Anda di halaman 1dari 10

POLA KOMUNIKASI ANAK MUDA DI BANJARMASIN TIMUR

DALAM MENYIKAPI TOXIC PARENTS TERHADAP DAMPAK


KEPERCAYAAN DIRI

Muhammad Fikri Rifani1, Sanusi2, Laila Qadariah3


1
Ilmu Komunikasi, 70201, Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin, 17110004
2
Ilmu Komunikasi, 70201, Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin, 0019056202
3
Ilmu Komunikasi, 70201, Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin, 1129097201
Email : fikririfani44@gmail.com
ABSTRAK
Toxic Parents atau Toxic Parenting sendiri ialah merupakan cara orang tua mengasuh
dan mendidik anak dengan cara yang salah atau keliru dampak yang ditimbulkan dari
perilaku ini salah satunya ialah pada kepercayaan diri khusus nya pada anak muda yang
pernah mendapatkan perlakuan tersebut dari orang tua mereka. Adapun tujuan Penelitian
ini ialah untuk mengetahui pola komunikasi yang dilakukan anak muda di Banjarmasin
Timur dalam menyikapi perilaku Toxic Parents serta untuk mengetahui apa saja
penyebab perilaku tersebut dan dampak nya terhadap kepercayaan diri anak muda yang
ada di kecamatan Banjarmasin Timur, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian studi kasus. Data dikumpulkan dengan Tekhnik observasi,
wawancara, dan dokumentasi kepada delapan belasan informan. Analisis data
menggunakan menggunakan Teori Pola Komunikasi sirkluar Charles E.Osgood dan
Wilbur Schramm
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak muda menggunakan pola komunikasi sirkular
dalam menyikapi perilaku Toxic Parents
Kata Kunci: Pola Komunikasi Dampak Toxic Parents
ABSTRACT
Toxic Parents or Toxic Parenting itself is a way for parents to care for and educate
children in the wrong or wrong way, the impact of this behavior is one of them is on the
special self-confidence of young people who have received such treatment from their
parents. The purpose of this study is to find out the communication patterns carried out
by young people in East Banjarmasin in responding to the behavior of Toxic Parents and
to find out what are the causes of this behavior and its impact on the self-confidence of
young people in the East Banjarmasin sub-district. This research uses a qualitative
approach with the type of case study research. Data were collected by using observation,
interview, and documentation techniques to eighteen informants. Data analysis using
Circular Communication Pattern Theory Charles E. Osgood and Wilbur Schramm
The results show that young people use circular communication patterns in responding to
the behavior of Toxic Parents

