Anda di halaman 1dari 39

KUMPULAN ARTIKEL

1. PENGERTIAN, KONSEP, SERTA DALIL-DALIL TENTANG ISTIDROJ


2. DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG DISEGERAKAN
SEBAGAI BENTUK KASIH SAYANG ALLAH TERHADAP HAMBANYA.,
(DALIL, TERJEMAHAN, PENJELASAN, SERTA CONTOH KASUS)
3. Dosa dan kriteria riba dan dalilnya
4. Keutamaan shodaqoh dan dalilnya
5. Sifat takdir kematian manusia dan dan dalilnya
6. Kewajiban amal ma’ruf nahi munkar dan dalilnya.

Disusun sebagai tugas terstruktur Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah
Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:
Nama : LALU AJI DARMAWAN
NIM : D1A021037
Prodi/Kelas : ILMU HUKUM/A1

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
BAB 1

ISTIDRAJ

A. Pengertian Istidraj

Ditinjau dari segi bahasa, istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang dalam bahasa
Arab berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun secara istilah,
istidraj memiliki makna azab berwujud kenikmatan. Ketika seorang muslim banyak
melakukan maksiat dan jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi kenikmatan,
ini adalah tanda istidraj dari Allah SWT. Ia terjebak dalam kenikmatan hidup, padahal
dia semakin lalai menunaikan ibadah serta kewajiban lainnya. Hasbi ash-Shiddieqy
menjelaskan istidrāj adalah pemanjaan agar terjerumus kepada kehinaan, secara
berangsur-angsur, setapak demi setapak dan didekatkan dengan azab dalam keadaan
mereka tidak menyadarinya. Sama halnya dengan penjelasan Quraish Shihab, bahwa
istidrāj adalah memindahkan dari satu tahap ke tahap berikutnya hingga mencapai
puncak dengan jatuhnya siksa. Kata tersebut popular, dalam arti perlakuan yang secara
lahiriah baik. Istidrāj bisa terjadi dalam bentuk limpahan nikmat yang diduga kebaikan,
atau merasa terhindar dari hukuman padahal merupakan pancingan untuk melakukan
pelanggaran yang lebih besar sehingga sanksi hukuman yang diterima juga lebih besar.
Allah Swt membiarkan dan tidak disegerakan azabnya.

Al-Thabari berpendapat bahwa istidrāj adalah tipuan halus kepada orang yang
diberi tenggang waktu. Ia merasa bahwa yang memberikan tenggang waktu telah berbuat
baik kepadanya, sehingga pada akhirnya ia terjerumus dalam hal yang tidak disenangi.
Menurut Abu Bakar Jabir, istidrāj berarti menghukum dengan bertahap, setingkat demi
setingkat. Ketika mereka melakukan maksiat yang baru, Allah Swt akan memberikan
nikmat yang baru sehingga saat dihukum mereka tidak menyadarinya. Begitu juga Sayyid
Quthb, ia berpendapat bahwa istidrāj adalah suatu kekuatan yang tidak diperhitungkan
dengan semestinya dan dilupakan oleh orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah
Swt. Begitu juga penangguhan tersebut ditimpakan kepada mereka tanpa diketahui.
Wahbah al-Zuhaili menjelaskan istidrāj adalah penahapan, artinya membawa turun
seseorang dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya karena ingin menjerumus-kannya.
Maksud di sini adalah Allah Swt akan mendekatkan azab kepada mereka secara bertahap

1
dengan bentuk pengabaian, selalu diberi kesehatan, ditambah kenikmatan, di mana
mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah istidrāj.

Al-Syaukani menjelaskan bahwa istidrāj adalah Allah Swt membuat mereka


lupa untuk mensyukurinya sehingga mereka tenggelam dalam kesesatan dan tidak akan
bisa keluar dari kesesatan tersebut kecuali setelah mereka mendapatkan kedudukan di sisi
Allah Swt. Abdurrauf mengatakan istidrāj adalah terpedaya dengan suatu nikmat yang
diberikan oleh Allah Swt, sehingga lupa terhadap pemberi nikmat. Seseorang yang
memandang bahwa nikmat yang diterimanya adalah suatu kelebihan, tetapi ia terkecoh
dengannya, sehingga tanpa mereka menyadari mereka sedang diuji. Akibat dengan
rahmat yang mereka peroleh itu menjadi sebab terperosok mereka ke jalan kebatilan. Ia
menambahkan bahwa mereka diberikan peluang sehingga tidak mengetahui saat tibanya
istidrāj. Menurutnya, Allah Swt menurunkan mereka satu derajat lebih rendah, lalu
menambahkan siksaan dan bencana dan mereka bertambah-tambah dalam Kedurhakaan
yaitu dengan berbuat dosa dan maksiat. Allah Swt mengambil dari mereka sedikit-sedikit
dan tidak memberi balasan yang spontan. Kemudian menambahkan azab sedikit demi
sedikit atau dipertangguhkan azab, lalu mereka bertambah berbuat Kejahatan.

Menurut Jalalain, istidrāj adalah ketika manusia mengabaikan peringatan yang


telah diberikan dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan. Namun, mereka tetap tidak
mau mengambil pelajaran dan nasihat darinya. Lalu dibukakan kepada mereka pintupintu
kesenangan. Apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan dengan perasaan
sombong, maka akan Allah Swt siksa mereka dengan azab yang pedih. Seperti yang
dinyatakan Ali al-Shabuni, Allah Swt memberikan limpahan nikmat Kepada mereka, lalu
mengira bahwa nikmat itu menunjukkan bahwa Allah Swt menyayangi mereka, sehingga
mereka menjadi fasik dan tenggelam dalam kesesatan sehingga keputusan siksa menimpa
mereka. Al-Ghazali menjelaskan bahwa Allah Swt memiliki makar bagi pendosa. Mereka
lupa karena dengan kelezatan sesaat atau kemenangan yang menipu dan kegoncangan
negara yang disertai dengan kecongkakan dan kesombongan. Keadaan seperti ini
merupakan dikte Allah Swt kepada orang-orang yang melakukan kebatilan, kemudian
menarik mereka ke jurang kehancuran tanpa mereka sedari. Menurut Hamka, istidrāj
berarti naik dengan berangsur sedikit demi sedikit. Laksana naik tangga, tangga demi
tangga, sehingga sampai ke puncak atau mencapai klimaks. Naik berangsurangsur sampai

2
di puncak, atau turun berangsur-angsur sampai ke alas. Semuanya ini dengan tidak
disadari oleh yang bersangkutan, sebab mereka telah melupakan Allah Swt, maka Ia pun
menjadikan mereka lupa diri. Hamka menjelaskan lagi, bahwa istidrāj artinya dikeluarkan
dari garis lurus kebenaran tanpa disadari. Diperlakukan apa yang mereka kehendaki dan
dibukakan segala pintu kenikmatan, sampai mereka lupa diri. Mereka umpama lupa
bahwa setelah panas pasti adanya hujan, sesudah lautan yang tenang pasti tibanya
gelombang. Mereka berbuat berbagai maksiat dari keinginan hawa nafsunya yang tidak
terkekang. Akhirnya diri mereka sesat dan siksaan Allah Swt datang kepada mereka. Dari
penjelasan di atas, ulama tafsir sepakat bahwa istidrāj merupakan suatu penangguhan
siksaan atau azab dari Allah Swt terhadap mereka yang melakukan kezaliman dan
kemaksiatan. Kapan terlaksana siksaan dan azab yang ditangguh tersebut, para mufasir
berbeda pendapat. Ada yang menafsirkan bahwa azab atau siksaan akan terjadi di dunia
dan akhirat. Siksaan azab diakhirat akan lebih buruk berbanding siksaan azab di dunia
karena seburuk-buruk tempat kembalian adalah di neraka. Ada yang berpendapat bahwa
tangguhan azab dan siksaan Allah Swt akan ditimpakan ketika di akhirat. Ini adalah
rencana Allah Swt agar mereka menanggung dosa-dosa secara total dan datang di padang
mahsyar dengan berlumuran dosa .

B. Konsep Istidraj

Al-Munawi dalam Faidh Al-Qadir Syarh Al-Jami Al-Shaghir mengatakan,


perkara dunia yang diinginkan hamba dalam Hadits ini berupa harta, anak, dan
kedudukan. Dengan kenikmatan itu justru hamba tersebut semakin gencar dalam berbuat
maksiat. Akhirnya Allah berikan hamba tersebut istidraj (jebakan) berupa dibukanya
pintu kenikmatan lain dan hamba tersebut merasa senang dan nyaman dengan
kemaksiatannya disertai dengan hilangnya keinginan bertaubat, apalagi menyesali
perbuatannya. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menggambarkan bentuk kehidupan hamba
dalam istidraj ini adalah dibukanya berbagai pintu rezeki dan sumber penghidupan
(kedudukan, jabatan, kehormatan) hingga terperdaya dan beranggapan diri mereka di atas
segala-galanya. Terdapat lima tahapan yang akan dialami oleh hamba yang tidak
mengindahkan ajaran Islam sebagai sebuah istidraj.

3
Pertama, Falamma nasuu maa dzukkiru (ketika hamba melupakan
peringatanperingatan agama). Al Thabari dalam tafsirnya berkomentar melupakan
perintah agama adalah meninggalkan perintah Allah yang disampaikan Rasulnya.
AlRaghib al-Asfahani menjelaskan, melupakan itu timbul ada kalanya disebabkan oleh
hati yang lemah disertai dengan kelalaian yang disengaja. Artinya, melupakan itu bukan
berarti tidak tahu, tidak ingat atau tidak sadar, tapi juga dalam bentuk kesengajaan,
mungkin karena dianggap ajaran Islam itu tidak sesuai dengan konteks masyarakat
modern atau alasan-alasan sejenisnya.

Kedua, Fatahna ‘alaihim abwaba kulli syai’ (Kami pun membuka semua pintu
kesenangan untuk mereka hamba). Diantara bentuk-bentuk kesenangan duniawi yang
hamba dapatkan adalah dimudahkan mendapatkan rezeki melimpah di dunia. Hamba
tersebut akan dimudahkan mendapatkan kesenangan duniawi apa saja yang
diinginkannya. Dengan kesenangan-kesenanga tersebut, si hamba selalu berbuat maksiat,
tidak memiliki keinginan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

Ketiga, Hatta idza farihu bima utu (Hingga bila mereka gembira dengan apa
yang diberikan). Ketika hamba sedang dalam puncak kebahagiaan menikmati kesenangan
duniawinya berupa harta benda, anak banyak, dan kedudukan tinggi di kalangan manusia,
namun hidupnya masih jauh dari ketaatan, jauh dari rasa empati pada orang lain, jauh dari
masjid dan jauh dari majelis ilmu.

Keempat, Akhadznahum baghtatan (Kami siksa mereka dengan


sekonyongkonyong). Artinya Allah akan menyiksa hamba tersebut di saat lalai. Qatadah
berkomentar, bahwa siksaan yang menimpa suatu kaum secara tiba-tiba adalah urusan
Allah. Dan tidak sekali-kali Allah menyiksa suatu kaum, melainkan di saat mereka tidak
menyadarinya dan dalam keadaan lalai serta tenggelam dalam kesenangan.

