Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Wr.

Wb

Selamat pagi dan salam sejahtera buat kita semua

Yth. Komandan made widiadnyani selaku ketua pelaksana sol 2021

Yth. Seluruh komandan panitia yg tdk bisa saya sebutkan satu persatu,

serta seluruh prada-prada yang saya banggakan.

Pertama – tama izinkan saya menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang setinggi – tingginya
kepada komandan2 acar sol 2021 yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
meyampaikan orasi mengenai tri dharma perguruan tinggi [dalam acara terhormat ini.

Suatu kehormatan dan kebanggaan sekaligus bagi saya selaku pembicara orasi dalam momentum
istimewa ini serta bagi saya dan kawan kawan lainnya.

Hadirin yang terhormat,=

Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem pendidikan nasional. Keberadaannya dalam
kehidupan bangsa dan negara berperan penting melalui penerapan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Saat ini kesadaran mahasiswa akan tanggung jawabnya dalam menjalankan Tri
Dharma Perguruan Tinggi semakin menurun. Tri dharma perguruan tinggi sebagai salah
satu pondasi dan dasar tanggung jawab yang dipanggul mahasiswa (sebagai bagian dari
perguruan tinggi) harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama. Dengan kondisi
Indonesia yang mulai memprihatinkan, sebagai mahasiswa baru perlu mengetahui dan
menyadari salah satu pedoman untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam rangka
menjawab tantangan negara dan bangsa Indonesia di masa depan.
Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi
kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual. Adapun Tri Dharma Perguruan tinggi
itu sendiri meliputi :
1.      Pendidikan.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa yang menduduki 5% dari populasi warga
negara Indonesia berkewajiban meningkatkan mutu diri secara khusus agar mutu bangsa pun
meningkat pada umumnya dengan ilmu yang dipelajari selama pendidikan di kampus sesuai
bidang keilmuan tertentu. Mahasiswa dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan sehingga ketika mahasiswa melakukan segala kegiatan dalam hidupnya,
semua harus didasari pertimbangan rasional, bukan dengan adu otot. Itulah yang disebut
kedewasaan mahasiswa.
2.       Penelitian dan Pengembangan
3.       Pengabdian pada Masyarakat

Kinerja tenaga pendidik dan kependidikan belum optimal yang disebabkan oleh :

(a) Profesionalisme dan tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan belum sesuai
dengan tantangan peningkatan mutu;
(b) Kemampuan meneliti dosen masih bervariasi disebabkan oleh jenjang pendidikan yang dicapai
tenaga pendidik dan kependidikan berbeda-beda;

(c) Sarana dan prasarana perguruan tinggi juga kurang mendukung kegiatan penelitian bagi dosen.

3. Manajemen perguruan tinggi belum tertata dengan baik karena masihl lemahnya komitmen
birokrat danpengelola pendidikan tinggi untuk mencapai keunggulan. Selain itu kurangnya
kecakapan pengelola pendidikan tinggi dengan spektrum tugas maupun masalah pendidikan yang
semakin kompleks, dan masih terdapat pengelola pendidikan tinggi yang tidak memiliki latar
belakang disiplin ilmu pendidikan.

4. Kualitas lulusan perguruan tinggi belum optimal dikarenakan : (a) Belum adanya sinkronisasi
antara kebijakan pendidikan, kualitas lulusan dan dunia kerja; (b) Kurikulum perguruan tinggi lebih
menekankan pada pengembangan otak kanan (sains) dan kurang mengembangkan otak kiri untuk
inisiatif, kreatif, apresiasi seni, dan kemampuan normatif atau kecerdasan menyeluruh (holistik)
sehingga menurunnya moral, budi pekerti dan rasa toleransi di kalangan peserta didik dan generasi
muda; (c) Dalam kancah perguruan tinggi sangat jarang ditemui lokakarya yang mengarah pada
kualitas lulusan yang dikehendaki user.

Saran-saran

1 Perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar kualitas
baku sebuah perguruan tinggi, berdasarkan visi, misi atau mandatnya. Oleh karena itu perguruan
tinggi membutuhkan pengembangan suatu sistem pengelolaan yang mencakup perencanaan,
pengadaan, pendataan, pemanfaatan, pemeliharaan, penghapusan, serta pemutahiran semua
sarana dan prasarana. Untuk itu Perguruan Tinggi harus: a. Memiliki panduan khusus mengenai
kelengkapan dan kecukupan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk sistem klasifikasi,
inventarisasi dan informasi keberadaannya; b. Memiliki sistem pengelolaan yang menjamin adanya
akses yang lebih luas terutama bagi mahasiswa dan dosen melalui penerapan model-model resource
sharing; c. meniliki bentuk kepemilikan lain seperti sewa, pinjam atau hibah harus dinyatakan dalam
surat kesepakatan antara perguruan tinggi dan pihak terkait dengan kepastian hukum yang jelas.

2 Perguruan tinggi perlu meningkatkan kinerja tenaga pendidik dan kependidikan yang dapat
dilakukan dengan: (a) Mengalokasikan dana penelitian agar tenaga pendidik dan pendidik
termotivasi penelitian. b) Secara bertahap dilakukan peningkatan di bidang kesejahteraan.

3 Para pengelola pendidikan tinggi disarankan untuk: (a) terus menerus meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan serta menguasai ilmu manajemen pendidikan; (b) melakukan
perubahan mindset dalam bentuk tata kelola baru sesuai dengan konsep penjaminan mutu
pendidikan tinggi; (c) Menyiapkan manajemen yang adaptif dan berorientasi pada kebutuhan
customer.

4 Untuk menghasilkan out put dan out come yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan
penyediaan tenaga kerja terampil dan siap melaksanakan pekerjaan di lapangan, maka perguruan
tinggi perlu: (a) melakukan secara berkala mengkaji ulang formulasi kurikulum yang diberlakukan
untuk rekonstruksi dan redesain kurikulum sehingga pergururan tinggi mampu eksis dan survive
dalam akselerasi kehidupan yang serba tak teramalkan (unpredictable); (b) melakukan penjaringan
informasi dari pengguna (stakeholder), berbagai asosiasi penyedia lapangan kerja dan para
pengusaha yang akan memakai para lulusan yang dihasilkan agar diperoleh kualifikasi atau jenis
keterampilan/keahlian yang banyak dibutuhkan oleh pemakai tenaga kerja (c) melakukan jaringan
kerja (networking) dengan lembaga pendidikan lain yang telah menerapkan lingkar mutu (quality
loap) (d) bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri secara sinergisuntuk melahirkan
lulusannya menjadi calon-calon tenaga kerja yang memiliki profesionalisme tingggi; (e) Pendidikan
tinggi harus memiliki standar output yang terjamin.

5. Kemendiknas melalui lembaga pendidikan dapat menyempurnakan kurikulum yang membumi


agar muatan kurikulum dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik, orang tua dan masyarakat
sehingga para lulusan memiliki kualifikasi keahlian sebagaimana dituntut oleh dunia kerja

Anda mungkin juga menyukai