dikarenakan bahwa efek gaya geser kecil sekali bila dibandingkan
dengan efek momen bending.
2. Dalam kondisi praktis, batang membengkok membentuk busur lingkaran hanya pada beberapa kasus.
Pembahasan lebih lanjut menunjukkan bahwa batang akan membengkok membentuk busur lingkar-
an hanya jika (i) batang mempunyai penampang yang seragam, dan (ii) batang mendapat momen
konstan pada keseluruhan panjang atau batang mempunyai kekuatan yang seragam.
4.2. HUBUNGAN ANTARA KEMIRINGAN, DEFLEKSI DAN JARI-JARI KURVA63
∠P CQ = dψ
ds = R.d.ψ
ds dx
R = =
dψ dψ
dengan menganggap ds = dx.
1 dψ
=
R dx
Kita tahu bahwa jika x dan y adalah koordinat pada titik P, maka:
dy
tan ψ =
dx
64 BAB 4. DEFLEKSI BATANG
M E 1
= atau M = EI ×
I R R
d2 y
M = EI ×
dx2
Catatan: persamaan di atas juga didasarkan atas momen bending. Efek gaya geser sangat kecil diban-
dingkan dengan momen bending sehingga bisa diabaikan.
Jadi terlihat bahwa setelah integrasi pertama, diperoleh kemiringan pada satu titik, dan
integrasi selanjutnya, diperoleh defleksi.
4.4. METODE INTEGRAL GANDA UNTUK KEMIRINGAN DAN DEFLEKSI 65
W Wx
MX = RB .x = x=
2 2
d2 y Wx
EI = (4.4)
dx2 2
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:
dy W x2
EI = + C1 (4.5)
dx 4
dimana C1 adalah konstanta pertama integrasi.
dy
x = 2l , dan dx = 0, dan mensubstisusikannya ke persamaan 4.5
W l2 W l2
0= + C1 atau C1 = −
16 16
Dengan memasukkan harga C1 ini ke persamaan 4.5:
dy W x2 W l2
EI = − (4.6)
dx 4 16
Persamaan ini adalah persamaan untukmencari kemiringan pada penampang sem-
barang. Kemiringan maksimum pada B, dengan mensubstitusikan x = 0 pada persama-
an 4.6:
66 BAB 4. DEFLEKSI BATANG
W l2
EI.iB = −
16
W l2
iB = −
16EI
tanda negatif artinya tangen pada B membuat sudut dengan AB negatif atau berlawanan
arah jarum jam.
atau:
W l2
iB = radian
16EI
W l2
iB = radian
16EI
W x3 W l2 x
EI.y = − + C2 (4.7)
12 16
dimana C2 adalah konstanta kedua integrasi. Jika x = 0 dan y = 0, mensubstitusikannya
ke persamaan 4.7, kita peroleh C2 = 0.
W x3 W l2 x
EI.y = − (4.8)
12 16
merupakan persamaan defleksi pada posisi sembarang.
Dari konstruksi batang terlihat bahwa defleksi maksimum akan terdapat pada titik
C atau x = l/2 sehingga:
3
W l2 l
W l
EI.yC = −
12 2 16 2
3 3
Wl Wl W l3
= − =−
96 32 48
W l3
yC = −
48EI
tanda negatif menunjukkan defleksi ke bawah.
Contoh soal 4.1 Sebuah batang tumpuan sederhana dengan panjang span 3 m men-
dapat beban terpusat sebesar 10 kN. Carilah kemiringan dan defleksi maksimum pada
batang. Ambil I = 12 × 106 mm4 dan modulus elastsitas E = 200 GPa.
4.4. METODE INTEGRAL GANDA UNTUK KEMIRINGAN DAN DEFLEKSI 67
Jawab.
