Anda di halaman 1dari 7

TEORI HIMPUNAN | 1.

Himpunan

mahasiswa tersebut adalah seluruh mahasiswa yang mengambil mata


kuliah teori himpunan.

Definisi 1.16 Partisi dari sebuah himpunan 𝐴 adalah sekumpulan


himpunan bagian tidak kosong 𝐴 , 𝐴 , … dari 𝐴 sedemikian
hingga:
(a) 𝐴 ∪ 𝐴 , … = 𝐴, dan
(b) Himpunan bagian 𝐴 saling lepas, yaitu 𝐴 ∩ 𝐴 = ∅ untuk
𝑖≠𝑗

Contoh 1.25
Misalkan 𝑀 = {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓, 𝑔, ℎ, 𝑖, 𝑗}, maka
{{𝑎}, {𝑏, 𝑐}, {𝑑, 𝑒, 𝑓}, {𝑔, ℎ, 𝑖}, {𝑗}} merupakan partisi dari himpunan
𝑀.

Perhatikanlah bahwa partisi membagi himpunan menjadi beberapa buah


“blok”. Pada contoh 1.25 (i), himpunan 𝑀 dibagi menjadi 5 buah blok, yaitu
{𝑎}, {𝑏, 𝑐}, {𝑑, 𝑒, 𝑓}, {𝑔, ℎ, 𝑖} dan {𝑗}. Jika sebuah himpunan misal 𝐴 terbatas
jumlah anggotanya, maka jumlah maksimum partisi yang dapat dibentuk
dari sebuah himpunan tersebut adalah |𝐴|.

R. Pembuktian Proposisi Himpunan


Proposisi adalah sebuah pernyataan. Proposisi himpunan merupakan
“pernyataan yang menggunakan notasi himpunan”. Pernyataan tersebut
dapat berupa kesamaan atau implikasi. Contoh dari kesamaan himpunan
(set identity) misalnya 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶). Contoh dari
implikasi himpunan misalnya “jika 𝐴 ∩ 𝐵 = ∅ dan 𝐴 ⊆ (𝐵 ∪ 𝐶) maka selalu
berlaku 𝐴 ⊆ 𝐶”.

38
TEORI HIMPUNAN | 1. Himpunan

Kebenaran dari proposisi himpunan perlu dibuktikan. Untuk satu proposisi


kita dapat membuktikan kebenarannya menggunakan beberapa metode
pembuktian. Dalam buku ini terdapat empat metode dalam membuktikan
sebuah proposisi himpunan. Metode tersebut adalah: (1) menggunakan
diagram venn; (2) menggunakan tabel keanggotaan; (3) menggunakan
aljabar himpunan; dan (4) menggunakan definisi. Berikut kita bahas dan
contohkan satu persatu dari metode tersebut.

1. Pembuktian Proposisi Himpunan Menggunakan Diagram Venn

Pembuktian proposisi himpunan menggunakan metode diagram venn


dapat dilakukan dengan proposisi yang bentuknya kesamaan, yaitu
dengan menggambar diagram venn pada dua ruas, yaitu ruas kanan
dan kiri. Ruas kanan digunakan untuk proposisi sebelah kanan pada
persamaan. Ruas kiri digunakan untuk proposisi sebelah kiri pada
persamaan. Jika diagram venn menunjukan kesamaan hasil antara
kedua ruas, maka proposisi tersebut bernilai kebenaran.

Pada contoh di atas, yaitu proposisi himpunan 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩


(𝐴 ∪ 𝐶). Pembuktian dengan menggunakan metode diagram vennya
adalah sebagai berikut.

𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)
Gambar 1.11
Diagram Venn untuk pembuktian 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶)
(daerah hasil yang diarsir/warna abu-abu)

39
TEORI HIMPUNAN | 1. Himpunan

Kelebihan membuktikan proposisi himpunan dengan metode diagram


venn adalah pembuktian dapat dilakukan dengan cepat. Akan tetapi
metode ini memiliki kekurangan yaitu pembuktian hanya dapat dilakukan
jika himpunan yang digambarkan tidak terlalu banyak. Artinya ketika
himpunan yang akan digambarkan banyak, maka akan mengalami
kesulitan dalam menggambarkannya. Metode ini juga lebih
“mengilustrasikan dari pada membuktikan fakta”. Beberapa atau
cukup banyak literatur yang “tidak menganggapnya sebagai metode
yang valid untuk pembuktian secara formal”. Oleh karena itu pembuktian
melalui metode diagram venn kurang banyak diterima.

2. Pembuktian Proposisi Himpunan Menggunakan Tabel


Keanggotaan

Pembuktian proposisi himpunan menggunakan metode tabel


keanggotaan (membership tables) dapat dilakukan dengan proposisi
yang bentuknya kesamaan, yaitu dengan menggunakan angka 1 (satu)
untuk menyatakan bahwa suatu anggota himpunan dan angka 0 (nol)
untuk menyatakan bukan anggota himpunan. Nilai ini dapat
dianalogikan sebagai True dan False.