Kelima, Fa idza hum mublisun (ketika itu mereka terdiam putus asa).
Maksudnya, mereka akan putus harapan dari semua kebaikan. Hamba tersebut telah
terperdaya dengan kesenangan duniawi dimana Hasan al-Basri mengatakan, siapa yang
diberi keluasan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari hal itu merupakan ujian baginya, maka
dia terperdaya. Sama halnya seorang yang disempitkan oleh Allah, lalu ia tidak menyadari
dirinya sedang diperhatikan oleh Allah, maka dia juga terperdaya.

4
Ketika Allah membiarkan seorang hamba sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan
puasa, tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat seperti saat membuka aurat, berat
untuk bersedekah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki dan mengabaikan semua atau
mungkin sebagian perintah Allah, benci terhadap aturan Allah, merasa umurnya panjang
dan menunda-nunda taubat, enggan menuntut dan menambah pengetahuan (khususnya
agama) serta lupa akan kematian, tapi Allah tetap memberikan hamba tersebut rezeki
melimpah, kesenangan terus menerus, dikagumi dan dipuja puji banyak orang, tidak
pernah diberikan sakit, tidak pernah diberikan musibah, prestasi akademiknya tambah
sukses, hidupnya aman-aman saja, maka hamba tersebut harus berhati-hati karena
semuanya itu adalah istidraj. Keadaan tersebut adalah bentuk kesengajaan dan pembiaran
oleh Allah pada hamba yang sengaja berpaling dari perintah-Nya dan Allah menunda
segala bentuk azab-Nya. Allah membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan diperbudak
dunia. Semoga kita dihindarkan dari jenis hamba seperti ini dan digolongkan oleh Allah
sebagai hamba yang bisa menggunakan kenikmatan duniawi dalam ketaatan.

C. Dalil-dalil tentang Istidraj

1. Peringatan untuk Orang Kafir

ُ‫فسُْ ِه ْم ۗ ا ِنِ َما ن ْمُْ ل ِْي لَ ُه ْم ِليزَ َْْْ دَاد ُْْٓوا ا ِِْثْ ًما ۚ َولَه‬
ِ ْْ َ‫سب نَ ال ِذيْنَ َكفَ ُر ْْٓوا ا نَ َما ن ْمُْ ِل ْي لَ ُه ْم َخي ٌْر ِالّن‬ َ َْْ ‫َوالَ يح‬
‫ب م ِه ْي ٌن‬ ٌ َ‫ْم َعَذا‬

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian


tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami
memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka;
dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (QS.Ali ‘Imran: 178)

2. Siksaan Setelah Kesenangan

‫خَْ ذْ ٰن ُه ْم‬
َ ‫حُْ ْوا ِب َم اآْ اوتْ ُْ ْْٓوُْ ا ا‬ َ َ‫اب ُكُ ِ ّل َش َْي ۗء حَتّٰ ْٓى ا ِِْذا‬
ِ ‫فر‬ ْ ‫علَ ْي ِه ْم‬
َ ‫ابَْ َو‬ َ َ َ ‫ب ٖه فتَحَْْ نا‬ ِّ ‫س ْوا َما‬
ِ ‫ذكُْ ُر ْوا‬ ُ َ‫فلََْ ما ن‬
‫ف ِْاِذاَ هُ ْم‬َ ًَْ‫َب ْغتة‬

َ‫م ْب ِلسُ ْون‬

5
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka,
Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam
berputus asa.” (QS.Al An’am: 44).

3. Harta dan Kesenangan Tidak Selalu Berarti Kebaikan

َ‫ۙايحسبون ا نما نمدهم ب ه من م ال وبنَي ِ ْْن‬

َ‫عرُْ ْون‬
ُ ‫ش‬ْ ْْ ‫ي‬
َ ‫ال‬ ِ ۗ ‫فى ا ْل َخي ْٰر‬
َْْ ‫ت بل‬ ِ ‫ع لهَُْ ْم‬
ُ ‫نسُْ ِار‬
َ

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami


berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan
kebaikankebaikan kepada mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al
Mu’minun: 55-56)

4. Ayat Tentang Istidraj Ditimpakan kepada Kaum Nabi yang Ingkar

َْ ّْ َ ‫الوُْ ا قَ ْد َم س ٰاب َۤا َ َءنا‬


ْ َ‫عفَ ْوا وق‬ َ ‫ّْ َْ السي ِئّةَِْ ا ْل َح‬
َ َ ‫سنَة حََْ تّٰ ى‬ َ‫ث ُم بدَْ ْلنَا َمكَان‬
َ‫ْعرُْ ْون‬
ُ ‫ي ْْش‬َ َ‫خَْ ذْ ٰن ُه ْم بَ ْغتةًَْ وهُ ْم ال‬ َۤ ‫ّْ َْ الس‬
َ َ ‫را ُء فا‬ َۤ ‫الض‬
‫را ُء َو‬

ِ‫الس َم َۤاء‬ َْ ّْ َ‫برَْ ٰكت ِ ّم ن‬ ْ ‫قوَْ ا لَفتَحَْْ نَا َع‬


َ ‫َليَْ ِه ْم‬ ْ ‫نوُْ ا َوا‬ ُْٓ ٰ ‫لوَْ ا نَ اهَْْ َل ا ْل‬
ْ ‫قرى ٰا َم‬ ْ ‫َو‬
َ‫ِبوُْ ن‬ ْ ‫خَْ ذْ ٰن ُه ْم بِ َما ك‬
ْ ‫َانوُْ ا يَ ْكس‬ َ ‫بوُْ ا فَا‬ ْ ‫ض َو ٰل ِكنْ كَذ‬ ِ َْ‫َو ْاال ْر‬

“Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan


dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: “Sesungguhnya nenek
moyang kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan“, maka Kami timpakan
siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya.”
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah
mereka kerjakan.”(QS.Al A’raf: 95-96).

6
5. Istidraj Mengantarkan pada Kebinasaan

َ‫ْث الَ َي ْعلَ ُم ْون‬


ُ ‫سنَسْتدَْْ ِر ُجهُ ْم ِ ّم نْ َحي‬ ِ ‫بوُْ ا ِب ٰا ٰي‬
َ ‫تنَْ ا‬ ْ ‫َو ال ِذيْنَ كَذ‬

ْ ‫َوا ْمُْ ل ِْي لَ ُه ْم ۗاِ ِن َك ْيد‬


‫ِي َمتي ِ ْْ ٌن‬

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan


menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang
tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya
rencana-Ku amat teguh.” (QS.Al A’raf: 182-183).

6. Setan Membuai Manusia, Lalu Berlepas Tangan

َ ‫الناس َوا ِِْنِّ ْي‬


‫ج‬ ِ َ‫ِب لَُْ كُ ُم ا ْلي َْو َم ِم ن‬
َ ‫غال‬َ َ‫َوا ِذ ِْْ زَ ينَ لَ ُه ُم الش ي ْٰط ُن ا َْْعََْ الَ ُه ْم َوقَا َ ال‬
ِ ‫ِبي ْْ ِه َوقَا َ ا ِِْنِّ ْي‬
َ ٰ ‫برَْ َۤ ْي ٌء ِ ّمنْ ُكُ ْم اِ ِْنِّ ْْٓي‬
‫ارى‬ َ ‫عق‬َ َ ‫ت ا ْلفِئ ٰتَ ِن ࣖ نَكَصَ َع َٰلى‬
ِ ‫ترَْ َۤا َء‬
َ ‫ارَْ ل ُكُ ۚ ْم فَ َل ما‬
ٌّ
‫ب‬ َ َ ُ ّٰ ‫ّْْٰ َ ۗ َو‬
ِ ‫ش ِد ْي ُد ا ْل ِعقَا‬ ‫اف‬ َ ‫ترَْ ْونَ ا ِِْنِّ ْْٓي ا‬
ُ َْ‫خ‬ َ َ‫َما ال‬

“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka


dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadapmu
pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu“. Maka tatkala kedua
pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya
berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat
melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada
Allah“. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS.Al Anfal: 48).

7. Ayat Tentang Istidraj Ditimpakan pada Orang yang Tidak Beriman

َ‫نون باالخِ َر ِة ز ي نا لَهم اَ ْْعََْ الهم فهم يَ ْع َمه ُْو ن‬


ْ ِ‫ۗاِ ِن ال ِذيْن ال يؤُم‬

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami


jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka
bergelimang (dalam kesesatan).” (QS.An Naml: 4)

7
8. Allah Memberikan Kuasa pada Orang yang Mendustakan Al Quran, untuk
Kemudian Membinasakan Mereka

َ‫ْث الَ يَ ْعلَ ُم ْو ۙن‬


ُ ‫سنَسْتدَْْ ِر ُج ُه ْم ِ ّم نْ َحي‬ ِ ۗ ‫فذَ ْرَْ ن ِْي َو َمنْ ي َكذِب ِب ٰهذاَ ا ْل َح ِد ْي‬
َ ‫ث‬

“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang


mendustakan Perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (QS.Al
Qalam: 44).

9. Sesungguhnya Nikmat adalah Ujian

َ ‫خ و ْل ٰنه ُ نِ ْع َم ةً ِ ّم ۙنا‬
ْٓ‫ق ا َل اِ ِن َم اا‬ َ َ‫سانَ ضُ ٌّ ر دََْ عَانَ ۖا ث ُم ا ِِْذا‬ َ ‫اال ْن‬
ِ ْ ‫ف ِْاِذاَ َم س‬ َ
َ‫ثرَْ هُ ْم الَ َي ْع َل ُم ْون‬ ٰ ٌ ‫ي ِفتنْ َْ ة‬
َ َْ ْ‫ولكِ ن اك‬ َ ‫اوُْ ِتيْتهُْ َع َٰلى ِع ْلم ۗ َب ْل ِه‬ْ

“Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila


Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, “Sesungguhnya aku diberi
nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi
kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (QS.Az Zumar: 49).

8
BAB 2

DALIL-DALIL HADITS QUDSI TENTANG HUKUMAN YANG


DISEGERAKAN SEBAGAI BENTUK

A. Dalil, Terjemahan dan Penjelasannya

‫ّْ َْ ش ر‬ ‫عب ْْ ِد ِه ال‬ َ َ‫إذو ا‬


َ ِ‫أرَْ ا َد ّْ َْ ُ ب‬ ِ َ‫عب ْْ ِد ِه ا ْل َخي َْر ّْ َْ َعَج َل لَه ُ ا ْلعقُ ُوبَة‬
َ َ ‫فى الد ْنيا‬ َ َ‫إ ِذا‬
َ ِ‫أرَْ ا َد ّْ َْ ُ ب‬
‫يوَْ َم‬
ْ ‫ب ِه‬ َ ‫ع ْنه ُ بذِنْ َْ ِب ِه حَت ى‬
ِ ‫يوُْ فى‬ َ َ َ‫سك‬
َ َْ‫أ ْم‬

‫ا ْلقِيا َ َم ِة‬

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan


hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan
mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari
kiamat kelak.” (HR.Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).

Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

َ ‫خ‬
‫ط‬ ِ ‫ْتَلهُ ْم فَ َمنْ َر‬
ّ ِ ‫ض َىفَ َل ُه‬
َ ْ‫الرضَا َو َمن‬
ِ ‫س‬ َ َ ‫بَلءِ َوإ ِن ّْ َْ َ إ ِذاَ أحََْ ب قَ ْو ًما اب‬ َ ‫ظ َم ا ْل َجزَ اءِ َم عَ ِع‬
َ َ ‫ظ ِم ا ْل‬ َ ‫إ ِن ِع‬
ُ‫ّْ َْ الس َخط‬ ُ ‫فَلَه‬

“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat.


Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk
mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa
siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan
kata Syaikh Al Albani).

Faedah dari dua hadits di atas:

1. Musibah yang berat (dari segi kualitas dan kuantitas) akan mendapat balasan
pahala yang besar.

9
2. Tanda Allah cinta, Allah akan menguji hamba-Nya. Dan Allah yang lebih
mengetahui keadaan hamba-Nya. Kata Lukman -seorang sholih- pada anaknya,

‫يا بني الذهب والفضة يختبران بالنار والمؤمن يختبر‬

‫بالبَلء‬

“Wahai anakku, ketahuilah bahwa emas dan perak diuji keampuhannya


dengan api sedangkan seorang mukmin diuji dengan ditimpakan musibah.”

3. Siapa yang ridho dengan ketetapan Allah, ia akan meraih ridho Allah dengan
mendapat pahala yang besar.
4. Siapa yang tidak suka dengan ketetapan Allah, ia akan mendapat siksa yang
pedih.
5. Cobaan dan musibah dinilai sebagai ujian bagi wali Allah yang beriman.

6. Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya
di dunia dengan diberikan musibah yang ia tidak suka sehingga ia keluar dari
dunia dalam keadaan bersih dari dosa.
7. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas
dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak. Ath Thibiy
berkata, “Hamba yang tidak dikehendaki baik, maka kelak dosanya akan dibalas
hingga ia datang di akhirat penuh dosa sehingga ia pun akan disiksa karenanya.”
(Lihat Faidhul Qodir, 2: 583, Mirqotul Mafatih, 5: 287, Tuhfatul Ahwadzi, 7: 65)

8. Dalam Tuhfatul Ahwadzi disebutkan, “Hadits di atas adalah dorongan untuk


bersikap sabar dalam menghadapi musibah setelah terjadi dan bukan maksudnya
untuk meminta musibah datang karena ada larangan meminta semacam ini.” Jika
telah mengetahui faedah-faedah di atas, maka mengapa mesti bersedih? Sabar
dan terus bersabar, itu solusinya.

B. Contoh Kasus

Bersandar kepada Hadits shahih riwayat At-Tirmizi, Rasulullah SAW


bersabda, “Dua kejahatan yang disegerakan balasannya di dunia adalah zina dan
durhaka kepada dua ibu bapak”.

10
Pertama, Zina, bisa zina mata, zina hati apalagi sampai melakukan hubungan
suami istri, maka azab Allah biasanya kontan. Akan dicabut barokah hidup kita.
Bahkan dalam kesempatan yang lain dikisahkan, Allah akan memberikan balasan
orang zina dengan enam perkara, tiga di dunia dan tiga lagi di akhirat. Yang di dunia
adalah hilang keceriaan wajah, pendek umur dan senantiasa dalam keadaan susah.
Sedangkan tiga ditangguhkan di akherat adalah kemurkaan Allah, balasan yang buruk
dan azab di neraka. Islam tidak mengenal konsep abu-abu dalam beriman. Artinya,
ketika seseorang sedang berzina, di manapun dan dengan siapapun, maka saat itu ia
sedang tidak beriman. Laksana kepala tanpa penutup. Islam dia, namun pada saat
kejadian itu, imannya sedang runtuh. Itulah sebabnya kadang antara Islam dan iman
seseorang tidak sejalan.

Zina hanya akan menghasilkan penyesalan yang panjang. Kenikmatan yang


diperoleh sesaat, tidak sebanding dengan derita yang dialami. Baik dirinya maupun
pasangan korban. Maraknya kasus pelecehan seksual di kalangan anak-anak yang
dilakukan oleh orang-orang terdekat (keluarga, teman) menjadi pertanda bagaimana
pelampiasan nafsu syahwat yang bertabrakan dengan koridor agama apapun. Ditambah
dengan lemahnya pengawasan orang tua dan lingkungan membuat praktekpraktek
semacam itu marak.

Untuk mengatasi masalah tersebut, tidak ada jalan lain kecuali membentengi
diri dan keluarga dengan agama. Dalam Al-quran bahkan sangat jelas, larangan jangan
dekati zina. Mendekati saja dilarang apalagi melakukannya. Maka, usaha usaha
ekonomi yang dibumbui dengan unsur zina, yakinlah lambat laun akan gulung tikar.
Mungkin awalnya terlihat jaya, banyak pelanggan dan sebagainya. Namun karena jauh
dari ridha Allah, usaha ekonomi itupun akan jatuh. Apapun bentuk usaha itu. Bagi kita
yang tanpa sadar terperangkap dalam situasi semacam, maka tidak ada kata lain,
kecuali taubat dan segera mengejar ampunan-Nya.

Kedua, durhaka kepada ibu bapak. Banyak di antara kita yang menyepelekan
orang tua. Abai dan tidak menaruh hormat. Bahkan tidak sedikit yang mengingkari
nasab. Menyesal mengapa dirinya dilahirkan oleh orang tua yang jelek, miskin, tidak
berpendidikan dan sebagainya. Kalau itu yang terjadi pada kita, maka marilah segera

11
raih ridha orang tua dengan berbuat baik kepada-nya. Berlaku sopan, berkata lembut
dan menuruti perintahnya sepanjang tidak untuk menyekutukan Allah SWT.

Dalam surat Luqman ayat 12-19 sangat jelas dan rigit, bagaimana kita harus
bersikap kepada keduanya. Bahkan sampai ketika mereka berbeda keyakinan
sekalipun, kita tetap harus berbuat baik kepadanya dengan tetap mendoakannya.
Apalagi orang tua kita seiman-seagama.

Rasul bersabda, Ridha Allah adalah ridha orang tua dan murka Allah adalah
juga karena murka orang tua kita. Maka sudah selayaknya kita buat orang tua kita
tersenyum dengan sikap kita. Pengorbanannya tidak dapat ditukar dengan harta benda
dan perbuatan baik kita kepada mereka. Dalam surat Al-Ahqaf ayat 15, “Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua ibu-bapaknya, “ Dalam
surat An-Nisa ayat 36, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukanNya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapakmu, kaum kerabat,
anak yatim, orang miskin, tetangan dekat danjauh, rekan karib dan ibnu sabil serta
hamba sahaya.”

Barangkali selama ini kita berusaha, bekerja di rumah atau di kantor/instansi,


rasanya selalu mendapatkan batu sandungan tidak henti, maka tidak ada salahnya kita
koreksi diri, jangan-jangan selama ini kita sering menyakiti hati orang tua, hingga
membuat mereka tidak ridha dengan langkah hidup kita. Yuk, kita cium tangan
mereka, kita gapai ridhanya dengan semangat membahagiakannya, baik di dunia,
apalagi di akhirat.

12
BAB 3

Dosa dan kriteria riba dan dalilnya

Pengertian Riba

www.ivandimitrijevic.com

Riba adalah penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat


pengembalian berdasarkan presentase dari jumlah pinjaman pokok yang
dibebankan kepada peminjam.

Riba secara bahasa memiliki arti ziyadah atau tambahan. Adapun pengertian
riba menurut Syekh Abu Yahya Al-Anshary didefinisikan sebagai berikut, yang
artinya:

“Riba adalah suatu akad pertukaran barang tertentu yang tidak diketahui
padanannya menurut timbangan syara’ yang terjadi saat akad berlangsung
atau akibat adanya penundaan serah terima barang baik terhadap kedua
barang yang dipertukarkan atau salah satunya saja.” (Syekh Abu Yahya
Zakaria Al-Anshary, Fathul Wahâb bi Syarhi Manhaji al-Thullâb)

13
Hukum Riba

©©2014 Merdeka.com

Para ulama telah bersepakat bahwa hukum riba adalah haram. Hal ini
sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran Surah Ali Imran ayat 130
sebagai beriku, artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan


berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah, supaya kamu mendapat
keberuntungan,” (Ali Imron ayat 130).

Dalam surah lain, Allah juga memperingatkan umat muslim agar menghindari
riba. Sebagaimana dalam salah satu surah Al-Quran berikut ini, Allah SWT
berfirman, yang artinya:

14
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman,” (Al
Baqarah ayat 278).

Meskipun demikian, jual beli tidak sama dengan riba, oleh karena itu menjadi
sangat penting untuk membedakan antara riba dan perdagangan biasa. Hal
ini sebagaimana dalam salah satu surah Al-Quran berikut ini, yang artinya:

“Perumpamaan orang-orang yang memakan riba tidak berdiri kecuali seperti


barang yang berdiri yang kemudian dibanting oleh setan dengan suatu
timpaan (barang yang dirasuki oleh setan). Demikian itu, sebab
sesungguhnya mereka telah berkata bahwa jual beli itu menyerupai riba.
Padahal, Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Maka,
barangsiapa yang telah datang padanya suatu nasihat (peringatan) dari
Tuhannya, lalu mereka berhenti dari memungut riba, maka baginya apa yang
dulu ia pinjam, lalu mereka berserah diri kepada Allah. Dan barangsiapa yang
mengulangi mengambil riba, maka mereka berhak atas neraka. Mereka kekal
di dalamnya.” (QS Al-Baqarah: 275).

Begitupun dengan permasalahan dengan hukum bunga bank, ada beberapa


ulama yang mengatakan bahwa bunga bank termasuk riba, akan tetapi
sebagian ulama juga mengatakan bahwa bunga bank tidak termasuk riba
atau boleh. Sedangkan juga ada ulama yang berpendapat bahwa bunga bank
hukumnya syubhat.

Oleh karena itu, seorang muslim diberi kebebasan untuk memilih sesuai
dengan kemantapan hatinya. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam
sebuah hadits, Rasulullah bersabda, artinya:

15
“Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu. Sedangkan
dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak
orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan." (HR. Ahmad).

4 dari 4 halaman

Macam-Macam Riba Beserta Pengertiannya

Macam-macam riba umumnya dibagi menjadi dua, yaitu riba tentang jual beli
dan riba yang terkait dengan utang piutang. Adapun riba tentang jual belu
terbagi menjadi riba Fadhl dan riba Nasi’ah. Sedangkan riba utang piutang
dibagi menjadi riba Qard dan riba Jahiliyah. Berikut ini macam-macam riba
berdasarkan pengertiannya:

1. Riba Jual Beli

Riba jual beli terbagi menjadi dua, yaitu riba Fadhl dan riba Nasi’ah. Adapun
keduanya memiliki pengertian sebagai berikut.

• Riba Fadhl

Riba Fadhl yaitu pertukaran antara barang-barang sejenis dengan kadar atau
takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis
'barang ribawi

• Riba Nasi’ah

Riba Nasi’ah merupakan penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis


barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.

16
2. Riba Hutang Piutang

Riba hutang piutang terbagi menjadi 2 macam, yaitu riba Qard dan riba
Jahiliyah.

• Riba Qard

Riba Qard yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang.

• Riba Jahiliyah

Riba Jahiliyah yaitu hutang yang dibayar lebih dari pokoknya, karena si
peminjam tidak mampu bayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.

