Anda di halaman 1dari 6

[Type here] [Type here] [Type here]

5 Skill Disruptif Utama Inovator


penjelasan singkat masing-masing skill dan contohnya

1. Associating
Apa itu Associating
Associating merupakan skill menghubungkan hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan. Dalam konteks
inovator, skill ini berarti menghubungkan berbagai ide di dalam pikiran sendiri atau pikiran orang lain.
Hubungan-hubungan mengejutkan yang bagus dari ide-ide ini akan menjadi ide inovatif baru untuk bisnis
terkait.

Dimana Associating terjadi?


Ide inovatif biasanya tumbuh di persimpangan antara pengalaman dan budaya yang beragam. Frans
Johansson mencetuskan istilah “Efek Medici” untuk menggambarkan percikkan inovasi yang terjadi di
area geografis karena ide-ide baru yang menyatu. Berdasarkan sejarah, ide-ide brilian muncul di tempat
beragam manusia dari berbagai latar belakang budaya dan keilmuan berkumpul seperti Mekkah dan
Baghdad. Oleh karena itu, negara dan komunitas di zaman sekarang berusaha untuk menciptakan banyak
situasi yang menyatukan manusia dan ide yang sangat beragam seperti Silicon Valley, dan TED
(Technology, Design, Entertainment).

Bagaimana Associating bekerja?


Associating merupakan fungsi dasar otak manusia dalam menyimpan ingatan. Ingatan disimpan
berdasarkan hubungan satu ingatan dengan yang lain. Semakin beragam pengetahuan yang disimpang
otak, maka semakin banyak hubungan yang tercipta saat ada informasi baru yang diterima. Informasi baru
ini lah yang memercik ide-ide baru. Associating merupakan skill yang dapat dilatih dengan
mempraktekkan questioning, observing, networking, dan, experimenting. Penggunaan empat skill
inovator yang lain ini juga membawa perbedaan pada associating yang menghasilkan ide yang cemerlang
dan associating “kosong” yang menghasilkan ide aneh dan tidak bermanfaat.

Cara Para Inovator Melakukan Associating


Terdapat 3 hal yang terjadi dalam dinamika pikiran inovator yang membawa mereka untuk
menghubungkan berbagai pengalaman beragam sehingga menghasilkan ide bisnis disruptive.

MEMBUAT KOMBINASI ANEH. Para inovator senang untuk menghubungkan hal-hal yang sama sekali
berbeda dan menghasilkan kombinasi yang aneh dan tidak masuk akal. Tapi, dari berbagai hasil aneh
itulah inovator mendapatkan ide bisnisnya.

BERPIKIR MENYELURUH DAN MENDETAIL. Para inovator memiliki kapabilitas untuk dapat melihat
masalah secara menyeluruh, umum, dan garis besar. Bertolak belakang dengan itu, para inovator juga
dapat melihat masalah secara sangat mendetail.

MENGUMPULKAN IDE. Para inovator senang untuk mengumpulkan ide darimana pun. Linus Pauling
mengatakan bahwa cara terbaik untuk mendapatkan ide bagus adalah dengan memiliki banyak sekali ide.
[Type here] [Type here] [Type here]

“T-Shaped” Expertise
“T-shaped” mengacu pada orang yang memiliki keahlian mendalam di salah satu bidang dan memiliki
keahlian umum di banyak bidang lainnya. Orang seperti ini dapat melakukan dua cara untuk menemukan
asosiasi inovatif: (1) memasukkan ide dari bidang lain ke bidang keahliannya, dan (2) mengeluarkan ide
dari bidang keahliannya ke bidang lain yang ia ketahui secara dangkal.

Tempat Ideal bagi Ide Brilian


Ide dapat muncul ketika seorang inovator sedang berkonsentrasi penuh dalam melakukan QONE
(Questioning, Observing, Networking, Experimenting). Tapi, sering pula ide muncul ketika inovator sedang
berada dalam keadaan santai. Ide dapat muncul jika kita memberikan ruang baginya untuk “mendidih”
(mengutip Greene). Keadaan santai ini bisa berupa berdiam diri, meditasi, mandi, dan bahkan tidur.

Tips untuk Mengembangkan Skill Associating


MEMAKSAKAN ASOSIASI BARU. Kita dapat mengambil buku acak yang ada di depan mata kita, atau
membaca halaman internet acak yang dapat kita temui, kemudian memaksakan apapun yang kita baca
tersebut untuk berhubungan dengan proyek atau pekerjaan yang sedang kita lakukan. Dengan memiliki
banyak sekali asosiasi meskipun terpaksa, ide-ide baru dapat muncul.