Diketahui: l = 3 m = 3 ×103 mm
W = 10 kN = 10 ×103 N
I = 12 ×106 mm4
E = 200 GPa = 200 ×103 N/mm2
Misalkan penampang X pada CB berada pada jarak x dari B, dimana x lebih kecil
dari b (x < b). Momen bending pada penampang ini:
W ax
MX = RB .x =
l
sehingga
d2 y W ax
EI. =
dx2 l
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:
68 BAB 4. DEFLEKSI BATANG
dy W ax2
EI. = + C1 (4.9)
dx 2l
dy
dimana C1 adalah konstanta integrasi. Pada C, x = b dan dx = iC , maka:
W ab2
EI.iC = + C1
2l
W ab2
C1 = (EI.iC ) −
2l
Dengan mensubstitusikan harga C1 ke persamaan 4.9,
dy W ax2 W ab2
EI. = + (EI.iC ) − (4.10)
dx 2l 2l
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas sekali lagi:
W ax3 W ab2 x
EI.y = + (EI.iC .x) − + C2
6l 2l
Pada x = 0 maka y = 0, sehingga didapat C2 = 0, maka:
W ax3 W ab2 x
EI.y = + (EI.iC .x) − (4.11)
6l 2l
Persamaan 4.10 dan 4.11 adalah persamaan-persamaan yang dibutuhkan untuk men-
cari kemiringan dan defleksi pada sembarang titik pada penampang AC. Terlihat bahwa
persamaan ini bisa digunakan hanya apabila harga iC diketahui.
Misalkan penampang X pada AC pada jarak x dari B dimana x lebih besar dari b
(x>b) seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4.5. Momen bending pada penampang ini:
W ax
Mx = − W (x − b)
l
d2 y W ax
EI = − W (x − b) (4.12)
dx2 l
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:
4.4. METODE INTEGRAL GANDA UNTUK KEMIRINGAN DAN DEFLEKSI 69
dy W ax2 W (x − b)2
EI. = − + C3 (4.13)
dx 2l 2
dy
Pada C, x = b dan dx = iC , maka:
W ab2
EI.iC = + C3
2l
W ab2
C3 = (EI.iC ) −
2l
Dengan mensubstitusikan C3 persamaan 4.13:
W al2 W a3 W ab2
0 = − − + (EI.iC .l) + C4
6 6 2
karena (x − b) = a.
W ab2 W a3 W al2
C4 = + − − (EI.iC .l)
2 6 2
W ab2 Wa 2
= + (a − l2 ) − (EI.iC .l)
2 6
W ab2 Wa
= − [(l + a)(l − a)] − (EI.iC .l)
2 6
l2 − a2 = (l + a)(l − a)
W ab2 W ab
C4 = − (l + a) − (EI.iC .l)
2 6
W ab
= [3b − (l + a)] − (EI.iC .l)
6
W ab
= [3b − (a + b + a)] − (EI.iC .l)
6
W ab
= (2b − 2a) − (EI.iC .l)
6
W ab
= (b − a) − (EI.iC .l)
3
70 BAB 4. DEFLEKSI BATANG
dy W ax2 W ab W ab2
EI. = + (b − a) −
dx 2l 3l 2l
Wa 2
= [3x + 2b(b − a) − 3b2 ]
6l
Wa
= (3x2 − b2 − 2ab) (4.17)
6l
Persamaan ini diperlukan untuk mencari kemiringan pada penampang BC. Kita tahu
bahwa kemiringan maksimum terdapat pada B. Sehingga dengan memasukkan x = 0
ke persamaan 4.17, maka kemiringan pada B:
Wa
EI.iB = (−b2 − 2ab)
6l
Wa 2
= − (b + 2ab)
6l
W ab
= − (b + 2a)
6l
Wa
= − (l − a)(l + a)
6l
Wa 2
= (l − a2 )
6l
4.4. METODE INTEGRAL GANDA UNTUK KEMIRINGAN DAN DEFLEKSI 71
Wa 2
iB = − (l − a2 )
6EI.l
tanda negatif menunjukkan bahwa tangen pada B membuat sudut dengan AB negatif
atau berlawanan jarum jam.
