Anda di halaman 1dari 20

TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN ATAS


LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

Fitria Ningrum Sayekti


Prof. Dr. Indra Bastian, M.B.A., CMA.

INTISARI

Penelitian ini bertujuan menganalisis penyebab terjadinya temuan yang berulang di


Pemerintah Kota Yogyakarta pada TA 2010 s.d 2015.Tujuan lainnya untuk menganalisis
upaya yang telah dilaksanakan dan solusi untuk menindaklanjuti temuan dan rekomendasi
agar tidak menjadi temuan yang berulang.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode studi kasus (case study).Pengumpulan data menggunakan dokumen
danhasilwawancara.Data dianalisis menggunakan tahap reduksi, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan bahwa penyebab terjadinya temuan
yang berulang di Pemerintah Kota Yogyakarta selama tahun 2010 s.d 2015 ialah
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, peran pihak lain belum optimal,
keterbatasan dalam kuantitas dan kualitas SDM, pelaksanaan tindak lanjut belum tuntas,
dan kelemahan pengendalian intern. Hasil penelitian ini juga menemukan beberapa upaya
yang telah dilaksanakan Pemerintah Kota Yogyakarta meliputi langkah-langkah
pelaksanaan rencana tindak lanjut, pelaksanaan tindak lanjut, dan pelaksanaan program,
kebijakan dan prosedur untuk menindaklanjuti temuan yang berulang. Solusi untuk
menindaklanjuti temuan dan rekomendasi meliputi penyelesaian tindak lanjut jangka
panjang, penerapan sanksi yang tegas, penguatan peran pihak-pihak yang terlibat, dan
menyusun SOP tindak lanjut.

Kata Kunci: tindak lanjut rekomendasi, temuan berulang


1

1. PENDAHULUAN Yogyakarta. Tabel 1.1 menunjukkan


Pelaporan hasil pemeriksaan dan tindak sejumlah akun dalam laporan keuangan
lanjut merupakan tahap akhir proses yang muncul sebagai temuan yang
audit berdasarkan Undang-Undang berulang di tahun 2010 s.d 2015.
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksa harus mempertimbangkan
Pemeriksaan Pengelolaan dan Per- hasil pemeriksaan sebelumnya serta
tanggungjawaban Keuangan Negara. tindak lanjut atas rekomendasi yang
Kewajiban pemeriksa ialah menyusun signifikan dan berkaitan dengan tujuan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) pemeriksaan yang sedang dilaksanakan
setelah pemeriksaan selesai dilakukan (SPKN, 2007).
dan menerbitkan opini. Perkembangan Tabel 1.1Temuan yang berulang dalam Laporan
Hasil Pemeriksaan BPK di Pemerintah Kota
opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Yogyakarta Tahun 2010 s.d 2015

Daerah (LKPD) dari tahun ke tahun


meningkat. Pencapaian ini juga diraih
Pemerintah Kota Yogyakarta yang telah
berhasil memperoleh opini WTP di tahun
anggaran 2015. Sejak tahun 2009 s.d
2014, Pemerintah Kota Yogyakarta Efektivitas hasil pemeriksaan BPK
hanya mampu meraih opini WTP dengan akan tercapai jika entitas yang diperiksa
paragraf penjelas. Pernyataan Kepala melaksanakan tindak lanjut atas laporan
BPK RI Perwakilan DIY disebutkan hasil pemeriksaannya (BPK RI 2015).
bahwa beberapa paragraf penjelas perlu Temuan berulang yang terjadi
diperhatikan dan penjelasan yang termuat disebabkan ketidakmampuan dalam
dalam LHP hampir sama di setiap perbaikan pengelolaan keuangan daerah.
tahunnya (Antara News Yogyakarta Hasil temuan dan rekomendasi
2014). seharusnya dapat digunakan sebagai alat
Temuan BPK akan bermanfaat perbaikan manajemen dan pertanggung-
apabila ditindaklanjuti dengan perbaikan jawaban atas seluruh penggunaan dana
sistem sehingga akan mengurangi Anggaran Pendapatan dan Belanja
pelanggaran yang berulang (Akbar, Daerah (Ahmad, 2016).
2013). Permasalahan mengenai temuan Tindak lanjut merupakan kegiatan
berulang menjadi permasalahan yang mengidentifikasi dan mendokumen-
juga dihadapi Pemerintah Kota tasikan kemajuan auditee dalam
2

melaksanakan rekomendasi audit (Rai, menindaklanjuti rekomendasi serta


2011). Kewajiban pejabat/auditee menciptakan dan memelihara suatu
berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 proses untuk memantau status tindak
Tahun 2004 Pasal 20 ialah lanjut atas rekomendasi yang dimaksud
menindaklanjuti rekomendasi BPK (SPKN, 2007). Penyelesaian rekomen-
dalam jangka waktu enam puluh hari dasi ini diharapkan dapat meminimalisir
setelah laporan hasil pemeriksaan akibat dari penyimpangan dalam
diterima. Berdasarkan rapat pengelolaan dan tanggung jawab
pemutakhiran data tindak lanjut hasil keuangan (Rai, 2011).
pemeriksaan BPK tahun 2016, Tujuan Penelitian
penyelesaian tindak lanjut Pemerintah Tujuan penelitian ialah menganalisis
Kota Yogyakarta secara kumulatif dari penyebab terjadinya temuan yang
tahun anggaran 2003 s.d 2015 sebesar berulang di Pemerintah Kota Yogyakarta
75% (Inspektorat 2016). Pihak pada tahun anggaran 2010 s.d 2015.
Inspektorat juga menyampaikan Tujuan lainnya untuk menganalisis upaya
sebanyak 166 item rekomendasi yang telah dilaksanakan Pemerintah Kota
(86,91%) telah selesai ditindaklanjutidari Yogyakarta dan solusi untuk
total 191 rekomendasi tahun 2010 s.d menindaklanjuti temuan dan rekomen-
2014. Hasil ini menunjukkan kesesuaian dasi agar tidak menjadi temuan yang
dengan target BPK di tahun 2016. BPK berulang.
menargetkan angka 75% kepatuhan
instansi negara yang mengelola keuangan 2. TINJAUAN PUSTAKA
dari pajak milik masyarakat paling Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
lambat pada Tahun 2020 (BPK 2016). Penerbitan laporan audit merupakan
Tujuan utama tindak lanjut audit tahap akhir dari pekerjaan audit lapangan
menurut Rai (2011) untuk memberikan dan menjadi awal dari peran auditor
keyakinan pada auditor bahwa auditee untuk memantau tindak lanjut
telah memperbaiki kelemahan yang telah rekomendasi yang dilaksanakan oleh
diidentifikasi. Kegiatan tindak lanjut auditee (Rai, 2011). Berdasarkan
diharapkan dapat memberikan kontribusi Keputusan Nomor 40 Menteri
bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
auditee. Tanggung jawab manajemen 4 Tahun 2004 tentang Pedoman
entitas yang diperiksa ialah Pelaksanaan, Pemantauan, dan Pelaporan
3

