Anda di halaman 1dari 25

CL = 0

Tidak ada awan rendah


CL = 1
a) Spesifikasi teknis
Cumulus humilis atau Cumulus fractus pada saat cuaca kering atau kedua jenis awan tersebut

Humilis : tipis-tipis/tidak terlalu tebal


Fractus : tepian awan tidak halus

(Cuaca kering : tidak terjadi hujan)

b) Penjelasan
Awan yang termasuk dalam kategori CL = 1 adalah :
(i) Cumulus yang berada dalam tahap awal pertumbuhan atau tahap akhir punah (dissipation).
(ii) Cumulus yang sudah matang tapi dihamburkan oleh angin yang turbulensinya kuat; Cumulus
fractus jenis ini terlihat terpisah-pisah dan berwarna putih. Perbedaan antara Cumulus fractus
pada cuaca kering dan pada saat hujan dijelaskan lebih lanjut di penjelasan C L = 7.
(iii) Cumulus yang sudah matang dengan dasar yang horizontal dan jelas terlihat; awan jenis ini
bentuknya tipis atau memiliki puncak yang bulat tapi bukan berbentuk seperti kembang kol.
CL = 2

(a) Spesifikasi teknis


Cumulus mediocris atau congestus, baik disertai oleh Cumulus fractus atau Cumulus humilis atau
Stratocumulus ataupun tidak dengan tinggi dasar yang sama.

(b) Penjelasan
Cumulus mediocris atau congestus adalah Cumulus yang cukup tebal, dengan bentuk yang menyerupai
kubah atau menara.

(i) Cumulus yang memiliki ketinggian dasar tidak teratur dan tersebar di hari yang cerah dan berangin.
(ii) Di lintang menengah, di hari yang cerah tetapi ada kecenderungan terjadi petir dan juga sering terjadi di
lintang rendah (daerah terjadinya trade wind), jenis Cumulus yang terbentuk sebagian besar berupa
congestus. Tinggi dasar awan jelas terlihat dan memiliki puncak yang berbentuk seperti kembang kol;
bentuk awan juga terkadang seperti menara.
(iii) Cumulus congestus terkadang menyebabkan munculnya presipitasi dalam bentuk showers.
(iv) Terkadang bagian dari Stratocumulus castellanus yang berbentuk seperti menara tumbuh secara pesat
dan membentuk Cumulus mediocris atau congestus; jika demikian maka tetap digunakan kode CL = 2,
bukan CL = 5. Analogi yang sama juga digunakan untuk pertumbuhan awan Altocumulus castellanus; kode
yang dipakai adalah CL = 2, bukan CM = 8.
CL = 3

(a) Spesifikasi teknis


Cumulonimbus calvus, baik dengan disertai oleh Cumulus, Stratocumulus, atau Stratus ataupun tidak.

(b) Penjelasan

(i) Ciri utamanya adalah puncak Cumulonimbus tidak berbentuk anvil dan belum mencapai tahap
Cumulonimbus capillatus.
(ii) Cumulonimbus calvus berasal dari Cumulus congestus yang berkembang dengan relatif cepat.
Cumulonimbus calvus merupakan ciri dari tahap pertengahan pertumbuhan awan yang sangat singkat
durasi terjadinya.
(iii) Dapat dibedakan dari Cumulus congestus dengan melihat bahwa tepi awan yang jelas dan bentuk
kembang kol di puncak awan tersebut sudah tidak ada.
(iv) Dapat dibedakan dari Cumulus capillatus dengan melihat bahwa bagian puncak awan tidak memiliki
bagian yang berbentuk seperti serat/garis, tidak dilihat adanya pembentukan anvil, kubah, atau bentuk
massa lainnya.
(v) Bagian dari Cumulonimbus calvus yang halus biasanya tersembunyi oleh kubah yang baru terbentuk
karena adanya updraft yang konvektif. Walaupun keberadaannya sering diasumsikan sebagai Cumulus
congestus, tapi seharusnya tetap diidentifikasikan sebagai Cumulonimbus calvus dan diberi kode CL = 3.
(vi) Terkadang disertai oleh kilat, petir, atau hujan es.
CL = 4

(a) Spesifikasi teknis


Stratocumulus cumulogenitus; baik disertai Cumulus ataupun tidak.