Contoh sebelumnya yaitu proposisi himpunan 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩


(𝐴 ∪ 𝐶). Pembuktian dengan menggunakan metode tabel keanggotaan
adalah sebagai berikut.

Tabel 1.3 Tabel Keanggotaan untuk 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶).

A B C BC A  (B  C) AB AC (A  B)  (A  C)


0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1

40
TEORI HIMPUNAN | 1. Himpunan

Karena kolom A  (B  C) dan kolom (A  B)  (A  C) sama, maka A


 (B  C) = (A  B)  (A  C).

Untuk memahami tabel 1.3 tersebut, akan dijelaskan salah satu baris
saja. Perhatikan baris ke-3 tabel 1.3, kita menuliskannya sebagai
berikut.

A B C BC A  (B  C) AB AC (A  B)  (A  C)


0 1 0 1 0 0 0 0

Misalkan 𝑥 ∉ 𝐴 (nilai 0), 𝑥 ∈ 𝐵 (nilai 1), dan 𝑥 ∉ 𝐶 (nilai 0), maka pastinya
𝑥 ∈ (𝐵 ∪ 𝐶) (nilai 1). Akan tetapi 𝑥 ∉ 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) (nilai 0). Ini untuk
pembuktian pada ruas kiri kesamaan. Pembuktian ruas kanan
kesamaan sebagai berikut. Jika 𝑥 ∉ (𝐴 ∩ 𝐵) (nilai 0) dan 𝑥 ∉ (𝐴 ∩ 𝐶)
(nilai 0), maka 𝑥 ∉ ((𝐴 ∩ 𝐵) ∪ (𝐴 ∩ 𝐶)) (nilai 0). Sehingga kesamaan 𝐴 ∪
(𝐵 ∩ 𝐶) = (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐶) bernilai benar, yaitu bernilai sama (bernilai 0
semua) menurut pembuktian dengan metode tabel keanggotaan.

3. Pembuktian Proposisi Himpunan Menggunakan Aljabar


Himpunan

Pembuktian proposisi himpunan menggunakan metode aljabar


himpunan dapat dilakukan dengan proposisi yang bentuknya kesamaan.
Pembuktian menggunakan metode aljabar himpunan ini mengacu dan
menggunakan hukum-hukum aljabar himpunan, teorema-teorema pada
aljabar himpunan, definisinya dari suatu aljabar himpunan, dan juga
penerapan pada dualitas himpunan.

Contoh 1.26
(i) Misalkan 𝐴 dan 𝐵 himpunan.
Buktikan bahwa 𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) = 𝐴 ∪ 𝐵
Penyelesaian:

41
TEORI HIMPUNAN | 1. Himpunan

Dari proposisi 𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) = 𝐴 ∪ 𝐵, kita harus mengambil salah


satu ruas (sisi) dari proposisi tersebut guna membuktikan
kesamaan dengan ruas (sisi) satunya. Kita akan mengambil
ruas kiri (sebelum tanda sama dengan “=”) untuk memuktikan
kebenaran kesamaan tersebut.
𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) = 𝐴 ∪ 𝐵 adalah benar
Bukti:
𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) ⇔ 𝐴 ∪ (𝐵 ∩ 𝐴 ) (definisi selisih)
⇔ (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ (𝐴 ∪ 𝐴 ) (hukum
distribustif)
⇔ (𝐴 ∪ 𝐵) ∩ ∅ (hukum
komplemen)
⇔𝐴∪𝐵 (hukum identitas)

Sehingga terbukti bahwa proposisi 𝐴 ∪ (𝐵 − 𝐴) = 𝐴 ∪ 𝐵 adalah


benar.

(ii) Buktikan bahwa proposisi (𝐴 ⨁ 𝐵) ∩ 𝐴 = 𝐴 − 𝐵 adalah benar.


Penyelesaian:
Dari proposisi (𝐴 ⨁ 𝐵) ∩ 𝐴 = 𝐴 − 𝐵, kita harus mengambil salah
satu ruas (sisi) dari proposisi tersebut guna membuktikan
kesamaan dengan ruas (sisi) satunya. Kita akan mengambil
ruas kiri (sebelum tanda sama dengan “=”) untuk memuktikan
kebenaran kesamaan tersebut.
(𝐴 ⨁ 𝐵) ∩ 𝐴 = 𝐴 − 𝐵 adalah benar
Bukti:
(𝐴 ⨁ 𝐵) ∩ 𝐴 ⇔ ((𝐴 − 𝐵) ∪ (𝐵 − 𝐴) ∩ 𝐴 (definisi operasi
beda setangkup)
⇔ ((𝐴 ∩ 𝐵′) ∪ (𝐵 ∩ 𝐴′) ∩ 𝐴 (definisi selisih)
⇔ 𝐴 ∩ ((𝐴 ∩ 𝐵 ) ∪ (𝐵 ∩ 𝐴 )) (hukum
komutatif)
⇔ (𝐴 ∩ (𝐴 ∩ 𝐵 )) ∪ (𝐴 ∩ (𝐵 ∩ 𝐴 ) (hukum distributif)
⇔ (𝐴 ∩ (𝐴 ∩ 𝐵 )) ∪ ((𝐵 ∩ 𝐴 ) ∩ 𝐴) (hukum
komutatif)

