Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI INDONESIA TERHADAP INTEGRASI NASIONAL

DALAM MENGHADAPI ANCAMAN DAN TANTANGAN


KEBERAGAMAN BHINEKA TUNGGAL IKA

Rama Pratama
Universitas Lampung
email korespondensi: rama.pratama2042@students.unila.ac.id

Abstrak
Indonesia sebagai sebuah bangsa merupakan bangsa besar. Dilihat dari luas wilayah,
Indonesia memiliki wilayah yang saya luas dan kaya. Dari jumlah penduduk, Indonesia
merupakan negara terbesar keempat dengan jumlah penduduk mencap 271 juta jiwa
pada tahun 2020. Jumlah penduduk yang demikian besar itu tentunya menciptakan
berbagai macam perbedaan dan keberagaman suku, ras, agama, dan adat.
Keberagaman tersebut disatukan dengan adanya salah satu Identitas Nasional
Indonesia, yakni semboyan Bhineka Tunggal Ika. Namun, semboyan tersebut bisa saja
terancam dengan adanya konflik dan perpecahan antargolongan masyarakat. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis Bhineka Tunggal Ika di Indonesia dan mencari informasi
bagaimana startegi yang dibutuhkan untuk menangkal ancaman terhadap keberagaman.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode studi kepustakaan dengan mencari
informasi di berbagai sumber literatur yang berkaitan dengan topic yang dibahas.hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa diperlukan startegi yang baik dalam
menghadapi ancaman terhadap kesatuan dan persatuan Indonesia. Strategi yang
digunakan dengan baik akan meningkatkan rasa kebersamaan, persatuan, dan Integrasi
Nasional yang akan menciptakan masyarakat harmonis dan multikultur. Sebagai bangsa
yang multikultur, Indonesia harus mengembangkan wawasan multikultural dalam setiap
sendi kehidupan yang bernafaskan nilai-nilai kebhinekaan.

Kata kunci: Bhineka Tunggal Ika, Integrasi Nasional, Multikultur, Identitas Nasional.

Abstract
Indonesia as a nation is a great nation. Judging from the size of the area, Indonesia has a
vast and rich area. In terms of population, Indonesia is the fourth largest country with a
population of 271 million in 2020. Such a large population certainly creates various kinds
of differences and diversity of ethnicities, races, religions, and customs. This diversity is
united with the existence of one of Indonesia's National Identities, namely the motto of
Bhineka Tunggal Ika. However, this slogan could be threatened by conflicts and divisions
between community groups. This study aims to analyze Bhineka Tunggal Ika in Indonesia
and find information on the strategies needed to ward off threats to diversity. Research
conducted using the literature study method by searching for information in various
literature sources related to the topics discussed. The results of the research that has
been conducted show that a good strategy is needed in facing threats to Indonesian unity
and unity. A strategy that is used properly will increase the sense of togetherness, unity,
and National Integration which will create a harmonious and multicultural society. As a
multicultural nation, Indonesia must develop multicultural insights in every aspect of life
that breathes the values of diversity.

Keywords: Bhineka Tunggal Ika, National Integration, multicultural, National Identity.

PENELITIAN
Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar dan kaya akan keberagaman.
Indonesia mempunyai wilayah daratan seluas 1,9 juta kilometer persegi yang di bagi
menjadi 34 provinsi. Sebagian besar mta pencaharian penduduk Indonesia didominasi
sektor agraris. Hal itu tentunya terjadi karena didukung oleh iklim wilayah Indonesia yang
tropis yang sangat cocok untuk tumbuhnya berbagai macam produk pertanian. Indonesia
juga disebut sebagai negara maritim karena wilayah Indonesia sebagian besar
didominasi lautan. Luas wilayah dan kekayaan itulah patut disyukuri bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang besar.

Sensus penduduk terbaru yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik(BPS) ditahun 2020
menyebutkan bahwa total pendudk Indonesia berjumlah kurang lebih 271 juta orang.
Penduduk yang sedemikian banyaknya itu dibagi menjadi berbagai macam suku, ras,
dan agama yang tersebar di penjuru wilayah Indonesia.