MEMPOSISIKAN DIRI SEBAGAI PERUSAHAAN LAIN. Jika kita mengalami kebuntuan dalam mencari ide,
kita dapat pula memposisikan diri sebagai perusahaan lain, baik itu competitor maupun perusahaan yang
sama sekali tidak berhubungan.

MEMBUAT METAFORA. Hal ini berarti menganalogikan sebuah produk atau jasa perusahaan menjadi
sebuah barang atau kegiatan lain yang berhubungan ataupun tidak berhubungan.

MEMBUAT KOTAK “PENASARAN”. Hal ini artinya mengumpulkan barang-barang aneh dan unik dalam
satu kotak sehingga dapat kita lihat kembali ketika kita membutuhkan inspirasi.

METODE SCAMPER. SCAMPER adalah singkatan dari substitute, combine, adapt, magnify-minimize-
modify, put-to-other-use, eliminate, dan reverse-rearrange. Konsep-konsep ini dapat digunakan untuk
memberikan perspektif baru dalam melihat sebuah masalah.

Contoh Kasus Associating – Spongebob Squarepants


“If nautical nonsense be something you wish.” Stephen Hillenburg, pencipta Spongebob Squarepants
merupakan seorang pengajar sains laut dan seorang animator. Ia memegang pendidikan sains laut sebagai
jurusan utama dan seni sebagai jurusan minor. Spongebob Squarepants merupakan contoh dari
memasukkan ide dari bidang keahlian (sains laut) ke dalam bidang lain yang dikuasai secara umum (seni
dan kartun).
[Type here] [Type here] [Type here]

2. Questioning
Apa itu Questioning
Questioning atau bertanya adalah cara inovator bekerja. Questioning adalah cara inovator bisa mengerti
tentang suatu hal(what is)dan apa yang mungkin terjadi (what might be). Bertanya membantu para
inovator untuk me-reframe suatu masalah dan melihat masalah tersebut dengan lebih jelas. Bertanya
sangat berpotensi untuk menghasilkan insight yang baik. Sebagaimana yang akan dijelaskan berikutnya,
Questioning harus dilakukan dengan pertanyaan yang tepat. Menanyakan pertanyaan yang tepat lebih
penting daripada menemukan jawaban dari suatu pertanyaan yang kurang tepat.

Menanyakan Pertanyaan Disruptive


Disruptive artinya mengacaukan atau mencabut dari akar. Untuk menanyakan pertanyaan disruptif,
inovator kerap mempertanyakan common wisdom (pengetahuan dan akal sehat umum). Untuk
melakukan hal tersebut, ada beberapa Langkah yang dilakukan inovator:

MENENTUKAN BATAS DEFINISI. Inovator selalu mempertanyakan segala hal di dunia ini. Mereka tidak
pernah memegang teguh suatu pengetahuan dan selalu bergantung di antara (1)“mengerti terhadap
pengetahuan itu” dan (2) meragukan pengertian dan pengetahuan mereka terhadap hal tersebut. Karena
itu, inovator selalu memperbarui pengetahuan mereka terhadap suatu hal sebelum mengacaukannya
(disrupsi)

Taktik#1 Menanyakan pertanyaan “Apa” (What is). Inovator selalu memulai dengan pertanyaan
“Apa” untuk memperoleh pengertian atau bentuk dari suatu produk atau masalah

Taktik#2 Menanyakan pertanyaan “Karena apa” (What cause). Inovator selanjutnya menanyakan
pertanyaan kausal yang mencari tahu alasan suatu produk atau masalah bisa terbentuk.

MENGACAUKAN BATAS DEFINISI. Setelah memahami batas definisi suatu produk atau masalah, inovator
akan mendobrak dan mengacaukan semua batas definisi tersebut.

Taktik#3 Menanyakan pertanyaan “Mengapa” dan “Mengapa Tidak” (Why, Why not). Pertanyaan
ini membongkar hal-hal fundamental yang menjadi dasar awal terbentuknya suatu produk atau
masalah, dan kemudian menawarkan “alternatif” lain untuk dasar tersebut.

Taktik#4 Menanyakan pertanyaan “Bagaimana kalau” (What if). Mirip dengan pertanyaan
“mengapa”, pertanyaan “bagaimana kalau” membuka ruang untuk alternatif dan subsitusi produk
atau masalah yang sebelumnya mungkin tidak pernah terpikirkan. Pertanyaan ini dapat bersifat
memberikan constraint yang dapat merangsang kreativitas. Pertanyaan ini juga dapat bersifat
melepaskan constraint yang sebenarnya tidak berperan (semu).

