30 6790 1 SM
30 6790 1 SM
Email:niwayanresmayani29@gmail.com,imadesutamaubd@gmail.com,
idaayumadedarmayanti@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian deskriptif ini bertujuan mendeskripsikan pola pengembangan paragraf dalam karangan
siswa kelas XI Bahasa I di SMA 1 Seririt. Subjek penelitian ini adalah karangan siswa kelas XI
Bahasa I di SMA N 1 Seririt. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi. Data yang diperoleh diolah melalui beberapa tahap, yaitu (1) identifikasi data, (2),
klasifikasi data, (3), penyajian data, dan (4), penarikan kesimpulan. Hasil penelitian secara umum
membuktikan bahwa pola pengembangan paragraf dalam karangan siswa kelas XI Bahasa I di SMA
N 1 Seririt sudah cukup baik. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh adalah 29 buah karangan
siswa kelas XI Bahasa I di SMA N 1 Seririt, dengan jumlah paragraf sebanyak 78. Dari 78 paragraf
karangan siswa, jumlah paragraf yang mengandung pola pengembangan paragraf adalah 53
paragraf. Sementara itu, paragraf yang tidak menggunakan pola pengembangan paragraf berjumlah
25 paragraf.
ABSTRACT
This descriptive research aimed to describe the patterns of paragraph development used by students
in writing essays. The subject of this research was the essays written by students of Grade XI Bahasa
in SMA N 1 Seririt. The data was collected by using documentation method and it was processed by
following four certain steps. Those are (1) data identification, (2) data classification, (3) data
presentation, and (4) conclusion. The result of this study generally showed that the essays written by
students of Grade XI Bahasa in SMA N 1 Seriritwere already developed by using good paragraph
development patterns. The data proved that from twenty nine essays written by students of Grade XI
Bahasa in SMA N 1 Seririt which consisted of seventy eight paragraphs, there were fifty three
paragraphs were written by using certain patterns of paragraph development. Meanwhile, there were
twenty five paragraphs were written without following the patterns of paragraph development.
PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri membantu peserta didik mengenal dirinya,
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun budayanya, dan budaya orang lain,
2006 menyebutkan bahwa bahasa mengemukakan gagasan dan perasaan,
memiliki peranan sentral dalam partisipasi dalam masyarakat yang
perkembangan intelektual, sosial, dan menggunakaan bahasa tersebut, dan
emosional peserta didik dan merupakan menemukan serta menggunakan
penunjang keberhasilan dalam kemampuan analitis dan imajinatif yang
mempelajari semua bidang studi. ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa
Pembelajaran bahasa diharapkan Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
mencoba untuk meneliti hasil karangan Sendiktyas pada tahun 2012 dengan judul
siswa tersebut. “Analisis Pola Pengembangan Paragraf
Berdasarkan hasil observasi awal pada Karangan Narasi Berbahasa Jawa
yang telah peneliti lakukan, dari seluruh Siswa Kelas X SMA N 1 Bejagoan”.
kelas XI SMA Negeri 1 Seririt hanya kelas Penelitian ini mengkaji macam-macam
XI bahasa 1 yang terlihat memiliki nilai pola pengembangan paragraf dalam
rata-rata yang tinggi. Sehingga peneliti karangan narasi, ciri-ciri paragraf, fungsi
sepakat untuk menggunakan kelas paragraf, dan syarat-syarat pembentukan
bahasa 1 sebagai kelas yang akan di paragraf.
gunakan peneliti. Mengingat nilai kelas Jenis penelitian yang kedua terkait
bahasa 1 yang tinggi dari kelas yang penelitian pola pengembangan paragraf
lainnya. telah dilakukan oleh Ellisa Tesdy Supraba
Dipilihnya SMA Negeri 1 Seririt pada tahun 2008, dengan penelitian yang
sebagai tempat penelitian dikarenakan berjudul “Analisis Pola Pengembangan
sekolah tersebut merupakan sekolah Paragraf dalam Karangan Narasi Siswa
sudah lama berdiri. Selain itu, SMA 1 Kelas VIII SMP Bopkri 3 Yogyakarta”.