Dengan cara yang sama diperoleh:
Wb 2
iA = (l − b2 )
6EI.l
Untuk defleksi pada sembaran titik pada AC, substitusikan harga EI.iC ke persama-
an 4.11:
W ax3 W ab W ab2 x
EI.y = + (b − a)x −
6l 3l 2l
W ax 2 2
= [x + 2b(b − a) − 3b ]
6l
W ax 2
= (x + 2b2 − 2ab − 3b2 )
6l
W ax 2
= (x − b2 − 2ab)
6l
W ax
= − [b(b + 2a) − x2 ]
6l
W ax
= − [(l − a)(l + a) − x2 ]
6l
W ax 2
= − [l − a2 − x2 ]
6l
W ax 2
y = − [l − a2 − x2 ] (4.18)
6l.EI
Tanda negatif menunjukkan defleksi ke bawah.
Untuk defleksi pada C, dengan substitusi x = b ke persamaan di atas:
W ax 2
yC = (l − a2 − b2 )
6l.EI
Defleksi maksimum terjadi di daerah CB karena b > a. Untuk defleksi maksimum,
dy
substitusikan harga dx = 0. Maka dengan menyamakan persamaan 4.17 dengan nol:
Wa
(3x2 − b2 − 2ab) = 0
6l
3x2 − b(b + 2ab = 0
3x2 − (l − a)(l + b) = 0
72 BAB 4. DEFLEKSI BATANG
3x2 − (l2 − a2 ) = 0
2
3x = l2 − a2
r
l2 − a2
x =
3
Untuk defleksi maksimum, substitusikan harga x ini ke persamaan 4.18:
r 2
l2 − a2 l − a2
W ax
ymax = × l2 − a2 −
6l.EI 3 3
r
2 2
W ax l − a 2
= × (l2 − a2 )
6l.EI 3 3
Wa
= √ × (l2 − a2 )3/2
9 3EI.l
Contoh soal 4.2 Sebuah batang dengan penampang seragam dengan panjang 1 m
ditumpu sederhana pada ujung-ujungnya. Batang mendapat beban terpusat W pada
jarak l/3 dari salah satu ujungnya. Carilah defleksi batang di bawah beban.
Jawab.
Diketahui: jarak antara beban dengan ujung kiri (a) = l/3, atau jarak beban dengan
ujung kanan (b) = l - l/3 = 2l/3. Defleksi di bawah beban:
" 2 2 #
W ab 2 W × 3l × 2l
l 2l
= (l − a2 − b2 ) = 3 2
l − −
6EIl 6EIl 3 3
W l3
= 0, 0165
EI
wl
RA = RB =
2
Misalkan suatu penampang X pada jarak x dari B. Kita bisa cari momen bending
pada penampang ini:
wlx wx2
MX = −
2 2
sehingga:
d2 y wlx wx2
EI = −
dx2 2 2
dengan mengintegrasikan persamaan di atas:
dy wlx2 wx3
EI = − + C1 (4.19)
dx 4 6
dy
dimana C1 adalah konstanta integrasi pertama. Kita tahu bahwa x = l/2, maka dx = 0.
Substitusikan harga-harga ini ke persamaan di atas:
2 3
wl l w l wl3 wl3
0 = − + C1 = − + C1
4 2 6 2 16 48
wl3
C1 = −
24
Substitusikan harga C1 ke persamaan 4.19:
wl3
EI.iB =
24
wl3
iB = −
24EI
Tanda negatif artinya tangen A dengan sudut AB adalah negatif atau berlawanan jarum
jam.
Karena simetri maka:
wl3
iA =
24EI
Dengan mengintegrasikan persamaan 4.20 sekali lagi:
74 BAB 4. DEFLEKSI BATANG
3 4
wl3 l wl4 wl4 wl4
wl l w l
EI.yC = − − = − −
12 2 24 2 24 2 96 384 48
5wl4
= −
384
5wl4
yC = −
384EI
tanda negatif menunjukkan defleksi mempunyai arah ke bawah. Persamaan defleksi
dan kemiringan di atas bisa juga dinyatakan dengan beban total yaitu W = wl.
wl3 W l2
iB = iA = − =−
24EI 24EI
dan
5wl4 5W l3
yC = − =−
384EI 384EI
Contoh soal 4.3 Sebuah batang tumpuan sederhana dengan span 6 m memikul beb-
an terdistribusi merata pada keseluruhan panjangnya. Jika defleksi pada pusat batang
tidak melebihi 4 mm, carilah besarnya beban. Ambil E = 200 GPa dan I = 300 × 106
mm4 .
