Jurnal Gargarisma Herbal Kelompok C1
Jurnal Gargarisma Herbal Kelompok C1
LARUTAN
GARGARISMA HERBAL
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat rancangan formula, melakukan manufaktur dan evaluasi, serta membuat rancangan
kemasan sediaan gargarisma herbal
1. Tinjauan Farmakologi
Daun salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp) diketahui memiliki banyak
aktifitas farmakologi terutama jika berada dalam bentuk ekstraknya. Senyawa aktif yang
terkandung di dalam ekstrak daun salam yang memiliki aktivitas antimikroba adalah
flavonoid, tannin, dan minyak atrisri yang terdiri dari sitral dan eugenol. Pemanfaatan
bahan alam dapat mengurangi penggunaan bahan sintetik dalam pengobatan, salah satunya
dengan memanfaatkan daun salam. Sumono dan Agustin (2009), menyatakan bahwa
subyek yang berkumur air rebusan daun salam dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100%
dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp. Ekstrak daun salam efektif
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan nilai Kadar Hambat
Miumum (KHM) sebesar 1% dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) sebesar 1,5%(Setyohadi,
2013). Pasta gigi ekstrak daun salam efektif menghambat pertumbuhan Streptococcus
mutans dengan konsentrasi 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60% (Ardianto, 2012).
Besarnya manfaat daun salam dalam menghambat maupun membunuh bakteri
Streptococcus mutans serta belum adanya pemanfaatan ekstrak daun salam sebagai bahan
aktif pada sediaan mouthwash yang digunakan untuk menjaga kesegaran nafas.
1
2. Tinjauan Fisikokimia
Karakteristik ekstrak daun salam secara organoleptik menunjukkan bahwa ekstrak adalah
ekstrak kental yang berwarna coklat hijau kehitaman, berbau khas serta berasa kelat.
Karena ekstrak daun salam memiliki aktivitas antimikroba yang dapat mencegah serta
membunuh mikroorganisme dalam mulut dan tenggorokan maka dibuat obat kumur atau
gargarisma.
D. MONOGRAFI EKSIPIEN
pH :3-6
Kosentrasi : 15%
Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau
khas; rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap
pH :7
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p, dan dalam eter p
2
Kosentrasi : 90%
Pemerian : cairan kental, trasparan, tidak berwarna atau hamper tidak mempunyai
warna.
pH :2
Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%), dan dalam etil asetat, dalam
metanol
Kosentrasi : 4%
Pemerian : Butiran atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau hampir tidak berbau
pH : 2-4
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%)
Kosentrasi :
Pemerian : berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, bau tajam seperti minyak
permen rasa panas dan aromatie diikiti rasa dingin.
pH :5-9
Kelarutan : sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%) dalam
kloroform dan eter P. mudah larut dalam paraffin cair P dan dalam
minyak aksin
3
Khasiat : memperbaiki aroma obat
Kosentrasi :
pH : 6,8 - 7
Kelarutan :-
Kosentrasi :-
E. USULAN FORMULA
1. FORMULA ACUAN
Berdasarkan jurnal penelitian studi in vitro tentang kemanjuran obat kumur herbal terhadap
pathogen oral tertentu, vol .4 no. 17 agustus 2015 (Prabha Manju Mariappan dan Anoop
Austin).
Bahan Kosentrasi
Propylene glycol 5g
Etanolic extract 5g
Ethanol 10 ml
Polysorbate 80 1,8 g
Sodium benzoate 0,2 g
Honey 1g
Aquadest ad 100 ml
4
2. USULAN FORMULA
5
3. RANCANGAN FORMULA
F. MASTER FORMULA
G. PERHITUNGAN
1. Penimbangan Bahan
A. Ekstrak Etanol Daun Salam
1 botol = 5 % x 100 ml = 5 gram
1 batch = 5 gram x 10 botol = 50 gram
6
B. Propylene Glycol
1 botol = 10 % x 100 ml = 10 gram
1 batch = 10 gram x 10 botol = 100 gram
C. Etanol
1 botol = 10 % x 100 ml = 10 ml
1 batch = 10 ml x 10 botol = 100 ml
D. Polysorbate 80
1 botol = 2 % x 100 ml = 2 gram
1 batch = 2 gram x 10 botol = 20 gram
E. Sodium Benzoate
1 botol = 0,2 % x 100 ml = 0,2 gram
1 batch = 0,2 gram x 10 botol = 2 gram
F. Peppermint Oil
1 botol = 0,5 % x 100 ml = 0,5 ml
1 batch = 0,5 ml x 10 botol = 5 ml
7
I. RANCANGAN EVALUASI SEDIAAN & IPC (in-process Control)
8
4 Volume Melihat kesesuaian
terpindahkan volume sediaan, jika
dipindahkan dari
wadah asli, dengan
volume yang tertera
pada etiket.
5 viskositas Melakukan
pengukuran viskositas
dalam berbagai
kecepatan dengan
viscometer Brookfield
untuk mendapatkan
viskositas
6 tipe emulsi a.Uji kelarutan zat
warna : kelarutan zat
warna yang larut
dalam air.
b. Uji pengenceran :
Ketercampuran atau
kelarutan pelarut air.
7 Uji homogenitas Melakukan penetapan
kadar zat aktif dengan
cara melakukan
sampling pada
beberapa titik
(atas,tengah, bawah)
dalam wadah
pencampur (untuk zat
yang tidak berwarna)
8 isi minimum Penentuan bobot
bersih isi yang
dihitung dari selisih
bobot produk (Sediaan
dan wadah) dengan
bobot
wadah kosong dari 10
sediaan.
9 uji kebocoran Memeriksa
keutuhan kemasan
untuk menjaga
sterilitas dan volume
serta kestabilan
sediaan
J. PUSTAKA
1
0