Seririt juga memiliki prestasi khususnya Penelitian tersebut mengkaji jenis-jenis
dalam bidang sastra. Sekolah tersebut pola pengembangan paragraf, jenis-jenis
juga memiliki komunitas sastra. Tentunya konjungsi, dan letak konjungsi. Dengan
kondisi belajar siswa dalam mengikut hasil penelitiannya adalah terdapat 5
pelajaran bahasa Indonesia terutama (lima) jenis pola pengembangan paragraf
pada materi pola pengembangan paragraf pada 67 karangan siswa, yaitu pola umum
pada suatu karangan akan semakin khusus, proses, sudut pandang, sebab
meningkat dan diminati. Oleh sebab itu, akibat, dan perbandingan/pertentangan.
peneliti merasa tertari melakukan Selain itu, terdapat 5 (lima) jenis
penelitian di sekolah tersebut. konjungsi, yaitu konjungsi penunjukkan,
Peneliti menemukan penelitian penggantian, pelepasan, perangkaian,
sejenis yang pernah dilakukan oleh dan hubungan leksikal. Letak
peneliti lain. Penelitian sejenis yang konjungsinya ada 3 (tiga), yaitu awal,
pertama dilakukan oleh Devi Agnes tengah, dan akhir paragraf.
orang-orang di tempat penelitian
METODE PENELITIAN (McMillan & Schumacher, 2003: 232).
Metode penelitian merupakan Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan
bagian yang sangat terpenting dalam sebagai jenis penelitian yang temuan-
suatu penelitian. Dengan adanya metode temuannya tidak diperoleh melalui
penelitian, dapat diberikan jawaban prosedur statistik atau bentuk hitungan
tentang cara yang dipilih untuk lainnya (Strauss & Corbin, 2003:143).
memperoleh jawaban atas pertanyaan Penelitian kualitatif digunakan untuk
yang dianjurakan. Metode penelitian ini menggambarkan kepada meneliti pada
sangat bermanfaat untuk menuntun kondisi objek yang alamiah yang
Peneliti dalam melakukan penelitiannya. berkaitan dengan pola pengembangan
Metode penelitian tersebut meliputi: (1) karangan siswa di SMA N I Seririt.
rancangan penelitian, (2) subjek dan ubjek Subjek penelitian pada dasarnya
penelitian, (3) metode pengumpuan data, adalah yang akan dikenai kesimpulan
(4) instrumen penelitian, dan (5) metode hasil penelitian. Apabila subjek
analisis data. penelitiannya terbatas dan masih dalam
Penelitian ini menggunakan jangkauan sumber daya, maka dapat
rancangan penelitian kualitatif. Rancangan dilakukan studi populasi, yaitu
penelitian kualitatif adalah suatu mempelajari seluruh objek secara
pendekatan yang juga disebut pendekatan langsung. Sebaliknya, apabila subjek
investigasi karena biasanya peneliti penelitian sangat banyak dan berada
mengumpulkan data dengan cara bertatap diluar jangkauan sumber daya peneliti,
muka langsung dan berinteraksi dengan atau batasan populasinya tidak mudah
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
untuk didefinisikan, dapat dilakukan studi mudah diolah. Sesuai dengan metode
sempel. Subjek penelitian adalah benda, yang digunakan, dalam penelitian ini
hal, atau orang tempat variabel melekat, instrumen berupa kartu data untuk metode
dan yang dipermasalahkan dalam dokumentasi.