Jangan Hanya Melempar Api


Kegiatan Questioning memang dibutuhkan dalam berinovasi. Namun, bertanya saja tidak cukup untuk
menghasilkan inovasi. Tanpa disertai dengan Observing, Networking, dan Experimenting, Questioning
hanya akan menjadi aksi melempar api (masalah) baru tanpa ada penyelesaiannya.

Contoh Kasus Questioning – Jenius


Jenius merupakan contoh kasus ketika para inovator mempertanyakan fungsi fundamental suatu layanan
dan berusaha mendobraknya dengan mengajukan pertanyaan “Mengapa tidak”. Jenius merupakan
[Type here] [Type here] [Type here]

manifestasi dari kata-kata Bill Gates di tahun 1994 “Banking is necessary, banks are not”. Pada inovator
bertanya hal-hal fundamental tentang proses perbankan, dan dengan bertanya “mengapa tidak”,
menemukan bahwa begitu banyak proses perbankan yang kini sudah dapat dilakukan tanpa kunjungan
pemilik rekening ke bank fisik. Bertajuk “Banking Reinvented”, Jenius memungkinkan penggunanya untuk
membuka rekening tanpa harus ke bank dan tanpa mengeluarkan buku rekening.

3. Observing
Observing disini berarti memperhatikan dunia dan cara dunia atau suatu hal bekerja.

Rangka Kerja Observing: Temukan “Tugas” dan Cara yang Lebih Baik untuk Melakukannya
Para inovator kerap memperhatikan para konsumen, klien, atau karyawan mereka bekerja atau
melakukan aktifitas, dan kemudian menemukan “tugas” yang sebenarnya berusaha dilakukan. Kegiatan
yang memiliki tujuan yang jelas dapat mengandung tujuan sebenarnya yang tak dapat dilihat secara kasat
mata atau tanpa cara berpikir yang tepat. Setelah inovator menemukan tujuan utama dari suatu kegiatan
atau proses tersebut, mereka akan mencari cara untuk mencapai tujuan utama tersebut dengan lebih baik.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara (1) secara aktif memperhatikan customer memilih produk atau jasa
untuk menyelesaikan masalahnya, (2) belajar menemukan kejutan atau anomali, dan (3) mencari
kesempatan untuk mengamati dari lingkungan baru.

MEMPERHATIKAN CUSTOMER DAN MENCARI “JALAN MEMUTAR”. Memperhatikan customer memilih


produk atau jasa untuk melakukan kegiatan mereka dan kemudian berpikir cara yang lain untuk
melakukanya (jalan memutar) dapat merangsang inovasi baru untuk produk tersebut atau bahkan
menghasilkan produk yang sama sekali baru.

KEJUTAN DAN ANOMALI. Inovator selalu berpesan untuk secara aktif mencari kejutan dan anomali.
Perbedaan ekspektasi dan realita dari sebuah kejadian bisa menjadi titik mulai untuk mencari kejutan dan
anomali

LINGKUNGAN BARU. Manusia pada dasarnya akan selalu lebih hati-hati dan awas (memperhatikan) ketika
berada dalam lingkungan baru. Oleh karena itu, menempatkan diri kita dalam lingkungan baru dapat
memaksa kita secara tidak sadar untuk bisa melakukan observing.

Tips Observing
• Memperhatikan customer
• Memperhatikan perusahaan lain
• Memperhatikan hal-hal yang menjadi minat
• Memperhatikan dengan seluruh indra

Contoh Kasus Observing – Gojek


Ide Nadiem Makarim untuk membuat layanan ojek berbasis online timbul dari hasil observasinya terhadap
inefisiensi layanan ojek motor. Nadiem merupakan seorang pelanggan ojek yang menggunakan jasa ojek
setiap hari sehingga ia berkesempatan untuk melihat dan berbincang langsung dengan para pengemudi
ojek. Nadiem menemukan bahwa sering ojek berada di tempat yang tidak sesuai sehingga sulit ditemukan
oleh calon pelanggan. Oleh karenanya, ojek dapat berlimpah berlebihan di suatu titik dan sangat langka
di titik lainnya. Masalah inilah yang diangkat Nadiem dengan mencoba mendistribusikan supply-demand
ojek secara merata.
[Type here] [Type here] [Type here]

4. Networking
Idea Networkers vs Resources Networkers
Dalam konteks inovator, networking bertujuan untuk mengumpulkan ide dan insights. Networking idea
tidak sama dengan resources networker yang lebih banyak dijumpai di masyarakat dan perkantoran.
Resource networker menjalin hubungan dengan orang-orang yang mirip mereka dan memiliki hal yang
mereka inginkan dengan tujuan mendapatkan sumber daya, berjualan, atau karier. Sedangkan Idea
Networker menjalin hubungan dengan orang yang sama sekali tidak mirip mereka, ahli maupun tidak ahli,
untuk mendapatkan hal baru, perspektif baru, dan menguji ide.

