Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap

Keandalan Pelaporan Keuangan


Di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Desy Mulyasari
NPM : 148020108
Universitas Pasundan

Abstrak

Sistem pengendalian intern merupakan proses integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara sistem pengendalian intern
terhadap keandalan pelaporan keuangan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Dalam penelitian ini, variabel independen (X) adalah sistem pengendalian internal yang diukur dengan
variabel Lingkungan Pengendalian (X1), Penilaian Resiko (X2), Kegiatan Pengendalian (X3), Informasi dan
Komunikasi (X4), dan Pemantauan (X5). Sedangkan variabel dependen (Y) adalah keandalan pelaporan keuangan.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuesioner dibagikan kepada staf di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang menangani permasalahan
yang berkaitan dengan objek penelitian. Data sekunder yang digunakan oleh penulis, melalui media perantara
berupa bukti, catatan, dokumen dikumpulkan dan peraturan yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal dan
keandalan pelaporan keuangan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi yang didasarkan pada hubungan
fungsional atau kausal dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat.
Sistem pengendalian intern berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap keandalan pelaporan
keuangan sebesar 84%. Secara parsial lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi
dan komunikasi, serta pemantauan berpengaruh signifikan terhadap keandalan pelaporan keuangan di Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung.

Kata Kunci : Sistem Pengendalian Intern, Keandalan Pelaporan Keuangan.

1
JURNAL

I. Pendahuluan dilakukan. Pasal 16 ayat (1) UU nomor 15 tahun


2004 menyatakan laporan hasil pemeriksaan atas
Kelemahan dalam sistem keuangan di laporan keuangan pemerintah memuat opini. Opini
Indonesia di era orde baru yaitu kelemahan dalam adalah pernyataan profesional sebagai kesimpulan
desian dan pelaksanaan sistem pengendalian intern, pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang- yang disajikan dalam laporan keuangan. Di dalam
undangan, penyimpanan keuangan negara yang melaksanakan pemeriksaan atas laporan keuangan,
semrawut, tidak adanya informasi tentang aset dan BPK wajib menguji dan menilai sistem pengendalian
hutang dan pengungkapan laporan keuangan intern pemerintah yang bersangkutan, seperti
pemerintah yang tidak konsisten dan tidak memadai. diamanatkan dalam pasal 12 UU nomor 15 tahun
(Nasution (2007). Untuk meningkatkan transparansi 2004 berbunyi “Dalam rangka pemeriksaan keuangan
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, dan/atau kinerja, pemeriksa melakukan pengujian dan
pemerintah era reformasi telah melakukan koreksi penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian intern
secara menyeluruh. Salah satu upaya konkrit untuk pemerintah.”
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah
pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan
yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan Pemeriksa Keuangan dan bagi satuan kerja
disusun dengan mengikuti standar akuntansi digunakan untuk memperbaiki sistem pengendalian
pemerintahan yang telah diterima secara umum. Pada dan kinerja pemeriksaan intern. (Nasution (2007).
tahun 2010 Pemerintah menetapkan Peraturan Opini Laporan Keuangan Kementerian
Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Pariwisata pada Tahun 2014 yaitu Tidak Memberikan
Standar Akuntansi Pemerintahan. (Nasution (2007). Pendapat (disclaimer). Pendapat Tidak Wajar
Standar ini dibutuhkan dalam rangka menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
penyusunan laporan pertanggungjawaban menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil
pelaksanaan APBN/APBD. Laporan keuangan usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
pemerintah harus disusun berdasarkan sistem yang berlaku umum. Pernyataan Tidak Memberikan
pengendalian intern (SPI) seperti yang diamanatkan Pendapat apabila: 1) Ada pembatasan yang sangat
dalam pasal 56 ayat (4) Undang-undang nomor 1 material terhadap lingkup audit, 2) Auditor tidak
tahun 2004 yang menyatakan kepala satuan kerja independen terhadap klien. Terdapat penyimpangan
selaku pengguna anggaran/pengguna barang yang material dari prinsip akuntansi yang berlaku
memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN di umum. (Indra, 2011:196).
lingkungan tempat kerjanya telah diselenggarakan BPK menemukan adanya sistem pengendalian
berdasarkan sistem pengendalian yang memadai dan intern atas pengelolaan Penerimaan Negara Bukan
laporan keuangan telah diselenggarakan sesuai Pajak (PNBP) belum memadai, hal ini terjadi karena
dengan standar akuntansi pemerintahan. Peran Sistem bendahara penerimaan tidak tertib dalam mengelola
Pengendalian Intern adalah untuk meningkatkan dan mengawasi penerimaan. Hal ini disebabkan
kinerja, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan bendahara penerimaan melakukan pencatatan ke
keuangan Negara. Presiden selaku Kepala dalam Buku Kas Umum setelah uang disetorkan ke
Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan negara dalam bentuk Surat Setoran Bukan Pajak
sistem pengendalian intern di lingkungan (SSBP) sehingga dimungkinkan masih ada
pemerintahan secara menyeluruh. Pada tahun 2010 penerimaan kas (tunai/transfer) yang dikuasai oleh
Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Bendahara Penerimaan tetapi belum tercatat dalam
yang mengatur Sistem Pengendalian Intern baru BKU Bendahara Penerimaan.
ditetapkan pada tahun 2008 yaitu Peraturan Menurut BPK RI Tahun 2014, penerimaan
Pemerintah (PP) nomor 60 tahun 2008 tentang sistem sewa atas pemanfaatan aset STP Bandung oleh
pengendalian intern pemerintah (SPIP). Yayasan Kopensi setiap tahunnya tidak dapat
Pasal 15 ayat (1) UU nomor 15 tahun 2004 diyakini keterjadiannya karena tidak didukung oleh
menyatakan pemeriksa (BPK) menyusun laporan dokumen yang sebenarnya. Pihak STP Bandung
hasil pemeriksaan (LHP) setelah pemeriksaan selesai maupun pihak Yayasan Kopensi selama ini tidak