Jawab:
Diketahui: l = 6 m = 6 ×106 mm
yC = 4 mm
E = 200 GPa = 200 × 103 N/mm2
I = 300 × 106 mm4
Defleksi pada pusat batang (yC ):
5wl4 5 × w × (6 × 103 )4
4 = = = 0, 281 w
3846EI 384 × (200 × 103 ) × (300 × 106 )
4
w = = 14, 2 kN/m
0, 281
4.4. METODE INTEGRAL GANDA UNTUK KEMIRINGAN DAN DEFLEKSI 75
Gambar 4.7:
wx x x wlx wx3
MX = RB .x − × × = −
l 2 3 6 6l
d2 y wlx wx3
EI 2 = − (4.23)
dx 6 6l
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:
dy wlx2 wx4
EI = − + C1 (4.24)
dx 12 24l
Integrasi persamaan 4.24 sekali lagi:
wlx3 wx5
EI.y = − + C1 + C2 (4.25)
36 120l
Pada x = 0 maka y = 0. Karenanya C2 = 0. Pada x = l maka y = 0. Substitusikan
harga-harga ini ke persamaan 4.25:
wl 2 wl4 wl4
0 = × l3 − × l5 + C1 l = − + C1 l
36 120l 36 120
wl3 wl3 7wl3
C1 =− − =−
36 120 360
Sekarang substitusikan harga C1 ke persamaan 4.24:
76 BAB 4. DEFLEKSI BATANG
wl w 7wl3 wl3
EI.iA = × l2 − × l4 − =
12 24l 360 45
wl3
iA =
45
Untuk kemiringan pada B, substituiskan x = 0 ke persamaan 4.26:
7wl3
EI.iB = −
360
7wl3
iB = − radian
360
Sekarang substitusikan haraga C1 ke persamaan 4.25:
3 5 !
1 wl l 2 l 7wl3 l
yC = − −
EI 36 2 120l 2 360 2
0, 00651wl4
= −
EI
Defleksi maksimum akan terjadi apabila harga kemiringannya nol. Karena itu de-
ngan menyamakan persamaan 4.26 dengan nol:
1 wl 3 w 5 7wl
ymax = (0, 519l) − (0, 519l) − (0, 519l)
EI 36 120l 360
0, 00652wl4
=
EI
4.4. METODE INTEGRAL GANDA UNTUK KEMIRINGAN DAN DEFLEKSI 77
Contoh soal 4.4 Sebuah batang dengan tumpuan sederhana AB dengan span 4 me-
ter memikul beban segitiga bervariasi dari nol pada B hingga 5 kN/m pada A. Carilah
defleksi maksimum batang. Ambil rigiditas batang sebesar 1, 25 × 1012 N-mm2 .
Jawab:
Diketahui: l = 4 m = 4 ×103 mm
beban pada A = w = 5 kN/m = 5 N/mm
EI = 1, 25 × 1012 N/mm2
SOAL-SOAL LATIHAN
Defleksi Kantilever
Andaikan penampang X pada jarak x dari ujung bebas B, momen bending pada
penampang ini adalah:
MX = −W.x
d2 y
EI 2 = −W.x (5.1)
dx
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:
dy W.x2
EI =− + C1 (5.2)
dx 2
dy
pada x = l, dx = 0. Substitusikan nilai ini ke persamaan di atas:
79
80 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER
W.l2 W.l2
0=− + C1 atau C1 =
2 2
Masukkan harga C1 ke persamaan 5.2, sehingga:
dy W.x2 W.l2
EI =− + (5.3)
dx 2 2
Persamaan di atas merupakan rumus untuk mencari kemiringan pada sembaran titik
pada kantilever. Kemiringan maksimum terjadi pada ujung bebas atau pada x = 0,
sehingga persamaan 5.3 menjadi:
W l2
EI.iB =
2
W l2
iB = radian
EI2
Harga yang positif menunjukkan bahwa tangen pada B yang membuat sudut dengan
AB adalah positif atau searah jarum jam.