(b) Penjelasan

(i) Stratocumulus cumulogenitus terjadi karena adanya Cumulus yang menyebar ketika pertumbuhan
vertikal Cumulus mencapai lapisan yang stabil.
(ii) Lapisan yang stabil ditandai dengan berkurangnya proses konveksi dan massa awan menyebar.
(iii) Tapi terkadang di lapisan yang stabil tersebut proses konveksi tidak sepenuhnya berhenti, sehingga
setelah Cumulus menyebar dalam waktu yang relatif singkat, pertumbuhan vertikal akan dilanjutkan di atas
lapisan stabil, walau tidak di semua bagiannya. Karenanya, Stratocumulus cumulogenitus dapat tumbuh di
level mana saja di antara dasar dan puncak awan Cumulus.
(iv) Perubahan dari awan Cumulus menjadi Stratocumulus cumulogenitus adalah proses yang
berkelanjutan, ditandai dengan adanya penambahan luasan awan Cumulus yang bertahap sampai ke
lapisan stabil.
(v) Stratocumulus cumulogenitus dapat terbentuk karena adanya penyebaran puncak awan Cumulus
karena adanya wind shear yang kuat.
(vi) Stratocumulus cumulogenitus sering terbentuk di sore hari dan petang hari di mana proses konveksi
berkurang dan puncak awan Cumulus yang berbentuk kubah menipis, sehingga muncul Stratocumulus.
(vii) Stratocumulus cumulonimbogenitus dan Stratocumulus cumulogenitus disandi menjadi CL = 3 atau CL
= 9 ketika ada Cumulonimbus teramati.
(viii) Jika Cumulonimbus menghilang, Stratocumulus cumulonimbogenitus disandi CL = 4.
(ix) Ketika Stratocumulus yang sudah terbentuk ditembus atau dilewati oleh awan Cumulus, awan Cumulus
tersebut tidak tumbuh ke arah Stratocumulus dan muncul daerah yang memiliki awan tipis di sekitar
menara awan Cumulus, maka disandi CL = 8.
CL = 5

(a) Spesifikasi teknis


Stratocumulus non-cumulogenitus (bukan dari hasil penyebaran Cumulus)

(b) Penjelasan
(i) Stratocumulus dapat terjadi di beberapa ketinggian dan berwarna keabu-abuan atau putih yang selalu
memiliki bagian yang berwarna gelap.
(ii) Terdiri dari bagian-bagian yang relatif berukuran besar, baik secara terpisah, tergabung, atau terpecah.
(iii) Terkadang membentuk awan yang panjang dan rendah (volutus) atau dapat membentuk gumpalan
kecil dengan dasar yang tidak beraturan (floccus).
(iv) Bentuk tidak beraturan tersebut disebabkan karena adanya wind shear dan turbulensi.
(v) Dapat menghasilkan presipitasi dalam bentuk hujan ringan (sangat ringan).
(vi) Stratocumulus castellanus yang tumbuh dengan kuat dapat membentuk Cumulus mediocris atau
congestus; disandi dengan CL = 2.
(vii) Stratocumulus non-cumulogenitus yang terpecah disandi CL = 5; tetapi Stratocumulus yang terbentuk
karena ada penyebaran dari Cumulus atau Cumulonimbus disandi CL = 4.
(viii) Lapisan Stratocumulus terkadang dapat dilihat sebagai awan yang perlu diwaspadai dan bagian
dasarnya dapat tersebar di berbagai tempat. Hal ini merupakan indikasi bahwa ada perubahan dari
Stratocumulus menuju ke Nimbostratus. Ketika proses perubahannya selesai, maka disandi sebagai
Nimbostratus (CM = 2).
CL = 6

(a) Spesifikasi teknis


Stratus nebulosus atau Stratus fractus di cuaca kering atau keduanya.

(b) Penjelasan
(i) Stratus nebulosus terdiri dari sebuah lapisan yang kontinyu; atau sebuah lapisan dengan ketinggian
dasar yang relatif sama. Biasanya berwarna abu-abu tapi terkadang dapat berwarna lebih gelap.
(ii) Stractus fractus adalah tahap peralihan di proses pembentukan atau pemunahan Stratus.
(iii) Perbedaan antara Stratus fractus di cuaca kering dan cuaca basah dapat dilihat pada penjelasan CL = 7.
(iv) Stratus fractus yang terbentuk di bawah lapisan Stratus nebulosus dapat berbentuk seperti pecahan-
pecahan yang tersambung dengan bagian dasar lapisan Stratus nebulosus dalam proses penebalan; atau
dapat terlihat sebagai pecahan yang terpisah dari bagian dasar lapisan Stratus nebulosus dalam proses
pemunahan.
CL = 7

(a) Spesifikasi teknis


Stratus fractus atau Cumulus fractus pada cuaca basah, atau keduanya (pannus), biasanya terletak di
bawah Altostratus atau Nimbostratus.