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK hasil pembahasan konsep LHP, auditee
pada Instansi Pemerintah, definisi tindak kemudian merancang rencana aksi
lanjut adalah “tindakan yang telah (action plan) sebagai program tindak
dilakukan oleh instansi pemerintah yang lanjut yang berpedoman pada konsep
diperiksa oleh BPK dalam rangka BPK. Menurut Rai (2011) rencana aksi
melaksanakan saran atau rekomendasi yang dilaksanakan auditee merupakan
hasil pemeriksaan BPK.” dasar bagi tindak lanjut audit.
Tujuan utama tindak lanjut audit (Rai, Rencana aksi kemudian digunakan
2011) ialah meningkatkan efektivitas dan oleh tim tindak lanjut untuk penyusunan
dampak dari laporan audit. Efektivitas rencana tindak lanjut. Dasar yang
pemeriksaan bukan dilihat dari jumlah digunakan dalam pelaksanaan tindak
temuan dalam pemeriksaan, tetapi lanjut ialah Surat Walikota yang
berkaitan dengan sejauh mana diterbitkan berdasarkan penyusunan
rekomendasi tersebut efektif dan dapat rencana tindak lanjut. Tugas auditee
ditindaklanjuti oleh entitas yang kemudian menjawab rekomendasi BPK
diperiksa (Bastian, 2014). Berdasarkan berdasarkan rencana tindak lanjut sesuai
Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2010, waktu yang ditentukan dalam Undang-
tahap pertama dimulai dengan Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal 20.
pelaksanaan tindak lanjut atas Inspektorat selaku tim tindak lanjut
rekomendasi BPK, pemantauan melaksanakan rekapitulasi dan mengi-
pelaksanaan tindak lanjut, dan diakhiri rimkan laporan tindak lanjut beserta
dengan tahap pelaporan. bukti pendukung kepada auditor.
Pelaksanaan tindak lanjut hasil Tahap pemantauan dimulai pada saat
pemeriksaan dimulai pada saat LHP BPK menelaah jawaban atau penjelasan
diterbitkan oleh BPK. Sebelum yang diterima dari pejabat untuk
diterbitkan LHP, telah diadakan menentukan apakah tindak lanjut telah
pembahasan konsep LHP dengan pejabat dilaksanakan. Penelaahan dilaksanakan
entitas yang diperiksa diselenggarakan paling lama 1 (satu) bulan sejak
oleh penanggung jawab. Pembahasan diterimanya jawaban atau penjelasan.
dilakukan untuk membicarakan kesim- Hasil penelaahan dituangkan dalam
pulan hasil pemeriksaan secara resume pemantauan tindak lanjut
keseluruhan dan kemungkinan tindak (Peraturan BPK No. 2 Tahun 2010 Pasal
lanjut yang akan dilakukan. Berdasarkan 6). Setelah rekomendasi ditindaklanjuti,
4

BPK melakukan pemantauan atas tindak temuan berdasarkan SPKN pernyataan


lanjut tersebut untuk memastikan bahwa nomor 3 meliputi: kondisi; kriteria;
pemerintah daerah telah melakukan akibat; dan sebab.
rekomendasi yang disampaikan BPK. Temuan audit berfungsi sebagai
Status tindak lanjut dapat dikelompokkan media antara auditor dan auditee
berdasarkan perkembangan tindak lanjut memperoleh informasi dan penjelasan
yaitu: selesai; dalam proses; belum selama kegiatan audit berlangsung (Rai,
ditindaklanjuti; dan tidak dapat 2011). Temuan audit BPK atas
ditindaklanjuti. pemeriksaan keuangan berkaitan dengan
Tahap pelaporan dimulai dengan kasus-kasus yang dilakukan suatu daerah
penyusunan resume pemantauan tindak atas sistem pengendalian intern maupun
lanjut yang memuat, antara lain: kepatuhan ketentuan perundang-
(1)resume yang menggambarkan dasar undangan yang berlaku. Aspek temuan
hukum pemeriksaan dan pemantauan sistem pengendalian intern maupun
tindak lanjut, informasi jumlah temuan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
dan rekomendasi dalam LHP undangan menyarankan bagaimana
sebelumnya, hasil pemantauan secara memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
ringkas, informasi mengenai tindak Efektivitas rekomendasi berkaitan secara
lanjut berdasarkan status perkembangan; langsung dengan penghilangan sebab.
dan (2)pemantauan tindak lanjut. Berdasarkan Panduan Manajemen
Temuan dan Rekomendasi Pemeriksaan BPK RI (2002), auditor
Menurut Tugiman (1997) dalam Bastian harus menyatakan penyebabnya apabila
(2014) temuan pemeriksaan adalah hal- rekomendasi BPK belum selesai atau
hal yang berkaitan dengan pernyataan belum ditindaklanjuti. Pemeriksa harus
tentang fakta. Temuan pemeriksaan meneliti pengaruh dari hasil pemeriksaan
dihasilkan dari proses perbandingan sebelumnya dengan pelaksanaan tindak
antara “apa yang seharusnya terdapat” lanjut dari auditee terkait dengan
dan “apa yang ternyata terdapat”. kemungkinan temuan pemeriksaan yang
Berdasarkan SPKN pernyataan nomor 2, berulang (Suwanda, 2013). Temuan yang
pemeriksa harus merencanakan dan berulang tetap disampaikan pemeriksa
melaksanakan prosedur pemeriksaan dalam laporan hasil pemeriksaan
untuk mengembangkan unsur-unsur sehingga dapat menjadi perhatian
temuan pemeriksaan. Unsur-unsur pemerintah daerah untuk ditindaklanjuti.
5