penelitian (Suandi, 2008: 31). Dalam Metode penelitian adalah metode
penelitian ini subjek penelitian mempunyai analisis data yang peneliti lakukan dengan
kedudukan yang sangat sentral. Adapun menggunakan kualitatif yaitu suatu cara
yang menjadi subjek pada penelitian ini pengolahan yang dilakukan dengan cara
adalah karangan siswa kelas XI Bahasa 1 menyusun data secara sistematis
SMA N 1 Seririt. sehingga diperoleh simpulan secara
Objek atau sasaran yang diteliti umum. Prosedur pengolahan data yang
dalam penelitian ini adalah pola dilakukan dengan lima langkah, (a),
pengembangan yang ada pada karangan identifikasi data, (b), klasifikasi data, (c),
siswa kelas XI Bahasa 1 SMA N 1 Seririt. penyajian data, dan (d), penarikan
Dalam proses pengumpulan data kesimpulan.
peneliti menggunakan dua metode untuk Pada tahap identifikasi data,
mempermudah pengambilan data. Metode kegiatan yang dilakukan adalah memilih
yang digunakan dalam penelitian ini hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
adalah metode dokumentasi. Uraian yang penelitian yaitu pola pengembangan
lebih lengkap mengenai metode karangan siswa. Dengen demikian data
pengumpulan data pada penelitian ini yang telah direduksi akan memberikan
adalah sebagai berikut. gambaran yang jelas dan mempermudah
Metode dokumentasi peneliti peneliti untuk melakukan pengumpulan
gunakan untuk memperoleh data yang data selanjutnya.
benar-benar valid dan memang diperlukan Pada tahap ini dilakukan
dalam penelitian. Dokumentasi bisa pengklasifikasian data atau
berbentuk tulisan, gambar, atau karya- pengelompokan data sesuai dengan sub-
karya monumental seseorang (Sugiono, sub masalah yang dikemukakan dalam
2009;82). Dengan menggunakan metode rumusan masalah. Data yang diperlukan
dekumentasi, peneliti mendokumentasikan dalam penelitian diklasifikasikan
data karangan siswa yang telah dibuat. berdasarkan pola pengembangan
Dalam penelitian ini, data yang dicari karangan siswa.
dengan metode dokumentasi, yaitu pola Setelah data diklasifikasi
pengembangan karangan siswa kelas XI berdasarkan rumusan masalah, data
Bahasa 1 SMA N 1 Seririt. Dokumentasi disajikan secara sistematis. Dalam
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau penelitian ini, data yang telah diidentifikasi
karya-karya monumental seseorang dan dikelompokkan kemudian disajikan
(Sugiono, 2009: 82). dengan uraian singkat dalam bentuk teks
Instrumen penelitian adalah semua yang bersifat naratif. Pada tahap ini, data
alat yang digunakan untuk yang didapat akan menjawab
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki permasalahan yang ingin dipecahkan.
suatu masalah, atau mengumpulkan, Langkah terakhir dalam analisis
mengolah, menganalisa dan menyajikan data adalah penarikan kesimpulan. Untuk
data-data secara sistematis serta objektif mengetahui keakuratan penelitian,
dengan tujuan memecahkan suatu penyimpulan sangat penting dilakukan.
persoalan atau menguji suatu hipotesis. Peneliti merumuskan simpulkan
Arikunto (2010:203) mengatakan berdasarkan hasil temuan yang telah
instrumen penelitian adalah alat atau disajikan dalam penyajian data, yakni
fasilitas yang digunakan oleh peneliti mendeskripsikan temuan-temuan di
dalam mengumpulkan data agar lapangan dengan kata-kata. Penyimpulan
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya yang dilakukan harus dapat menjawab
lebih baik, dalam arti lebih cermat, semua masalah yang diangkat dalam
lengkap dan sistematis sehingga lebih penelitia.
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
mengajar dan hasil belajar siswa sebagian karena sudah mampu memenuhi ciri-ciri
ditentukan oleh peranan kompetensi guru. dari pola pengembangan paragraf.