Dengan mengintegrasikan persamaan 5.3 sekali lagi, sehingga:
W.x3 W.l2 x
EI.y = − + + C2 (5.4)
6 2
Pada x = l maka y = 0. Substitusikan harga ini ke persamaan di atas, sehingga:
W l3
EI.yB = −
3
W l3
yB = −
3EI
5.2. KANTILEVER DENGAN BEBAN TERPUSAT TIDAK PADA UJUNG BEBASNYA81
Jawab:
Diketahui: b = 120 mm
d = 150 mm
l = 1,8 m = 1,8 ×103 mm
W = 20 kN = 20 ×103 N
E = 200 GPa = 200 ×103 N/mm2
Jawab:
Diketahui: l = 3m = 3 × 103 mm
W = 20 kN = 20 × 103 N
l1 = 2 m = 2 ×103 mm
EI = 8 ×1012 N-mm2
W l13 W l12
yB = + (l − l1 )
3EI 2EI
(20 × 103 ) × (2 × 103 )2
=
3 × (8 × 1012 )
(20 × 103 ) × (2 × 103 )2
(3 × 103 ) − (2 × 103 )
+
2 × (8 × 1012 )
= 6, 7 + 5, 0 = 11, 7 mm
wx2
MX = −
2
d2 y wx2
EI = −
dx2 2
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:
dy wx3
EI =− + C1
dx 6
dy
Jika x = l maka dx = 0. Substitusikan harga ini ke persamaan di atas:
wl3 wl3
0=− + C1 atau C1 =
6 6
Substitusikan harga C1 ke persamaan di atas, sehingga:
dy wx3 wl3
=−
EI + (5.6)
dx 6 6
Ini merupakan persamaan untuk mencari kemiringan pada sembarang titik. Untuk ke-
miringan maksimum, masukkan harga x = 0 pada persamaan 5.6:
wl3
EI.iB =
6
wl3
iB = radian
6EI
Dengan mengintegrasikan persamaan 5.6 sekali lagi:
wx4 wl3 x
EI.y = − + + C2 (5.7)
24 6
Pada x = l maka y = 0. Substitusikan harga ini ke persamaan di atas:
84 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER
wl4
EI.yB = −
8
wl4
yB = −
8EI
wl3 W l2 wl4 W l3
iB = iA = = dan yB = − =−
6EI 6EI 8EI 8EI
Contoh soal 5.3 Sebuah batang kantilever dengan panjang 2 m mendapat beban
terdistribusi merata sebesar 5 kN/m pada keseluruhan panjangnya. Carilah kemiringan
dan defleksi pada ujung bebas batang kantilever. Ambil harga EI = 2, 5 × 1012 N-mm2 .
Jawab:
Diketahui: l = 2 m = 2 × 103 mm
w = 5 kN/m = 5 N/mm
EI = 2,5 ×1012 N-mm2
wl3 5 × (2 × 103 )3
iB = = = 0, 0027 rad
6EI 6 × (2, 5 × 1012 )
wl4 5 × (2 × 103 )4
y = = = 4, 0 mm
8EI 8 × (2, 5 × 1012 )
5.4. KANTILEVER TERBEBANI SEBAGIAN DENGAN BEBAN TERDISTRIBUSI MERATA85
wl13
iC = rad
6EI
wl13
iB = iC =
6EI
dan
wl14
yC =
8EI
W l14 W l13
yB = yC + iC (l − l1 ) = + (l − l1 )
8EI 6EI
l 4 l 3 7wl4
Jika l1 = 2l , yB = w w l
8EI 2 + 6EI 2 × 2 = 384EI
Contoh soal 5.4 Sebuah batang kantilever dengan panjang 2,5 m mendapat beban
terdistribusi sebagian sebesar 10 kN/m sepanjang 1,5 m dari ujung tetap. Carilah kemi-
ringan dan defleksi pada ujung bebas batang kantilever. Ambil harga rigiditas fleksural
sebesar 1, 9 × 1012 N-mm2 .