(mdk/jen

Dalil Alquran dan Hadits yang Mengharamkan


Praktik Riba
Teks Alquran dan hadits secara jelas melarang praktik riba

Selasa , 06 Apr 2021, 06:50 WIB

17
Republika/Aditya Pradana Putra

Teks Alquran dan hadits secara jelas melarang praktik riba. Riba (ilustrasi)

Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tidak seorang Muslim pun yang


menyangkal haramnya hukum riba. Teks Alquran begitu jelas
menyatakan bahwa Allah ‫ ﷻ‬telah mengharamkan riba

Dikutip dari buku Harta Haram Muamalat Kontemporer karya Erwandi


Tarmizi, berikut ini sejumlah dalil haramnya riba:

1. Allah SWT mengharamkan secara tegar praktik riba. Allah SWT


berfirman:

ِّ ‫ّللاه ۡالبَ ۡي َع َو َحر َم‬


‫الر ٰبوا‬ ٰ ‫" َواَ َحل‬Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba." (Al Baqarah: 275).

2. Kemudian Allah juga memerintahkan orang-orang beriman untuk


menghentikan praktik riba. Allah berfirman:

18
َ‫الر ٰبٰٓوا ا ِّۡن كه ۡنت ه ۡم ُّم ۡؤمِّ ن ِّۡين‬ َ ٰ ‫" ٰٰۤيـاَيُّ َها الذ ِّۡينَ ٰا َمنهوا اتقهوا‬Hai orang-orang yang
َ ‫ّللا َوذَ هر ۡوا َما بَق‬
ِّ َ‫ِّى مِّ ن‬
beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
beIum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman" (Al Baqarah
278).

3. Allah SWT mengancam akan memerangi orang-orang yang tidak


menuruti perintah-Nya untuk meninggalkan riba. Allah berfirman:

ِّ ٰ َ‫" فَا ِّۡن ل ۡم ت َۡفعَله ۡوا فَ ۡاذَنه ۡوا بِّ َح ۡرب ِّمن‬Maka jika kamu tidak mengerjakan
ۚ‫ّللا َو َرسه ۡولِّه‬
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya
akan memerangimu." (QS Al Baqarah 279).

Atas ayat ini, Imam Al Qurthubi menjelaskan, ketika Imam Malik


ditanya seseorang yang mengatakan, "Istri saya tertalak jika ada yang
masuk ke dalam rongga anak Adam lebih buruk daripada khamr." Dia
berkata," Pulanglah, aku cari dulu jawaban pertanyaanmu! Keesokan
harinya orang tersebut datang dan Imam Malik mengatakan hal
serupa. Setelah beberapa hari orang itu datang kembali dan imam
Malik berkata, "Istrimu tertalak. Aku telah mencari dalam seluruh ayat
Alquran dan hadits Nabi tidak aku temukan yang paling buruk yang
masuk ke rongga anak Adam selain riba, karena Allah memberikan
sanksi pelakunya dengan berperang melawanNya." (Lihat Tafsir Al
Qurthubi).

Baca juga : Sri Mulyani Ubah Kriteria yang Layak Dapat Penjaminan
Kredit

4. Dan Allah berjanji akan memasukkan pelaku riba ke dalam neraka


kekal selamanya. Allah berfirman:

ٰ ‫ف َواَمۡ هر ٰۤه اِّلَى‬


ِّ‫ّللا‬ َ َ‫سل‬َ ‫ظة ِّم ۡن ربِّه فَ ۡانتَهٰ ى فَلَه َما‬ ِّ ‫ّللاه ۡالبَ ۡي َع َو َحر َم‬
َ ‫الر ٰبوا ؕ فَ َم ۡن َجا ٰٓ َءه َم ۡو ِّع‬ ٰ ‫َواَ َحل‬
َ‫ارۚ ه ۡهم ف ِّۡي َها ٰخ ِّلد ۡهون‬ ٰٓ ٰ ‫عا َد َفا ه‬
ِّ ‫ولٮِٕكَ اَصۡ حٰ به الن‬ َ ‫َو َم ۡن‬

19
"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-
orang yang telah sampai kepadanya Iarangan dari Tuhannya, laIu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang Iarangan) dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekaI di
dalamnya (QS Al Baqarah 275).

Teks hadits

Dalam hadits, Nabi ‫ ﷺ‬juga memerintahkan agar seorang muslim menjauhi riba. Riba
termasuk salah satu dari tujuh dosa besar. Nabi SAW bersabda:

ِّ ‫ َوقَتْ هل الن ْف ِّس التِّي َحر َم ّللاه إِّل بِّ ْال َح‬،‫ َوالسِّحْ هر‬،ِّ‫الشرْ كه بِّاَّلل‬
‫ق‬ ِّ " ‫ َو َما ههن قَا َل‬،ِّ‫ قَالهوا يَا َرسهو َل ّللا‬." ‫ت‬ ِّ ‫اجْ تَنِّبهوا الس ْب َع ْال هموبِّقَا‬،
"‫ت‬ ِّ َ‫ت ْالغَافِّال‬ ِّ ‫ت ْال همؤْ مِّ نَا‬ َ ْ‫ف ْال همح‬
ِّ ‫صنَا‬ ‫ َوقَذْ ه‬، ِّ‫ َوالت َولِّي َي ْو َم الزحْ ف‬،‫ َوأَ ْك هل َما ِّل ْال َيت ِِّّيم‬،‫الر َبا‬
ِّ ‫َوأَ ْك هل‬

"Jauhi tujuh hal yang membinasakan! Para sahabat berkata, "Wahai, Rasulullah!
apakah itu? Beliau bersabda, "Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang
diharamkan Allah tanpa haq, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari
dari medan perang dan menuduh wanita beriman yang Ialai berzina" (Muttafaq
'alaih).

2. Dosa riba setara dengan perbuatan dosa seseorang menzinahi ibundanya.


Diriwayatkan dari Baraa' bin 'Azib RA bersabda:

‫إتيان الرج ِّل أمه‬


ِّ ِّ "Dosa riba terdiri dari 72 pintu. Dosa riba yang
‫الربا اثنان وسبعون بابًا أدناها مث هل‬
paling ringan adalah bagaikan seorang Iaki-Iaki yang menzinai ibu kandungnya." (HR
Thabrani).

Salah seorang perawi hadits ini bernama Umar bin Rashid. Dia dhukumi lemah oleh
mayoritas ulama hadits.

20
3. Lebih besar dari zina. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi ‫ﷺ‬
bersabda:

‫" إن الدرهم يصيبه الرجل من الربا أعظم عند اللهفي الخطيئة من ست وثالثين زنية يزنيها الرجل‬Sesungguhnya
satu dirham yang didapatkan seorang Iaki-laki dari hasil riba Iebih besar dosanya di
sisi Allah daripada berzina 36 kali." (HR Ibnu Abi Dunya).

4. Laknat untuk para pelaku riba. Begitu besarnya dosa riba, pantas Rasulullah
melaknat pelakunya sebagaimana diriwayatkan Jabir RA,

‫الربَا َو همو ِّكلَهه َوكَاتِّبَهه َوشَا ِّهدَ ْي ِّه َوقَا َل هه ْم َس َواء‬


ِّ ‫" لَ َعنَ َرسهو هل ّللاِّ صلى هللا عليه وسلم آ ِّك َل‬Rasulullah ‫ ﷺ‬mengutuk
orang yang makan harta riba, yang memberikan riba, penulis transaksi riba dan
kedua saksi transaksi riba. Mereka semuanya sama (berdosa)." (HR Muslim).

BAB 4

KEUTAMAAN SEDEKAH DAN DALILNYA

Pengertian Sedekah, Keutamaan dan Macam-


macam Sedekah.
▪ 28 NOV 2020

▪ ADMIN

Sedekah atau shadaqah adalah mengamalkan atau menginfakan harta di jalan


Allah. Namun, kegiatan ini bukan hanya semata-mata menginfakan harta di jalan
Allah atau menyisihkan sebagian uang pada fakir miskin, tetapi sedekah juga
mencakup segala macam dzikir (tasbih, tahmid, dan tahlil) dan segala macam
perbuatan baik lainnya.

21
Adapaun pengertian sedekah menurut KBBI pemberian sesuatu kepada fakir miskin
atau yang berhak menerimanya, diluar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai
dengan kemampuan pemberi. Pengertian secara umum sedekah adalah
mengamalkan harta di jalan Allah dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, dan
semata-mata mengharapkan ridha-Nya sebagai kebenaran iman seseorang. Istilah
lain sedekah adalah derma dan donasi.

Sebagimana dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 245 yang artinya:


"Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya dijalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan
dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan."

Ayat tersebut menggambarkan bahwa sedekah memiliki makna mendermakan atau


menyisihkan uang di jalan Allah swt. Memberi sedekah kepada fakir miskin, kerabat,
atau orang lain yang dilakukan hanya untuk mengaharap ridha Allah maka akan
mendapatkan pahala yang berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat.

Selain sebagai bentuk amalan dan kebenaran iman seseorang terhadap perintah
Allah swt, sedekah memiliki banyak keutamaan dalam pelaksanaannya antara lain:
1. Orang yang bersedekah denga ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan
naungan Arsy di hari kiamat.
2. Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit, baik penyakit jasmani maupun
rohani.
3. Allah akan melipatgandakan pahala orang yang bersedekah, (QS. Al-Baqarah:
245).
4. Sedekah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang.
5. Sebagai penghapus kesalahan.
6. Sedekah merupakan pembersih harta dan mensucikannya dari kotoran.
7. Sedekah juga merupakan tanda ketaqwaan, (QS. Al-Baqarah: 2-3).
8. Sedekah adalah perisai dari neraka.
9. Sebagai pelindung di Padang Mahsyar.
10. Orang yang bersedekah termasuk kedalam tujuh orang yang dinaungi di akhirat
nanti.

Untuk macam-macam sedekah berikut ini ada beberapa jenis sedekah yang bisa kita
amalkan sehari-hari:
1. Tasbih, Tahlil, dan Tahmid
#kawanaksi, dari Bunda Aisyah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW. Berkata,
“Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh
persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar,
menyingkirkan batu, duri, atau tulang dari jalanan, amar ma’ruf nahi mungkar, maka
akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia sedang berjalan
pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim).

22
2. Bekerja dan Memberi Nafkah pada Sanak Keluarga dan Orang yang sangat
membutuhkan.
#kawanaksi sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin
Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. Berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan
yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan
dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri,
keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu
Majah).

3. Sedekah Harta (Materi)


#kawanaksi sedekah tidaklah mengurangi harta. Sebagaimana Rasulullah SAW
bersabda, “sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim). Meskipun secara
bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan
pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak
seperti dalam firman Allah dalam Surah Saba: “Dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki sebaik-
baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Sedekah harta merupakan salah satu yang bisa kita lakukan untuk membantu para
dhuafa dan anak yatim senusantara serta dapat membantu membangunan lembaga
penghafal Al-Quran, salah satunya adalah Membantu Para Guru Pengajar Al-Qur'an.
Program ini merupakan saran pembibitan para penghafal Al-Quran. Tujuan utama
dari kegiatan ini adalah memberikan para yatim dhuafa kesempatan untuk belajar
gratis. Dengan bersedekah, kamu bisa bantu wujudkan yatim dhuafa menjadi hafidz
Quran melalui program ini.