Temuan yang berulang tidak lahan pengelolaan keuangan daerah dan


didefinisikan secara jelas dalam beberapa dapat ditindaklanjuti oleh entitas yang
pedoman. Pihak auditor juga menentukan diperiksa.
apakah terdapat temuan-temuan yang Audit Kepatuhan
sifatnya berulang dalam arti temuan- Definisi audit kepatuhan (compliance
temuan terdahulu yang telah diberikan audit) berkaitan dengan kegiatan
saran/rekomendasi perbaikan tetapi memperoleh dan memeriksa bukti-bukti
masih ditemukan dalam pemeriksaan yang ada untuk menentukan apakah
yang sedang dilaksanakan (PMP, 2002). kegiatan keuangan atau operasi suatu
Menurut Bastian (2014) bagi entitas telah sesuai dengan ketentuan
manajemen, pernyataan rekomendasi atau peraturan tertentu (Boynton et al.,
harus mampu menjelaskan bagaimana 2006). Peraturan/ketentuan yang dijadi-
perbaikan tersebut dapat dicapai, bukan kan kriteria dalam audit kepatuhan, yaitu
hanya mengidentifikasi kebutuhan peraturan/undang-undang yang ditetap-
perbaikan. kan oleh instansi pemerintah atau
Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2010 badan/lembaga lain yang terkait dan
tentang Pemantauan Pelaksanaan Tindak kebijakan/sistem dan prosedur yang
Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan ditetapkan oleh manajemen perusahaan
BPK, menyatakan bahwa rekomendasi (direksi). Pemeriksaan atas kepatuhan/
adalah saran dari pemeriksa berdasarkan ketaatan merupakan pemeriksaan untuk
hasil pemeriksaannya, yang ditujukan mengetahui: (1)kepatuhan manajemen
kepada orang dan/atau badan yang (auditee) terhadap persyaratan per-
berwenang untuk melakukan tindakan undangan, peraturan, ketentuan tertentu
dan/atau perbaikan. Efektivitas suatu yang bersifat keuangan maupun non
pemeriksaan bukan dilihat dari banyak keuangan; dan (2)efektivitas struktur
atau tidaknya suatu temuan dalam pengendalian intern manajemen dalam
pemeriksaan, tetapi lebih kepada sejauh menjamin kepatuhan terhadap per-
mana rekomendasi tersebut efektif dan syaratan.
dapat ditindaklanjuti oleh entitas yang Manajemen (auditee) bertanggung
diperiksa (Bastian, 2014). Oleh karena jawab untuk menjamin bahwa entitas
itu, rekomendasi diharapkan mampu yang dikelolanya telah melaksanakan
memberikan solusi yang paling tepat aktivitas sesuai peraturan perundang-
dalam menyelesaikan suatu permasa- undangan yang berlaku. Tanggung jawab
6

ini meliputi pengidentifikasian peraturan Diamond Mine (BHP Billiton) Northwest


yang berlaku dan penyusunan pengen- Territories, Kanada. Ukuran penerapan
dalian intern yang dirancang untuk tindak lanjut berkaitan dengan kriteria
memberikan keyakinan memadai bahwa ketidakpastian proyek, perkiraan dam-
entitas telah mematuhi peraturan pak, dan efektivitas dari setiap kebijakan
(Standar Profesional Akuntan Publik– yang diambil.
Standar Audit Seksi 801). Penelitian Terdahulu
Tinjauan Penelitian Studi Kasus Penelitian mengenai topik tindak lanjut
tentang Tindak Lanjut hasil pemeriksaan dapat ditinjau dari
Penyelesaian tindak lanjut membutuhkan berbagai aspek, antara lain penanganan
peran beberapa pihak agar terlaksananya temuan berulang, pelaksanaan
rekomendasi dan tujuan audit. Peran rekomendasi, dan proses penyelesaian
auditee tetap menjadi yang utama dalam tindak lanjut. Penelitian Kusuma (2014)
pelaksanaan tindak lanjut. Beberapa mengenai peran Inspektorat dan
penelitian studi kasus membahas pemerintah daerah dalam penanganan
mengenai peran auditee dalam berbagai temuan pemeriksaan yang berulang.
permasalahan terkait dengan program Fokus penelitian pada faktor penyebab
tindak lanjut audit. Tindak lanjut audit ketidakefektifan penanganan temuan dan
intern berdasarkan penelitian Alkins peran sistem pengendalian intern
(2012) mengenai faktor yang meme- pemerintah dalam menunjang program
ngaruhi auditee mengadopsi rekomen- pengawasan. Hasil penelitian menunjuk-
dasi audit intern. Tindak lanjut didu-kung kan temuan berulang disebabkan
kasus yang terjadi di Roslyn School koordinasi yang tidak berjalan dengan
District (Hufner, 2010). Peran penga- baik, belum ada standar operasional
wasan menjadi salah satu faktor dalam pengawasan, dan tidak ada sanksi
pendukung tertibnya manajemen untuk instansi dengan temuan berulang.
menerapkan rekomendasi audit. Penelitian Ahmad (2016) lebih khusus
Tindak lanjut lainnya berkaitan mengenai faktor penyebab rendahnya
dengan Environmenal Impact Assessment tindak lanjut rekomendasi pemeriksaan
(EIA) yang dikenal dengan analisis BPK pada Pemerintah Provinsi Sulawesi
dampak lingkungan. Penelitian Nobel Barat. Penelitian ini berfokus pada
dan Storey (2004) dan Ross (2003) temuan berulang dan komitmen kepala
berdasarkan kasus yang terjadi di Ekati daerah dalam menindaklanjuti rekomen-
7

dasi BPK. Hasil penelitian Ahmad (case study). Yin (2014) menjelaskan
menunjukkan penyebab rendahnya metode studi kasus sebagai metode yang
tindak lanjut rekomendasi ialah tepat untuk menjawab pertanyaan
komitmen kepala daerah, kebijakan penelitian mengapa dan bagaimana.
mutasi, kualitas SDM, rendahnya Metode studi kasus ini digunakan untuk
kepatuhan terhadap peraturan perundang- menjawab pertanyaan penelitian menge-
undangan, dan regulasi yang rumit. nai penyebab terjadi temuan yang
Sejalan dengan penelitian Ahmad, berulang, upaya tindak lanjut yang telah
penelitian Lasan (2016) mengenai faktor- dilaksanakan Pemerintah Kota
faktor yang memengaruhi penyelesaian Yogyakarta, dan solusi untuk menindak-
tindak lanjut rekomendasi BPK di lanjuti temuan dan rekomendasi agar
Kabupaten Mimika. Hasil penelitian tidak menjadi temuan yang berulang.
menunjukkan faktor-faktor SDM yang Sumber dan Teknik Pengumpulan
kurang memadai, prinsip organisasi Data
belum optimal, perubahan struktur Penelitian ini menggunakan sumber data
organisasi, komitmen kepala daerah, baik data primer maupun data sekunder.
belum ada aturan, dan rekomendasi yang Data primer diperoleh dari hasil
kurang aplikatif. wawancara semi terstruktur kepada
Hartanto (2015) melakukan penelitian narasumber, yaitu auditee dan tim tindak
dengan berbagai aspek dengan tetap lanjut di Pemerintah Kota Yogyakarta.
berfokus pada analisis penyelesaian Data sekunder yang digunakan, yaitu
tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK laporan hasil pemeriksaan BPK, prosedur
pada beberapa perspektif karakteristik tindak lanjut, matriks pemantauan tindak
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan lanjut hasil pemeriksaan, IHPS, peraturan
tindak lanjut. Karakteristik auditee, perundang-undangan yang berkaitan
auditor, pihak eksekutif, dan legislatif dengan temuan dan tindak lanjut reko-
daerah terhadap penyelesaian tindak mendasi BPK, dan penelitian studi kasus
lanjut menunjukkan pengaruh positif untuk benchmarking.
pada tipe dan umur pemerintah daerah. Teknik pengumpulan data mengguna-
kan teknik wawancara dan dokumentasi.
3. METODE PENELITIAN Wawancara dilakukan kepada pihak-
Penelitian ini merupakan penelitian pihak yang berkaitan dengan temuan
kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang berulang pada tahun anggaran 2010
8

