Disintegrasi Bangsa Artikel Ilmiah
Disintegrasi Bangsa Artikel Ilmiah
1|Page
so that this nation can be a soft target for such colonized earlier time before
Indonesia's independence. With the Unity in Diversity, diversity Nations meaningful
able to be at the root of diversity in unifying the nation. And, until finally confirmed
as the unity in diversity of our country's motto, which is unity in diversity. The motto
is exactly what makes the existence of Pancasila will never fade. Never die by
modernization and globalization is very hard.
2|Page
A. Pendahuluan
3|Page
gangguan dari dalam juga timbul dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang
idiologis. Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya konflik yang
bernuansa SARA, munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri dari
NKRI akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan. Nasionalisme
yang merupakan jati diri bangsa yang kukuh sejak dulu pun kini mulai luntur.
Asas persamaan digerogoti oleh ketidakadilan pengalokasian kekayaan yang
tidak berimbang antara pusat dan daerah selama ini. Menurut Aristoteles,
persoalan asas kesejahteraan yang terlalu diumbar, merupakan salah satu sebab
ancaman disintegrasi bangsa, di samping instabilitas yang diakibatkan oleh para
pelaku politik yang tidak lagi bersikapnetral. Meskipun barangkali filosof
politik klasik Aristoteles dianggap usang, namun bila dlihat dalam konteks
masa kini, orientasinya tetap bisa dijadikan sebagai acuan. Paling tidak untuk
melihat sebab-sebab munculnya disintegrasi bangsa. Maka menyikapi berbagai
kasus dan tuntutan yang mengemuka dari berbagai daerah sudah barang tentu
diperlukan konsekuensi politik dan legitimasi bukan janji-janji sebagaimana
yang dikhawatirkan oleh banyak kalangan.
Kondisi bangsa ini juga semakin menunjukkan perilaku tidak terpuji dan
tidak menghargai budaya bangsa yang tidak berdasarkan nilai-nilai dalam
Pancasila. Perilaku tidak terpuji tersebut antara lain memudarnya sikap
kebhinekaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Di
samping itu perilaku anarkisme dan ketidakjujuran marak di kalangan peserta
didik. Seperti tawuran, menyontek dan plagiarisme. Di sisi lain banyak terjadi
penyalahgunaan wewenang oleh para pejabat negara sehingga korupsi semakin
4|Page
merajalela di hampir semua instansi pemerintah. Perilaku-perilaku tersebut,
menunjukkan bahwa bangsa ini telah terbelit oleh rendahnya moral, akhlak atau
karakter.
Bahaya disintegrasi bangsa masih menghantui bangsa ini mengingat
pemerataan ekonomi dan pembangunan belum tercapai sepenuhnya. Para
pemimpin Indonesia masih asyik bermain di panggung politik sehingga
berbagai permasalahan mendasar bangsa ini seolah terlupakan. Dalam kondisi
demikian, masyarakat Islam Indonesia yang berada jauh dari akses informasi
akan mudah dibuai dan terbujuk oleh pemahaman perlunya mendirikan sebuah
negara Islam di Indonesia.
5|Page
Dan memberi informasi pada pembaca bahwa dasar negara kitalah yang
nantinya akan menyelamatkan kita dari ancaman disintegrasi.
B. Metodologi
6|Page
suatu jiwa maya asas spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk ari
persamaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan yang telah dibuat dan
bersedia dibuat lagi pada masa depan (Ernest Renan,1825-1892).
7|Page
pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi
ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan
terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu adanya
penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman masalah
agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara
berkesinambungan.
e. Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk
menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam
bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat
yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan
menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak
sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada
pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang
akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam
pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan
pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi
membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet
koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti
dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
f. Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan
sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan
sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya
dengan masyarakat miskin dan adanya praktek KKN.
g. Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia
merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana.
Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama dengan
daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni
konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok
yang relatif terbelakang.
8|Page
h. Pertahanan Keamanan. Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari
aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari seluruh permasalahan aspek
asta gatra itu sendiri. Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan Polri
akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh
penguasa sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan
sebagai alat pertahanan dan keamanan negara.
Masalah disintegrasi bangsa merupakan masalah yang sangat
mengkhawatirkan kelangsungan hidup bangsa ini. Bangsa Indonesia yang kaya
dengan keragaman yang dimiliki masyarakatnya menempatkan dirinya sebagai
masyarakat yang plural. Masyarakat yang plural juga berpotensi dan sangat
rentan terhadap kekerasan etnik, baik yang dikonstruksi secara kultural
maupun politik. Bila etnisitas, agama, atau elemen premordial lain muncul di
pentas politik sebagai prinsip paling dominan dalam pengaturan negara dan
bangsa, apalagi berkeinginan merubah sistem yang selama ini berlaku, bukan
tidak mungkin ancaman disintegrasi bangsa dalam arti yang sebenarnya akan
terjadi di Indonesia.