Mari salurkan sedekah terbaikmu bersama Wujud Aksi Nyata melalui link ini, agar
lebih banyak lagi penerima manfaat dan dari situ juga kita dapat membersihkan
harta yang kita punya serta mengasah keperdulian kita

23
Komunitas Katupa Dumai mendirikan halte sedekah untuk berbagi kepada warga kurang mampu di
Bantul. (Foto: iNews.id/Trisna Purwoko)

• Lifestyle

• Muslim

• Detail Berita
Kumpulan Hadits Tentang Sedekah Lengkap Arab dan Arti
serta Keutamaannya
Kastolani Selasa, 16 Februari 2021 - 15:42:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Bersedekah merupakan amal ibadah yang sangat disukai Allah SWT.
Ada banyak ayat Alquran dan hadits tentang sedekah dan keutamaannya.
Disebutkan bahwa pintu surga pun terbuka bagi orang-orang yang ikhlas mendermakan
hartanya di jalan Allah maupun untuk membantu sesama yang sedang kesusahan.
BACA JUGA:
Halte Sedekah, Bagikan Ratusan Paket Sayuran untuk Warga Kurang Mampu

24

Sedekah atau shodaqoh berasal dari kata "shadaqa" yang artinya jujur, benar, memberi dengan
ikhlas. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang bersedekah berarti telah berlaku jujur
kepada dirinya sendiri mengenai kelebihan yang telah di berikan oleh Allah.
Sedekah meliputi sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat (at-tatawwu) atau sedekah spontan
dan sukarela yang sama artinya dengan infak.
BACA JUGA:
4 Keutamaan Puasa Rajab, Setara Ibadah 700 Tahun Hingga Diberi Minum Telaga Susu

Mengapa Allah dan Rasulullah memerintahkan umatnya untuk bersedekah? Sebab, di dalam
sedekah itu tertanam berlipat-lipat pahala. Allah memberikan ganjaran dan menyayangi
umatnya yang peduli terhadap sesama.
Allah SWT berfirman:
BACA JUGA:
8 Adab Membaca Alquran dan Keutamaannya

‫ف لَ ُه ْم َولَ ُه ْم اَج ٌْر ك َِريْ ٌم‬ َ ‫ّٰللا قَرْ ضًا َح‬


ُ ‫سنًا يُّضٰ َع‬ ِ ‫اِ َّن الْ ُمص َِّدقِيْ َن َوالْ ُمصَّد ِٰق‬
َ ‫ت َواَقْ َرضُوا ه‬
Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah peinjaman yang baik, niscaya akan dilipat
gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS. Al
hadid: 18).
BACA JUGA:
Keutamaan dan Doa Hari Kamis yang Dipanjatkan Siti Fatimah Az Zahra

Bersedekah tidak mengenal waktu. Dalam artian, tidak harus menunggu saat sudah kaya atau
sukses karena akan datang penyesalan kelak jika ajal menjemput.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
{‫ص َّد َق َوأَكُنْ ِم َن الصَّالِحِ ي َن‬
َّ َ ‫ب فَأ‬
ٍ ‫ب لَ ْوال أَ َّخرْ تَنِي إِلَى أَ َج ٍل قَ ِري‬
ِ ‫ِي أَ َح َدكُ ُم الْ َم ْوتُ فَيَقُو َل َر‬ ْ
َ ‫} َوأَنْ ِفقُوا ِمنْ َما َرزَ قْنَاكُ ْم ِمنْ قَبْ ِل أَنْ يَأت‬
Artinya: "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, "Ya Tuhanku, mengapa
Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku
dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10).
Menukil Kitab Tafsir Ibnu Katsir, dalam ayat tersebut, Allah SWT mengingatkan setiap orang
yang melalaikan kewajiban pasti akan merasa menyesal di saat meregang nyawanya, dan
meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk bertobat dan menyusul

25
semua amal yang dilewatkannya termasuk bersedekah. Tetapi alangkah jauhnya, karena nasi
telah menjadi bubur, masing-masing orang akan menyesali kelalaiannya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pun pernah bersabda tentang penyesalan bagi orang
yang lalai bersedekah.
َ ْ‫ظ ُم أَ ْج ًرا قَا َل أَن‬ َ ‫ص َدقَ ِة أَ ْع‬ ُّ َ‫ّٰللا أ‬
َّ ‫ي ال‬ ِ َّ ‫سلَّ َم فَقَا َل يَا َرسُو َل‬ َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ِ ‫عنْهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل إِلَى النَّبِي‬ َ ‫ّٰللا‬
ُ َّ ‫ي‬َ ‫ض‬ ِ ‫َح َّدثَنَا أَبُو ه َُري َْرةَ َر‬
َ ُ‫صحِ ي ٌح شَحِ ي ٌح تَ ْخشَى ا ْلفَقْ َر َوتَأْ ُم ُل ا ْل ِغنَى َو َال تُ ْم ِه ُل َحتَّى ِإذَا َبلَغَتْ ا ْل ُح ْلق‬
‫وم قُ ْلتَ ِلفُ ََل ٍن َكذَا َو ِلفُ ََل ٍن َكذَا َوقَ ْد كَا َن ِلفُ ََل ٍن‬ َ َ‫ص َّد َق َوأَنْت‬ َ َ‫ت‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Hurairah radliallahu anhu berkata,: "Seorang laki-laki
datang kepada Nabi Shallallahualaihiwasallam dan berkata,: "Wahai Rasulullah, shadaqah
apakah yang paling besar pahalanya?". Beliau menjawab: "Kamu bershadaqah ketika kamu
dalam keadaan sehat dan kikir, takut menjadi faqir dan berangan-angan jadi orang kaya. Maka
janganlah kamu menunda-nundanya hingga tiba ketika nyawamu berada di tenggorakanmu.
Lalu kamu berkata, si fulan begini (punya ini) dan si fulan begini. Padahal harta itu milik si fulan".
(HR. Bukhari) [No. 1419 Fathul Bari] Shahih.
Dalam hadits lain disebutkan:
َ ‫ص َّدقُوا فَإِنَّهُ يَأْتِي‬
‫علَيْكُ ْم زَ َما ٌن يَ ْمشِي‬ َ َ‫سلَّ َم يَقُو ُل ت‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َّ ِ‫س ِمعْتُ النَّب‬
َ ‫ي‬ ٍ ‫ارثَةَ بْ َن َو ْه‬
َ ‫ب قَا َل‬ َ ‫َح َّدثَنَا َمعْبَدُ بْ ُن خَا ِل ٍد قَا َل‬
ِ ‫س ِمعْتُ َح‬
‫ص َدقَتِ ِه ف َََل َي ِجدُ َمنْ َيقْ َبلُ َها َيقُو ُل الرَّ ُج ُل لَ ْو ِجئْتَ ِب َها ِب ْاْلَ ْم ِس لَقَ ِبلْتُ َها فَأ َ َّما الْ َي ْو َم ف َََل َحا َجةَ لِي ِب َها‬
َ ‫الرَّ ُج ُل ِب‬
Telah menceritakan kepada kami Mabad bin Khalid berkata; Aku mendengar Haritsah bin
Wahab berkata; Aku mendengar Nabi Shallallahualaihiwasallam bersabda: "Bershadaqalah,
karena nanti akan datang kepada kalian suatu zaman yang ketika itu seseorang berkeliling
dengan membawa shadaqahnya namun dia tidak mendapatkan seorangpun yang
menerimanya. Lalu seseorang berkata,: "Seandainya kamu datang membawanya kemarin pasti
aku akan terima. Adapun hari ini aku tidak membutuhkannya lagi". (HR. Bukhari) [ No. 1411
Fathul Bari] Shahih.
Dari ayat Alquran dan hadits di atas mengajarkan bahwa Muslim sudah semestinya selalu
bersedekah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya baik di kala lapang maupun sempit.
Berikut tujuh hadist tentang sedekah dan keutamaannya:
1. Mencegah Kematian Buruk
Orang yang suka bersedekah akan dilindungi oleh Allah SWT dari kematian yang buruk. Hal ini
sesuai sabda Rasulullah SAW:
{ِ‫ص َدقَةُ تَ ْمنَ ُع مِيتَةَ السُّوء‬
َّ ‫ }ال‬:‫قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬.
Nabi Muhammad SAW bersabda : "Sedekah itu bisa mencegah kematian buruk".
2. Peredam Murka Allah
Bersedekah selain mendatangkan pahala berlipat, juga menghindari murka Allah.
{‫ص َدقَةُ ال َعَلَنِ َي ِة ُجنَّةٌ ِم َن النَّار‬
َ ‫ب َو‬
ِ َّ‫ب الر‬
َ ‫ض‬
َ ‫غ‬ ْ ُ‫ص َدقَةُ ال ِس ِر ت‬
َ ‫طفِى ُء‬ َ } :‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬.
Nabi Muhammas SAW bersabda : "Sedekah sirri (secara rahasia) memadamkan murka Allah
dan sedekah secara terang-terangan merupakan perisai dari neraka”.
3. 70 Pintu Keburukan Ditutup

26
َ ‫ص َدقَةُ تَسُ ُّد‬
{ِ‫سبْ ِعيْ َن بَابًا ِم َن السُّوء‬ َّ ‫ }ال‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬.
Nabi SAWbersabda : "Sedekah itu bisa menutup 70 pintu keburukan”.
4. Didoakan Malaikat
‫َان َينْ ِز َال ِن فَ َيقُو ُل أَ َحدُهُ َما اللَّ ُه َّم‬
ِ ‫ص ِب ُح الْ ِع َبادُ فِي ِه ِإ َّال َملَك‬ْ ُ‫سلَّ َم قَا َل َما ِمنْ َي ْو ٍم ي‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َّ ‫عنْهُ أَ َّن النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ َ ‫ّٰللا‬
ُ َّ ‫ي‬ ِ ‫عنْ أَ ِبي هُ َري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ
َ َّ ْ
‫أ ْع ِط ُمنْ ِف ًقا َخ َل ًفا َويَ ُقو ُل اْلخ َُر الل ُه َّم أ ْع ِط ُم ْم ِس ًكا تَ َل ًفا‬ َ
Dari Abu Hurairah radliallahu anhu bahwa Nabi Shallallahualaihiwasallam bersabda: "Tidak ada
suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua
malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; "Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang
menafkahkan hartanya", sedangkan yang satunya lagi berkata; "Ya Allah berikanlah kehancuran
(kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil) ". (HR. Bukhari) [No. 1442 Fathul
Bari] Shahih.
5. Menolak Bala
Orang yang suka bersedekah hidupnya insyaallah akan dijauhkan dari marabahaya dan
dipanjangkan umurnya dalam artian hidupnya dipenuhi keberkahan.
َ ُ‫ص َدقَةُ ت َُر ُّد البََلَء َوت‬
{‫ط ِو ُل العُ ْم َر‬ َّ ‫ }ال‬:‫وقال صلى هللا عليه وسلم‬.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sedekah itu menolak bala dan memanjangkan umur”.
6. Menambah Kemuliaan dan Derajat
ِ َّ ِ ٌ‫ض َع أَ َحد‬
‫ّلِل ِإ َّال‬ َ ‫عبْدًا ِب َعفْ ٍو ِإ َّال ع ًِّزا َو َما ت ََوا‬ ُ َّ ‫ص َدقَةٌ ِمنْ َما ٍل َو َما زَ ا َد‬
َ ‫ّٰللا‬ َ َ‫سلَّ َم قَا َل َما نَق‬
َ ْ‫صت‬ َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َ َ‫عنْ أَ ِبي ه َُري َْرة‬
ِ َّ ‫عنْ َرسُو ِل‬
َ ‫ّٰللا‬ َ
ُ َّ ُ‫َر َفعَه‬
‫ّٰللا‬
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sedekah itu tidak akan
mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah
akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah,
melainkan Allah akan mengangkat derajatnya." (HR. Muslim) [No. 2588 Syarh Shahih Muslim]
Shahih.
7. Menjaga dari Siksa Api Neraka
‫ظنَنَّا‬َ ‫ض َوأَشَا َح ثَ ََلثًا َحتَّى‬ َ ‫ار ثُ َّم أَع َْر‬
َ َّ‫ض َوأَشَا َح ثُ َّم قَا َل اتَّقُوا الن‬ َ ‫ار ثُ َّم أَع َْر‬ َ َّ‫سلَّ َم اتَّقُوا الن‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ ُّ ‫عدِي ِ ب ِْن َحات ٍِم قَا َل قَا َل النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ َ ْ‫عن‬
َ
‫طيِبَ ٍة‬َ ‫ِق تَ ْم َرةٍ فَ َمنْ لَ ْم يَ ِج ْد فَبِ َك ِل َم ٍة‬
ِ ‫ار َولَ ْو بِش‬ ُ ُ َ
َ َّ‫أنَّهُ يَنْظ ُر إِلَيْ َها ث َّم قَا َل اتَّقُوا الن‬
Dari Adi bin Hatim mengatakan, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Jagalah diri kalian
dari api neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma." Kemudian beliau berpaling dan
menyingkir, kemudian beliau bersabda lagi: "jagalah diri kalian dari neraka", kemudian beliau
berpaling dan menyingkir (tiga kali) hingga kami beranggapan bahwa beliau melihat neraka itu
sendiri, selanjutnya beliau bersabda: "Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan
sebiji kurma, kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik." (HR. Bukhari) [No. 6539
Fathul Bari] Shahih.