s.d 2015 dan juga berperan dalam Data yang akan direduksi berdasarkan
mengawasi proses tindak lanjut. hasil wawancara dan dokumentasi. Pada
Narasumber penelitian ialah auditee tahapan reduksi data ini terdapat proses
(Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan memilih ataupun mengklarifikasi data
Keuangan, Dinas Pendidikan, dan Kantor yang penting dan membuat kategori
Pemberdayaan Masyarakat dan dalam bentuk tema yang akan digunakan
Perempuan) dan tim tindak lanjut dalam penelitian. Reduksi data pada
(Inspektorat). Teknik dokumentasi penelitian ini berfokus pada ketiga
dilakukan dengan menganalisis data pertanyaan penelitian. Penyajian data
temuan dan rekomendasi atas hasil berdasarkan rumusan masalah yang telah
pemeriksaan BPK Tahun Anggaran 2010 ditentukan dalam bentuk penyajian
s.d 2015 di Pemerintah Kota Yogyakarta. naratif dan tabel perbandingan ber-
Hasil analisis data temuan kemudian dasarkan hasil proses reduksi data. Tahap
digunakan sebagai dasar penentuan penarikan kesimpulan berkaitan dengan
narasumber penelitian. Selain itu, LHP jawaban pertanyaan penelitian. Kesim-
juga digunakan untuk membandingkan pulan ini akan digunakan untuk
dan melengkapi hasil data dari teknik mengembangkan solusi menindaklanjuti
wawancara. Dokumen lainnya digunakan temuan dan rekomendasi agar tidak
untuk mendukung tahap analisis dan menjadi temuan yang berulang.
benchmarking. Solusi berupa penyusunan prosedur
Teknik Analisis Data atau SOP tindak lanjut menggunakan
Tahap analisis data sudah dimulai pada proses benchmarking dengan memodi-
saat pengumpulan data dan sampai fikasi berdasarkan beberapa penelitian
dengan analisis data kualitatif selesai studi kasus sebelumnya mengenai tindak
dilakukan. Analisis data didasarkan pada lanjut. Prosedur/SOP yang telah
masing-masing temuan yang berulang. dirancang kemudian akan dianalisis
Berdasarkan data yang terkumpul, Miles melibatkan pihak auditee dan tim tindak
dan Huberman (1994) dalam Sekaran lanjut. Analisis yang dilaksanakan yaitu
dan Bougie (2013), mengemukakan tiga analisis kelemahan dalam penerapan
langkah dalam analisis data kualitatif: prosedur.
reduksi data, penyajian data, dan Data yang diperoleh dalam penelitian
penarikan kesimpulan. studi kasus perlu untuk diuji keabsahan
dengan menggunakan validitas dan relia-
9

bilitas. Validitas merupakan derajat mendasi BPK untuk memperbaiki


ketepatan antara data yang terjadi pada Peraturan Walikota. Suwanda (2013)
objek penelitian dengan daya yang dapat menyebutkan bahwa faktor eksternal
dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, yang menimbulkan permasalahan pada
2011). Validitas dalam penelitian ini laporan keuangan yaitu kelemahan
menggunakan member check dan regulasi. Umumnya kelemahan regulasi
triangulasi baik metode/teknik dan yang terjadi akibat adanya inkonsistensi
sumber. Reliabilitas dilakukan dengan dari peraturan yang sudah ditetapkan.
mengaudit keseluruhan proses penelitian Kelemahan administrasi tidak hanya
(Sugiyono, 2011). Reliabilitas penelitian mengenai pengendalian intern tetapi juga
dicapai melalui upaya pendokumentasian berkaitan dengan kepatuhan perundang-
setiap tahap penelitian dengan sebaik undangan. Berdasarkan klasifikasi jenis
mungkin. Pengujian data dimulai dari temuan dalam IHPS (2013), disebutkan
awal penentuan masalah hingga pem- bahwa kelemahan administrasi berkaitan
buatan kesimpulan. dengan ketidakpatuhan. Pertanggung-
jawaban tidak akuntabel atau tidak
4. ANALISIS DAN DISKUSI lengkap merupakan kelemahan
Penyebab terjadinya temuan yang administrasi.
berulang di Pemerintah Kota Pertanggungjawaban tidak tertib
Yogyakarta berkaitan dengan pihak penerima hibah
1. Ketidakpatuhan terhadap peraturan yang dinilai belum patuh terhadap
perundang-undangan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor
Berdasarkan SPKN, BPK harus dapat 49 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap Belanja Hibah berupa uang. Dalam
peraturan perundang-undangan yang temuan pertanggungjawaban hibah tahun
dilakukan oleh auditee. Selama ini SKPD 2014, BPK menemukan bahwa belum
sudah menjalankan prosedur tetapi belum semua penerima hibah menyampaikan
sesuai dengan pedoman umum, hal ini laporan pertanggungjawaban penggunaan
karena keterbatasan pemahaman dalam dana.
menjalankan aturan. Beberapa temuan 2. Peran pihak lain yang belum optimal
dianggap tidak sesuai dengan peraturan Ketiga temuan berulang terkait sisa kas
dari kementerian atau lembaga tinggi di bendahara, belanja BOSDA, dan
lainnya sehingga memunculkan reko- belanja hibah memiliki keterkaitan
10

