INTISARI
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK hasil pembahasan konsep LHP, auditee
pada Instansi Pemerintah, definisi tindak kemudian merancang rencana aksi
lanjut adalah “tindakan yang telah (action plan) sebagai program tindak
dilakukan oleh instansi pemerintah yang lanjut yang berpedoman pada konsep
diperiksa oleh BPK dalam rangka BPK. Menurut Rai (2011) rencana aksi
melaksanakan saran atau rekomendasi yang dilaksanakan auditee merupakan
hasil pemeriksaan BPK.” dasar bagi tindak lanjut audit.
Tujuan utama tindak lanjut audit (Rai, Rencana aksi kemudian digunakan
2011) ialah meningkatkan efektivitas dan oleh tim tindak lanjut untuk penyusunan
dampak dari laporan audit. Efektivitas rencana tindak lanjut. Dasar yang
pemeriksaan bukan dilihat dari jumlah digunakan dalam pelaksanaan tindak
temuan dalam pemeriksaan, tetapi lanjut ialah Surat Walikota yang
berkaitan dengan sejauh mana diterbitkan berdasarkan penyusunan
rekomendasi tersebut efektif dan dapat rencana tindak lanjut. Tugas auditee
ditindaklanjuti oleh entitas yang kemudian menjawab rekomendasi BPK
diperiksa (Bastian, 2014). Berdasarkan berdasarkan rencana tindak lanjut sesuai
Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2010, waktu yang ditentukan dalam Undang-
tahap pertama dimulai dengan Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal 20.
pelaksanaan tindak lanjut atas Inspektorat selaku tim tindak lanjut
rekomendasi BPK, pemantauan melaksanakan rekapitulasi dan mengi-
pelaksanaan tindak lanjut, dan diakhiri rimkan laporan tindak lanjut beserta
dengan tahap pelaporan. bukti pendukung kepada auditor.
Pelaksanaan tindak lanjut hasil Tahap pemantauan dimulai pada saat
pemeriksaan dimulai pada saat LHP BPK menelaah jawaban atau penjelasan
diterbitkan oleh BPK. Sebelum yang diterima dari pejabat untuk
diterbitkan LHP, telah diadakan menentukan apakah tindak lanjut telah
pembahasan konsep LHP dengan pejabat dilaksanakan. Penelaahan dilaksanakan
entitas yang diperiksa diselenggarakan paling lama 1 (satu) bulan sejak
oleh penanggung jawab. Pembahasan diterimanya jawaban atau penjelasan.
dilakukan untuk membicarakan kesim- Hasil penelaahan dituangkan dalam
pulan hasil pemeriksaan secara resume pemantauan tindak lanjut
keseluruhan dan kemungkinan tindak (Peraturan BPK No. 2 Tahun 2010 Pasal
lanjut yang akan dilakukan. Berdasarkan 6). Setelah rekomendasi ditindaklanjuti,
4
dasi BPK. Hasil penelitian Ahmad (case study). Yin (2014) menjelaskan
menunjukkan penyebab rendahnya metode studi kasus sebagai metode yang
tindak lanjut rekomendasi ialah tepat untuk menjawab pertanyaan
komitmen kepala daerah, kebijakan penelitian mengapa dan bagaimana.
mutasi, kualitas SDM, rendahnya Metode studi kasus ini digunakan untuk
kepatuhan terhadap peraturan perundang- menjawab pertanyaan penelitian menge-
undangan, dan regulasi yang rumit. nai penyebab terjadi temuan yang
Sejalan dengan penelitian Ahmad, berulang, upaya tindak lanjut yang telah
penelitian Lasan (2016) mengenai faktor- dilaksanakan Pemerintah Kota
faktor yang memengaruhi penyelesaian Yogyakarta, dan solusi untuk menindak-
tindak lanjut rekomendasi BPK di lanjuti temuan dan rekomendasi agar
Kabupaten Mimika. Hasil penelitian tidak menjadi temuan yang berulang.
menunjukkan faktor-faktor SDM yang Sumber dan Teknik Pengumpulan
kurang memadai, prinsip organisasi Data
belum optimal, perubahan struktur Penelitian ini menggunakan sumber data
organisasi, komitmen kepala daerah, baik data primer maupun data sekunder.
belum ada aturan, dan rekomendasi yang Data primer diperoleh dari hasil
kurang aplikatif. wawancara semi terstruktur kepada
Hartanto (2015) melakukan penelitian narasumber, yaitu auditee dan tim tindak
dengan berbagai aspek dengan tetap lanjut di Pemerintah Kota Yogyakarta.
berfokus pada analisis penyelesaian Data sekunder yang digunakan, yaitu
tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK laporan hasil pemeriksaan BPK, prosedur
pada beberapa perspektif karakteristik tindak lanjut, matriks pemantauan tindak
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan lanjut hasil pemeriksaan, IHPS, peraturan
tindak lanjut. Karakteristik auditee, perundang-undangan yang berkaitan
auditor, pihak eksekutif, dan legislatif dengan temuan dan tindak lanjut reko-
daerah terhadap penyelesaian tindak mendasi BPK, dan penelitian studi kasus
lanjut menunjukkan pengaruh positif untuk benchmarking.
pada tipe dan umur pemerintah daerah. Teknik pengumpulan data mengguna-
kan teknik wawancara dan dokumentasi.