(b) Penjelasan
(i) Stratus fractus pada cuaca basah atau Cumulus fractus pada cuaca basah, atau keduanya (pannus),
sering terbentuk di bawah dasar Altostratus atau Nimbostratus yang ketinggiannya menurun. Jumlahnya
dapat bertambah banyak yang kemudian akan bergabung menjadi satu lapisan yang kontinyu. Awan
pannus terlihat berwarna abu-abu dan gelap dan berada di bawah awan yang terlihat berwarna abu-abu
yang lebih muda. Awan yang berwarna abu-abu muda tersebut dibentuk oleh dasar awan yang terlihat
melalui celah-celah awan pannus. Dapat juga muncul di bawah dasar awan Cumulonimbus atau Cumulus
yang membawa presipitasi.
(ii) Awan pannus yang menutupi seluruh langit dapat dibedakan dari Stratus nebulosus dan Stratocumulus
dengan melihat bentuk dasar awannya yang tidak rata.
(iii) Cumulus fractus dan Stratus fractus yang disandi CL = 7 biasanya berjumlah banyak dan berwarna abu-
abu yang cenderung gelap yang berada di bawah awan yang berwarna abu-abu yang lebih muda. Memiliki
karakter instabilitas tertentu dan bergerak dengan cepat. Perubahan bentuknya juga berlangsung dalam
waktu yang singkat. Disertai presipitasi.
(iv) Stratus fractus yang disandi CL = 6 dapat terbentuk secara tunggal (they appear grey when viewed
towards the Sun and white when viewed away from the Sun). Dapat terlihat serupa dengan Stratus fractus
yang disandi CL = 7; tetapi tidak disertai dengan presipitasi.
(v) Cumulus fractus yang disandi CL = 1 dapat terbentuk secara tunggal. Biasanya berwarna putih (brilliant
when viewed away from the Sun and showing shading when viewed towards the Sun). Sering teramati
ketika ada angin di ketinggian tersebut yang kuat dan turbulen.
CL = 8

(a) Spesifikasi teknis


Cumulus dan Stratocumulus selain Stratocumulus cumulogenitus, dengan ketinggian dasar berbeda.

(b) Penjelasan
(i) Sandi CL = 8 digunakan ketika awan Cumulus membentuk pecahan-pecahan di bawahnya atau ada
lapisan Stratocumulus non-cumulogenitus.
(ii) Cumulus dapat menembus Stratocumulus.
(iii) Cumulus tidak menyebar dan membentuk Stratocumulus cumulogenitus.
(iv) Sandi CL = 8 juga digunakan ketika Cumulus teramati berada di atas Stratocumulus. Contohnya adalah
ketika Altocumulus castellanus yang berbentuk seperti menara berkembang dan berubah menjadi Cumulus
mediocris atau congestus.
CL = 9

(a) Spesifikasi teknis


Cumulonimbus capillatus (disertai dengan anvil), baik disertai dengan Cumulonimbus calvus, Cumulus,
Stratocumulus, Stratus, dan awan pannus maupun tidak.

(b) Penjelasan
(i) Cumulonimbus capillatus berkembang dari Cumulonimbus calvus. Perbedaannya terletak pada bagian
puncak awannya. Bagian puncak dari Cumulonimbus capillatus memiliki ciri khas berserat dan memiliki
bentuk anvil atau berbentuk kubah; sedangkan Cumulonimbus calvus tidak memiliki bagian yang berserat.
(iii) Yang paling sering diamati adalah adanya Cumulonimbus dengan dasar awan yang sebagian atau
semuanya tersembunyi di balik awan pannus di cuaca yang panas, di lintang menengah terjadi petir, dan di
daerah yang lembah di lintang rendah. Selain itu Cumulonimbus yang teramati juga sering disertai dengan
adanya angin kencang dan seringkali ditemukan awan pannus.
(iii) Bagian cirriform dari Cumulonimbus capillatus cenderung tidak terlihat ketika ada awan yang menutupi
bagian tersebut (dilihat dari tempat pengamatan); namun demikian tetap harus disandi sebagai CL = 9
(Cumulonimbus capillatus). Hal ini juga berlaku jika ada bagian cirriform Cumulonimbus capillatus yang
tertutup awan (bukan dari tempat pengamatan).
(iv) Pertanda yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan Cumulonimbus adalah adanya kilat,
petir, atau hujan es. Jika terjadi salah satu dari ketiga fenomena tersebut, maka jenis Cumulonimbus tidak
perlu dicari apakah calvus atau capillatus, tetapi langsung disandi CL = 9.
(v) Ketika freezing level rendah, bagian puncak awan Cumulonimbus yang berserat menyebar ke seluruh
bagian awan Cumulonimbus capillatus, yang kemudian akan berubah menjadi bentuk cirriform (CH = 3).
Sandi CL = 9 tetap digunakan selama masih ada salah satu ciri Cumulonimbus yang dapat teramati.
(vi) Cumulonimbus capillatus menghasilkan awan yang terpisah dari Cumulonimbus itu sendiri. Awan
terpisah tersebut dapat berupa Cirrus, Altocumulus, Altostratus, atau Stratocumulus.
CL = /

Awan rendah tidak dapat diamati karena gelap, fog, dust, sand, atau fenomena lainnya.
CM = 0

Tidak ada awan menengah yang teramati.