2
pernah melakukan pencatatan jumlah pemakaian diteliti. Kajian pustaka dalam penelitian ini terdiri
ruangan (per jam/hari) yang sebenarnya setiap bulan. atas :
Selain itu, ditemukan adanya penggolongan kualitas • Grand teory berupa pengertian manajemen.
piutang yang dikategorikan piutang lancar padahal • Medium teory berupa pengertian
menurut Standar Akuntansi Pemerintahan piutang manajemen keuangan.
dikategorikan berdasarkan jangka waktu tertagihnya • Applied teory berupa pengertian sistem
piutang tersebut. pengendalian intern pemerintah dan keandalan
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan : laporan keuangan.
a. Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 2013
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan 2.1.1 Sistem Pengendalian Intern
dan Belanja Negara Pasal 50 Ayat (2) yang 2.1.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
menyatakan bahwa “Bendahara Penerimaan harus
Perlunya pengendalian intern di seluruh kegiatan
menyetorkan seluruh penerimaannya pada akhir hari
pemerintahan menjadikan adanya sebuah sistem
kerja melalui Bank Umum dan badan lainnya yang
pengendalian intern yang dibuat menjadi Peraturan
ditunjuk oleh Menteri Keuangan.”;
Pemerintah yaitu Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
b.Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
No.78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengertian Sistem Pengendalian Intern adalah
Pemanfaatan Barang Milik Negara pasal 7 ayat (1)
sebagai berikut:
poin (i) menyatakan bahwa “Menteri/Pimpinan
Lembaga selaku Pengguna Barang memiliki “Sistem pengendalian Intern (SPI) adalah
kewenangan dan tanggungjawab menetapkan sanksi proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dan denda yang timbul dalam pelaksanaan dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan
Pemanfaatan BMN yang berada dalam seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
penguasaannya”. memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
Permasalahan tersebut mengakibatkan adanya kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
potensi penyalahgunaan keuangan negara dengan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan
adanya pengelolaan penerimaan yang tidak tertib, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
kekurangan penerimaan negara atas PNBP yang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah
belum disetor, denda keterlambatan dan pajak yang Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang
belum disetor, realisasi PNBP yang digunakan diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan
langsung dianggap tidak wajar dan berisiko pemerintah pusat dan pemerintah daerah.”
terjadinya penyalahgunaan keuangan negara serta
penyajian saldo piutang bukan pajak belum Jadi, sistem pengendalian intern merupakan
proses yang dilakukan secara berkelanjutan dan
memadai/akurat. Permasalahan tersebut disebabkan
menyeluruh melalui tindakan dan kegiatan untuk
kurangnya pemahaman pihak-pihak terkait dalam
memperoleh keyakinan yang memadai atas tujuan
pengelolaan PNBP dan lemahnya pengawasan dari
para pengelola Barang Milik Negara serta kurangnya sistem pengendalian intern yaitu kegiatan yang
pemahaman Pengelola Administrasi Kemahasiswaan efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
terhadap ketentuan yang berlaku.(BPK RI 2014)
peraturan perundang-undangan.
Adanya permasalahan mengenai
ketidaktertiban dan jumlah realisasi PNBP serta saldo 2.1.1.2 Unsur Sistem Pengendalian Intern
piutang negara bukan pajak (PNBP) yang tidak wajar
serta tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya Sistem Pengendalian Intern memiliki unsur-unsur di
dalam Laporan Keuangan menunjukkan belum dalamnya yang terdiri dari lingkungan pengendalian,
tercapainya tujuan sistem pengendalian intern penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi
pemerintah yaitu keandalan pelaporan keuangan di dan komunikasi, serta pemantauan. Unsur-unsur
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
II. Tinjauan Pustaka Intern Pemerintah. Adapun unsur-unsur sistem
pengendalian intern sebagai berikut:
2.1 Kajian Pustaka
1. Lingkungan Pengendalian
Kajian pustaka merupakan kumpulan teori dan
pengertian yang berguna untuk mendapatkan Menurut Indra (2011:11), lingkungan
gambaran yang lebih jelas mengenai kajian yang pengendalian menggambarkan keseluruhan sikap