Guru yang kompeten akan lebih mampu Selain tulisan siswa yang
menciptakan lingkungan belajar yang mengandung pola pengembangan
efektif dan akan lebih mumpu mengelola paragraf juga ditemukan beberapa tulisan
kelasnya sehingga hasil belajar siswa yang tidak mengandung pola
berada pada tingkat optimal. Dengan pengembangan paragraf. Hal tersebut
demikian, sangat jelas bahwa lahirnya bisa terjadi, dikarenakan siswa yang
tulisan-tulisan siswa yang optimal bukan kurang fokus dalam mengikuti
karena sisten yang terisolasi, melainkan pembelajaran didalam kelas, atau
karena didukung oleh beberapa hal, baik mungkin mereka memang memiliki
dari guru pengajar yang mampu kemampuan yang kurang dari teman-
menjelaskan materi dengan baik, dari temanmya.
materi yang telah dipelajari oleh siswa, Paragraf di atas tidak mengandung
sesta kemauan dari dalam diri siswa untuk pola pengembangan paragraf, karena
membuat sesuatu yang terbaik. tidak jelas kedua ciri-ciri yang digunakan
Di samping itu, banyaknya tulisan pada tulisan siswa. Hal ini yang akan
siswa yang mengandung pola menyebabkan pembaca sulit utuk
pengembangan paragraf sebab-akibat memahami apa informasi yang
karena topik yang ditentukan pada saat disampaikan.
pembelajaran menulis paragraf itu
mengakibatkan tulisan siswa sebagian SIMPULAN DAN SARAN
besar mengandung pola pengembangan Berdasarkan hasil penelitian dan
paragraf sebab-akibat. Dalam hal ini, topik pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
yang di ambil sebagai bahan yang akan pola pengembangan paragraf dalam
dilahirkan adalah “kebakan”. Tentu saja karangan siswa kelas XI Bahasa 1 di SMA
pusat pikiran siswa tertuju pada “apa yang N 1 Seririt. Dalam penelitian ini, ada 29
menyebabkan kebakaran itu terjadi”, “apa buah karangan siswa kelas XI Bahasa 1 di
akibat yang terjadi setelah kebakaran SMA 1 Seririt. Dengan jumlah paragraf
tersebut”, dan “kenapa kebakaran itu bisa sebanyak 78 paragraf dalam 29 karangan
terjadi”. Maka dari itu, muncullah tulisan siswa. Dari 78 paragraf karangan siswa,
siswa yang dominan ciri-ciri mengandung jumlah paragraf yang mengandung pola
pola pengembangan paragraf sebab- pengembangan paragraf adalah 53
akibat, seperti; adanya suatu kejadian paragraf. Sementara itu, paragraf yang
atau penomena, kata penghubung “jadi, tidak menggunakan pola pengembangan
karena, maka dll” dan yang lainnya. paragraf berjumlah 25 paragraf.
Seperti contoh paragraf di bawah ini. Setelah penelitian ini dilaksanakan,
peneliti dapat memberikan saran sebagai
Para warga yang menyaksikan berikut: Bagi siswa hasil penelitian ini
kebakaran tersebut mengatakan bahwa diharapkan mampu memberikan kontribusi
sering terdengar dentuman yang cukup yang positif dalam pelaksanaan
keras. Mereka menduga dentuman pembelajaran pola pengembangan
tersebut diakibatkan oleh tabung gas yang paragraf dalam karangan siswa serta
meledak. Para pemadam kebakaran dapa mengetahui kemampuan siswa
cukup kuwalahan dalam memadamkan dalam menulis karangan, sehingga siswa
api tersebut karena di Pasar Seririt tidak yang merasa kurang dalam menulis suatu
ada pompa air sehingga pemadam karangan lebih bersemangat untuk
kebakaran harus bolak-balik mengambil belajar.
air. Bagi guru penelitian ini dapat
Paragraf di atas sudah sangat menambah wawasan guru dalam
jelas terlihat mengandung pola mengajar siswa mengenai pola
pengembangan paragraf sebab-akibat, pengembangan paragraf, serta
mengetahui kendala yang dialami
e-Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015