CM = 1

(a) Spesifikasi teknis


Altostratus translucidus

(b) Penjelasan
(i) Cenderung berwarna keabu-abuan atau kebiru-biruan. Transparan sehingga matahari atau bulan dapat
terlihat. Terbentuk karena adanya perkembangan terus menerus/penambahan ketebalan Cirrostratus.
Dapat juga terbentuk karena adanya penyebaran dari Cumulonimbus.
(ii) Tidak menimbulkan fenomena halo.
CM = 2

(a) Spesifikasi teknis


Altostratus opacus atau Nimbostratus.

(b) Penjelasan
(i) Cenderung berwarna lebih gelap apabila dibandingkan dengan Altostratus translucidus dan lebih padat
sehingga matahari atau bulan tidak dapat terlihat. Terbentuk ke dalam beberapa lapisan.
(ii) Terbentuk penambahan ketebalan lapisan dari Altostratus translucidus. Proses penebalan tersebut
terjadi karena adanya penggabungan lapisan Altocumulus, dari penyebaran bagian tengah atau puncak
Cumulonimbus. Dapat juga terbentuk karena adanya penipisan Nimbostratus atau karena adanya
perluasan horizontal Cirrus spissatus.
(iii) Nimbostratus yang juga disandi CM =2 memiliki penampang yang lebih tebal dan lebih gelap daripada
Altostratus opacus. Dasar awannya cenderung rendah dan memiliki kenampakan seperti awan hujan.
(iv) Nimbostratus terbentuk karena adanya penggabungan lapisan-lapisan dari Altocumulus opacus (dapat
juga Stratocumulus opacus, tetapi jarang). Selain itu, penyebaran dari awan Cumulonimbus juga dapat
membentuk awan Nimbostratus.
(v) Ketika awan pannus menyertai keberadaan Altostratus opacus atau Nimbostratus, awan-awan tersebut
dapat bergabung menjadi satu dan membentuk satu lapisan yang kontinyu sehingga Altostratus dan
Nimbostratus tidak dapat lagi terlihat. Dalam hal ini maka digunakan sandi CM = / dan CL = 7.
CM = 3

(a) Spesifikasi teknis


Altocumulus translucidus dengan tinggi dasar sama.

(b) Penjelasan
(i) Sandi CM = 3 digunakan ketika pecahan atau lapisan Altocumulus berada pada ketinggian yang sama.
Ukurannya tidak terlalu besar dan tidak berwarna terlalu gelap. Proses perkembangannya tidak terlalu
terlihat.
(ii) Altocumulus yang berbentuk pecahan atau lembaran di ketinggian yang sama dapat terlihat pada waktu
yang sama tetapi dengan ketebalan yang terlihat berbeda. Sifat translucidus pada Altocumulus yang
beragam menyebabkan awan Altocumulus tunggal yang berbentuk pecahan atau lembaran tetap dapat
dikategorikan ke dalam Altocumulus, walaupun sebagian besar bagian dari awan tersebut lebih bersifat
translucent. Tetapi ketika sandi CM = 3 digunakan, hal tersebut berarti bahwa awan menengah yang paling
banyak dijumpai pada saat tersebut adalah Altocumulus. CM = 3 digunakan ketika Altocumulus yang semi-
transparan jumlahnya mendominasi di lapisan yang sama. Hal yang sama juga diterapkan jika awan
menengah yang mendominasi adalah Altocumulus opacus.
(iii) Ketika ada Altocumulus translucidus (yang tidak mendominasi langit) teramati dengan dua ketinggian
yang berbeda atau lebih, disandi CM = 7.

==================================================================

CM = 4

(a) Spesifikasi teknis


Altocumulus translucidus yang berbentuk pecahan-pecahan yang cenderung bersifat lentikular, terus
berubah dan memiliki ketinggian yang berbeda.