3
organisasi yang memengaruhi kesadaran dan Dalam rangka penilaian risiko pimpinan Instansi
tindakan personel organisasi mengenai pengendalian. Pemerintah perlu menetapkan tujuan Instansi
Menurut setjen, deptan.go.id, lingkungan Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan
pengendalian adalah kondisi dalam Instansi dengan berpedoman pada peraturan perundang-
Pemerintah yang mempengaruhi efektivitas undangan. Tujuan Instansi Pemerintah memuat
pengendalian intern. pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat
Menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 60 dicapai, realistis, dan terikat waktu. Tujuan Instansi
Tahun 2008: Pemerintah tersebut wajib dikomunikasikan kepada
“Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan seluruh pegawai, sehingga untuk mencapainya
dan memelihara lingkungan pengendalian yang pimpinan Instansi Pemerintah perlu menetapkan
menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk strategi operasional yang konsisten dan strategi
penerapan sistem pengendalian intern dalam manajemen yang terintegrasi dengan rencana
lingkungan kerjanya, melalui: penilaian risiko.
a.Penegakan integritas dan nilai etika.
b.Komitmen terhadap kompetensi. 3. Kegiatan Pengendalian
c.Kepemimpinan yang kondusif.
Menurut setjen Menurut Indra (2011:12) aktivitas
d.Pembentukan struktur organisasi yang sesuai
pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
dengan kebutuhan.
dibuat untuk memastikan pelaksanaan petunjuk yang
e.Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
dibuat oleh manajemen. Menurut setjen, deptan.go.id,
tepat.
kegiatan pengendalian adalah tindakan yang
f.Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat
diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan
tentang pembinaan sumber daya manusia.
dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk
g.Perwujudan peran aparat pengawasan intern
memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
pemerintah yang efektif.
dilaksanakan secara efektif.
h.Hubungan kerja yang baik dengan instansi
Menurut Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor
pemerintah terkait.”
60 Tahun 2008:
“Pimpinan instansi pemerintah wajib
2. Penilaian Resiko
menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai
Menurut setjen, deptan.go.id, penilaian risiko
dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan
adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian
fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan, yang
yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
terdiri atas:
instansi pemerintah. Unsur ini memberikan
a.Reviu atas kinerja instansi pemerintah yang
penekanan bahwa pengendalian intern harus
bersangkutan.
memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit
b.Pembinaan sumber daya manusia.
organisasi baik dari luar maupun dari dalam.
c.Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi.
Menurut Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor
d.Pengendalian fisik atas aset.
60 Tahun 2008, Pimpinan instansi pemerintah wajib
e.Pemisahan fungsi.
melakukan penilaian resiko, yang terdiri atas:
f.Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran
a.Identifikasi risiko.
kinerja, dilakukan dengan cara menetapkan ukuran
b.Analisis risiko.
dan indikator kinerja serta mereviu secara periodik
Menurut setjen, deptan.go.id, identifikasi risiko
atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator
sekurang-kurangnya dilaksanakan dengan
kinerja.
menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan
g.Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting.
instansi pemerintah dan tujuan pada tingkatan
h.Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas
kegiatan secara komprehensif, menggunakan
transaksi dalam kejadian.
mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko
i.Pembatasan akses atas sumber daya dan
dari faktor eksternal dan faktor internal serta menilai
pencatatannya.
faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.
j.Akuntabilitas terhadap sumber daya dan
Sedangkan analisis resiko dilaksanakan untuk
pencatatannya.
menentukan dampak dari risiko yang telah
k.Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian
diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi
intern serta transaksi dan kejadian penting.”
Pemerintah dengan tetap menerapkan prinsip kehati-
hatian.

