Anda di halaman 1dari 3

PENYAJIAN KRITIK MUSIK

(SENI BUDAYA)

Oleh :

I Gusti Agung Krisna Swadistana

XII MIPA 8 / 05

SMA NEGERI 1 SINGARAJA


TAHUN AJARAN 2021
Pendahuluan
Lagu yang berjudul “Ngantosang Walesan” yang dipublikasikan pada tanggal 18 Mei
2020,” ciptaan Ketut Wisnawa ini, berlokasi di panggung Ardha Candra Art Centre, Denpasar
Bali. Pengisi acara dalam video tersebut yaitu Chelsea Audini Mellinea bersama Gita Mahardika
SMA Negeri 1 Singaraja band yang merupakan band pengiring. Alat musik yang digunakan yaitu
led gitar, bassis, drum, keyboard, gangsa, dan reongan. Bentuk penyajiannya adalah instrumental
yaitu band. Aliran/genre musiknya adalah musik kolaborasi. Kondisi panggung pada penyajian
video tersebut sangat baik dan juga luas. Lighting nya cukup, penempatan band juga sudah rapi,
konstum juga selaras, dan penampilannya sangat bagus dan nyaman dilihat serta di dengar. Dalam
mengamati musik memiliki beberapa komponen yang mungkin dinilai seperti Keindahan,
Kerapian, Dinamis, Harmonis, Instrumen, Komposisi, dan Pengolahan Bunyi serta Waktu.
Sebagai pendengar pastinya selalu melihat beberapa aspek tersebut untuk menentukan baik
buruknya kualitas suatu musik.

Deskripsi
Judul music : Ngantosang Walesan
Nama Penyanyi : Chelsea Audini Mellinea Nama Pengarang : Ketut Wisnawa
Durasi : 6:02 Tahun Rilis : 2018
Aransemen : Ketut Wisnawa
Penerbit : STUDIO 8 SINGARAJA CHANNEL (Youtube)
Lagu yang berjudul Ngantosang Walesan merupakan buah karya dari Ketut Wisnawa.
Lagu ini dibawakan oleh Chelsea Audini Mellinea siswi SMA Negeri 1 Singaraja pada Pesta
Kesenian Bali tahun 2018 bertempat di panggung Ardha Candra Art Centre Denpasar Bali. Lagu
Ngantosang Walesan merupakan lagu pop Bali kategori remaja yang mengkisahkan kisah asmara
seperti cinta bertepuk sebelah tangan. Cinta yang sebelumnya tumbuh dari dua insan yang di
mabuk asmara namun tidak pernah ada kepastian yang dirasakan di hati si gadis, karena rasa rindu
yang disampaikan lewat pesan media sosial seperti sms, BBM tidak pernah mendapat balasan
dengan baik dari kekasihnya. Band Pengiring dari penampilan dalam video berasal dari siswa
SMA Negeri 1 Singaraja yang tergabung dalam ekstra musik Gita Mahardika dengan personilnya
Yona (lead gitar), Rizky (bassis), Rama (drum), Ravindra (Keyboard), Lanang (gangsa), Mang
Hendri (Gangsa), Angga Erik (Reongan), Ryan (reongan). Jika dilihat dari lightning panggung,
tidak lah terlalu mewah malah pemain musik seperti drum yg berada dibelakang sedikit gelap.
Musik ini bergenre musik kolaborasi antara music tradisonal dengan modern yg menghasilkan
suara baru yg khas.
Analisis Formal
Lagu berjudul “Ngantosang Walesan” merupakan kolaborasi dari musik tradisional dan
musik modern. Jika dilihat dari aransemennya, musik modern lah yang mendominasi permainan.
Musik tradisional hanya menjadi nada pokok dan pengharmonis. Teknik permainan antara musik
modern dan daerah juga cukup berbeda jika dilihat dari masing-masing cara bermainnya.
Kemampuan pemain dalam memainkan alat musiknya bagus dan menghayati. Musikalitas setiap
pemain sudah baik serta dalam mengekspresikan musik yang dibawakan juga bagus dan sangat
menghayati. Keharmonisan musim juga sangat bagus dan juga balance. Intonasi lagu yang
dibawakan sangat merdu dan nyaman didengar. Selain itu perbedaan power pemain gangsa
cukup jauh,dimana pemain gangsa sangsih memiliki power yg lebih mendominasi dan terdengar
lebih keras dibanding gangsa polos
Interpretasi
Dalam penyajian musik kolaborasi yang dibawakan sangat bagus, perpaduan alat musik
moern dan tradisional membuat nilai artistik dalam lagu meningkat, yang bisa membuat para
penonton berkesan karena kolaborasi yang dibawakan. Ini menjadi ciri khas musik band Bali
yang dapat dipadukan antara alat musik modern dan tradisional. Pastinya dari alat musik modern
menyesuaikan tangga nada gong musik bali yang digunakan agar nada suaranya menjadi satu
dan harmonis.
Evaluasi
Lagu karya Ketut Wisawa ini mempunyai nilai estetik yg tinggi karena penyaiannya yg
sedikit kompleks namun menghasilkan aransemen yg sangat harmonis. Selain daripada itu
mungkin ada beberapa evaluasi dari pendengar (saya) dalam musik kolaborasi tersebut :
- Penampilan penyanyi dalam gerak tari sedikit kaku, dan gerakannya kurang kreasi seperti
menghafal gerakan.
- Suara penyanyi kadang tidak terdengar karena suara band yang lebih keras. Hal tersebut
mungkin dikarenakan frekuensi antara perbedaan power dari pemain musik tradisional
(gangsa) ini cukup mendominasi sehingga suara penyanyi kadang terdengar kadang tidak
terdengar
- Pencahayaan pada band kurang terang sehingga pemain drum tidak begitu jelas terlihat.
- Selain itu juga mungkin gerakan para penari agar lebih mendalami lagu sehingga dapat
menguasai makna dari lagu itu sendiri dan dapat ditarikan tanpa ragu dalam menarikannya
seperti menghafal

Anda mungkin juga menyukai