(b) Penjelasan
(i) Bentuk pecahan Altocumulus yang tidak beraturan yang terus berubah bentuknya disandi CM = 4;
terkadang menghilang di satu tempat dan muncul kembali di tempat yang lain. Bentuk pecahan awannya
biasanya meluas secara horizontal dan terus berubah-ubah; sehingga sebagian besar bersifat translucidus
dan jarang sekali bersifat opacus. Bentuk pecahan-pecahannya mengumpul dan membentuk sebuah lensa
yang berukuran besar dengan ketinggian berbeda. Perkembangannya lambat.
(ii) Sandi CM = 4 juga digunakan ketika ada awan yang terdiri dari satu bagian yang terlihat lentikular dan
halus; atau kumpulan dari bagian-bagian yang terlihat lentikular dan halus.
(iii) Awan ini mungkin muncul di sekitar puncak awan Cumulus atau Cumulonimbus.
(iv) Awan lentikular sering teramati di daerah perbukitan atau pegunungan.

=================================================================

CM = 5

(a) Spesifikasi teknis


Altocumulus translucidus yang saling menyambung, atau Altocumulus translucidus atau Altocumulus
opacus dalam ketinggian yang sama atau berbeda, yang berkembang menutupi langit. Awan Altocumulus
ini berkembang menjadi semakin tebal secara keseluruhan.

(b) Penjelasan
(i) Awan Altocumulus dengan sandi CM = 4 mempunyai ciri utama yaitu berkembang semakin lama
semakin menutupi langit. Awan ini berkembang dari horizon menuju ke zenit yang mana jumlah awannya
akan meningkat di zenit. Perkembangan awan tersebut terkadang melewati zenit dan sampai ke horizon di
sisi lainnya. Bagian awan yang paling tebal dapat terlihat di bagian awan mulai meluas dari tempat awal
awan tersebut terbentuk. Terdiri dari satu lapisan atau lebih dan dapat terlihat translucent atau opaque. Di
bagian akhir awan ini (di sekitar zenit atau setelah zenit) dapat ditemukan Altocumulus yang berbentuk
pecahan kecil yang dapat diindikasikan sebagai mulainya proses pemunahan (dissipation). Altocumulus
dengan pecahan kecil ini biasanya terlihat dalam satu lapisan dan bersifat semi-transparan, serta biasanya
menutupi sebagian besar langit.
(ii) Sandi CM = 5 tidak langsung digunakan ketika ada sisi awan yang mencapai horizon di seberang awan
tersebut terbentuk, atau ketika sisi awan yang berkembang mulai punah.
(iii) Altocumulus yang berkembang menutupi langit dapat berubah menjadi Altostratus atau Nimbostratus.
Jika Altocumulus telah mengalami perubahan namun bagian Altocumulus masih terlihat, disandi CM = 7.
Jika sudah berubah total, maka sandinya dapat berubah menjadi CM = 1 atau CM = 2.

=================================================================

CM = 6

(a) Spesifikasi teknis


Altocumulus cumulogenitus (atau Altocumulus cumulonimbogenitus).

(b) Penjelasan
(i) Altocumulus cumulogenitus berasal dari penyebaran puncak awan Cumulus yang mencapai lapisan
stabil. Cumulus congestus yang tumbuh secara vertikal sampai ke lapisan stabil sehingga pertumbuhannya
terhenti tapi tidak sepenuhnya berhenti sehingga setelah mengalami penyebaran dalam waktu yang
singkat, pertumbuhan vertikalnya dilanjutkan setelah melewati lapisan yang stabil tersebut di beberapa
tempat. Akibatnya Altocumulus cumulogenitus muncul di bagian sisi-sisi Cumulus congestus.
(ii) Altocumulus cumulogenitus berbentuk seperti pecahan-pecahan. Pada tahap awal pembentukannya,
pecahan awan ini akan berukuran besar dan memiliki bagian gelap yang cenderung tebal dan bersifat
opaque serta memiliki dasar yang bergelombang (tidak rata). Dalam perkembangannya, pecahan awan ini
akan menipis dan memecah lagi ke dalam bagian-bagian yang terpisah.
(iii) Ketika Altocumulus cumulogenitus teramati, di tepi-tepi awannya terlihat bentuk-bentuk awan
cumuliform. Untuk diperhatikan agar tidak tertukar dengan bentuk awan Altocumulus castellanus.
(iv) Altocumulus cumulogenitus tidak boleh diartikan sebagai Cumulonimbus atau Cirrus spissatus
cumulonimbogenitus karena kedua jenis awan tersebut memiliki bentuk bergelombang dan menggumpal
di dasar awannya sehingga berbentuk seperti Altocumulus. Untuk membedakannya, Altocumulus tidak
pernah memiliki bagian yang berbentuk seperti serat, warna mengkilat yang dan bagian anvil yang
berwarna putih atau Cirrus spissatus.
(v) Altocumulus yang muncul bersamaan dengan Cumulonimbus (Altocumulus cumulonimbogenitus) juga
disandi CM = 6. Biasanya terjadi pada tahap Cumulus (tumbuh).