BAB 5

27
SIFAT TAKDIR KEMATIAN DAN DALILNYA

ِ ِۗ ‫كُ ُّل نَفْ ٍس ذَ ۤاىِٕقَةُ الْ َم ْو‬


‫ت َونَبْلُ ْوكُ ْم بِالش َِّر َوالْ َخي ِْر فِتْنَةً َِۗواِلَيْنَا تُرْ َجعُ ْو َن‬
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan.
BACA JUGA:
Hadits Waktu Doa Mustajab Hari Jumat, Paling Utama Setelah Ashar

Dalam Islam, tanda-tanda kematian sudah diingatkan kepada tiap manusia di antaranya kulit
mulai keriput, rambut beruban dan daya ingat melemah.

َ ٰ ‫قُ ْل إِ َّن ٱلْ َم ْوتَ ٱلَّذِى تَفِرُّ و َن ِمنْهُ فَإِنَّهُۥ ُم ٰلَقِيكُ ْم ثُ َّم تُ َردُّو َن إِلَ ٰى‬
ِ ْ‫عل ِِم ٱلْغَي‬
‫ب َوٱلشَّ ٰ َه َدةِ فَيُنَبِئُكُم بِ َما كُنتُ ْم تَعْ َملُو َن‬
BACA JUGA:
Kumpulan Hadits tentang Jodoh, Ini Anjuran Menikah Dalam Islam

“Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Jumu’ah : 8)
Dikutip dari Pusat Kajian Hadis (PKH), orang yang selalu ingat mati tentu mempersiapkan
kehidupan sesudah mati. Dia memahami bahwa ada lagi kehidupan setelah mati. Bekal
kehidupan setelah kematian bukanlah harta melimpah, rumah mewah, perhiasan berkilo-kilo
dan sejenisnya. Bekal yang hanya berlaku adalah “Amal Kebaikan”.
BACA JUGA:
9 Ciri-Ciri Dajjal Keluar Sebelum Kiamat dalam Hadits Nabi SAW

Berikut hadits tentang kematian:


1. Berbaik Sangka
Tiap Muslim pasti ingin hidupnya khusnul khotimah. Banyak cara agar memperoleh predikat
husnul khatimah. Salah satu di antaranya adalah selalu bersangka baik kepada Allah.
Rasulullah Shalla Allahu Alaihi Wa Sallam mewanti-wanti umatnya agar selalu berhusnudzan
(baik sangka) kepada Allah.
Hadis riwayat Al-Imam Muslim :
‫اّلِل الظَّ َّن‬
ِ َّ ‫ث يَقُو ُل َال يَ ُموتَ َّن أَ َحدُكُ ْم ِإ َّال َوه َُو يُ ْح ِس ُن ِب‬
ٍ ‫سلَّ َم قَبْ َل َوفَاتِ ِه ِبثَ ََل‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َّ ‫س ِمعْتُ النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ َ ‫عنْ َجا ِب ٍر قَا َل‬
َ

28
Dari Jabir Radhiyallahu Anhu berkata: Aku mendengar Nabi Shalla Allahu Alaihi Wa Salam
bersabda tiga hari sebelum beliau wafat: “Jangalah salah seorang dari kalian meninggal dunia
kecuali ia berbaik sangka kepada Allah.”(HR. Muslim)
Al Imam Nawawi menjelaskan bahwa sebelum seorang mukmin meninggal dunia hendaklah ia
bersangka baik kepada Allah bahwa ia diampuni. Ia tidak boleh putus asa dari kasih sayang
(rahmah) Allah. Hal ini merupakan harapan baik ketika ajal datang.
2. Jeritan Jenazah di Atas Keranda
ْ‫ض َعت‬ ِ ‫سلَّ َم ِإذَا ُو‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ‫ّٰللا‬ ِ َّ ‫عنْهُ َيقُو ُل قَا َل َرسُو ُل‬
َ ‫ّٰللا‬
ُ َّ ‫ي‬َ ‫ض‬
ِ ‫ي َر‬ َّ ‫سعِي ٍد الْ ُخد ِْر‬َ ‫س ِم َع أَ َبا‬
َ ُ‫عنْ أَ ِبي ِه أَنَّه‬ َ ‫سعِي ِد ب ِْن أَ ِبي‬
َ ‫سعِي ٍد‬ َ ْ‫عن‬ َ
ْ َ
‫صا ِل َح ٍة قَا َلتْ يَا َويْ َل َها أيْ َن يَذهَبُو َن بِ َها‬ ً
َ ْ‫صا ِل َحة قَا َلتْ قَ ِد ُمونِي قَ ِد ُمونِي َوإِنْ َكانَت‬
َ ‫غي َْر‬ َ ْ‫علَى أ ْعنَاقِ ِه ْم فَإِنْ كَانَت‬َ ِ ‫الْ ِجنَازَ ةُ فَا ْحتَ َملَ َها‬
َ ‫الر َجا ُل‬
َ َ‫سا ُن ل‬
‫ص ِع َق‬ ِ ْ ‫س ِم َع َها‬
َ ْ‫اْلن‬ َ ‫سا َن َولَ ْو‬ ِ ْ ‫ش ْي ٍء ِإ َّال‬
َ ْ‫اْلن‬ َ ‫ص ْوتَ َها كُ ُّل‬
َ ‫َي ْس َم ُع‬
Dari Sa’id bin Abu Sa’id dari bapaknya bahwa dia mendengar Abu Sa’id AL Khudriy radliallahu
‘anhu berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Jika jenazah diletakkan lalu
dibawa oleh para pemandu di atas pundak mereka, maka jika jenazah tersebut termasuk orang
shalih (semasa hidupnya) maka dia akan berkata; “Bersegeralah kalian, bersegeralah kalian
(membawa aku). Dan jika ia bukan dari orang shalih, maka dia akan berkata; “Celaka, kemana
mereka akan membawanya?. Suara jenazah itu didengar oleh setiap makhluq kecuali manusia
dan seandainya ada manusia yang mendengarnya tentu dia akan jatuh pingsan”. (HR. Bukhari).
3. Amal Ibadah Teman Setia
‫ يَرْ ِج ُع‬:ٌ‫َان َويَبْقَى َواحِ د‬ِ ‫ فَيَرْ ِج ُع اثْن‬،ُ‫ع َملُه‬
َ ‫ أَ ْهلُهُ َو َمالُهُ َو‬:ٌ‫يَتْبَ ُع ال ِميْتَ ثَ ََلثَة‬: ‫سلَّم قَا َل‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ َ ُ‫عنْه‬
ِ َّ ‫عنْ َرس ُْو ِل‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ُ‫ي هللا‬ ِ ‫عنْ أَن ٍَس َر‬
َ ‫ض‬ َ
َ ‫ َو َيبْقَى‬،ُ‫ أَ ْه ُلهُ َو َما ُله‬.
ُ‫ع َم ُله‬
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu menuturkan, Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam
bersabda: “Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya,
ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali,
sedang amalnya akan terus tetap bersamanya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Di dalam kubur yang gelap dan tidak ada siapa-siapa, tentu membuat hati sedih, gundah dan
takut. Di saat itulah datang amal seorang yang meyerupai bentuk manusia. Jika amalnya baik,
dia akan berbentuk manusia yang indah, wangi dan ramah. Namun sebaliknya, jika amalnya
buruk, ia akan berubah bentuk menjadi manusia yang menyeramkan, berbau busuk dan
bersuara kasar. Amal akan menemani seseorang dalam kuburnya entah berapa lamanya
sampai datang Hari Kiamat.
4. Perbanyak Mengingat Mati
ِ ‫أَ ْكث ُِروا ِذ ْك َر هَاذ ِِم اللَّذَّا‬: ‫سلَّ َم‬
َ‫ت َيعْنِي ال َم ْوت‬ َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ ‫صلَّى‬
َ ‫هللا‬ َ ِ‫ قَا َل َرسُو ُل هللا‬: ‫هللا قَا َل‬
ُ ‫ي‬ ِ ‫عنْ أَ ِبي ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ .
Dari Abu Hurairah ra. pula, berkata: Rasulullah Shalla Allahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Perbanyaklah kalian mengingat kepada sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu
maut.” (HR. Tirmidzi)
5. Kematian Sudah Digariskan