dengan pihak-pihak lain di luar persepsi masyarakat sebagai penerima


SKPD.Sisa kas di bendahara melibatkan hibah memiliki pengaruh yang cukup
bagian keuangan di seluruh SKPD tetapi besar. Persepsi masyarakat tentang hibah
mencangkup data penerimaan maupun juga menyulitkan SKPD teknis untuk
pengeluaran di SKPD.Bagi Dinas meminta pertanggungjawaban penggu-
pendidikan Sekolah memiliki peran naan dana karena hibah dianggap sebagai
penting untuk mempertanggung- honor RW.
jawabkan penggunaan dana yang cukup 3. Keterbatasan dalam kuantitas dan
besar atas BOSDA. Keterlambatan di kualitas SDM
beberapa sekolah juga berdampak pada Unsur kualitas karyawan merupakan
keterlambatan penyetoran bendahara unsur pengendalian intern yang paling
SKPD ke Bendahara Umam Daerah. penting. Peningkatan unsur kualitas
Dana hibah stimulan RW yang SDM maka unsur pengendalian lain
dikelola oleh KPMP menghadapi kendala dapat dikurangi sampai batas minimum
yang sama. Faktor di luar kemampuan dan mampu menghasilkan
SKPD dan persepsi penerima hibah pertanggungjawaban keuangan yang
menjadi pendorong permasalahan dapat diandalkan (Bastian dan Gatot,
temuan yang berulang. Berdasarkan 2003). Tema keterbatasan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor kuantitas dan kualitas SDM sebagai
32 Tahun 2011 beserta perubahannya penyebab temuan berulang berkaitan
tentang Pedoman Pemberian Hibah dan dengan sejumlah rekomendasi yang
Bantuan Sosial yang Bersumber dari diterbitkan BPK. Bendahara dan kepala
Anggaran Pendapatan dan Belanja SKPD diharapkan dapat memperbaiki
Daerah disebutkan bahwa hibah bersifat tata kelola di SKPD masing-masing.
tidak wajib dan tidak mengikat. Kualitas dan kuantitas SDM menjadi
Berdasarkan peraturan tersebut maka salah satu penyebab dalam temuan dana
penerima hibah yang seharusnya BOSDA dan sisa kas. Permasalahan
mengajukan ke Pemerintah Daerah. kuantitas SDM menjadi penghambat
Tetapi dalam pelaksanaannya justru pertanggungjawaban dana BOSDA di
Pemerintah Daerah menuntut SKPD Sekolah Dasar karena belum ada petugas
teknis untuk mengingatkan pihak khusus. Hal ini berbeda dengan Sekolah
penerima sebanyak 615 RW untuk di tingkat menengah pertama dan atas
mengajukan proposal. Di sisi lain, yang memiliki staf tata usaha yang
11

mampu mengelola pertanggungjawaban temuan dianggap bahwa belum adanya


BOSDA. perbaikan secara menyeluruh.
Kualitas SDM mengarah pada 5. Kelemahan pengendalian intern
beberapa rekomendasi yang ditujukan Hasil pemeriksaan BPK terhadap sistem
BPK kepada bendahara pengeluaran. pengendalian intern menunjukkan bahwa
Berdasarkan beberapa rekomendasi Pemerintah Kota Yogyakarta belum
disebutkan agar bendahara pengeluaran sepenuhnya merancang dan melak-
melakukan penatausahaan dan menye- sanakan unsur-unsur sistem pengendalian
torkan sisa kas tepat waktu sesuai intern sebagaimana yang dipersyaratkan
ketentuan yang berlaku. Terbatasnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60
jumlah dan ketersediaan SDM yang Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
memahami sistem dan prosedur untuk Intern Pemerintah. Hasil pemeriksaan
pengelolaan keuangan daerah (Suwanda, terhadap sistem pengendalian intern
2013). Perlu adanya peningkatan kualitas menunjukkan kelemahan pada kegiatan
SDM. pengendalian dan lingkungan pengen-
4. Pelaksanaan tindak lanjut belum dalian. Kegiatan pengendalian atas
tuntas temuan berulang melibatkan beberapa
Pemahaman belum tuntas yang dimaksud pihak dan pelaksanaannya belum sesuai
didukung dengan pernyataan BPK dalam mekanisme. Kelemahan pengendalian
LHP tahun 2015 mengenai dua intern juga disebabkan proses birokrasi
rekomendasi yang belum ditindaklanjuti yang rumit dan panjang sehingga masuk
oleh Dinas Pendidikan atas temuan tahun dalam kategori kelemahan struktur
2014. Disebutkan BPK bahwa tindak pengendalian intern yang tercantum di
lanjut tersebut belum sesuai dan dalam dalam penjelasan IHPS.
proses tindak lanjut. Selain itu, Lingkungan pengendalian yang
keterlambatan penyetoran sisa kas di melibatkan komitmen dari peran
bendahara pengeluaran tiga kali menjadi pimpinan SKPD dan staf di SKPD.
temuan dalam kurun waktu enam tahun Penyebab temuan berulang dapat terjadi
terakhir. Temuan tidak hanya muncul di karena kurangnya pengawasan dari
instansi yang sama tetapi lebih sering pimpinan SKPD dan komitmen pegawai.
muncul sebagai temuan di instansi yang Hal ini belum menunjukkan komitmen
berbeda. Beberapa kali muncul sebagai yang kuat dari pimpinan SKPD untuk
menyelesaikan temuan sampai tuntas.
12