1
Keywords: Communication Patterns Impact of Toxic Parents

ii
PENDAHULUAN Toxic parent bukan sekedar orangtua yang tegas,
disiplin, galak dan sebagainya, tapi lebih
Toxic Parents atau toxic parenting mengarah kepada orangtua yang memiliki
merupakan salah satu cara orang tua mengasuh perilaku buruk, merendahkan anak (baik di rumah
dan mendidik anak dengan cara yang salah/keliru maupun di depan orang lain), manipulatif dan
yang dimana orang tua selalu mementingkan seringkali melakukan kekerasan baik verbal,
keinginan dan kemauanya di turuti oleh anak mental
tanpa memikirkan perasaan, serta keinginan anak,
dan kurang menghargai hak berpendapat pada Penulis sendiri berhasil mengumpulkan beberapa
anak. Pola perilaku ini terjadi secara beruntun sample dari hasil observasi awal yang penulis
karena memposisikan orang tua sebagai orang lakukan melalui kuesioner, wilayah yang penulis
yang paling berkuasa daripada anak, padahal anak pilih ialah wilayah kecamatan Banjarmasin Timur
pun juga seorang manusia yang mempunyai yang terdiri dari beberapa kelurahan alasan nya
otoritas serta kendali terhadap dirinya sendiri dan adalah karena wilayah tersebut mempunyai
berhak menentukan pilihan sehingga efek yang jumlah penduduk yang terpadat yang ada di kota
terjadi adalah menyebabkan anak merasa bersalah, Banjarmasin Kalimantan Selatan.
ketakutan dalam mengambil keputusan, kesulitan
dalam memecahkan masalah nya sendiri dan Kecamatan Banjarmasin Timur sendiri
menghambat mereka untuk berkembang menjadi terdiri dari 9 kelurahan yaitu :
remaja yang sehat secara mental dan psikis karena
tekanan pada mereka. 1. Kelurahan Kebun Bunga
2. Kelurahan Pekapuran Raya
Toxic Parent sendiri sebenarnya bukanlah 3. Kelurahan Sungai Bilu
berasal dari istilah medis atau suatu konsep. 4. Kelurahan Pemurus Luar
Namun merupakan istilah populer untuk 5. Kelurahan Pengambangan
mendeskripsikan dampak pola relasi antara anak 6. Kelurahan Benua Anyar
dan orang tua dengan peran yang sangat dominan, 7. Kelurahan Karang Mekar
serta pola asuh buruk yang berdampak terhadap 8. Kelurahan Sungai Lulut
psikis anak. Isu ini sebenarnya cukup rumit karena
mengingat pembahasan pembahasan mengenai 9. Kelurahan Kuripan
toxic parent sendiri masih agak tabu di Indonesia,
kasus ini pun juga jarang di muat dalam media Dari hasil Observasi tersebut 56.5% Anak muda
mainstream seperti Televisi. budaya, dan yang ada di Banjarmasin Timur mengakui pernah
kebiasaan serta bagaimana cara orang tua dulu mendapatkan perlakuan toxic dari orang tua nya,
mungkin di asuh secara keras serta penuh tekanan sisanya 26.1% responden mengaku tidak pernah
yang menyebabkan stress, namun tidak bisa mendapatkan perlakuan toxic dari orang tua nya.
mengelola stress tersebut sehingga berdampak Salah satu bentuk perlakuan toxic dari orang tua
pada pola asuh yang salah . yang pernah responden dapatkan seperti, di
rendahkan oleh orang tua nya sehingga akibat
Toxic Parents menganggap anak sebagai yang ditimbulkan dari perlakuan tersebut ialah
bawahanya dan perkataan orang tua adalah mutlak berkurangnya rasa percaya diri dalam
yang tak bisa di bantahkan. Dan fakta yang terjadi pengambilan sebuah keputusan dimana dari hasil
adalah Toxic Parenting ini memang sering terjadi observasi menunjukan bahwa responden yang
di sekitar kita. Terutama Bagi kalangan anak mengalami hal ini berjumlah sebesar 69.6%, yang
muda yang sering menjadi korban dari pola asuh artinya dampak dari perilaku orang tua yang toxic
yang toxic ini. ini cukup berpengaruh terhadap kepercayan diri
anak muda sehingga jika dibiarkan maka akan
Karena lingkungan yang berdampak buruk ini berdampak buruk.
nantinya akan berpengaruh pada kondisi mental
remaja. Misalnya kurangnya rasa percaya diri,
Maka berdasarkan pada permasalahan di atas
perasaan Insecure, tidak bahagia, bahkan merasa
membuat penulis merasa tertarik melakukan
tidak pantas bahagia, depresi dll. yang berujung
penelitian dengan judul Pola Komunikasi Anak
kepada permasalahan remaja akan bertumbuh
Muda Di Banjarmasin Timur Dalam Menyikapi
menjadi Toxic person juga (siklus yang tidak akan
Toxic Parents Terhadap Dampak Kepercayaan
putus), bahkan dampak terburuk yang terjadi
Diri ” Menurut penulis, kasus ini masih belum
adalah trauma secara fisik dan mental karena
banyak diberi perhatian oleh anak muda,
kekerasan yang terjadi.
3
khususnya anak muda yang ada di Banjarmasin, Pola komunikasi ini didasari atas model sederhana