4
4. Informasi dan Komunikasi maka penggunaan informasi tersebut secara potensial
Menurut setjen, deptan.go.id, informasi adalah dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi
data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk karakteristik:
pengambilan keputusan dalam rangka (a) Penyajian Jujur
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi
Pemerintah. Sedangkan komunikasi adalah proses serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan
penyampaian pesan atau informasi dengan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
menggunakan simbol atau lambang tertentu baik disajikan. Agar dapat diandalkan, informasi harus
secara langsung maupun tidak langsung untuk menggambarkan dengan jujur transaksi serta
mendapatkan umpan balik. peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
2008 : Beberapa bentuk keandalan laporan keuangan dari
“Pimpinan instansi pemerintah wajib penyajian jujur antara lain :
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan a. Informasi harus menggambarkan dengan jujur
informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat. transaksi serta peristiwa lainnya
Penyelenggaraan komunikasi yang efektif, pimpinan yang seharusnya disajikan.
instansi pemerintah harus sekurang-kurangnya: b. Dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan
a.Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk teknik pengujian sesuai dengan makna transaksi serta
dan sarana komunikasi. peristiwa yang terjadi.
b.Mengelola, mengembangkan, memperbarui sistem Informasi keuangan biasanya tidak luput dari risiko
informasi secara terus menerus.” penyajian yang kurang jujur dari apa yang
5. Pemantauan sebenarnya digambarkan. Hal tersebut bukan di
Menurut setjen, deptan.go.id, pemantauan sebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan,
pengendalian intern pada dasarnya adalah untuk tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam
memastikan apakah sistem pengendalian intern pada mengidentifikasi transaksi serta peristiwa lainnya
suatu instansi pemerintah telah berjalan sebagaimana yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau
yang diharapkan dan apakah perbaikan-perbaikan menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai
yang perlu dilakukan telah dilaksanakan sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut.
dengan perkembangan. (b) Dapat Diverifikasi (verifiability)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
2008 : dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih
“Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap
pemantauan sistem pengendalian intern yang menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
dilaksanakan melalui: (c) Netralitas
a. Pemantauan berkelanjutan, diselenggarakan Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak
melalui penilaian sendiri, reviu dan pengujian berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. Tidak boleh
efektivitas sistem pengendalian intern. ada usaha untuk menyajikan informasi yang
b. Evaluasi terpisah, dapat dilakukan oleh aparat menguntungkan beberapa pihak, sementara hal
pengawasan intern pemerintah atau pihak ekstern tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai
pemerintah. kepentingan yang berlawanan.
c. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu Beberapa bentuk keandalan laporan keuangan dari
lainnya harus segera diselesaikan dan dilaksanakan netralisasi antara lain :
sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi a. Informasi yang disajikan diarahkan pada
hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.” kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
2.1.2 Keandalan Pelaporan Keuangan b. Informasi yang disajikan tidak mengandung unsur
Pengelolaan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor untuk menguntungkan pihak tertentu dan merugikan
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi pihak lain.”
Pemerintahan: Jadi keandalan pelaporan keuangan
“Informasi dalam laporan keuangan bebas dari merupakan laporan keuangan yang disajikan dengan
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, informasi yang disajikan secara jujur, dapat
menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi dan bersifat netral.:
diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika
hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan

5
2.2 Kerangka Pemikiran bagiannya. Dengan kata lain, lingkungan
pengendalian merupakan pondasi dasar yang
Menurut Kerangka pemikiran dalam
mendasari suatu sistem pengendalian intern
penelitian ini menggunakan kerangka hubungan
pemerintah. Lingkungan pengendalian merupakan
antara variabel dependen dengan variabel indipenden.
kondisi dalam instansi pemerintah yang
Sistem pengendalian intern pemerintah sebagai
memengaruhi efektivitas pengendalian intern.
variabel independen mempengaruhi variabel
dependen yaitu keandalan pelaporan keuangan. Apabila lingkungan pengendalian
menunjukan kondisi yang baik, maka dapat memberi
2.2.1 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
pengaruh yang cukup baik bagi suatu organisasi,
Pemerintah terhadap Keandalan Pelaporan
namun sebaliknya, apabila lingkungan pengendalian
Keuangan
jelek, mengindikasikan bahwa organisasi tersebut
Laporan keuangan merupakan laporan yang tidak sehat (Tony, 2008:5)
terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-
2.2.1.2 Pengaruh Penilaian Risiko terhadap
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Keandalan Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sumber yang
digunakan dalam setiap pengambilan keputusan, Penilaian risiko merupakan kegiatan
terutama di dalam lingkungan pemerintah laporan penilaian atas kemungkinan kejadian yang
keuangan digunakan sebagai pertanggungjawaban mengancam pencapaian tersajinya laporan keuangan
kepada masyarakat atas kinerja yang telah yang dapat diandalkan. Penilaian resiko terkait
dilaksanakan. Laporan keuangan pemerintah daerah dengan aktivitas bagaimana entitas
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan setiap mengidentifikasikan dan mengelola resiko sehingga
tahunnya, oleh karena itu laporan keuangan harus entitas dapat meminimalisasi terjadinya kegagalan
dapat diandalkan. dalam penyajian laporan keaungan yang andal.
Melalui proses penilaian resiko ini, maka setiap
Untuk meningkatkan keandalan Laporan
entitas dapat mengantisipasi setiap kejadian yang
Keuangan dan Kinerja setiap Entitas Pelaporan dan
dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi
Akuntansi wajib menyelenggarakan Sistem
secara optimal.
Pengendalian Intern sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan terkait. (PP No 8 Menurut Anindita (2006:229), penilaian
Tahun 2006) resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah
identifikasi, analisis dan pengelolaan resiko dari
Dalam rangka meningkatkan keandalan
suatu pemerintahan daerah yang berkaitan dengan
peleporan keuangan, maka setiap lingkungan
penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip
pemerintah harus melaksanakan sistem pengendalian
akuntansi yang berlaku umum dan disesuaikan
intern pemerintah yang didalamya terdiri dari
dengan ketetapan peraturan perundang-undangan.
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta 2.2.1.3 Pengaruh Kegiatan Pengendalian
pemantauan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan
Nomor 60 Tahun 2008 bahwa salah satu tujuan
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang
sistem pengendalian intern pemerintah adalah untuk
diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan
memberikan keyakinan yang memadai bagi
dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk
tercapainya keandalan pelaporan keuangan. Mahmudi
memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
(2007:7) menyatakan bahwa kualitas laporan
dilaksanakan secara efektif.
keuangan sangat dipengaruhi oleh bagus tidaknya
sistem pengendalian intern yang dimiliki pemerintah Kegiatan pengendalian meliputi organisasi
daerah. pusat pengeolahan data, prosedur dan standar
perubahan program, pengembangan sistem dan
2.2.1.1 Pengaruh Lingkungan Pengendalian
pengoperasian fasilitas pengolahan data yang
terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan
mempunyai tujuan untuk menjamin bahwa semua
Lingkungan pengendalian merupakan transaksi keuangan yang telah diproses sekali saja
pengendalian yang mempengaruhi keseluruhan secara lengkap, menjamin bahwa data transaksi
organisasi dan menjadi atmosfir individu organisasi keuangan lengkap dan teliti, menjamin bahwa hasil
di dalam melakukan aktivitas dan melaksanakan pengolahan data dan transaksi keuangan benar dan
tanggung jawab atas pengendalian yang menjadi sesuai keadaan atau dapat diandalkan, menjamin

6
bahwa hasil pengolahan data keuangan dimanfaatkan
untuk tujuan yang telah ditetapkan, dan menjamin
bahwa aplikasi keuangan dapat terus menerus
berfungsi. (Anindita 2006:230)
2.2.1.4 Pengaruh Informasi dan Komunikasi
terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan
Informasi dan komunikasi merupakan data
yang telah diolah menjadi informasi dan disampaikan
secara langsung maupun tidak langsung yang Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam
rangka penyajian pelaporan keuangan. 2.3 Hipotesis Penelitian
Laporan keuangan yang dihasilkan melalui 1. Terdapat pengaruh antara sistem pengendalian
sistem akuntansi adalah salah satu bentuk informasi intern barang milik negara yang meliputi
yang paling penting karena diciptakan untuk lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
mengidentifikasikan, menganalisa dan melaporkan kegiatan pengendalian, dan Informasi dan
transaksi keuagan serta menyelenggarakan komunikasi serta pemantauan terhadap keandalan
pertanggungjawaban keuangan, sedangkan pelaporan keuangan di Sekolah Tinggi Pariwisata
komunikasi yang terjalin dengan baik antar personel Bandung.
entitas pemerintah dapat memudahkan terjadinya
perputaran informasi, sehingga dapat menjamin 2. Terdapat pengaruh lingkungan pengendalian
keandalan laporan keuangan yang disajikan. terhadap keandalan pelaporan keuangan di
(Anindita, 2006:230) Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
2.2.1.5 Pengaruh Pemantauan terhadap 3. Terdapat pengaruh penilaian risiko terhadap
Keandalan Pelaporan Keuangan keandalan pelaporan keuangan di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
Pemantauan pengendalian intern adalah
proses penilaian atas mutu kinerja Sistem 4. Terdapat pengaruh kegiatan pengendalian
Pengendalian Intern dan proses yang memberikan terhadap keandalan pelaporan keuangan di
keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
segera ditindaklanjuti. (PP No 60 Tahun 2008). 5. Terdapat pengaruh Informasi dan komunikasi
Pelaksanaan pengawasan intern yang terhadap keandalan pelaporan keuangan di
dilakukan secara efektif mempengaruhi pengelolaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
keuangan yang ditetapkan berjalan dengan baik, agar 6. Terdapat pengaruh antara pemantauan terhadap
tidak terjadi penyimpangan dan penyelewengan keandalan pelaporan keuangan di Sekolah Tinggi
dalam pelaksanaan penyajian pelaporan keuangan, Pariwisata Bandung
pemeberian wewenang dan keleluasaan harus diikuti
dengan pengawasan yang kuat. Oleh karena itu, III. Metodologi Penelitian
pengawasan yang dilakuakan dapat menjadi jaminan
Secara umum, tipe atau desain penelitian merupakan
yang cukup tidak hanya untuk keandalan pelaporan
pedoman yang diperlukan untuk mempermudah
keuangan, namun memberikan pula jaminan yang proses pelaksanaan penelitian. Selain itu, desain
cukup bagi sasaran kinerja yang ingin dicapai, penelitian juga memberikan gambaran bagaimana
dilaksanakannya pengawasan intern yang efektif dan memperoleh informasi atau data yang diperlukan
kontinyu pada setiap kegiatan dapat menjamin untuk menjawab seluruh pertanyaan peneliti. Metode
kinerja pemerintah daerah tercapai dengan baik.
penelitian menurut Sugiyono (2012:5) “pada
(Wawan, 2009:578)
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
Berdasarkan uraian tersebut, skema data dengan tujuan dan kegunaan tertentu sehingga
pemikiran dapat dilihat dalam Gambar 2.1 pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam
bidang bisnis.”

7
Menurut Sekaran dan Bougie (2010:103) ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan
ada empat tujuan penelitian yaitu: “studi eksploratif untuk mengukur besarnya pengaruh variabel sistem
(exploratory study), studi deskriptif (descriptive pengendalian intern secara bersama-sama terhadap
study), pengujian hipotesis (hypothesis testing), dan variabel terikatnya, yaitu keandalan pelaporan
studi kasus (case studi)”. Penelitian ini merupakan keuangan.
pengujian hipotesis (hypothesis testing), karena
bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh 3.1.3 Uji Hipotesis secara Parisal (Uji t)
variabel independen yaitu sistem pengendalian intern Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa
terhadap variabel dependen yaitu keandalan jauh pengaruh satu variabel penjelas/bebas secara
pelaporan keuangan. individual dalam menerangkan variasi variabel terikat
(Ghozali, 2005: 84). Pengujian ini bertujuan untuk
Jenis investigasi yang dilakukan adalah studi
menguji pengaruh variabel bebas (sistem
kausalitas (causal study) yang bertujuan untuk
pengendalian intern) yang meliputi lingkungan
mengidentifikasi hubungan sebab akibat antar
pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
variabel. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
pengendalian, informasi dan komunikasi serta
menggunakan situasi yang tidak diatur dan tanpa
pemantauan terhadap variabel terikat (keandalan
melakukan intervensi data untuk mempengaruhi
pelaporan keuangan) secara terpisah atau parsial.
hasil, sehingga tingkat intervensi adalah minimal.
Adapun unit analisis yang digunakan adalah
3.6.3 Uji Koefisien Determinasi
individual, yaitu Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),
Koefisien determinasi (R²) pada intinya
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM),
menerangkan perubahan variabel independen yang
Bendahara Pengeluaran dan Pengelola keuangan
disebabkan variabel dependen. Nilai koefisien
lainnya di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1.
Horizon waktu yang digunakan dalam pengumpulan
Koefesien determinasi 0 berarti variabel independen
data adalah one shot study, yaitu data hanya sekali
lingkungan pengendalian (X1), penilaian risiko (X2),
dikumpulkan dalam satu periode.
kegiatan pengendalian (X3), informasi dan
3.1 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis komunikasi (X4), dan pemantauan (X5) sama sekali
3.1.1 Analisis Regresi Berganda tidak berhubungan atau mempengaruhi variabel
dependen keandalan pelaporan keuangan (Y) namun
Regresi Berganda didasarkan pada hubungan
sebaliknya apabila koefisien determinasi mendekati
fungsional ataupaun kausal dua variabel atau lebih 1 maka itu artinya semakin berhubungan antara
independen dengan satu variabel dependen yang variabel independen (X) dengan variabel dependen
secara sistematis dinyatakan dalam bentuk statistik
(Y). Dalam hal ini ada dua analisis koefisien yang
sebagai berikut:
dilakukan yaitu :
1) Analisis Koefisien Determinasi Berganda
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Y = + 1X1+2X2+3X3+4X4+5X5+e secara bersama-sama seluruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Nilai yang mendekati
Dimana: satu berarti variabel bebas memberikan hampir
Y = Keandalan Pelaporan Keuangan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
 = Konstanta variabel terikat dengan rumus:
= Koefisien regresi R2=b1∑x1y+b2∑x2y+ b3∑x3y +b4∑x4y+b5∑x5y
X1 = Lingkungan Pengendalian
X2 = Penilaian Risiko 2) Analisis Koefisien Determinasi Parsial
X3 = Kegiatan Pengendalian Koefisien determinasi parsial untuk
X4 = Informasi dan Komunikasi mengetahui pengaruh masing-masing variabel secara
X5 = Pemantauan parsial dengan rumus sebagai berikut :
KD = Beta x Zero Order x 100%
3.1.2 Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat (Ghozali, 2005: 84). Dalam penelitian

8
IV. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa pengaruh
secara simultan atau bersama-sama variabel
4.1. Hasil Penelitian
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko,
4.1.1 Analisa Regresi Berganda
Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi,
Hasil dari model regresi berganda pada penelitian ini serta Pemantauan Terhadap Keandalan Pelaporan
adalah sebagai berikut : Keuangan sebesar 0,840 artinya hasil tersebut
Y = --2,386 0,493LP + 0,643PR + 0,537KP + menandakan bahwa 84% variabel Keandalan
0,269IK + 0,485PM + 485PM Pelaporan Keuangan dapat diterangkan dengan
variabel Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko,
1. Terdapat pengaruh variabel Lingkungan Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi,
Pengendalian terhadap Keandalan Pelaporan serta Pemantauan. Sedangkan sisanya 16%
Keuangan yang besarnya - 0,493. Sehingga dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang
jika Lingkungan Pengendalian meningkat tidak diteliti.
maka Lingkungan Pengendalian tersebut Adapun koefisien determinasi parsial untuk masing-
akan memberikan kontribusi terhadap masing variabel adalah sebagai berikut :
Keandalan Pelaporan Keuangan sebesar -
0,493. Standardized Besarnya Besarnya
Correlations
2. Terdapat pengaruh variabel Penilaian Risiko Variabel
Coefficients Pengaruh Pengaruh Secara
Secara Parsial Parsial (%)
terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan Beta Zero-Order
yang besarnya 0,643. Sehingga semakin X1 -0,557 0,485 -0,2702 -27,02%
tinggi tingkat Penilaian Risiko maka akan X2 0,208 0,713 0,1484 14,84%
memberikan kontribusi terhadap Keandalan X3 0,827 0,802 0,6631 66,31%

Pelaporan Keuangan sebesar 0,643. X4 0,136 0,621 0,0848 8,48%

3. Terdapat pengaruh variabel Kegiatan X5 0,280 0,765 0,2139 21,39%


Pengaruh Total 0,8399 83,99%
Pengendalian terhadap Keandalan Pelaporan
Keuangan yang besarnya 0,537. Sehingga
jika Kegiatan Pengendalian meningkat maka 4.1.3 Uji Hipotesis secara parsial (Uji F)
a
Kegiatan Pengendalian tersebut akan ANOVA
Sum of Mean
memberikan kontribusi terhadap Keandalan Model Squares Df Square F Sig.
Pelaporan Keuangan tersebut sebesar 0,537. 1 Regression 488,441 5 97,688 70,349 ,000
b

Residual 93,038 67 1,389


4. Terdapat pengaruh variabel Informasi dan Total 581,479 72
Komunikasi terhadap Keandalan Pelaporan
Sumber : data diolah (2017) f-tabel = 2,36 Sig = 0,10
Keuangan yang besarnya 0,269. Sehingga
jika Informasi dan Komunikasi meningkat
maka Informasi dan Komunikasi tersebut Hasil pengolahan data pada tabel 4.17 diperoleh
akan memberikan kontribusi terhadap Fhitung sebesar 70,349 dengan Sig.F 0,000 dimana
Keandalan Pelaporan Keuangan tersebut kriteria penolakan H0 jika Fhitung lebih besar
sebesar 0,269. daripada Ftabel, dengan derajat bebas v1 = 6 - 1 dan
5. Terdapat pengaruh variabel Pemantauan v2 = 73 – 5 dan tingkat kepercayaan 90%, maka dari
terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan tabel distribusi F didapat nilai Ftabel untuk
yang besarnya 0,485. Sehingga jika F0,10.2,65 = 2,36. Dikarenakan Fhitung (70,349)
pemantauan meningkat maka pemantauan lebih besar daripada Ftabel (2,36), maka H0 ditolak.
tersebut akan memberikan kontribusi Artinya dapat disimpulkan bahwa Lingkungan
terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan
tersebut sebesar 0,485. Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta
Pemantauan secara simultan berpengaruh signifikan
4.1.2 Analisis Koefisien Determinasi terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan.
Model Summaryb
Std.
Adjusted Error of
R R the
Model R Square Square Estimate
a
1 ,917 .840 .828 1.178
a. Predictors: (Constant), PM, LP, IK, PR, KP
b. Dependent Variable: PK
(Sumber : Hasil Pengolahan Data 2017)