Upaya Pemerintah Kota Yogyakarta penyelesaian temuan maupun reko-


untuk Menindaklanjuti Temuan yang mendasi.
Berulang Penyusunan rencana aksi disesuaikan
1. Langkah-langkah pelaksanaan rencana dengan isi rekomendasi kemudian
tindak lanjut dilaksanakan sebagai rencana tindak
Langkah awal penyusunan rencana aksi lanjut. Peraturan Walikota Nomor 92
diawali dengan diterbitkannya mana- Tahun 2012 menjelaskan mengenai
gement letter dan dilampirkan dengan tindak lanjut yang menyangkut pihak
konsep LHP oleh pihak BPK. Rapat ketiga atau diluar SKPD menjadi
koordinasi dilaksanakan untuk menang- tanggung jawab SKPD terkait untuk
gapi management letter yang diterbitkan penyelesaiannya.
BPK dan menyusun rencana aksi. 2. Pelaksanaan tindak lanjut
Rencana aksi yang disusun SKPD Pelaksanaan tindak lanjut oleh
merupakan rencana program pelaksanaan narasumber meliputi tindakan yang
tindak lanjut. diambil SKPD teknis, DPDPK selaku
Penyusunan rencana aksi di penyusun laporan keuangan pemerintah
Pemerintah Kota Yogyakarta selama ini daerah, dan Inspektorat sebagai tim
masih bersifat administratif dan naratif. tindak lanjut dalam menindaklanjuti
Penyusunan rencana aksi hanya temuan berulang. Pelaksanaan tindak
berdasarkan jawaban dari apa yang lanjut berupa program khusus untuk
direkomendasikan dan menjelaskan menangani temuan yang berulang atau
tindak lanjut yang bersifat administratif. membedakan tindak lanjut untuk temuan
Penyusunan rencana aksi sebaiknya yang kembali muncul di instansi tidak
meliputi rangkaian langkah-langkah ditemukan dalam hasil analisis penelitian
konkret menuju perbaikan tata kelola ini.
pemerintahan daerah untuk meng- Tindak lanjut dilaksanakan untuk
identifikasi langkah yang harus mengatasi temuan-temuan yang muncul
dilakukan, pihak pelaksana, waktu, berkaitan dengan kelemahan sistem
input,dan output (Suwanda, 2013). pengendalian intern dan ketidakpatuhan
Temuan lainnya dalam penelitian ini terhadap peraturan perundang-undangan.
menunjukkan bahwa belum adanya Upaya tindak lanjut yang dilaksanakan
jangka waktu dan sanksi dalam bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
dari pengendalian intern di SKPD.
13

Pengendalian intern menurut Hiro (2006) tuan yang berlaku; (b)mengirimkan surat
meliputi pengendalian preventive, peringatan ditujukan kepada pihak-pihak
detective, corrective, directive, dan yang terlambat menyampaikan laporan
compensative. Hasil penelitian ini pertanggungjawaban.
menunjukkan beberapa tindakan sebagai 2. Pelaksanaan program, kebijakan, dan
bentuk pelaksanaan tindak lanjut, yaitu prosedur untuk menindaklanjuti temuan
tindakan preventif, detektif, dan korektif. berulang
Tindakan preventif merupakan upaya SKPD teknis menyusun prosedur untuk
yang dilakukan untuk mencegah menindaklanjuti temuan dan rekome-
terjadinya temuan yang sama dikemudian ndasi BPK. Prosedur pengelolaan
hari. Tindakan preventif yang telah BOSDA berkaitan dengan pencairan
dilaksanakan SKPD meliputi: (a)melak- dana yang dilaksanakan dalam dua
sanakan pembinaan; (b)menyu-sun SOP periode. Prosedur pencairan dana hibah
(Standar Operasional Prosedur); yang disusun berdasarkan Peraturan
(c)melaksanakan sosialisasi; dan Walikota Yogyakarta Nomor 31 Tahun
(d)meningkatkan koordinasi. 2016 tentang Pengelolaan Belanja Hibah
Tindakan detektif berkaitan dengan Berupa Uang. Prosedur ini dilaksanakan
mencari atau mendeteksi adanya suatu untuk semua SKPD teknis yang ber-
permasalahan setelah permasalahan itu tanggungjawab mengelola hibah. Pelak-
terjadi. Kontrol detektif mencakup sanaan program dan kebijakan meliputi
pemeriksaan dan perbandingan (Sawyer program menangani keter-lambatan
et. al, 2005). Tindakan detektif yang penyetoran sisa kas terutama menghadapi
telah dilaksanakan SKPD meliputi: akhir tahun untuk SPP, SPM, dan GU.
meningkatkan pengawasan; dan mela- Lebih lanjut diatur dalam Peraturan
kukan rekonsiliasi. Walikota Nomor 57 Tahun 2015 tentang
Tindakan korektif dilaksanakan untuk Sistem dan Prosedur Pengelolaan
memperbaiki kondisi yang muncul dari Keuangan Daerah Kota Yogyakarta.
temuan tersebut. Hal ini diwujudkan Program dan kebijakan per-
Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai tanggungjawaban dana BOSDA meliputi
berikut: (a)kepatuhan terhadap peraturan program pendampingan, kunjungan rutin
perundang-undangan, SKPD menindak- ke sekolah, dan surat teguran dan
lanjuti dengan melaksanakan upaya pemberitahuan pengajuan BOSDA untuk
perbaikan sistem mengacu pada keten- tiap periode. Program hibah yang telah
14

dilaksanakan meliputi sosialisasi tentang Sanksi melibatkan pihak lain di luar


perubahan peraturan hibah khususnya SKPD. Permasalahan sanksi yang tegas
mengenai batasan penggunaan dana untuk pihak diluar SKPD sangat sulit
hibah. KPMP sebagai SKPD teknis juga diterapkan karena mengingat temuan
melaksanakan monitoring dan evaluasi BOSDA dan hibah melibatkan mas-
secara rutin dengan menggunakan uji yarakat dan sifat dari dana itu sendiri
sampling ke RW yang kemudian hasil- bersifat bantuan. Maka yang dapat
nya disampaikan ke Walikota. dilakukan untuk sanksi ialah
Solusi untuk menindaklanjuti temuan mempertegas pada peraturan yang ada.
dan rekomendasi Sanksi lainnya melibatkan SKPD
1. Penyelesaian tindak lanjut jangka yang belum menyelesaikan tindak lanjut.
panjang Selama ini tidak ada sanksi yang
Penyelesaian tindak lanjut jangka diberikan apabila status rekomendasi
panjang atau melebihi satu tahun masih dalam proses atau belum sesuai
anggaran menjadi penting sebagai solusi menurut BPK. Tetapi sanksi ini perlu
untuk mencegah terjadinya temuan yang ditunjang dengan jangka waktu yang
berulang karena selama ini masih harus disepakati antara SKPD dengan
dianggap bersifat jangka pendek. Inspektorat berdasarkan jenis tindak
Langkah-langkah penyelesaian jangka lanjut yang harus dilaksanakan di
panjang yaitu: (a)melaksanakan gene- masing-masing SKPD.
ralisasi temuan-temuan yang muncul di 3. Penguatan peran pihak-pihak yang
instansi lainnya; (b)meningkatkan kerja terlibat
sama berbagai pihak terutama Peran menjadi faktor penting dalam
keterlibatan pihak lain di luar SKPD penyelesaian tindak lanjut. Penguatan
untuk melaksanakan sesuai prosedur dan peran di SKPD dapat dilaksanakan
aturan yang berlaku; (c)prosedur dengan menunjuk pegawai khusus yang
dijalankan sesuai regulasi terutama untuk memiliki tanggung jawab memonitor
temuan hibah yang melibatkan mas- jalannya tindak lanjut di SKPD baik
yarakat; (d)perlu dilaksanakan pem- rekomendasi jangka pendek maupun
binaan untuk pengelola keuangan di jangka panjang sampai tuntas. Umumnya
SKPD maupun pengelola keuangan lain rekomendasi berisi penyusunan SOP
di luar SKPD. sehingga dibutuhkan tim khusus yang
2. Penerapan sanksi yang tegas menyusun prosedur atau SOP di SKPD.
15