Kalimantan selatan. yang dibuat Aristoteles, sehingga mempengaruhi
Harold D. Lasswell, seorang sarjanapolitik
Berdasarkan pada permasalahan di atas maka Amerika yang kemudian membuat model
penulis membuat uraian masalah yang ada sebagai komunikasi yang dikenaldengan formula Lasswell
berikut adalah : pada tahun 1984 (Wiryanto, 2005:17)
1. Bagaimana pola komunikasi anak muda 1. Pola Komunikasi Primer Pola komunikasi
di Banjarmasin Timur dalam menyikapi primer merupakan suatu proses penyampaian oleh
Toxic Parents? komunikator kepada komunikan dengan
2. Bagaimana dampak dari Toxic Parents menggunakan suatu simbol sebagai media atau
terhadap kepercayaan diri anak muda di saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua
Banjarmasin Timur ? lambang verbal dan nirverbal. Lambang verbal
3. Apa saja penyebab perilaku Toxic yaitu bahasa, yang paling sering digunakan karena
Parents di Banjarmasin Timur bahasa mampu mengungkapkan pikiran
komunikator. Sedangkan lambang nirverbal yaitu
lambang yang di gunakan dalam berkomunikasi
yang bukan bahasa, namun merupakan isyarat
Pola Komunikasi dengan menggunakan anggota tubuh antara lain;
Pola komunikasi merupakan model dari kepala, mata, bibir, tangan dan sebagainya.
proses komunikasi, dalam komunikasi sendiri ada
berbagai macam model komunikasi, dan bagian Pola Komunikasi Linear Linear di sini
dari sebuah proses komunikasi akan dapat mengandung makna lurus yang berarti perjalanan
ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dari satu titik ketitik yang lain secara lurus, yang
dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik berarti penyampaian pesan oleh komunikator
dengan proses komunikasi, karena pola kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi,
dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi
komunikasi yang efektif dapat memberikan umpan
dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi
balik/feedback yang bagus dari si penerima pesan.
juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam
Biasanya komunikasi yang di lakukan ialah proses komunikasi ini, pesan yang disampaikan
melalui antar pribadi/Personal. Komunikasi akan efektif apabila ada perencanaan sebelum
antarpribadi (interpersonal communication) adalah melaksanakan komunikasi.
komunikasi antara orang – orang secara tatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya Pola Komunikasi Sirkular secara harfiah berati
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik bulat, bundar, atau keliling. Dalam proses sirkular
verbal maupun nonverbal (Dedy Mulyana, Ilmu itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu
Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT terjadinya arus dari komunikan ke komunikator,
sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi.
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 73.)
Dalam pola komunikasi seperti ini, proses
Pola komunikasi merupakan model dari komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan
proses komunikasi, sehingga dengan adanya balik antara komunikator dan komunikan.
berbagai macam model komunikasi dan bagian Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,
dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 25.
yang cocok dan mudah digunakan dalam Dari empat model pola komunikasi tersebut,
berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan maka dalam penelitian ini model pola komunikasi
proses komunikasi, karena pola komunikasi yang penulis gunakan adalah pola komunikasi
merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses sirkular, alasan nya karena dalam pola sirkular ini
komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas proses komunikasi tidak berawal dari satu titik
menyampaikan pesan sehingga diperoleh dan berakhir pada titik yang tertentu saja,
feedback dari penerima pesan. Dari proses sehingga komunikator juga mendapatkan umpan
komunikasi, akan timbul pola,model, bentuk dan balik/feedback dari komunikan terhadap sebuah
juga bagian bagian kecil yang berkaitan erat informasi yang disampaikan pada saat melakukan
dengan proses komunikasi. kategori pola proses komunikasi, model pola komunikasi ini
komunikasi yaitu; pola komunikasi komunikasi sangat dibutuhkan dalam sebuah proses observasi,
primer, pola komunikasi sekunder, pola atau wawancara agar bisa mendapatkan informasi
komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkular. yang jelas antara komunikator dan komunikan.