Jean Jacques Rousseau dalam bukunya Du Contract Social ou Principes
du droit politique, melihat bahwa hubungan individu dan negara harus
didasarkan pada kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama. Adanyavolunte
generale (kehendak umum) yang merupakan cikal bakal masyarakat sipil.
Integrasi dimulai dari kontrak sosial dan kesepakatan bersama, sedangkan
disintegrasi dapat terjadi ketika kontrak sosial dan kesepakatan bersama mulai
dilanggar. Kontrak sosial bersifat terbuka dan relatif, hal ini akan kehilangan
legitimasi, ketika sadar atau tidak, rela atau terpaksa, kesepakatan bersama
sudah tidak ada lagi (Rousseau: 1762).
9|Page
sudah menjadi sebuah hakikat bahwa masyarakat akan senantiasa berubah dan
berkembang (Kansil, 2000).
Menurut argumentasi Nasikun struktur masyarakat Indonesia ditandai
oleh dua ciri yang bersifat unik, yaitu:
(1) Secara horisontal, mereka ditandai kenyataan (realitas) adanya kesatuan-
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan kedaerahan.
(2) Secara vertikal masyarakat Indonesia ditandai oleh perbedaan vertikal
antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam (Nasikun, 1993:
28).
Struktur masyarakat Indonesia yang demikian beranekaragam, membawa
akibat pada kerentanan meletusnya fenomena konflik atau friksi. Namun, berkat
Pancasila yang fleksibel harusnya benih-benih konflik atau friksi tersebut dapat
dicegah. Sehingga, integrasi nasional murni dan berkelanjutan akan langgeng
terpelihara.
C. Pembahasan
Secara sadar kita harus mengakui bahwa pasca reformasi telah terjadi
ancaman disintegrasi bangsa yang mencakup lima wilayah.
10 | P a g e
Pertama. Kekerasan memisahkan diri di Timor-Timor setelah jajak
pendapat tahun 1999 yang pada akhirnya lepas dari NKRI, di Aceh sebelum
perundingan Helsinki dan beberapa kasus di Papua.
Ketiga. Kekerasan yang terjadi dalam skala kota dan berlansung beberapa
hari seperti peristiwa Mei 1998, huru-hara anti Cina di Tasikmalaya,
Banjarmasin, Situbondo dan Makassar.
11 | P a g e
keberagaman dalam berbagai perbedaan sekaligus menumbuhkembangkan rasa
persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI.
12 | P a g e
Indonesia, dimana di negeri kita terdapat beragam suku bangsa Indonesia,
seperti suku Jawa, suku Madura, suku Bali, dan lain sebagainya.
13 | P a g e
salah satu khazanah luhur Bangsa yang memang sudah selayaknya menjadi
warisan Bangsa. Bukan Indonesia namanya jika tidak mampu bergulat dengan
keadaan yang multi dimensional. Dimana di Indonesia memang menyimpan
beragam kekayaan budaya yang tak lain merupakan rangkaian rantai yang
didalamnya terdapat keberagaman masyarakat Indonesia.
Dan Indonesia disatukan dalam satu wadah, yakni unity in diversity yang
memang menjadi salah satu tempat mewadahi segala perbedaan yang menyebar
di Negeri ini. Dan hingga akhirnya unity in diversity dikukuhkan menjadi
semboyan Negara kita, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Eksistensi pancasila juga
tidak pernah pudar. Tak pernah mati mesti arus modernisasi dan globalisasi
sangat keras.
14 | P a g e
Kesimpulan
Saran
15 | P a g e
Daftar Pustaka
Buku
Handoyo, Eko, dkk. 2010. Pancasila dalam Perspektif Kefilsafatan dan Praksis.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kansil, C. S. T. 2000. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: Pradnaya
Paramita.
Nasikun. 1993. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rousseau, Jean-Jacques dan Lacroix, Pierre Firmin De. 1762. Du contrat social ou
Principes du droit politique. Paris: Marc. Michel Rev.
Merriam. 1994. Webster's New Encyclopedic Dictionary Hardcover. Black Dog &
Leventhal Pub.
Internet
(Tanpa Nama). (Tanpa Tahun). RUU Kamnas: Integrasi atau Disintegrasi Bangsa.
http://s1sosiologi.fisip.unsoed.ac.id/content/ruu-kamnas-integrasi-atau-
disintegrasi-bangsa. [02 Agustus 2012]. Tanggal akses: 20/09/2014 pukul:
10.00.
16 | P a g e
Darmawan, Andreas Adi, dkk. 2010. Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman
Disintegrasi Bangsa Sebagai Rasa Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/pencegahan-dan-
penanggulangan-ancaman-disintegrasi-bangsa-sebagai-rasa-persatuan-
indonesia-atas-dasar-bhinneka-tunggal-ika/. [23 November 2010]. Tanggal
akses: 21/09/2014 pukul: 19.04.
17 | P a g e