86 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER
Jawab:
Diketahui: l = 2,5 m = 2, 5 × 103 mm
w = 10 kN/m = 10 N/mm
l1 = 1,5 m = 1, 5 × 103 mm
EI = 1,9 ×1012 N-mm2
wl14 wl13
y = + [l − l1 ]
8EI 6EI
10 × (1, 5 × 103 )4 10 × (1, 5 × 103 )3
= 12
+
8 × (1, 9 × 10 ) 6 × (1, 9 × 1012 )
× (2, 5 × 103 ) − (1, 5 × 103 )
= 3, 3 + 3 = 6, 3 mm
Gambar 5.5:
Gambar 5.6:
3. Kemudian cari kemiringan dan defleksi karena beban tersebut seperti telah dije-
laskan pada seksi 5.3 dan 5.4.
4. Kemudian kemiringan pada B adalah sama dengan kemiringan karena beban total
dikurangi dengan kemiringan karena beban tambahan.
5. Dengan cara yang sama, defleksi pada B adalah sama dengan defleksi karena
beban total dikurangi dengan defleksi karena beban tambahan.
Gambar 5.7:
Jawab:
Diketahui: b = 75 mm
d = 200 mm
w = 20 kN/m = 20 N/mm
l = 2 m = 2 × 103 mm
l1 = 1 m = 1 × 103 mm
E = 200 GPa = 200 ×103 N/mm2
Kemiringan pada B
bd3 75 × (200)3
I= = = 50 × 106 mm4
12 12
88 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER
wl3 w(l − l1 )3
iB = −
6EI 6EI
20 × (2 × 103 )3 20[(2 × 103 ) − (1 × 103 )]3
= −
6 × (200 × 103 ) × (50 × 106 ) 6 × (200 × 103 ) × (50 × 106 )
= 0, 00267 − 0, 000333 = 0, 00234 rad
Defleksi pada B
Gambar 5.8:
1 wx x wx3
MX = − × ×x× =−
2 l 3 6l
5.6. KANTILEVER DENGAN BEBAN BERVARIASI SECARA GRADUAL 89
d2 y wx3
EI
2
= − (5.9)
dx 6l
Dengan mengintegrasikan persamaan di atas:
dy wx4
EI =− + C1 (5.10)
dx 24l
dy
Pada x = l maka dx = 0. Substitusikan harga ini ke persamaan di atas:
wx4 wl3
0=− + C1 atau C1 =
24l 24
sehingga:
dy wx4 wl3
=−
EI + (5.11)
dx 24l 24
Ini merupakan persamaan untuk mencari kemiringan pada sembarang titik. Kemiring-
an maksimum akan terjadi pada ujung bebas dimana x = 0, sehingga kemiringan mak-
simum:
wl3
EI.iB =
24
wl3
iB = radian
24EI
Dengan mengintegrasikan persamaan 5.13:
wx5 wl3 x
EI.y = − + + C2 (5.12)
120l 24
Pada x = l maka y = 0. Masukkan harga ini ke persamaan di atas:
wl4
EI.yB = −
30
wl4
yB = −
30
Contoh soal 5.6 Sebuah kantilever mempunyai span memikul beban segitiga dari
intensitas nol pada ujung bebas hingga 100 kN/m pada ujung tetap. Carilah kemiringan
dan defleksi pada ujung bebas. Ambil I = 100 × 103 mm4 dan E = 200 GPa
90 BAB 5. DEFLEKSI KANTILEVER
Jawab:
Diketahui: l = 2 m = 2 × 103 mm
w = 100 kN/m = 100 N/mm
I = 100 ×106 mm4
E = 200 GPa = 200 × 103 N/mm2
SOAL-SOAL LATIHAN
2. Sebuah kantilever dengan lebar 150 mm dan tinggi 200 mm menonjol dengan
panjang 1,5 m dari dinding. Carilah kemiringan dan defleksi kantilever pada
ujung bebas jika ia mendapat beban terpusat sebesar 50 kN pada ujung bebasnya.
Ambil E = 200 GPa.