42
TEORI HIMPUNAN | 1. Himpunan

⇔ ((𝐴 ∩ 𝐴) ∩ 𝐵′) ∪ (𝐵 ∩ (𝐴′ ∩ 𝐴)) (hukum asosiatif)


⇔ (𝐴 ∩ 𝐵′) ∪ (𝐵 ∩ (𝐴′ ∩ 𝐴)) (hukum
idempoten)
⇔ (𝐴 ∩ 𝐵′) ∪ (𝐵 ∩ ∅) (hukum
komplemen)
⇔ (𝐴 ∩ 𝐵′) ∪ ∅ (hukum null)
⇔ (𝐴 ∩ 𝐵′) (hukum identitas)
⇔ (𝐴 − 𝐵) (definisi selisih)

Sehingga terbukti bahwa proposisi (𝐴 ⨁ 𝐵) ∩ 𝐴 = 𝐴 − 𝐵 adalah


benar.

4. Pembuktian Proposisi Himpunan Menggunakan Definisi

Pembuktian proposisi himpunan menggunakan metode definisi dapat


dilakukan dengan proposisi yang bentuknya tidak kesamaan, tetapi
proposisi yang bentuknya implikasi. Pada umumnya di dalam implikasi
tersebut terdapat notasi himpunan bagian (⊆ atau ⊂).

Contoh 1.27
(i) Misalkan 𝐴 dan 𝐵 himpunan. Jika 𝐴 ∩ 𝐵 = ∅, dan 𝐴 ⊆ (𝐵 ∪ 𝐶),
maka 𝐴 ⊆ 𝐶
Bukti:
Berdasarkan keterangan bahwa:
𝐴 ∩ 𝐵 = ∅, artinya 𝐴 dan 𝐵 adalah himpunan saling lepas,
maka 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∉ 𝐵.
𝐴 ⊆ (𝐵 ∪ 𝐶) sesuai definisi himpunan bagian, maka 𝑥 ∈ 𝐴 dan
𝑥 ∈ (𝐵 ∪ 𝐶) juga, artinya 𝑥 ∈ 𝐵 atau 𝑥 ∈ 𝐶.
Berdasarkan keterangan pertama, bahwa 𝑥 ∉ 𝐵. Maka 𝑥 ∈ 𝐶.
Karena 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐶, sesuai definisi himpunan bagian, maka
𝐴 ⊆ 𝐶.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa: Jika 𝐴 ∩ 𝐵 = ∅, dan 𝐴 ⊆
(𝐵 ∪ 𝐶), maka 𝐴⊆𝐶 adalah benar.

43
TEORI HIMPUNAN | 1. Himpunan

(ii) Misalkan 𝐴, 𝐵, dan 𝐶 adalah tiga buah himpunan. Buktikan jika


𝐴 ⊆ 𝐵 maka 𝐴 ∩ 𝐶 ⊆ 𝐵 ∩ 𝐶.
Bukti:
Berdasarkan keterangan bahwa:
𝐴 ∩ 𝐶 ⊆ 𝐵 ∩ 𝐶 maka berdasarkan definisi himpunan bagian,
bahwa ∀𝑥 ∈ (𝐴 ∩ 𝐶) juga merupakan 𝑥 ∈ (𝐵 ∩ 𝐶).
𝐴 ⊆ 𝐵 berdasarkan definisi himpunan bagian, bahwa ∀𝑥 ∈ 𝐴
juga merupakan 𝑥 ∈ 𝐵.
𝐴 ∩ 𝐶 berdasarkan definisi operasi irisan, bahwa jika 𝑥 ∈ (𝐴 ∩
𝐶), maka 𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐶 juga.
Dari keterangan tersebut diketahui bahwa:
𝑥 ∈ 𝐴 dan 𝑥 ∈ 𝐶. 𝑥 ∈ 𝐵 jika 𝑥 ∈ 𝐴. Dapat disimpulkan bahwa
𝑥 ∈ 𝐵 dan 𝑥 ∈ 𝐶 sehingga 𝑥 ∈ (𝐵 ∩ 𝐶). Sehingga proposisi “jika
𝐴 ⊆ 𝐵 maka 𝐴 ∩ 𝐶 ⊆ 𝐵 ∩ 𝐶” adalah benar.

S. Himpunan Ganda
Berdasarkan definisi yang menyatakan bahwa himpunan adalah kumpulan
anggota yang berbeda. Akan tetapi pada beberapa kondisi, adakalanya
anggota dari himpunan tidak seluruhnya berbeda. Misalnya himpunan
nama-nama mahasiswa yang mengambil mata kuliah teori himpunan,
kemungkinan ada nama mahasiswa yang sama. Oleh karena itu terdapat
pengulangan anggota pada himpunan tersebut.”

Definisi 1.17 Himpunan Ganda (multiset) adalah “Himpunan yang


anggotanya boleh berulang (tidak harus berbeda)”.

44

Anda mungkin juga menyukai