Sebagai negara yang multikultur, keberagaman di Indonesia harus benar benarl dijaga
dan diharapkan tetap eksis dalam persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara.
Keberagaman masyarakat Indonesia tanpak jelas, antara lain mulai dari perbedaan suku,
ras, dan agama. Negara yang demikian itu memiliki peluang besar akan terjadinya
perpecahan dalam masyarakat. Hal tersebut mejadi tanggung jawab serta tantangan bagi
masyarakat khususnya pemerintah dalam usaha untuk mencegah akan terjadinya
perpecahan.

Kebergamana multikultur di Indonesia itu diwujudkan dengan semboyan Bhineka


Tunggal Ika. Semboyan itu memiliki peranan yang vital terkai keberagaman di Indonesia
karena merupakan dasar setiap warga negara Indonesia untuk dapat bersatu. Namun,
dibalik itu semua , keberadaan Bhineka Tunggal Ika juga bisa terancam. Will Kymlicka
memiliki pandangan bahwa “akan sulit berada pada masyarakat yang dilandasi dengan
keberagaman yang luas untuk tetap dalam persatuan. Kecuali jika masyarakat tetap
menghargai perbedaan dan ingin hidup di sebuah negeri dengan beragam bentuk
1
keanggotan budaya dan politik”.

Terkait dengan permasalahan tersebut, jawaban untuk penyatuan keberagaman bangsa


Indonesia adalah Integrasi Nasional. Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggrisnya
adalah “national integration”. "Integration" berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata
ini berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti
etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan
yang utuh atau bulat.

Integrasi nasional yang berhasil akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa
besar yang harmonis dan terhindar dari berbagai ancaman terhadap Bhineka Tunggal
Ika. Ditinjau dari keragaman etnik dan ikatan primordial inilah pembangunan integrasi
bangsa menjadi semakin penting. Setiap penciptaan negara yang berdaulat dan kuat
juga akan semakin membangkitkan sentimen primordial yang dapat berbentuk gerakan
separatis, rasialis atau gerakan keagamaan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dekriptif yang umum digunakan
karena mampu berubah dan dikembangkan sesuai situasi yang ada. Metode penelitian
ini menggunakan kegiatan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah melakukan
pendalaman data-data berdasarkan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan
2
nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.

Penyajian yang dilakukan menggunakan penyajian jenis deskriptif, yakni menarasikan


suatu hasil data kajian, bukan dengan angka. Penelitian jenis ini menggunakan berbagai
macam literatur dari berbagai sumber yang sejenis dengan tema artikel yang dibahas.
Sumber-sumber literature berkaitan dengan keberagaman, integrasi nasional, identitas
nasional, dan isu SARA.

1
Gina Lestari, “Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia di Tengah Kehidupan Sara,” Program
Studi Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th.
28, Nomor 1 (Februari 2015), h. 289.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Cet.19 (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013), h. 291.
Sumber data primer yang digunakan berasal dari buku mata kuliah wajib Pendidikan
Kewarganegaraan terbitan Dirjen Belmawa, sedangkan sumber data sekunder diperoleh
dari berbagai jurnal atau artikel yang telah dipublikasikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Indonesia terdiri dari 34 Provinsi, terdapat ribuan pulau didalamnya juga memilki banyak
sekali keberagaman mulai dari ras, agama,suku dan budaya. Menjadi tantangan
tersendiri bagi Pemerintah Indonesia yang memiliki banyak keberagaman karena adanya
perasaan kedaerahan dan kesukuan yang tumbuh secara berlebihan akan dapat
mengancam keutuhan Bangsa dan Negara Kesatuhan Republik Indonesia. Oleh karena
itu Pemerintah harus mampu berusaha menyatukan perbedaan tersebut tanpa
menghapus salah satu darinya.

Pengembangan Integrasi
Menurut Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin MaxAndrews (1995), ada lima
pendekatan yang bisa digunakan pemimpin bangsa dalam mengembangkan integrasi
nasional. Kelima pendekatan integrasi suatu negara adalah :1) Ancaman dari luar, 2)
Gaya politik kepemimpinan, 3) Kekuatan lembaga politik, 4) Ideologi Nasional, dan 5)
Pembangunan ekonomi.

1. Ancaman dari Luar


Ancaman yang berasal dari luar suatu wilayah dapat meningkatkan
terjadinya integrasi. Pertentangan, konfik, atau perang saudara di suatu
wilayah dapat mereda atau bahkan menghilang dengan adanya ancaman
dari pihak luar.