=================================================================

CM = 7

(a) Spesifikasi teknis


Altocumulus duplicatus, atau Altocumulus opacus di ketinggian sama, tidak berkembang menutupi langit,
atau Altocumulus dengan disertai dengan Altostratus atau Nimbostratus.

(b) Penjelasan
(i) Bentuk awannya meliputi pecahan, lembaran, atau lapisan Altocumulus dengan ketinggian yang
berbeda (duplicatus); ada bagiannya yang bersifat opaque (Altocumulus opacus). Bagian awan tersebut
tidak berubah secara kontinu dan tidak berkembang secara pesat menutupi langit.
(ii) Bentuk awannya meliputi pecahan, lembaran, atau lapisan Altocumulus opacus pada ketinggian yang
sama. Tidak berubah secara kontinu dan tidak berkembang pesat menutupi langit. Dapat ditemukan
beberapa jenis Altocumulus yang memiliki perbedaan ketinggian dan ketebalan yang menutupi langit pada
waktu yang sama. Keberagaman sifat opaque menyebabkan suatu awan Altocumulus opacus tunggal tetap
dikategorikan ke dalam Altocumulus opacus walaupun sebagian besar bagian awannya tidak cukup bersifat
opaque untuk menutupi matahari atau bulan tidak dapat terlihat. Sandi CM = 7 digunakan ketika
Altocumulus yang bersifat opaque mendominasi ketinggian tersebut.
(iii) Altocumulus yang disertai dengan Altostratus atau Nimbostratus :
- Berada pada satu ketinggian atau lebih dengan menunjukkan salah satu ciri Altocumulus. Keberadaan
awan jenis ini berasal dari perubahan ketika Altocumulus berubah secara lokal menjadi Altostratus atau
Nimbostratus, atau sebaliknya ketika Altostratus atau Nimbostratus berubah menjadi Altocumulus.
- Altosratus translucidus atau opacus berada di atas Altocumulus di ketinggian yang sama atau di beberapa
ketinggian.
- Di sekitar Altocumulus terdapat suatu selubung yang lebih rendah dan susah terlihat.

==================================================================

CM = 8

(a) Spesifikasi teknis


Altocumulus castellanus atau Altocumulus floccus.

(b) Penjelasan
(i) Kedua jenis Altocumulus tersebut mempunyai bentuk cumuliform; lebih terlihat di Altocumulus
castellanus.
(ii) Altocumulus castellanus terdiri dari kubah-kubah yang tersusun dalam suatu garis; dasar awannya
membentuk garis horizontal.
(iii) Altocumulus floccus berbentuk seperti kerucut yang memiliki puncak yang bundar dan agak menonjol.
Sering disertai dengan virga (fibrous trails). Berukuran relatif kecil dan menyerupai seperti Cumulus yang
kecil dan tidak rata.
(iv) Ketika Altocumulus castellanus atau floccus berkembang menjadi Cumulus mediocris atau congestus,
atau bahkan menjadi Cumulonimbus, maka awan Altocumulus tersebut dapat menjadi salah satu penanda
munculnya awan rendah (CL).

=================================================================

CM = 9

(a) Spesifikasi teknis


Altocumulus di langit yang tidak beraturan (chaotic sky), umumnya terdapat pada beberapa ketinggian.

(b) Penjelasan
(i) Langit terlihat tidak beraturan, tebal, dan stagnan. Awan menengah terdiri dari lembaran-lembaran
awan yang terpecah dan susah teridentifikasi. Biasanya merupakan transisi dari Altocumulus yang rendah
dan bersifat opaque menuju ke Altostratus yang tinggi, translucent, dan memiliki selubung.
(ii) Dapat ditemukan juga jenis awan rendah dan tinggi yang bermacam-macam.

=================================================================

CM = /
Awan CM tidak teramati karena gelap, fog, dust, sand, atau fenomena lainnya. Dapat juga disebabkan
karena langit tertutup oleh awan rendah.
CH = 0

Tidak ada awan tinggi

======================================================

CH = 1

(a) Spesifikasi teknis


Cirrus fibratus dan terkadang disertai Cirrus uncinus, tidak menutupi langit.