3. METODE PENELITIAN Wawancara dilakukan kepada pihak-
Penelitian ini merupakan penelitian pihak yang berkaitan dengan temuan
kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang berulang pada tahun anggaran 2010
8
s.d 2015 dan juga berperan dalam Data yang akan direduksi berdasarkan
mengawasi proses tindak lanjut. hasil wawancara dan dokumentasi. Pada
Narasumber penelitian ialah auditee tahapan reduksi data ini terdapat proses
(Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan memilih ataupun mengklarifikasi data
Keuangan, Dinas Pendidikan, dan Kantor yang penting dan membuat kategori
Pemberdayaan Masyarakat dan dalam bentuk tema yang akan digunakan
Perempuan) dan tim tindak lanjut dalam penelitian. Reduksi data pada
(Inspektorat). Teknik dokumentasi penelitian ini berfokus pada ketiga
dilakukan dengan menganalisis data pertanyaan penelitian. Penyajian data
temuan dan rekomendasi atas hasil berdasarkan rumusan masalah yang telah
pemeriksaan BPK Tahun Anggaran 2010 ditentukan dalam bentuk penyajian
s.d 2015 di Pemerintah Kota Yogyakarta. naratif dan tabel perbandingan ber-
Hasil analisis data temuan kemudian dasarkan hasil proses reduksi data. Tahap
digunakan sebagai dasar penentuan penarikan kesimpulan berkaitan dengan
narasumber penelitian. Selain itu, LHP jawaban pertanyaan penelitian. Kesim-
juga digunakan untuk membandingkan pulan ini akan digunakan untuk
dan melengkapi hasil data dari teknik mengembangkan solusi menindaklanjuti
wawancara. Dokumen lainnya digunakan temuan dan rekomendasi agar tidak
untuk mendukung tahap analisis dan menjadi temuan yang berulang.
benchmarking. Solusi berupa penyusunan prosedur
Teknik Analisis Data atau SOP tindak lanjut menggunakan
Tahap analisis data sudah dimulai pada proses benchmarking dengan memodi-
saat pengumpulan data dan sampai fikasi berdasarkan beberapa penelitian
dengan analisis data kualitatif selesai studi kasus sebelumnya mengenai tindak
dilakukan. Analisis data didasarkan pada lanjut. Prosedur/SOP yang telah
masing-masing temuan yang berulang. dirancang kemudian akan dianalisis
Berdasarkan data yang terkumpul, Miles melibatkan pihak auditee dan tim tindak
dan Huberman (1994) dalam Sekaran lanjut. Analisis yang dilaksanakan yaitu
dan Bougie (2013), mengemukakan tiga analisis kelemahan dalam penerapan
langkah dalam analisis data kualitatif: prosedur.
reduksi data, penyajian data, dan Data yang diperoleh dalam penelitian
penarikan kesimpulan. studi kasus perlu untuk diuji keabsahan
dengan menggunakan validitas dan relia-
9
Pengendalian intern menurut Hiro (2006) tuan yang berlaku; (b)mengirimkan surat
meliputi pengendalian preventive, peringatan ditujukan kepada pihak-pihak
detective, corrective, directive, dan yang terlambat menyampaikan laporan
compensative. Hasil penelitian ini pertanggungjawaban.
menunjukkan beberapa tindakan sebagai 2. Pelaksanaan program, kebijakan, dan
bentuk pelaksanaan tindak lanjut, yaitu prosedur untuk menindaklanjuti temuan
tindakan preventif, detektif, dan korektif. berulang
Tindakan preventif merupakan upaya SKPD teknis menyusun prosedur untuk
yang dilakukan untuk mencegah menindaklanjuti temuan dan rekome-
terjadinya temuan yang sama dikemudian ndasi BPK. Prosedur pengelolaan
hari. Tindakan preventif yang telah BOSDA berkaitan dengan pencairan
dilaksanakan SKPD meliputi: (a)melak- dana yang dilaksanakan dalam dua
sanakan pembinaan; (b)menyu-sun SOP periode. Prosedur pencairan dana hibah
(Standar Operasional Prosedur); yang disusun berdasarkan Peraturan
(c)melaksanakan sosialisasi; dan Walikota Yogyakarta Nomor 31 Tahun
(d)meningkatkan koordinasi. 2016 tentang Pengelolaan Belanja Hibah
Tindakan detektif berkaitan dengan Berupa Uang. Prosedur ini dilaksanakan
mencari atau mendeteksi adanya suatu untuk semua SKPD teknis yang ber-
permasalahan setelah permasalahan itu tanggungjawab mengelola hibah. Pelak-
terjadi. Kontrol detektif mencakup sanaan program dan kebijakan meliputi
pemeriksaan dan perbandingan (Sawyer program menangani keter-lambatan
et. al, 2005). Tindakan detektif yang penyetoran sisa kas terutama menghadapi
telah dilaksanakan SKPD meliputi: akhir tahun untuk SPP, SPM, dan GU.
meningkatkan pengawasan; dan mela- Lebih lanjut diatur dalam Peraturan
kukan rekonsiliasi. Walikota Nomor 57 Tahun 2015 tentang
Tindakan korektif dilaksanakan untuk Sistem dan Prosedur Pengelolaan
memperbaiki kondisi yang muncul dari Keuangan Daerah Kota Yogyakarta.
temuan tersebut. Hal ini diwujudkan Program dan kebijakan per-
Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai tanggungjawaban dana BOSDA meliputi
berikut: (a)kepatuhan terhadap peraturan program pendampingan, kunjungan rutin
perundang-undangan, SKPD menindak- ke sekolah, dan surat teguran dan
lanjuti dengan melaksanakan upaya pemberitahuan pengajuan BOSDA untuk
perbaikan sistem mengacu pada keten- tiap periode. Program hibah yang telah
14