4
Teori sirkular ini sendiri dikembangkan sebagian orang tua terkadang memukul anaknya
oleh Charles E.Osgood dan Wilbur Schramm, ketika anaknya membuat kesalahan.
yang menitik beratkan pembahasan pada perilaku
pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi Adapun ciri- ciri Toxic Parents menurut (Forwads
(Efenndy, 2000). Osgood berpendapat bahwa & Buck 2002) ialah :
technical communication model dari Shannon dan 1. Menekan anak secara emosional dan
weaver dirancang untuk problem-problem. psikis
Adapun model Osgood dikembangkan atas dasar 2. Menyuap anak dengan uang atau
Theory of Meaning dan psychologuistic. Karena imbalan untuk menuruti keinginan
menurutnya setiap individu dalam komunikasi orang tua
sekaligus berfungsi sebagai sumber dan sebagai 3. Membuat anak terlibat dalam masalah
destinasi Sebagaimana halnya Transmitter dan orang tua sehingga anak juga ikut
Receiver Mendecording pesan-pesan, dia juga merasa bersalah jika menginginkan
sekaligus mengkode melalui sejumlah feedback sesuatu
secara mekanis. Model sirkuler ini ditandai 4. Memberikan hukuman fisik yang
dengan adanya unsur feedback, hal ini berarti berlebihan terhadap anak dengan
proses komunikasi tidak berawal dari satu titik alasan disiplin
dan berakhir pada titik yang lain. Pada dasarnya
proses komunikasi itu berbalik satu lingkaran
penuh, dalam model Osgood, input diartikan Anak muda
sebagai beberapa bentuk dari energi fisik dan
Istilah kaum muda dalam buku “Anak
stimuli yang diberi sandi dalam bentuk yang
Muda & Medsos” karya Alois Wisnuhardana
dirobah oleh implus-implus sensoris. Dalam
merupakan suatu pengelompokan, dilihat dari
metode Osgood, destinatioan memiliki kedudukan
rentang usia, individu yang berusia 13-35 tahun
yang sama dengan source. Dalam pemahaman
masih dikategorikan sebagai anak muda.
Osgood, setiap individu dalam proses komunikasi
Sedangkat dari segi Pendidikan, anak muda
dilihat sebagai suatu sistem komunikasi lengkap
dikategorikan sebagai anak-anak yang masih
yang cocok dengan model Shannon dan Weaver.
berpendidikan sekolah menengah pertama hingga
Model komunikasi sirkuler sendiri lulusan perguruan tinggi.
menggambarkan bahwa proses komunikasi harus
Dalam UU No. 40 tahun 2009, definisi
berjalan secara sirkuler. Dan setiap variabel atau
anak muda dibatasi pada usia 16 hingga 30 tahun.
pelaku komunikasi masing-masing secara
kelompok usia ini membuat identitas anak muda
bergantian akan bertindak sebagai komunikator
sulit untuk dipahami sepenuhnya. Oleh karena itu,
atau sumber pesan dan juga sebagai komunikan
kelompok yang menggabungkan faktor
atau penerima pesan. Hal mendasar dalam model
demografis dan psikologis akan mengelompokkan
ini adalah dalam setiap proses komunikasi harus
kelompok tersebut menjadi kelompok yang
ada feedback atau umpan balik, sehingga proses
berbeda dengan karakteristik yang lebih spesifik.
komunikasi yang berlangsung dapat menjadi dua
Dengan adanya perbedaan pendapat tersebut
arah hingga mendapat kesepakatan bersama.
menunjukkan bahwa batasan dari usia tersebut
tidak cukup untuk menentukan usia dari kelompok
Toxic parents anak muda. Anak muda bukan saja ditentukan dari
segi usia, namun juga ditentukan dari latar
Toxic Parents (Susan Forward, 2002:17
belakang sosialnya dan tingkat dari pendidikannya.
dalam Shelfira Carelina, Maman Suherman; 2020)
mengatakan bahwa orang tua yang dikategorikan Kepercayaan Diri
sebagai orang tua toxic, mempunyai ciri ciri
seperti; memperlakukan anak seperti orang yang Kepercayaan diri adalah salah satu aspek
bodoh, terlalu melindungi anaknya sehingga kepribadian manusia yang begitu penting,
anaknya terkekang karena orang tuanya terlalu menurut (Mastuti 2008:3) Kepercayaan diri ialah
mengekang, terlalu membebani anaknya dengan sikap mental manusia dalam menilai diri sendiri
rasa bersalah atau dengan kesalahan yang mereka maupun objek sekitarnya sehingga orang tersebut
perbuat lalu diungkit terus menerus oleh orang memilki sudut pandang seeta keyakinan yang kuat
tuanya, mengatakan kata-kata yang membuat anak terhadap kemampuan dirinya dalam mengerjakan
tidak percaya diri dan merasa tidak dicintai oleh sesuatu berdasarkan dengan kemampuanya.
orang tuanya sendiri dan ciri yang terkahir yaitu,
Sedangkan Rahmat (Dalam Amyani, 2010:25)
Berpendapat bahwa kepercayaan diri adalah
5
keyakinan akan kemampuan diri sendiri.
Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian
manusia yang berfungsi untuk mengaktualisasikan METODE PENELITIAN
potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pendapat Pendekatan penelitian yang penulis
diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepercayan gunakan adalah pendekatan kualitatif. Alasan
diri merupakan sikap atau perasaan yakin terhadap penulis menggunakan pendekatan ini adalah
kemampuan diri sendiri. dikarenakan permasalahan yang penulis teliti
Perilaku bergantung pada pengamatan. Pendekatan
kualitatif merupakan penelitian yang lebih
Perilaku merupakan reaksi sederhana menekankan pada pengamatan fenomena, dan
ataupun kompleks, dan merupakan salah satu cara meneliti makna dari fenomena tersebut. Rahardjo
mengungkapkan sikap terhadap seseorang. Sikap (2011) mendefinisikan :
tersebut sudah terbentuk dalam dirinya arena
adanya tekanan atau hambatan didalam maupun “Penelitian kualitatif merupakan aktivitas
diluar kendalinya. Potensi reaksi yang sudah ilmiah untuk mengumpulkan data secara
terbentuk dalam dirinya akan terlihat seperti sistematik, mengurutkannya sesuai kategori
refleksi dari sikapya. Jadi perilaku dibawah tertentu, mendeskripsikan dan
pengaruh dari faktor internal maupun faktor menginterpretasikan data yang diperoleh dari
lingkungan yang ada disekitarnya. Perilaku wawancara atau percakapan biasa, observasi,
merupakan segala aktivitas yang dimonitor dan dokumentasi. Datanya bisa berupa kata,
dengan baik secara langsung serta dapat diamati gambar, foto, catatan-catatan rapat, dan
oleh orang lain. (Saifudin Azwar, dalam Yayat sebagainya.“. (Manab, 2015 : 4)
Suharyat, 2009) Bogdan dan Taylor (1995) yang dikutip oleh
Dari penjelasan tentang teori diatas, maka fungsi Suwendra menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
teori komunikasi sirkular dapat dijabarkan sebagai adalah proses penelitian yang menghasilkan data
berikut : deskriptif dan perilaku yang dapat diamati dan
dapat diungkapkan orang dalam bentuk verbal
Fungsi Memberikan Penerangan atau Penjelasan. maupun non verbal. (Suwendra, 2018 : 4)
Teori ini menerangkan bahwa setiap pesan yang
disampaikan akan langsung dapat diterima oleh Menurut Libarkin C. Julie dan Kurdziel P.
sikomunikan Josepha yang dikutip oleh Fitrah dan Luthfiyah
mendefinsikan :
Fungsi Memberikan Ramalan atau Perkiraan. “Penelitian kualitatif yaitu suatu prosedur
Dari fungsi ini, maka ada tiga hal yang di penelitian yang menggunakan data deskriptif
ramalkan oleh teori ini yaitu: 1. menciptakan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
saling pengertian, 2. menciptakan saling orang dan pelaku yang dapat diamati. Kualitatif
kerjasama, 3. menciptakan saling mencari berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek
keuntungan kualitas, nilai, atau makna yang terdapat dibalik
fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya
Fungsi Memberikan Pandangan. Yang ditentukan diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik,
oleh teori ini adalah kalau kita sering bahasa, atau kata-kata. Qualitative research is an
menyampaikan pesan pada seseorang secara terus unconstrained approach to studying phenomena”
menerus, maka komunikasi atau pesan yang (Fitrah & Luthfiyah, 2018-44).
disampaikan pasti akan berhasil. Bila kedua
Penelitian kualitatif berfokus pada pengujian
lingkaran memiliki wilayah bersama yang besar,
formal hipotesis dan ahli teori desain
maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin
eksperimental utama, ini menunjukan berkali-kali
besar wilayah tersebut, semakin miriplah bidang
dalam penyelidikan penelitiannya bahwa
pengalaman yang dimiliki kedua pihak yang
penyelidikan efektif bekerja berkali-kali antara
berkomunikasi.
kemurnian dan penegasan. Sejak saat itu telah
mampu memberikan teori untuk pembelajaran
Fungsi Memberikan Strategi. Teori sirkuler formal, hal ini dapat diambil secara keseluruhan
umumnya berangkat dari paradigma antar pribadi, (kebenaran) (Manab, 2015 : 4).
di mana kedudukan komunikator dan komunikan
relatif setara. Munculnya paradigma baru ini Melihat perbedaan pendapat para ahli di atas,
merupakan pemisahan dari paradigma yang lama penulis berpendapat bahwa penelitian kualitatif
tentang komunikasi yang linear. sangat cocok digunakan dalam penelitian ini.
6
Karena penelitian ini sangat memungkinkan Berdasarkan hasil wawancara serta
peneliti fokus terhadap permasalahan yang komunikasi langsung yang terjadi antara
membutuhkan penelitian secara mendalam. penulis terhadap beberapa anak muda yang
ada di Banjarmasin Timur dari Feedback
yang terjadi tersebut maka dapat di
simpulkan bahwa mereka yang pernah
Analisa Hasil Penelitian Dan Wawancara mendapatkan perilaku Toxic Parents dari
Pola Komunikasi anak muda di orang tua mereka menyikapi perilaku Toxic
Banjarmasin timur dalam menyikapi Toxic Parents ini dengan cara berkomunikasi
Parents langsung dengan orang terdekat mereka
Pola Komunikasi adalah salah satu cara dengan cara bercerita dan berbagi terhadap
berkomunikasi dengan menggunakan bentuk serta masalah yang mereka alami sehingga tercipta
pola untuk menghubungkan satu dengan orang lah feedback atau timbal balik dari
lainya atau lebih dalam proses menyampaikan dan komunikasi
menerima pesan, maka bentuk berupa makna yang
disampaikan dengan jelas dibutuhkan juga Penyebab
feedback atau umpan balik sebagai respon atas
sebuah pesan tersebut. ini penulis menggunakan Berdasarkan hasil temuan penulis terhadap
pola komunikasi sirkular untuk mengetahui sudut beberapa anak muda yang ada di Banjarmasin
pandang atau perspektif anak muda di Timur maka dapat disimpulkan penyebab
Banjarmasin timur terhadap perilaku Toxic Toxic Parents adalah karena faktor
Parents Yang di ketahui tentang Toxic Parents
lingkungan yang sangat bervariasi serta
Di penelitian ini yang di ketahui tentang Toxic bagaimana lingkungan sosial orang tua di
parents adalah bagaimana pandangan serta masa lalu yang menyebabkan pola asuh serta
perspektif anak muda Banjarmasin timur terhadap
ekspektasi orang tua terhadap setiap anak pun
perilaku Toxic Parents ini dilingkungan sosial.
Dari hasil wawancara ditemukan bahwa Toxic
berbeda
Parents sendiri di artikan sebagai pola asuh Alasan orang tua berprilaku Toxic
orang tua yang salah/keliru yang dimana hal terhadap anak nya
ini lebih mengarah ke bagaimana orang tua
memperlakukan dan mendidik anak nya dengan Berdasarkan hasil temuan penulis terhadap
pola asuh yang kurang baik berikut hasil beberapa anak muda yang ada di Banjarmasin
wawancara dengan 18 anak muda yang ada di Timur maka dapat disimpulkan bahwa dibalik
Banjarmasin Timur mengenai Perilaku Toxic perilaku Toxic Parents itu sendiri ada alasan
Parents tertentu mengapa orang tua melakukan perilaku
tersebut terhadap anak nya hal ini berhasil
Perilaku Toxic Parents yang pernah didapatkan dari bagaimana pola komunikasi yang
dialami anak muda terjadi antar anak muda yang saling berbagi sudut
pandang mereka dalam menyikapi hal tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara pada anak Menurut mereka orang tua melakukan hal tersebut
muda yang ada di Banjarmasin Timur maka bertujuan baik untuk menjaga atau melindungi
dapat disimpulkan bahwa 12 dari 18 anak anak nya dari pengaruh yang salah dan orang tua
muda yang ada di Banjarmasin Timur menginginkan anak nya agar termotivasi untuk
mengakui bahwa pernah mendapatkan menjadi sukses dalam pencapaian nya.
perlakuan Toxic dari orang tua mereka
Dampak terhadap kepercayaan diri
perlakuan Toxic tersebut seperti perkataan
dari orang tua yang merendahkan mereka, di Berdasarkan hasil temuan penulis
bandingkan dengan orang lain merasa terhadap beberapa anak muda di Banjarmasin
dikekang serta merasa tidak di hargai oleh Timur yang pernah mendapatkan perlakuan Toxic
orang tua mereka. dari orang tua nya maka dapat disimpulkan
bahwa perlakuan Toxic Parents yang sering di
Anak muda dalam menyikapi Toxic dapatkan oleh anak muda ialah seperti di
Parents bandingkan oleh orang tua nya, serta perkataan

7
yang merendahkan anak nya sehingga dampak
yang ditimbulkan ialah seperti perilaku anak muda
yang sering minder, dan sering tidak percaya diri
dalam mencapai suatu tujuan yang ada di dalam
diri mereka karena dampak tersebut membuat
korban dari perilaku Toxic Parents ini juga sering
membandingkan diri nya sendiri dengan orang
lain

\Cara anak muda mengembalikan rasa


percaya diri nya KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan penulis Berdasarkan hasil Penelitian dan Pembahasan
terhadap beberapa anak muda di Banjarmasin yang telah disampaikan pada bab sebelumnya
Timur yang pernah mendapatkan perlakuan Toxic maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pola
dari orang tua nya maka dapat disimpulkan komunikasi anak muda di Banjarmasin Timur
bahwa cara mereka untuk mengembalikan rasa dalam menyikapi dampak Toxic Parents Terhadap
percaya diri mereka ialah dengan cara menjaga Kepercayaan diri.
jarak serta mencari aktivitas lain diluar rumah,
serta memberikan semangat dan afirmasi yang 1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di
postif dengan cara berbagi kepada teman teman lapangan bahwa pola komunikasi yang di lakukan
terdekat mereka menurut mereka komunikasi anak muda dalam menyikapi dampak Toxic
tersebut sangat diperlukan untuk membuat mereka Parents ini ialah dengan melakukan pola
merasa lebih baik karena dengan berkomunikasi komunikasi secara langsung yaitu komunikasi
mereka bisa mendapatkan feedback yang positif yang di lakukan secara bertemu antara
dari orang lain komunikator dengan komunikan sehingga pesan
yang dan informasi yang di berikan bisa berjalan
Faktor lain yang mempengaruhi kepercayaan dengan baik tanpa adanya hambatan. Komunikasi
diri anak muda biasanya berupa bercerita antara anak sesama
anak muda maupun antara anak muda terhadap
Berdasarkan hasil temuan penulis terhadap
orang tua mereka sehingga dari komunikasi
beberapa anak muda di Banjarmasin Timur maka
tersebut adanya feedback atau umpan balik yang
dapat disimpulkan bahwa selain karena akibat
dimana hal tersebut membuat anak muda mampu
perilaku Toxic Parents ada faktor lain yang
mendapatkan solusi ataupun titik tengah dari
mempengaruhi ketidak percayaan diri mereka
permasalahan yang terjadi khusus nya mengenai
seperti kepribadian setiap anak muda yang
dampak perilaku Toxic Parents ini terhadap
berbeda beda juga membandingkan diri mereka
mereka.
dengan orang lain di lingkungan sosial mereka
serta mudah terpengaruh nya anak muda dengan 2. Penyebab perilaku Toxic Parents sendiri
perkataan orang lain terhadap diri mereka yang beragam ada yang di karenakan lingkungan
membuat mereka minder terhadap diri mereka mereka yang membentuk bagaimana cara pola
sendiri. asuh yang kurang baik juga, hal ini seperti yang
ada di lapangan orang tua menutut anak nya untuk
menjadi seperti yang dia mau karena melihat
lingkungan sekitar lalu membandingkan anak nya
sendiri secara terus menerus yang dimana hal
tersebut mempengaruhi kepercayaan diri anak
muda karena secara tidak langsung itu membuat
anak muda juga membandingkan diri nya sendiri
dengan orang lain. Lingkungan di masa lalu pun
membentuk bagaimana karakter orang tua dalam
mengasuh anak nya biasanya pola asuh yang
Toxic ini sendiri terbawa dari bagaimana dulu
orang tua mendapatkan perlakuan dan sebenarnya
mereka pun kesulitan untuk menahan perilaku
buruk tersebut. Terkadang mereka melakukan

8
sesuatu yang buruk tanpa sadar. Adapun penyebab mengendalikan diri mereka sendiri hal
lain seperti faktor ekonomi juga mempengaruhi terserbut tidak lepas dari bagaimana orang
bagaimana ke harmonisan sebuah tua dulu di asuh dengan pola yang sama dan
keluarga ,tuntutan ekonomi memaksa mereka itu memunculkan sifat alami yang ada di diri
untuk terus bekerja lebih keras sehingga mereka ditambah zaman dulu teknologi
menimbulkan resiko stress yang dimana ini juga belum secanggih sekarang dan pendidikan
berdampak kepada perilaku orang tua dalam parenting pun masih belum sebanyak
mengasuh serta memperlakukan anak nya, sekarang diharapkan anak dan orang tua bisa
kejadian ini sering terjadi dimana orang tua selalu saling mengerti serta saling belajar
mengungkit serta menyalahkan anak nya dalam 3. Dari dampak yang terjadi pada korban
hal finansial serta anak muda sering mendapatkan perilaku Toxic Parents ini diharapakan anak
perkataan yang kurang pantas dari orang tua muda bisa saling lebih terbuka lagi dan bisa
mereka, seperti perkataan yang merendahkan, saling memberikan support dan mencari
membandingkan atas pencapaian dari pekerjaan solusi untuk korban dari perilaku tersebut
anak nya yang tidak bisa memberikan kontribusi serta memberikan komunikasi yang positif
dalam mengangkat ekonomi keluarga, dan ber pada sesama anak muda juga bisa saling
ekspektasi bahwa anak nya harus bisa mengangkat
ekonomi keluarga nya hal tersebut tentu membuat
anak muda menjadi rendah diri serta sulit fokus Daftar Pustaka
untuk mencapai mimpi nya sendiri. Agusta, I. (2003). Teknik Pengumpulan
3. Perilaku dari Toxic Parents ini cukup dan Analisis Data Kualitatif. Pusat
berdampak terhadap kepercayaan diri anak muda Penelitian Sosial Ekonomi.
yang ada di Banjarmasin Timur selain berdampak Litbang Pertanian, Bogor.
terhadap kepercayaan diri perilaku tersebut juga Albi Anggito, dan Johan Setiawan. 2018.
membuat korban sering merasa perasaan minder, Metodologi penelitian kualitatif.
perasaan Insecure bahkan depresi yang dimana CV Jejak (Jejak Publisher).
hal tersebut tentunya tidak baik bagi psikologis
anak muda . Selain itu kepercayaan anak muda Deddy Mulyana. 2017 Ilmu Komunikasi
juga dipengaruhi dari bagaimana anak muda suatu Pengantar. Bandung. Remaja
tersebut memandang diri nya sendiri seperti Rosdakarya,
kepribadian setiap anak muda yang berbeda beda
Hafied Cangara. 2018 Pengantar Ilmu
juga membandingkan diri mereka dengan orang
Komunikasi. Depok. Rajawali Pers,
lain di lingkungan sosial mereka serta mudah
27.
terpengaruh nya anak muda dengan perkataan
orang lain terhadap diri mereka yang membuat Onong Uchjana Effendi. 1990. Ilmu
mereka minder terhadap diri mereka sendiri. komunikasi peori dan praktek.
Remaja Rosdakarya.
Saran
Onong Uchjana Effendi. 2000. Ilmu teori
Adapun dari penelitian ini berdasarkan
dan fisafat komunikasi. Bandung.
kesimpulan diatas maka penulis juga
Citra Aditya Bakti
memberikan saran kepada pembaca:
Muh Fitrah. (2018). Metodologi
1. Isu Toxic Parents ini diharapakan bisa lebih
penelitian: penelitian kualitatif,
banyak di perhatikan lagi dalam ingkungan
tindakan kelas & studi kasus. CV
karena permasalahan yang terjadi memang
Jejak (Jejak Publisher).
bisa di katakan cukup serius di lingkungan
sosial dalam hal ini siapapun bisa membantu Gantiano, H. E. 2019. Analisis Dampak
untuk mengedukasi baik orang tua dan anak Strategi Komunikasi Non Verbal.
muda Dharma Duta, 17(2), 80-95.

2. Penyebab dari permsalahan ini bisa di cari Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi
titik tengah nya mengingat penyebab intrapersonal & Komunikasi
perilaku Toxic Parents ini sendiri adalah Interpersonal. Yogyakarta. Kanisius.
sesuatu yang memang secara tidak sadar di Harold D. Lasswell (dalam Cangara,2018.
lalukan oleh orang tua kita dan mereka pun
terkadang juga kesulitan dalam
9
Hasyim Hasanah. 2017. Teknik-teknik A. Muri Yusuf. 2016. Metode penelitian
observasi (sebuah alternatif metode kuantitatif, kualitatif & penelitian
pengumpulan data kualitatif ilmu- gabungan. Prenada Media.
ilmu sosial). At-Taqaddum.
Yayat Suharyat. 2009. Hubungan antara
Jalaludin Rakhmat. 1994. Psikologi sikap, minat dan perilaku manusia.
Komunikasi. Bandung.
Remaja Rosdakarya Jurnal Region, 1(3), 1-19.
Mastuti dan Aswi, 2008 Kiat Percaya Diri,
Alo Liliweri. 2017. Komunikasi Antar Jakarta. PT Buku Kita.
Personal. Prenada Media.
Abdul Manab. 2015. Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kualitatif.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. Bandung.
Remaja Rosdakarya
Nurjaman, Kadar dan Khaerul Umam.
2012. Komunikasi & Public
Relations. Bandung. CV Pustaka
Setia.
Mudjia Rahardjo 2010. Triangulasi dalam
penelitian kualitatif.
Mudjia Rahardjo. 2011. Metode
pengumpulan data penelitian kualitatif.
Rudolph F. Verderber Deddy
Mulyana,2017.
I Wayan Suwendra. 2018. Metodologi
penelitian kualitatif dalam ilmu
sosial, pendidikan, kebudayaan dan
keagamaan. Nilacakra.
Forward, S., & Buck, C. 2002. Toxic
Parents: Overcoming Their Hurful
Legacy and Reclaiming Your Life.
Bantam Book.
Toxic Parents (Susan Forward, 2002:17
dalam Shelfira Carelina, Maman
Suherman 2020)
Helaludin,Hengki Wijaya 2019. Analisis
Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan
Teori & Praktik. Sekolah Tinggi
Theologia Jaffray.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Alois Wisnuhardana. 2018. Anak Muda &
Medsos. Gramedia Pustaka
Utama.

10

Anda mungkin juga menyukai