(b) Penjelasan
(i) Sandi CH = 1 digunakan ketika awan tinggi berbentuk garis lurus/mendekati lurus (Cirrus fibratus); atau
terkadang berbentuk seperti koma dengan puncak yang berbentuk seperti kait yang tidak terlalu bundar
(Cirrus uncinus).
(ii) Cirrus fibratus dan uncinus biasanya muncul di langit bersamaan dengan Cirrus jenis lainnya. Sandi CH =
1 digunakan ketika awan Cirrus fibratus, uncinus, atau kombinasi keduanya adalah awan tinggi yang
mendominasi langit pada saat tersebut.
(iii) Sandi CH = 1 digunakan jika Cirrus tidak memenuhi langit.

=======================================================

CH = 2

(a) Spesifikasi teknis


Cirrus spissatus, dalam bentuk pecahan atau bulir (sheaves) yang saling berdekatan, tidak meningkat
jumlahnya dan terkadang muncul di sekitar bekas puncak Cumulonimbus; atau Cirrus castellanus atau
Cirrus floccus.

(b) Penjelasan
(i) CH = 2 digunakan ketika awan Cirrus yang muncul bukan termasuk jenis spissatus non-
cumulonimbogenitus, Cirrus castellanus, Cirrus floccus, atau kombinasi ketiganya.
(ii) Cirrus spissatus terdiri dari pecahan-pecahan awan yang terlihat berwarna keabuan (optical thickness
cukup tebal). Tepi-tepi awannya biasanya berbentuk seperti filamen-filamen yang saling terikat dan terlihat
seperti termasuk dalam bagian puncak Cumulonimbus.
(iii) Cirrus castellanus terdiri dari awan-awan yang berbentuk seperti kubah yang memiliki tonjolan-
tonjolan dengan ukuran kecil. Cirrus floccus memiliki bentuk seperti rumbai, terkadang disertai dengan
jejak (trails).
(iv) Jenis-jenis awan yang telah disebutkan di atas bisa jadi disertai dengan Cirrus fibratus atau Cirrus
uncinus; namun sandi CH = 2 digunakan ketika Cirrus spissatus non-cumulonimbogenitus, Cirrus
castellanus, atau floccus, atau kombinasi ketiganya lebih besar daripada kombinasi awan Cirrus fibratus
dan uncinus.

=======================================================

CH = 3

(a) Spesifikasi teknis


Cirrus spissatus cumulonimbogenitus.

(b) Penjelasan
(i) Sandi CH = 3 digunakan ketika minimal ada satu awan Cirrus yang menunjukkan tanda-tanda (baik
secara langsung maupun tidak) bahwa awan tersebut berasal dari pecahan Cumulonimbus.
Kemunculannya bisa disertai dengan Cirrus spissatus yang tidak diketahui asal pembentukannya, Cirrus
castellanus, Cirrus floccus, Cirrus fibratus, atau Cirrus uncinus.
(ii) Apabila pengamat cuaca mengamati keadaan langit secara terus menerus, maka ia akan dapat melihat
perkembangan Cirrus spissatus dari pecahan puncak awan Cumulonimbus. Bagaimanapun, asal dari Cirrus
spissatus tidak dapat dilihat secara langsung. Walaupun mungkin ada beberapa tanda-tanda bahwa Cirrus
spissatus yang muncul berasal dari Cumulonimbus.
(iii) Cirrus spissatus cumulonimbogenitus memiliki tepi awan yang berbentuk seperti rumbai-rumbai,
dengan bentuk seperti anvil, dengan optical thickness yang cukup untuk menutupi matahari/membuat
matahari terlihat kabur.

=======================================================

CH = 4

(a) Spesifikasi teknis


Cirrus uncinus, Cirrus fibratus atau keduanya, menutupi langit dan menebal.

(b) Penjelasan
(i) Ciri utamanya adalah awan Cirrus dengan sandi CH = 4 biasanya berkembang menutupi langit.
Berkembang dari salah satu ujung horizon ke ujung horizon lainnya.
(ii) Mengambil bentuk seperti helaian/untaian (strands) yang berasal dari berkas awan (Cirrus uncinus);
terkadang berbentuk lurus atau filamen yang melengkung secara tidak beraturan (Cirrus fibratus).
(iii) Terlihat seperti menyatu di arah tempat awan tersebut pertama kali terbentuk, tidak ada Cirrostratus.

=======================================================

CH = 5

(a) Spesifikasi teknis


Cirrus (berbentuk berkas) dan Cirrostratus, atau hanya Cirrostratus, berkembang menutupi langit,
menebal, tapi tutupannya tidak mencapai 45 derajat di atas horizon.