Hal itu itu bisa terjadi karena orang-orang yang tadinya berseteru itu
menggap pihak luar sebagai ancaman besar yang bisa merusak wilayahnya.
Contoh dari peristiwa itu sendiri terjadi ketika penjajah Belanda dating ke
Nusantara. Kerajaan-kerajaan di Nusantara yang tadinya saling berseteru,
akhirnya bersatu untuk melawan penjajah asing di wilayah Nusantara.

2. Gaya Politik Kepemimpinan


Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau
mengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik,
dicintai rakyatnya dan memiliki jasa-jasa besar umumnya mampu
menyatukan bangsanya yang sebelumya tercerai berai. Misal Nelson
Mandela dari Afrika Selatan.

3. Kekuatan Lembaga Politik


Lemabaga politik atau birokrasi yang ada di suatu wilayah juga berpengaruh
terhadap integrasi nasional. Birokrasi yang baik dan menyamaratakan
pelayanan tanpa membeda-bedakan dapat memeperkuat adanya integrasi
nasional.

4. Ideologi Nasional
Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati.
Suatu masyarakat yang menerima adanya suatu ideologi dapat
memungkinkan terjadi integrasi. Hal itu bisa dilihat dari Pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia yang sukses menyatukan keberagaman.

5. Pembangunan Ekonomi
Pemabangunan ekonomi yang adil dan merata dapat menjadi penguat
integrasi nasional. Keadilan pembangunan itu menyebabkan masyarakat
yang berbeda-beda dpaat bersatu sebagai suatu kesatuan. Namun, jika
sebaliknya, pembangunan yang timpang kaan meningkatkan terjadi
disintegrasi nasional yang menyebabkan terjadinya perpecahan.

Tantangan dalam Integrasi


Dalam suatu bangsa, tentunya pengembangan integrasi yang dilakukan tidak selamanya
berjalan mulus. Banyak kendala yang bisa dihadapi Indonesia dalam membangun
integrasi nasional. Tantangan yang dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal.

Dalam kaitannya dengan tantangan dimensi horizontal, tantangan bisa terjadi karena
adanya perbedaan yang bersifat setara, yakni perbedaan dalam suku, agama, ras, dan
geografi. Persoalan yang sering dihadapi terkait dengan tantangan horizontal umumnya
berkaitan dengan adanya Primordialisme dan Etnosentrisme yang masih mengakar kuat
dalam masyarakat. Hal itu makin kuat terjadi di negara yang berkembang seperti
Indonesia. Selain isu SARA, persoalan yang paling menonjol di Indonesia adalah
pemabangunan ketimpangan dan tidak meratanya pembangunan ekonomi di wilayah
Indonesia. Ketidakadilan itu meningkatkan terjadinya perpecahan atau disintegrasi
karena rasa kecemburuan.
Dalam kaitannya dengan tantangan dimensi vertikal, tantangan terjadi berkaitan dengan
siap tidaknya para pemimpin dalam menjalin hubungan yang baik dengan
masyarakatnya. Pemimpin harus mau mendengar keluhan rakyat, mau turun kebawah,
dan dekat dengan kelompok-kelompok yang merasa dipinggirkan. Namun, di era
sekarang, seringkali pemimpin tidak mau turun langsung dengan masyarakat dan janrang
mendengarkan keluahan rakyat.

Strategi yang Sebaiknya Dilakukan di Indonesja dalam Menangkal Ancaman Pada


Bhineka Tunggal Ika
Sebagai bangsa yang beragama, Indonesia seharusnya dapat melakukan kebijakan-
kebijakan yang berguna untuk menguatkan identitas semboyan nasional, yakni Bhineka
Tunggal Ika. Strategi yang bisa ditempuh, antara lain, membangun fasilitas,
memperkokoh lembaga politik, membuat organisasi untuk bersama, menciptakan
ketergantungan ekonomi antarkelompok, mewujudkan kepemimpinan yang kuat, dan
menguatkan identitas nasional.

1. Membangun Fasilitas
Startegi pertama yang bisa dilakukan Indonsia dalam mewujudkan integrasi
nasional adalah pembangunan fasilitas. Pembangunan fasilitas yang merata
di penjuru Indonesia dapat meningkatkan rasa kesatuan antarmasyarakat
karena perlakuan yang dirasa adil.