Inspektorat diharapkan dapat lebih 5. SIMPULAN DAN REKOMEN-


intensif dalam hal mengingatkan SKPD DASI
atas temuan dan rekomendasi BPK Berdasarkan analisis yang telah
secara berkala.Temuan berulang perlu dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:
juga menjadi perhatian tim tindak lanjut 1. Penyebab terjadinya temuan yang
sehingga proses sosialisasi dan berulang di Pemerintah Kota Yogyakarta
pemantauan dapat dilaksanakan lebih tahun 2010 s.d 2015 antara lain:
intensif pada SKPD yang memiliki ketidakpatuhan terhadap peraturan
permasalahan temuan berulang. perundangan-undangan; peran pihak lain
4. Menyusun SOP tindak lanjut yang belum optimal; keterbatasan dalam
Berdasarkan hasil wawancara awal dan kuantitas dan kualitas SDM; pelaksanaan
temuan lainnya menunjukkan adanya tindak lanjut belum tuntas; kelemahan
kelemahan dalam proses tindak lanjut di sistem pengendalian intern.
SKPD dan belum ada SOP tindak lanjut. 2. Upaya Pemerintah Kota Yogyakarta
Skema atau prosedur tindak lanjut untuk menindaklanjuti temuan yang
dikembangkan berdasarkan kelemahan berulang meliputi:
dalam pelaksanaan tindak lanjut dan a. Langkah-langkah pelaksanaan rencana
memodifikasi berdasarkan beberapa tindak lanjut
jurnal tentang tindak lanjut audit (skema Penyusunan rencana aksi di
tindak lanjut intern dan skema EIA). Pemerintah Kota Yogyakarta selama
Pedoman awal menggunakan Peraturan ini masih bersifat administratif dan
Walikota Nomor 92 Tahun 2012 dan naratif. Berdasarkan rencana aksi,
juga berdasarkan prosedur yang telah pelaksanaan rencana tindak lanjut di
disusun Inspektorat. Proses penyusunan Pemerintah Kota Yogyakarta sudah
SOP kemudian didukung dengan analisis dilaksanakan berpedoman pada
kelemahan dalam penerapan prosedur rekomendasi.
tindak lanjut. Kelemahan dalam b. Pelaksanaan tindak lanjut
penerapan prosedur yang telah dirancang Pelaksanaan tindak lanjut meliputi
yaitu pada keterbatasan dalam penentuan tindakan preventif (pembinaan,
jangka waktu penyelesaian dan menyusun SOP, sosialisasi, dan
keterbatasan SDM. koordinasi berbagai pihak yang
terkait); tindakan detektif (rekonsiliasi
laporan keuangan dan pengawasan ke
16

pihak lainnya); dan tindakan korektif pimpinan maupun pegawai untuk


(kepatuhan terhadap peraturan melaksanakan rekomendasi.
perundang-undangan, dan mengirim- 3. Pelaksanaan tindak lanjut memerlukan
kan surat peringatan). penyelesaian jangka panjang atau
c. Pelaksanaan program, kebijakan, dan lebih dari satu tahun anggaran baik di
prosedur untuk menindaklanjuti SKPD maupun di tim tindak lanjut
temuan berulang sehingga tidak menjadi temuan
Pelaksanaan prosedur pengelolaan berulang.
BOSDA dan prosedur pencairan dana 4. Memberlakukan sanksi yang tegas
hibah maupun pelaksanaan program terutama yang melibatkan pihak
dan kebijakan terkait dengan ketiga ketiga atau pihak lain di luar SKPD
akun temuan berulang. sehingga mengurangi keterlambatan
3. Solusi untuk menindaklanjuti temuan pelaporan pertanggungjawaban dana.
dan rekomendasi sebagai berikut: 5. Penguatan peran masing-masing pihak
penyelesaian tindak lanjut jangka yang terlibat dalam pelaksanaan
panjang; penerapan sanksi yang tegas; tindak lanjut dengan melaksanakan
penguatan peran pihak-pihak yang koordinasi secara teratur.
terlibat; dan menyusun SOP tindak lanjut 6. Pihak SKPD diharapkan melak-
untuk menindaklanjuti temuan dan sanakan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi. prosedur dan arahan tim tindak lanjut
Rekomendasi sehingga memudahkan proses verifi-
Berdasarkan penelitian, berikut beberapa kasi data ke pihak BPK.
rekomendasi untuk tindak lanjut.
1. Beberapa kali muncul sebagai temuan DAFTAR PUSTAKA
di instansi yang sama atau berbeda, Ahmad, Aswadi. 2016.Identifikasi
maka perlu adanya perbaikan secara Faktor yang Mempengaruhi Tindak
Lanjut Rekomendasi Pemeriksaan
menyeluruh dengan melaksanakan Badan Pemeriksa Keuangan (Studi
generalisasi temuan dan rekomendasi Kasus pada Pemerintah Provinsi
Sulawesi Barat).Tesis;
ke instansi lainnya. Yogyakarta,Program Pascasarjana
2. Meningkatkan optimalisasi pengen- UGM.
Akbar, Bahrullah. 2013. Akuntansi
dalian intern dengan mempermudah Sektor Publik Konsep & Teori.
proses birokrasi dan komitmen dari Jakarta: CV Bumi Metro Raya.
Alkins, Stephen Kwamena. 2012.
Determinants of Auditee Adoption
17

of Audit Recommendations: Local Diakses pada 11 Agustus 2016


Government Auditors darihttp://www.bpk.go.id/news/bpk
Perspectives.Journal of Public -menyampaikan-10154-temuan-
Budgeting, Accounting & dalam-ihps-i-2015.
Financial Management. Vol. 24 __________________________. 2016.
(2),pg. 195-220. BPK Targetkan Kepatuhan Instansi
Antara News Yogyakarta. 2014. Kota 75%. Diakses pada 23Februari
Yogyakarta Lima Kali Berturut- 2017 dari
Turut Raih WTP. Jogja Terkini, 22 http://www.bpk.go.id/news/bpk-
targetkan-kepatuhan-instansi-75.
Mei. Diakses pada 12 November
Bastian, Indra, Gatot Soepriyanto. 2003.
2016 dari Sistem Akuntansi Sektor Publik,
http://jogja.antaranews.com/berita/ Konsep untuk Pemerintah
322646/kota-yogyakarta-lima-kali- Daerah.Jakarta: Salemba Empat.
berturut-turut-raih-wtp. Bastian, Indra. 2014.Audit Sektor Publik
Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2002. Pemeriksaan Pertanggung-
Surat Keputusan Badan Pemeriksa jawaban Pemerintahan. Jakarta:
Keuangan Republik Indonesia Salemba Empat.
Nomor: 37/SK/I/08/2002 tentang Boynton, William C, Johnson, dan Kell.
Panduan Manajemen Pemeriksaan 2014.Modern Auditing. Eighth
BPK RI Tahun 2002.Diakses pada edition. Chichester: John Wiley
16Desember 2016 dari and Sons, Inc.
https://www.scribd.com/doc/76605 Hartanto, Rudy. 2015.Analisis
658/1-PMP-2002. Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil
__________________________. 2007. Pemeriksaan BPK RI (Perspektif
Peraturan Badan Pemeriksa Karakteristik Auditee, karakteristik
Keuangan Republik Indonesia Auditor BPK, Karakteristik
Nomor 1 Tahun 2007 tentang Eksekutif dan Karakteristik
Standar Pemeriksaan Keuangan Legislatif Daerah).Tesis; Solo,
Negara. Program Pascasarjana UNS.
_________________________. 2010. Huefner, Ronald J. 2010. Local
Peraturan Badan Pemeriksa Government Fraud: The Roslyn
Keuangan Republik Indonesia School District Case. Management
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Research Review. Vol. 33 Iss 3, pg.
Pemantauan Pelaksanaan Tindak 198-209.
Lanjut Rekomendasi Hasil Inspektorat. 2016. Wawancara
Pemeriksaan Badan Pemeriksa pendahuluan. Inspektorat Kota
Keuangan. Yogyakarta.
__________________________. 2013. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011.
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Standar Profesional Akuntan
Semester I. Jakarta: Badan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Pemeriksa Keuangan. Diakses pada Kusuma, Widya Ardiyanti.
11 Agustus 2016 dari 2014.Dinamika Hubungan
http://www.bpk.go.id/assets/files/ih Inspektorat dengan Objek
ps/2013/I/ihps_i_2013_140901830 Pemeriksaan dalam Penanganan
6.pdf Temuan Pemeriksaan yang
__________________________. 2015. Berulang Tahun 2010 - 2013 (Studi
BPK Menyampaikan 10.154 pada Inspektorat Kabupaten
Temuan dalam IHPSI2015.
18

Bojonegoro). Tesis; Yogyakarta, dan Pertanggungjawaban Keu-


Program Pascasarjana UGM. angan Negara.
Lasan, Lukas Luli. 2016. Faktor-Faktor Republik Indonesia. 2008. Peraturan
yang Memengaruhi Penyelesaian
Pemerintah Republik Indonesia
Tindak Lanjut Rekomendasi
Pemeriksaan Badan Pemeriksa Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Keuangan Atas Laporan Keuangan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pemerintah.
pada Pemerintah Daerah Ross, William A. 2003. The Independent
Kabupaten Mimika).Tesis; Environmental Watchdog A
Yogyakarta, Program Pascasarjana Canadian Experiment in EIA
UGM. Follow-up.Canada,University of
Menteri Dalam Negeri Republik Calgary.
Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, dan
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun Scheiner. 2005. Internal Auditing,
2007 tentang Perubahan atas Diterjemahkan oleh: Desi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Adhariani. Jilid I. Edisi 5. Jakarta:
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Salemba Empat.
Pedoman Pengelolaan Keuangan Sekaran, Uma dan RogerBougie. 2013.
Daerah. Research Methods for Business.
__________________________. 2011. Edisi Keenam. Chichester: John
Peraturan Menteri Dalam Negeri Wiley & Sons Ltd.
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pedoman Pemberian hibah dan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Bantuan Sosial yang Bersumber
Suwanda, Dadang. 2013. Strategi
dari APBD. Mendapatkan Opini WTP Laporan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Keuangan Pemda. Jakarta: PPM.
Republik Indonesia. 2004. Tugiman, Hiro. 2006. Standar
Keputusan Nomor 40 Menteri Profesional Audit Internal.
Pendayagunaan Aparatur Negara Yogyakarta: Kanisius.
Nomor 4 Tahun 2004 tentang Walikota Yogyakarta. 2012. Peraturan
Pedoman Pelaksanaan, Walikota Yogyakarta Nomor 92
Pemantauan, dan Pelaporan Tindak Tahun 2012 Tentang Pedoman
Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Pemeriksa Keuangan pada Instansi Badan Pemeriksa Keuangan
Pemerintah. Republik Indonesia Pada
Noble, Bram, dan Keith Storey. 2004. Pemerintah Kota Yogyakarta.
Towards Increasing the Utility of _________________. 2012.Peraturan
Follow-up in Canadian Walikota Yogyakarta Nomor49
EIA.Environmental Impact Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Assessment Review. Vol. 25 Belanja Hibah berupa Uang.
(2005), pg. 163-180. _________________. 2014. Peraturan
Rai, I Gusti Agung. 2011. Audit Kinerja Walikota Yogyakarta Nomor 12
pada Sektor Publik. Edisi Ketiga.
Tahun 2014 Tentang Pedoman
Jakarta: Salemba Empat.
Republik Indonesia. 2004. Undang- Pemberian Bantuan Operasional
Undang Nomor 15 Tahun 2004 Sekolah Daerah (BOSDA) untuk
tentang Pemeriksaan Pengelolaan Satuan Pendidikan Dasar yang
19

Diselenggarakan Pemerintah Tahun 2017 tentang Pedoman


Daerah. Pemberian Bantuan Operasional
_________________. 2015. Peraturan Sekolah daerah (BOSDA) untuk
Walikota Yogyakarta Nomor 57 Satuan Pendidikan Dasar yang
Tahun 2015 tentang Sistem dan Diselenggarakan Pemerintah
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.
Daerah Kota Yogyakarta. Yin, Robert K. 2014. Case Study
_________________. 2016.Peraturan Research: Design and
Walikota Yogyakarta Nomor31 Methodology. Edisi Kelima.
Tahun 2016 tentang Pengelolaan California: Sage Publications, Inc.
Belanja Hibah berupa Uang.
_________________. 2017.Peraturan
Walikota Yogyakarta Nomor11

Anda mungkin juga menyukai