(b) Penjelasan
(i) Cirrostratus menutupi langit tetapi bagiannya yang berkembang kurang dari 45 derajat di atas horizon.
(ii) Tutupan Cirrostratus bisa jadi tertutupi oleh awan Cirrus yang berbentuk filamen panjang (Cirrus
fibratus), atau berbentuk koma (Cirrus uncinus), biasanya terbentuk dalam seperti pita/berkas (bands)
yang memotong langit dan mengumpul ke satu titik atau ke dua titik yang saling berlawanan arah di
horizon.
(iii) Bisa jadi berbentuk mirip tulang ikan.

=======================================================

CH = 6

(a) Spesifikasi teknis


Cirrus (berbentuk berkas) dan Cirrostratus, atau hanya Cirrostratus, berkembang menutupi langit,
menebal, tapi tutupannya lebih dari 45 derajat di atas horizon, tetapi langit tidak sepenuhnya tertutup.

(b) Penjelasan
(i) Cirrostratus yang berkembang menutupi langit dengan bagian yang berkembang mencapai 45 derajat di
atas horizon tapi tidak sepenuhnya menutupi langit.
(ii) Tutupan Cirrostratus bisa jadi tertutupi oleh awan Cirrus yang berbentuk filamen panjang (Cirrus
fibratus), atau berbentuk koma (Cirrus uncinus), biasanya terbentuk dalam seperti pita/berkas (bands)
yang memotong langit dan mengumpul ke satu titik atau ke dua titik yang saling berlawanan arah di
horizon.
(iii) Bisa jadi berbentuk mirip tulang ikan.

=======================================================

CH = 7

(a) Spesifikasi teknis


Cirrostratus menutupi seluruh langit.

(b) Penjelasan
(i) Cirrostratus yang menutupi seluruh langit biasanya berbentuk sama/seragam, tipis, dan tidak memiliki
ciri menonjol (Cirrostratus nebulosus), biasanya berwarna putih dan memiliki tutupan yang berbentuk
seperti berkas dengan garis yang terlihat jelas.
(ii) Tutupan Cirrostratus terkadang tipis sehingga susah terlihat dan menimbulkan halo (halo dijadikan
sebagai ciri munculnya Cirrostratus). Terkadang padat (dense).
(iii) Terkadang disertai oleh Cirrus yang berada di ketinggian yang berbeda dan Cirrocumulus.
(iv) Tutupan Cirrostratus yang tertutupi oleh awan yang lebih rendah, atau horizon gelap dan/atau
tersembunyi oleh haze, asap, dst, sandi CH = 7 tidak digunakan kecuali pengamat yakin bahwa Cirrostratus
benar-benar menutupi seluruh bagian langit. Jika pengamat meyakini bahwa awan berkembang menutup
langit, maka sandi CH = 6 digunakan. Apabila tidak memenuhi kedua syarat tersebut, maka sandi yang
digunakan adalah CH = 8.
(v) Jika ada celah di tutupan Cirrostratus dan langit dapat terlihat melalui celah tersebut, sandi yang
digunakan adalah CH = 8.
(vi) Ketika ada lapisan Altostratus translucidus yang mengalami perubahan terus menerus dan muncul
bersama Cirrostratus yang menutupi seluruh langit, sandi yang digunakan adalah CH = 7 dan CM = 7. Jika
tidak disertai Altocumulus maka sandi CM yang digunakan adalah CM = 1.

=======================================================

CH = 8

(a) Spesifikasi teknis


Cirrostratus yang tidak berkembang menutupi langit dan menutupi langit.

(b) Penjelasan
(i) Tutupan Cirrostratus yang tidak berkembang menutupi langit dan tidak menutupi langit; tepi awannya
dapat berbentuk garis jelas atau berumbai.
(ii) CH = 8 digunakan ketika ada pecahan Cirrostratus, baik bertambah jumlahnya atau tidak.
(iii) Dapat disertai dengan Cirrus dan Cirrocumulus.

=======================================================

CH = 9

(a) Spesifikasi teknis


Cirrocumulus, atau Cirrocumulus dominan di antara awan tinggi yang ada.
(b) Penjelasan
(i) CH = 9 digunakan ketika Cirrocumulus adalah awan yang ada di langit, atau jumlahnya mendominasi
awan tinggi.
(ii) Ketika Cirrocumulus adalah awan yang hanya ada di kategori awan tinggi, biasanya mengumpul ke
dalam grup dan membentuk bagian-bagian yang membentuk gelombang-gelombang kecil.
(iii) Cirrocumulus yang terbentuk bersamaan dengan Cirrus atau Cirrostratus sering dikaitkan dalam bentuk
pecahan-pecahan yang terkumpul secara komposit, biasanya dalam proses transformasi internal yang
berkesinambungan.

=======================================================

CH = /

Awan tinggi tidak teramati karena gelap, fog, dust, sand, atau fenomena lainnya, atau karena tertutupi
oleh awan yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai