Anda di halaman 1dari 3

Nama : Milariskiana

Nim : 2420054

Kelas : Piaud B

Semester : 3 (Tiga)

Makul : Pendidikan Karakter Islami Anak Usia Dini

Dosen pengampu : Mohammad Irsyad, M.Pd.I

Tugas Uas Pendidikan Karakter Islami Anak Usia Sini

Tema : Religius

Balas Budi Seekor Semut

Suatu hari ada seekor semut merah sedang berjalan menyusuri sungai. Karena si semut kurang
berhati-hati, ia pun tergelincir masuk ke dalam sungai yang arusnya sedang deras. Ia berteriak
minta tolong dan berharap ada hewan lain yang mau menolongnya.

Tidak disangka, teriakan semut didengar oleh seekor burung merpati. Merpati itu datang
menolongnya dengan membawa sehelai daun. Lalu merpati menghampiri si semut yang hampir
mati tenggelam itu. Semut merah itu pun kemudian berpegangan pada daun itu dan ia selamat.

Hingga suatu ketika ada seorang pemburu yang sedang mengincar merpati. Semut merah
kebetulan ada disekitar tempat itu dan menyadari bahwa yang sedang diincar si pemburu
adalah merpati yang pernah menolongnya.

Tepat saat si pemburu ingin menarik pelatuk senjatanya, dengan sekuat tenaga semut menggigit
kaki pemburu itu. Pemburu kaget dan tembakannya pun meleset. Merpati yang mendengar suara
tembakan pun kemudian terbang menjauh.

Dari atas sana, merpati bisa melihat semut yang dulu pernah ditolongnya berada di kaki
pemburu. Setelah memastikan bahwa si pemburu peri dan situasi sudah aman, merpati lalu
menghampiri semut dan mengucapkan terima kasih. Si semut menanggapinya dengan
mengatakan bahwa hal itu sudah sepatunya ia lakukan karena merpati juga pernah
menolongnya dulu saat ia jatuh ke sungai.

Bunda, cerita pendek anak yang satu ini juga mempunyai pesan moral yang tak kalah bagus
untuk diajarkan kepada si kecil. Sebagai umat manusia kita harus saling tolong menolong saat
melihat ada orang yang kesusahan. Sekecil apapun perbuatan kita akan sangat berarti bagi orang
l
Tema : Jujur

Gajah yang jujur

Di negeri gajah, hiduplah sepasang gajah. Gajah itu bernama Arine dan Ronald. Dari hubungan
Arine dan Ronald, lahirlah dua ekor gajah. Gajah itu bernama si Elie. Elie mempunyai seorang
adik yang bernama Pitie. Pitie sering dimarahi dengan orang tuanya karena sering berbohong.
Sedangkan Elie, seekor gajah yang jujur. Elie sering dibanggakan oleh semua orang terkecuali
adiknya. Meskipun Elie dibanggakan oleh semua orang, ia tidak sombong. Ia menghahargai
orang lain. Itulah mengapa si Pitie iri kepada kakaknya. Elie yang mengetahui seperti itu,
terkejut. Ia memberitahu kepada adiknya bahwa semua orang memang berbeda. Tetapi, Pitie
menghiraukan perkataan kakaknya.

Suatu hari, Elie mendapatkan rumput yang sangat banyak. Rumput itu kesukaan adiknya. Pitie,
adiknya menjadi mempunyai rencana. Akhirnya, rumputnya ia pindahkan kepada rumput
kakaknya secara diam-diam. Seolah-olah ia tidak tahu. Setelah waktunya makan malam, Pitie
tiba-tiba berteriak: “Ibu, kakak telah mencuri rumputku!”. Lalu, Elie yang mendengar itu terkejut.
Mencuri?, lalu, Ayah kedua anak itu datang. Ayah itu bertanya kepada mereka: “Apa benar Pitie,
kalau kakakmu mencuri rumput kesayanganmu?” Lalu, balas Pitie: “Ya Ayah, kakak telah
mencuri rumputku!” Lalu, Elie dengan berani berkata “Tidak, Aku tidak mencurinya.” Setelah
itu, Mama menatap tajam kepada Pitie, lalu dengan tegas berkata kepadanya “Pitie, apakah itu
benar?” Tiba-tiba Elie berkata kepada Mamanya: “Ma, apakah mama menambah rumputku
malam ini?” Lalu, dengan balasan terkejut Ibunya berkata “Tidak sayang”.

“Kamu sudah bilangkan, kalau kamu tak mau makan banyak?” Lalu, akhirnya tetengga
memberitahu Ibu, kalau Pitie berbohong. Akhirnya, Pitie di hukum, kalau ia tidak boleh
memakan rumput banyak-banyak. Setelah kejadian itu, Pitie berjanji bahwa tak akan berbohong
lagi
Tema : Toleransi

Anak Gembala dan Serigala

Di sebuah desa, hiduplah seorang anak gembala yang bekerja pada seorang yang kaya.
Tugasnya adalah untuk merawat dan menjaga domba-domba milik majikannya itu. Sang
majikan berpesan apabila ada serigala datang, ia bisa berteriak sehingga orang-orang desa
akan datang membantu.

Kegiatannya sehari-hari yang hanya menggembalakan domba di dekat hutan membuat si anak
merasa bosan. Selagi menunggu, hal yang dilakukannya hanyalah memainkan seruling atau
bermain dengan anjingnya. Hingga terbesit di pikirannya untuk melakukan suatu tindakan yang
tidak terduga.

Tiba-tiba ia berteriak “Serigala, serigala! Tolong ada serigala.” Mendengar teriakan anak
tersebut warga desa berdatangan dan berniat untuk membantu anak gembala. Namun, saat
mendapati ternyata si anak gembala hanya bercanda dan melakukannya karena bosan, mereka
pun kesal lalu kembali pulang.

Ternyata perbuatan itu tak hanya dilakukan sekali, selang beberapa hari kemudian ia
melakukannya lagi. Saat mendapati si anak gembala malah tertawa terbahak-bahak, tentu saja
itu membuat warga desa marah.

Pada suatu sore, segerombolan serigala benar-benar datang dan memangsa domba yang
digembalakannya. Dengan ketakutan, ia berteriak minta tolong lagi. Namun kali ini tak ada
warga desa yang membantu karena mereka tidak percaya pada lagi.

Akhirnya, sekumpulan serigala tersebut berhasil memangsa banyak domba dan membawanya
masuk ke hutan. Kejadian tersebut membuatnya menyesal dan tak akan mengulangi
perbuatannya yang sembrono lagi.

Anda mungkin juga menyukai