Inovasi bisa terjadi ketika kita dapat menggabungkan kepakaran yang kita miliki dengan kepakaran atau
ide kecil dari bidang lain (seperti yang telah dijelaskan di bagian Associating)

Mengutip Ahli Luar


Networking sangat efektif dilakukan ketika kita akan mengutip atau meminta bantuan ke ahli yang tidak
ada dalam bidang atau lingkungan sosial kita. Namun, kita perlu mengingat bahwa seorang ahli akan
memegang paradigma nya dengan teguh. Berpegang pada paradigma jarang menghasilkan inovasi yang
disruptif. Untuk itu, kita harus selalu menanyakan pertanyaan yang counterintuitive dan bersikap skeptis
secukupnya.

Idea Networking Event


Inovator senang berkumpul di acara-acara idea networking seperti TED. Oleh karena itu, menghadiri acara
semacam ini dapat membantu untuk menghasilkan ide dan insigiht baru yang mengejutkan.

Personal Networking Group


Inovator handal biasanya memiliki kelompok networking pribadi yang mereka gunakan untuk saling
bertukar pendapat dan menguji ide mereka tanpa harus memikirkan resiko atau faktor-faktor eksternal
yang dapat menganggu jalannya pertukaran ide yang dinamis.

Tips Networking
• Mengembangkan keberagaman dari network
• Memanfaatkan waktu makan untuk bertemu dengan orang baru
• Menghadiri acara-acara networking
• Membentuk komunitas kreatif
• Mengundang orang asing
• Berlatih dengan ahli dari bidang lain

Contoh Kasus Networking – M Bloc Space


M Bloc Space merupakan sebuah ruang publik yang baru dibuka di Jakarta Selatan. M Bloc Space sengaja
dibuka sebagai ”melting pot” atau tempat bertemunya musisi, artis, pengerajin, dan pekerja lepas kreatif
untuk menjalin hubungan, berkolaborasi, dan membangun praktisi mereka untuk komunitas. M Bloc
Space sudah dihuni oleh beragam tenant seperti kedai kopi, toko baju, restoran, hingga toko jamu.

5. Experimenting
Masyarakat umum menangkap experimenting atau bereksperimen sebagai melakukan percobaan
terhadap suatu hal atau barang. Dalam arti yang lebih luas, experimenting dapat dibagi menjadi 3 bagian:
[Type here] [Type here] [Type here]

(1) mencoba hal atau pengalaman baru, (2) membongkar produk, proses, atau ide, dan (3) menguji ide
dengan pilot atau prototype.

Mencoba Pengalaman Baru


Tinggal di negara atau lingkungan baru, bekerja di tempat baru, dan belajar kemampuan baru, adalah
cara-cara untuk mencoba pengalaman baru dan meningkatkan kreatifitas. Cara-cara tersebut akan
menambah keberagaman pengetahuan dan meningkatkan kapabilitas untuk berinovasi.

Membongkar
Inovator senang membongkar barang, proses, atau, ide untuk mengetahui cara bekerja atau terjadinya
hal tersebut. Dalam proses pembongkaran, mereka juga bertanya alasan bekerja atau kejadiannya barang
atau proses tersebut. Hal ini yang kerap memunculkan ide untuk membuat suatu hal bekerja lebih baik.

Menguji Ide
Hal yang dapat dipelajari dari para inovator adalah semakin banyak kita melakukan Questioning,
Observing, dan Networking, makan jumlah eksperimen dan iterasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan
produk akan semakin sedikit.

Tips Experimenting
• Lampaui batas fisik (negara, pulau, benua)
• Lampau batas intelektual (belajar ilmu dari bidang lain)
• Belajar kemampuan baru
• Membongkar produk
• Buat prototype
• Lakukan uji coba (pilot) yang rutin
• Ikuti trend

Anda mungkin juga menyukai