29
‫َارا إِلَى‬
ً ‫صغ‬ َ ‫س ِط خَا ِرجًا ِمنْهُ َو َخطَّ ُخ‬
ِ ‫ططًا‬ َ ‫سلَّ َم َخطًّا ُم َربَّعًا َو َخطَّ َخطًّا فِي الْ َو‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ ُّ ِ‫عنْهُ قَا َل َخطَّ النَّب‬
َ ‫ي‬ َ ‫ّٰللا‬
ُ َّ ‫ي‬َ ‫ض‬
ِ ‫ّٰللا َر‬ َ ْ‫عن‬
ِ َّ ‫عبْ ِد‬ َ
ُ‫ج أَ َملُه‬ ِ ‫ط ِب ِه َوهَذَا الَّذِي ه َُو خ‬
ٌ ‫َار‬ َ ‫سا ُن َوهَذَا أَ َجلُهُ مُحِ يطٌ ِب ِه أَ ْو قَ ْد أَ َحا‬ َ ‫س ِط ِمنْ َجانِ ِب ِه الَّذِي فِي الْ َو‬
ِ ْ ‫س ِط َوقَا َل هَذَا‬
َ ْ‫اْلن‬ َ ‫هَذَا الَّذِي فِي الْ َو‬
َ ‫طأَهُ هَذَا نَ َه‬
‫شهُ هَذَا‬ َ ‫شهُ هَذَا َوإِنْ أَ ْخ‬
َ ‫طأَهُ هَذَا نَ َه‬
َ ‫َار ْاْلَع َْراضُ فَإِنْ أَ ْخ‬
ُ ‫الصغ‬ َ ‫َوهَ ِذ ِه الْ ُخ‬
ِ ُ‫طط‬
Dari Abdullah radliallahu anhu dia berkata; "Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah membuat
suatu garis persegi empat, dan menggaris tengah dipersegi empat tersebut, dan satu garis di
luar garis segi empat tersebut, serta membuat beberapa garis kecil pada sisi garis tengah dari
tengah garis tersebut. Lalu beliau bersabda: Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya yang
telah mengitarinya atau yang mengelilinginya dan yang di luar ini adalah cita-citanya, sementara
garis-garis kecil ini adalah rintangan-rintangannya, jika ia berbuat salah, maka ia akan terkena
garis ini, jika berbuat salah lagi maka garis ini akan mengenainya." (HR. Bukhari) [No. 6417
Fathul Bari] Shahih.
6. Usia Jadi Tanda
َ‫ار أُ َّمتِي َما بَيْ َن السِتِي َن إِلَى السَّبْعِي َن َوأَقَلُّ ُه ْم َمنْ يَ ُجوزُ ذَلِك‬
ُ ‫سلَّ َم قَا َل أَ ْع َم‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ ِ َّ ‫عنْ أَبِي ه َُري َْرةَ أَ َّن َرسُو َل‬
َ ‫ّٰللا‬ َ
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Usia ummatku
berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit sekali mereka yang melebihi
(usia) tersebut." (HR. Ibnu Majah) [No. 4236 Maktabatul Maarif Riyadh] Hasan Shahih.
7. Persiapkan Bekal Amal
ٍ ‫سلَّ َم ثُ َّم َقا َل‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ِ ‫علَى النَّ ِبي‬ َ ‫سلَّ َم‬َ َ‫ار ف‬ِ ‫ص‬َ ْ‫س َّل َم فَ َجا َء ُه َر ُج ٌل ِمنْ ْاْلَن‬
َ ‫ع َليْ ِه َو‬ ُ َّ ‫ص َّلى‬
َ ‫ّٰللا‬ ِ َّ ‫عنْ اب ِْن عُ َم َر أَنَّهُ قَا َل ُكنْتُ َم َع َرسُو ِل‬
َ ‫ّٰللا‬ َ
َ
َ ‫ت ِذ ْك ًرا َوأ ْح‬
‫سنُ ُه ْم ِل َما بَعْ َدهُ ا ْستِعْدَادًا‬ ْ َ
ِ ‫س قَا َل أ ْكثَ ُرهُ ْم ِلل َم ْو‬ َ ْ
ُ َ‫ي ال ُمؤْ ِمنِي َن أ ْكي‬ َ ُ
ُّ ‫سنُ ُه ْم ُخلقًا قَا َل فَأ‬ َ
َ ‫ض ُل قَا َل أ ْح‬ ْ َ ْ
َ ‫ي ال ُمؤْ ِمنِي َن أف‬ َ
ُّ ‫ّٰللا أ‬
ِ َّ ‫يَا َرسُو َل‬
ُ ‫أُولَئِكَ ْاْلَ ْك َي‬
‫اس‬
Dari Ibnu Umar bahwa dia berkata; Saya bersama dengan Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki Anshar kepada beliau, lalu dia mengucapkan salam
kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan bertanya; "Ya Rasulullah, bagaimanakah orang
mukmin yang utama?" beliau menjawab: "Orang yang paling baik akhlaknya." Dia bertanya lagi;
"Orang mukmin yang bagaimanakah yang paling bijak?" beliau menjawab: "Orang yang paling
banyak mengingat kematian, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian, merekalah
orang-orang yang bijak." (HR. Ibnu Majah) [No. 4259 Maktabatul Maarif Riyadh] Hasan.
8. Mayit Diiringi 3 Hal
‫سلَّ َم‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ‫ّٰللا‬ِ َّ ‫َس بْ َن َمالِكٍ يَقُو ُل قَا َل َرسُو ُل‬ َ ‫س ِم َع أَن‬ َ ‫ع ْم ِرو بْ ِن َح ْز ٍم‬َ ‫ّٰللا بْ ُن أَبِي بَ ْك ِر ب ِْن‬
ِ َّ ُ‫عبْد‬ ُّ ‫َح َّدثَنَا الْ ُح َميْ ِد‬
َ ‫ي َح َّدثَنَا سُفْيَا ُن َح َّدثَنَا‬
ُ‫ع َملُه‬ َ ‫ع َملُهُ فَيَرْ ِج ُع أَ ْهلُهُ َو َمالُهُ َو َيبْقَى‬
َ ‫َان َو َيبْقَى َم َعهُ َواحِ دٌ َيتْ َب ُعهُ أَ ْهلُهُ َو َمالُهُ َو‬
ِ ‫َيتْ َب ُع الْ َم ِيتَ ثَ ََلثَةٌ فَيَرْ ِج ُع اثْن‬
Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi telah menceritakan kepada kami Sufyan telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Bakar bin Amru bin Hazm ia mendengar Anas bin
Malik menuturkan, Rasulullah Shallallahualaihiwasallam bersabda: "Mayyit diiringi tiga hal, yang
dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya
dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap
bersamanya." (HR. Bukhari) [No. 6514 Fathul Bari] Shahih.
9. Cinta Harta dan Panjang Umur

30
ُ‫َان حُبُّ الْ َما ِل َوطُو ُل الْعُ ُم ِر َر َواه‬
ِ ‫سلَّ َم يَ ْكبَ ُر ابْ ُن آد ََم َويَ ْكبَ ُر َمعَهُ اثْن‬
َ ‫علَيْ ِه َو‬ ُ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللا‬ ِ َّ ‫عنْهُ قَا َل قَا َل َرسُو ُل‬
َ ‫ّٰللا‬ َ ‫ّٰللا‬
ُ َّ ‫ي‬ ِ ‫عنْ أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ َر‬
َ ‫ض‬ َ
َ ‫شُعْ َب ُة‬
َ‫عنْ قَتَا َدة‬
Dari Anas bin Malik radliallahu anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
besabda: "Anak Adam akan semakin tumbuh dewasa dan semakin besar pula bersamanya dua
perkara, yaitu; cinta harta dan panjang umur." Diriwayatkan pula oleh Syubah dan Qatadah.
(HR. Bukhari) [No. 6421 Fathul Bari] Shahih.
Demikian 9 kumpulan hadits tentang kematian. Semoga dengan mempelajari hadits tersebut,
Muslim bisa lebih meningkatkan lagi amal ibadahnya sebagai bekal menjemput kematian.
Wallahu A'lam.

BAB 6

detikNewsBerita

Amar Makruf Nahi Mungkar, Perilaku yang


Diperintahkan Allah SWT
Lusiana Mustinda - detikNews

Selasa, 06 Okt 2020 11:55 WIB

Share

Komentar

31
Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel

Jakarta -

Amar makruf nahi mungkar dalam istilah fiqh disebut dengan al Hisbah. Perintah
yang ditujukan kepada semua masyarakat untuk mengajak atau menganjurkan
perilaku kebaikan dan mencegah perilaku buruk.

Bagi umat Islam, amar makruf nahi mungkar adalah wajib, sebab syariat Islam
memang menempatkannya pada hukum dengan level wajib. Dan siapa pun dari kita
yang meninggalkannya, maka kita akan berdosa dan mendapatkan hukuman
berupa siksa yang sangat pedih dan menyakitkan.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits berikut:

"Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar
(melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu
orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-
baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka)." (HR. Abu Dzar).

Baca juga:Hadits tentang Akhlak dan Kejujuran serta Keutamaannya

Selain itu, amar makruf nahi mungkarmerupakan prinsip dasar agama Islam yang
harus dilakukan oleh setiap muslim.

32
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur'an:
َٰٓ
َ‫ع ِن ْٱل ُمنك َِر ۚ َوأ ُ ۟و ٰلَئِكَ هُ ُم ْٱل ُم ْف ِلحُون‬
َ َ‫َو ْلتَكُن ِمنكُ ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدعُونَ ِإلَى ْٱل َخي ِْر َويَأْ ُم ُرونَ بِ ْٱل َم ْع ُروفِ َويَ ْن َه ْون‬

Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)

Dalam ayat lain, Allah SWT juga memerintahkan amar makruf nahi mungkar, karena
perilaku ini merupakan perbuatan yang dapat memberikan keuntungan bagi
pelakunya. Allah SWT berfirman:

‫ع ِن‬َ ‫نجي ِل َيأْ ُم ُرهُم ِب ْٱل َم ْع ُروفِ َو َي ْن َه ٰى ُه ْم‬ ِ ْ ‫ى ٱلَّذِى َي ِجدُونَهُۥ َم ْكتُوبًا عِن َدهُ ْم فِى ٱلتَّ ْو َر ٰى ِة َو‬
ِ ‫ٱْل‬ َّ ‫ى ْٱْل ُ ِم‬ َّ َ‫ٱلَّذِينَ َيتَّ ِب ُعون‬
َّ ‫ٱلرسُو َل ٱلنَّ ِب‬
۟ َّ
‫عل ْي ِه ْم ۚ فَٱلذِينَ َءا َمنُوا بِهِۦ‬ َ َّ َ ٰ َ ْ
َ ْ‫ع ْن ُه ْم إِص َْرهُ ْم َوٱْل ْغل َل ٱلتِى كَانَت‬ َٰٓ ٰ ْ َ
َ َ‫عل ْي ِه ُم ٱل َخبَئِثَ َوي‬
َ ‫ض ُع‬ َ ‫ت َويُ َح ِر ُم‬ ِ َ‫ْٱل ُمنك َِر َويُحِ ُّل ل ُه ُم ٱلطيِب‬
ٰ َّ َ
َٰٓ ٰ ُ ُ ۟ ُ‫ص ُروهُ َوٱتَّبَع‬
َ‫نز َل َم َعهُۥَٰٓ ۙ أ ۟ولَئِكَ هُ ُم ْٱل ُم ْف ِلحُون‬
ِ ‫ِى أ‬َٰٓ ‫ور ٱلَّذ‬َ ُّ‫وا ٱلن‬ َ َ‫ع َّز ُروهُ َون‬ َ ‫َو‬

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka,
yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-
beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang
beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang
terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang
beruntung." (QS al-A'raaf: 157).

Perintah amar makruf nahi mungkar juga banyak dijelaskan dalam hadits. Salah
satunya adalah hadits dari Abi Said al-Khudri:

"Siapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak
mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan
hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim).

Baca juga:Keutamaan, Hadist, Dalil tentang Sabar Arab, Latin, dan

Artinya

Dalam hadits lain, dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Mas'ud Ra, Rasulullah
SAW bersabda:

"Tidaklah seorang Nabi pun yang Allah Ta'ala utus di suatu umat sebelumku,
kecuali memiliki pengikut-pengikut setia dan sahabat-sahabat. Mereka mengambil
sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian, datang generasi-generasi
setelahnya yang mengatakan hal yang tidak mereka ketahui dan tidak
diperintahkan. Maka, barang siapa memerangi mereka dengan tangannya maka ia
adalah mukmin. Dan, barang siapa memerangi mereka dengan lisannya maka ia
adalah mukmin. Dan, barang siapa memerangi mereka dengan hatinya maka ia
adalah mukmin. Dan, tidak pernah ada di belakang itu semua keimanan sebesar biji
atom."