2. Memperkokoh :Lembaga Politik


Lembaga politik terkait dengan pemerintahan di Indonesia atau bisa disebut
sebagai birokrasi. Birokrasi yang melakukan pelayanan dengan baik dan adil
dalam pelayanannya tentu akan membuat masyarakat puas yang akhirnya
dapat memperkuat adanya intergrasi nasional.

3. Membuat Organisasi untuk Bersama


Pembuatan organisasi bersama juga dapat menciptkan adanya kesatuan
dan persatuan. Dengan adanya organisasi, anggotanya yang bersala dari
berbagai latar belakang yang berbeda tentu akan menciptakan
keharmonisan dan integrasi dalam organisasi.

4. Menciptakan Ketergantungan Ekonomi Antarkelompok


Pemerintah Indonesia harusnya menciptakan ketergantungan ekonomi
antarkelompok masyarakat. Dengan adanya ketergantungan tersebut, rasa
saling membutuhkan akan tercipta dan akhirnya dapat menguatkan persatua
serta integrasi di Indonesia.

5. Mewujudkan Kepemimpinan yang Kuat


Pemimpin yang mempimpin Indonesia haruslah memliki kepemimpinan yang
kuat dan kharismatik. Kedua hal itu tentu saja dapat memperkuat dan
menyatukan berbagai macam kebergaman yang ada sehingga tercipta
integrasi antarmasyarakat.

6. Menguatkan Identitas Nasional


Kita bisa mengetahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keberagaman yang
sangat kaya. Kebergaman itu tentunya harus ada yang mempersatukan. Hal
yang bisa mempersatukan keberagaman itu disebut Identitas Nasional.
Adanya Identitas Nasional diperlukan sebagai wujud dari usaha
mempersatukan keberagaman serta pencegahan terjadinya perpecahan dan
konflik. Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia sebagai wujud konkret
dari hasil perjuangan bangsa adalah:

a. Dasar falsafah dan ideologi negara, yaitu Pancasila.


b. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.
c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
f. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.
g. Hukum dasar negara (konstitusi), yaitu UUD 1945.
3
h. Kebudayaan nasional.

SIMPULAN DAN SARAN


Keberagaman yang dimiliki Indonesia sudah sepatutnya dijaga. Kebergaman masyarakat
Indonesia tanpak jelas, antara lain mulai dari perbedaan suku, ras, agama. Hal itulah
yang tentunya memperbesar terjadi konflik dan perpecahan antargolongan yang tentunya
mengancam Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kemajemukan Indonesia menjadi
tantangan bagi pemerintah dan semua pihak dalam membuat strategi untuk menciptakan
persatuan dan kesatuan atau biasanya disebut integrasi nasional.

3
Ibnu Hurri & Asep Munajat, Pendidikan S KewarganegaraanPanduan Untuk Mahasiswa, Pendidik dan
Masyarakat Secara Umum, (CV. Nurani, 2016), h. 22-23.
Ancaman yang mengancam Bhineka Tunggal Ika dapat ditumpas melalui strategi yang
baik, antara lain membangun fasilitas, memperkokoh lembaga politik, membuat
organisasi untuk bersama, menciptakan ketergantungan ekonomi antarkelompok,
mewujudkan kepemimpinan yang kuat, dan menguatkan identitas nasional. Jika startegi
tersebut bisa diterapkan dengan baik, rasa percaya diri dan senang akan lebih meningkat
sehingga tidak membawa pada perpecahan dan konflik antargolongan. Sebagai bangsa
yang multikultural, Indonesia harus mengembangkan wawasan multikultural dalam setiap
sendi kehidupan yang bernafaskan nilai-nilai kebhinekaan salah satunya dapat diawali
dengan rasa keyakinan bahwa persatuan atau integrasi nasional akan membawa
Indonesia menjadi negara yang besar dan makmur.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan


Pendidikan Tinggi, 2016, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Kewarganegaraan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Cet.
Pertama
Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, 2016, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan
Pancasila, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Cet. Pertama
Lestari, Gina, 2015, Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di Tengah
Kehidupan Sara, Yogyakarta: Program Studi Ketahanan Nasional Universitas
Gadjah Mada, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Th. 28.
Nomor 1
Hurri, Ibnu & Munajat, Asep, 2016 Pendidikan S Kewarganegaraan Panduan Untuk
Mahasiswa, Pendidik dan Masyarakat Secara Umum, Jakarta: CV. Nurani
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Penerbit
Alfabeta Cet.19

Anda mungkin juga menyukai