33
Kumpulan Dalil Ayat Alquran Tentang Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

Amar ma'ruf nahi mungkar harus dijadikan sebagai prinsip bagi setiap
muslim. Karena semangat inilah yang akan menjadi kontrol dalam mewujudkannya
masyarakat yang beradab. Demikian pentingnya, sehingga banyak sekali ayat-ayat
alquran yang berbicara tentang amar ma'ruf nahi mungkar.

Berikut beberapa ayat alquran tentang amar ma'ruf nahi mungkar yang mendorong
kita untuk membantu bersama-sama membantu dan mengikuti usaha untuk
mencegah perbuatan mungkar yang ada di sekeliling kita. Sejalan dengan tema ini,

34
kami sertakan pula ayat-ayat alquran yang mendorong kita untuk berdakwah
menyeru kepada agama Allah dan memberi peringatan.

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #1

ْ‫ون‬
َ ‫ْم ْفل ُح‬ َْ ‫ْم ْنكَر َو ُأولَئ‬
ُ ‫ك ال‬ ُ ‫ْم ْع ُروفْ ال‬
َ ‫ْخ ْيرْ ال‬
َ ‫ن لَى ال‬
ْْ ‫ْل َت ُك‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh untuk berbuat yang makruf dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. – (QS Ali Imran: 104)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #2

ْ‫ون‬
َ ‫ون ا ْل َفاس ُق‬
َْ ‫ْم ْؤم ُن‬
ُ ‫م ال‬
ْْ ‫ان ا ل َُه‬
َْ َ‫ل الْك َتابْ َلك‬ ْْ ‫ونْ ال َّلهْ ل‬
ُْ ‫َو‬ َ ‫ْم ْنكَر َو ُت ْؤم ُن‬
ُ ‫ْم ْع ُروفْ ال‬
َ ‫للنَّاسْ ال‬

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena
kamu) menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan percaya
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. sebagian di antara mereka ada orang-orang yang percaya, namun
kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. – (QS Ali Imran: 110)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #3

ْ‫ك‬
َ ‫ْخ ْي َراتْ لَئ‬
َ ‫ونْ ال‬
َ ‫سار ُع‬ ُ ‫ل *ال َّلهْ ال َْي ْومْ الْآخرْ ال ال‬
َ ‫ْم ْنكَر َو ُي‬ ْ ‫اءْ ال َّل ْي‬
َ ْ‫ُون اتْ ال َّله‬
َْ ‫مةْ ل‬
َ ‫سوا اءْ لْ الْك َتابْ ائ‬
ُ ‫ل َْي‬
‫ال‬

Mereka itu tidak seluruhnya sama. Di antara Ahli Kitab itu ada golongan orang yang
jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah di malam hari, dan mereka (juga) bersujud
(shalat). (113) Mereka percaya kepada Allah dan hari akhir, menyuruh berbuat yang
makruf dan mencegah dari yang mungkar, serta bersegera dalam mengerjakan
berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shalih. (114) – (QS Ali Imran: 113-
114)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #4

ْ‫َموا ابْ ا ا ُنوا‬ َْ ‫سوءْ ا ا َّلذ‬


ُ ‫ين ل‬ َْ ‫ما ا ا ا ا ا َّلذ‬
ُّ ‫ين ال‬ َّ ‫َل‬

Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang dari dan Kami timpakan yang keras kepada orang-orang
yang melakukan dzalim karena mereka selalu berbuat fasik. – (QS Al-A'raf: 165)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #5

َ ْ‫ه ال َّل َه‬


ْ‫عز يز‬ ُْ ‫ك ال َّل‬
َْ ‫َه لَئ‬ َْ ‫ة ال َّل‬
ُْ ‫ه ل‬ َْ ‫ْم ْنكَرْ الصَّلَا َةْ ال َّزكَا‬
ُ ‫ْم ْع ُروفْ ال‬
َ ‫اء ال‬
ُْ ‫ات ل َي‬
ُْ ‫ْم ْؤم َن‬
ُ ‫ون ال‬
َْ ‫ْم ْؤم ُن‬
ُ ‫ال‬

35
Orang-orang yang percaya, laki-laki dan perempuan, sebagian dari mereka menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari
yang mungkar, mereka berdoa, menunaikan zakat, serta taat kepada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. – (QS At-Taubah: 71)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #6

Baca juga: Kumpulan Ayat-Ayat Alquran Tentang Ibu

ْ‫ْم ْنكَر‬
ُ ‫ون ال‬
َْ ‫ه‬
ُ ‫ْم ْع ُروفْ النَّا‬
َ ‫ون ال‬
َْ ‫ون الْآم ُر‬
َْ ‫ساج ُد‬
َّ ‫ون ال‬
َْ ‫الراك ُع‬
َّ ‫ون‬
َْ ‫سائ ُح‬
َّ ‫ون ال‬
َْ ‫ْحام ُد‬ َ ‫ون ال‬
َْ ‫ْعاب ُد‬
َ ‫ون ال‬
َْ ‫التَّائ ُب‬
ْ‫ين‬
َ ‫ْم ْؤمن‬ َّ
ُ ‫ون ل ُح ُدودْ اللهْ ال‬
َْ ‫ْحاف ُظ‬َ ‫ال‬

Mereka adalah orang-orang yang bertaubat, beribadah, memuji (Allah), mengembara


(demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah
dari yang mungkar, serta memelihara hukum-hukum Allah. Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang percaya. – (QS At-Taubah:112)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #7

ْ ‫َع َّل ُه‬


ْ‫م‬ َ ‫مل‬
ْْ ‫َّهوا الدينْ ل ُي ْنذ ُروا ا ا ل َْيه‬
ُ ‫ون ليَ ْنف ُروا افَّةْ ل َْولَا لْ ائ َفةْ لْيَ َت َفق‬
َْ ‫ْم ْؤم ُن‬
ُ ‫ان ال‬
َْ ‫ا‬

Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan
perang). Mengapa sebagian orang dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi
untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya ketika mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga diri. – (QS
At-Taubah:122)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #8

ْ‫م‬ ُْ ‫َع َّل‬


ْ ‫ك‬ َ ‫ْم ْنكَرْ الْبَ ْغيْ ل‬
ُ ‫شاءْ ال‬
َ ‫سانْ اءْ ال ُْق ْربَى ا ْل َف ْح‬
َ ‫ْع ْدلْ الْإ ْح‬ َْ ‫ال َّل‬
َ ‫ه ال‬

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) untuk berlaku adil dan kebajikan, memberi
bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (kamu) dari perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi penghargaan agar kamu dapat
mengambil pelajaran. – (QS An-Nahl: 90)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #9

36
ْ‫ين‬
َ ‫ْم ْه َتد‬
ُ ‫َم ال‬
ُْ ‫لْ لهْ ل‬ ُْ ‫م ا َّلتي ل‬
َّ ‫َم‬ ْْ ‫س َنةْ ادل ُْه‬
َ ‫ْح‬
َ ‫ْم ْوع َظةْ ال‬
َ ‫مةْ ال‬
َ ْ‫ع لَى لْ الْحك‬
ُْ ‫اد‬
ْ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik,
dan berdebat dengan mereka dengan cara yang baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang mendapat petunjuk. – (QS An-Nahl: 125)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #10

ْ َ‫س َْرةْ الْأ‬


ْ‫م ُْر لَةْ لَا‬ ْ ‫ْح‬
َ ‫ال‬

Dan berilah peringatan kepada mereka tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala
perkara telah diputuskan, sedang mereka dalam kelalaian dan tidak beriman. – (QS
Maryam: 39)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #11

ْ‫ة لل َّت ْق َوى‬


ُْ ‫ْعاق َب‬
َ ‫ُك ا ال‬
َْ ‫اص َطب ْْر ل َْي َها لَاْ ل‬
ْ ْ‫َك الصَّلَاة‬
َْ ‫ل‬

Dan perintahkanlah keluargamu untuk mengerjakan shalat dan sabar dalam


menjalankannya. Kami tidak meminta rezeki, Kamilah yang memberi rezeki. Dan
akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa. – (QS Thaha: 132)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #12

ُ ُ‫ة الْأ‬
ْ‫مور‬ ُْ ‫ْم ْنكَرْ ل َّلهْ اق َب‬
ُ ‫ْم ْع ُروفْ ا ال‬
َ ‫ة ا ال‬
َْ ‫ة ا ال َّزكَا‬ ُ ْ‫م الْأَ ْرض‬
َْ ‫اموا الصَّلَا‬ ْْ ‫ه‬ َْ ‫ا َّلذ‬
ُ ‫ين ا‬

(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka menyatakan
shalat, menunaikan zakat, serta menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari
yang mungkar. Dan hanya kepada Allah-lah segala urusan akan dikembalikan. – (QS
Al-Hajj: 41)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #13

ْ‫َع َلى‬
َ ‫ع َلىْ ل‬
ُْ ‫اد‬ ْ َ‫َّك الْأ‬
ْ ْ‫مر‬ َْ ‫از ُعن‬
ْ ‫وه لَا‬
ُْ ‫ل ُكلْ ْل َنا ا اس ُك‬

Bagi setiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang harus mereka amalkan,
maka tidak sepantasnya mereka berbantahan dengan engkau dalam urusan (syariat)
ini dan serulah (mereka) kepada Tuhanmu. Sungguh, engkau (Muhammad) benar-
benar berada di jalan yang lurus. – (QS Al-Hajj: 67)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #14

ْ‫م ادا ا‬
ْْ ‫ه‬
ُ ‫ين اه ْد‬
َْ ‫لَا ا ْلكَافر‬

37
Maka janganlah engkau mentaati orang-orang kafir, dan berjuanglah terhadap
mereka dengannya (Al-Qur'an) dengan (semangat) perjuangan yang besar. – (QS Al-
Furqan: 52)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #15

َ ‫الْأَ ْق َرب‬
ْ‫ين‬

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat. – (QS


As-Syuara: 214)

Ayat tentang amar ma'ruf nahi mungkar #16

ْ‫ع لَى لَا‬


ُْ ‫اد‬
ْ ‫َت‬
ْْ ‫ل ل‬
َْ ‫اد ُعْ لَى‬ ْْ ‫ينْ *لَاْ اتْ ال َّلهْ ل‬
ْ ‫َت‬ َ ‫اب لَّا لَاْ ا ل ْلكَافر‬
ُْ ‫ك الْك َت‬
َْ ‫ا ْل َقى ل َْي‬

Dan engkau (Muhammad) tidak berharap agar Kitab (Al-Qur'an) itu diturunkan,
tetapi ia (diturunkan) sebagai rahmat dari Tuhanmu, karena janganlah sekali-kali
engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir, (86) dan jangan sampai mereka
menghalang-halangi engkau untuk (menyampaikan) ayat-ayat Allah setelah ayat-
ayat itu diturunkan, dan serulah (manusia) agar (beriman) kepada Tuhanmu, dan
janganlah termasuk orang-orang musyrik. (87) – (QS Al-Qasas: 86-87)

38

Anda mungkin juga menyukai