9
4.1.4 Uji Hipotesis secara parsial (Uji t) kualitas laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh
bagus tidaknya sistem pengendalian intern yang
Variabel t hitung t tabel Sig. dimiliki pemerintah daerah.
X1 -5,814 -1,671 0,00 Opini Laporan Keuangan pun telah meningkat
X2 2,595 1,671 0,01 menjadi Wajar Tanpa Pengecualian pada tahun 2015.
X3 6,953 1,671 0,00 Hal ini sesuai dengan PP No 8 Tahun 2006 bahwa
X4 1,869 1,671 0,06 untuk meningkatkan keandalan Laporan Keuangan
X5 4,088 1,671 0,00 dan Kinerja setiap Entitas Pelaporan dan Akuntansi
wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai thitung undangan terkait. Dalam rangka meningkatkan
sebesar Menghitung t-tabel dengan ketentuan taraf keandalan peleporan keuangan, maka setiap
signifikan 0,10 dan degree of freedom (Df) = n – k. lingkungan pemerintah harus melaksanakan sistem
Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka (Df) dari pengendalian intern pemerintah yang didalamya
t-tabel diperoleh t-tabel sebesar Df = 73 – (6-1) = 68 terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
dengan 0,10 hasil t-tabel = 1,671. Dikarenakan thitung kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi,
lebih besar daripada ttabel, maka H0 ditolak, artinya serta pemantauan.
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara
parsial signifikan antara Lingkungan Pengendalian, V. Kesimpulan dan Saran
Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, serta
Informasi dan Komunikasi serta Pemantauan 5.1 Kesimpulan
terhadap Keandalan Pelaporan Keuangan. 1. Sistem Pengendalian Intern di Sekolah Tinggi
4.2 Pembahasan Pariwisata Bandung telah terlaksana dengan baik.
Hasil uji koefisien determiniasi diperoleh bahwa Sistem Pengendalian Intern terdiri dari Lingkungan
secara simultan atau bersama-sama variabel Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta
Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantauan. Lingkungan pengendalian di Sekolah
serta Pemantauan berpengaruh terhadap Keandalan Tinggi Pariwisata Bandung telah terlaksana dengan
Pelaporan Keuangan sebesar 0,840 artinya hasil baik, hal ini dapat dilihat dari adanya Surat
tersebut menandakan bahwa 84% variabel Keandalan Keputusan dari Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Pelaporan Keuangan dapat diterangkan dengan Bandung bagi pengelola keuangan untuk
variabel Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, melaksanakan pengelolaan keuangan secara tertib.
Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Penilaian risiko di Sekolah Tinggi Pariwisata
serta Pemantauan. Sedangkan sisanya 16% Bandung telah terlaksana dengan baik, hal ini
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang dibuktikan dengan adanya pertimbangan-
tidak diteliti. Hal ini sesuai dengan Peraturan pertimbangan dan sikap kehati-hatian yang dilakukan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 bahwa salah satu dalam pelaksanaan pelaporan keuangan. Kegiatan
tujuan sistem pengendalian intern pemerintah adalah pengendalian di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi telah terlaksana dengan baik, hal ini dibuktikan
tercapainya keandalan pelaporan keuangan. dengan terlaksananya kebijakan dan prosedur dalam
Hasil uji F atau uji simultan mempergunakan pelaksanaan pelaporan keuangan. Informasi dan
software SPSS 20.0, hasil pengolahan diperoleh komunikasi di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Fhitung sebesar 70,349 dengan Sig.F 0,000 lebih telah terlaksana dengan baik, Hal ini dibuktikan oleh
besar daripada Ftabel (2,36), maka artinya digunakannya Aplikasi SAIBA dan aplikasi SIMAK
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, BMN oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, sesuai dengan ketentuan Kementerian Keuangan
serta Pemantauan secara simultan berpengaruh positif dalam rangka pelaporan keuangan. Pemantauan di di
dan signifikan terhadap Keandalan Pelaporan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung telah terlaksana
Keuangan. Sistem pengendalian intern di Sekolah dengan baik, hal ini dibuktikan oleh adanya
Tinggi Pariwisata Bandung sudah terlaksana dengan perbaikan-perbaikan atau Tindak Lanjut (TL) yang
baik sehingga mempengaruhi kualitas laporan dilakukan berdasarkan usulan Inspektorat
keuangan menjadi baik. Hal ini sejalan dengan Kementerian Pariwisata dan Badan Pemeriksa
pendapat Mahmudi (2007:7) menyatakan bahwa Keuangan yang dilakukan setiap periodenya terkait
pelaksanaan pelaporan keuangan.

10
2. Pelaporan Keuangan di Sekolah Tinggi Pariwisata DAFTAR PUSTAKA
Bandung dapat diandalkan, hal ini dibuktikan oleh
tersajinya laporan keuangan yang disusun
berdasarkan hasil rekonsiliasi setiap bulan selama
Abdul Halim. 2012. Akuntansi Sektor
satu tahun serta adanya pendampingan dari Publik. Akuntansi Keuangan Daerah.
Kementerian Keuangan agar laporan keuangan tersaji Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Agus Harjito, Martono. 2008. Manajemen
3. Sistem Pengendalian Intern yang terdiri dari Keuangan. EKONISIA. Yogyakarta
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Arthur J. Keown, David F. Scott, Jr., John
Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, D. Martin, J. William Petty (2010).
serta Pemantauan secara simultan atau bersama-sama
Manajemen Keuangan: Prinsip dan
sebesar 84%. Dengan kata lain variabel Keandalan
Pelaporan Keuangan dapat diterangkan dengan Penerapan Jilid 1 (Edisi Kesepuluh).
variabel Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, PT. Indeks. Jakarta.
Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi
serta Pemantauan. Sedangkan sisanya 16% Akuntansi. Lingga Jaya. Bandung.
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor
tidak diteliti.
Publik : Suatu Pengantar. Erlangga.
5.2 Saran Jakarta
1. Sebaiknya pihak Sekolah Tinggi Pariwisata Bernadine R. Wirjana, M.S.W dan Prof. Dr.
Bandung baik karyawan maupun dosen berpartisipasi Susilo Supardo, 2007,
secara aktif untuk meningkatkan dan menerapkan Kepemimpinan, Dasar-Dasar dan
Sistem Pengendalian Internal-nya secara menyeluruh.
2. Aturan perilaku harus diterapkan secara Pengembangannya. CV. Andi offset.
menyeluruh kepada seluruh tingkatan pimpinan Yogyakarta.
maupun pegawai di Sekolah Tinggi Pariwisata Boyton, Johnson, Kell. 2001. Modern
Bandung untuk meningkatkan Lingkungan Auditing. Erlangga. Jakarta.
Pengendalian. Committee Of Sponsoring Organization Of
3. Risiko pelaksanaan program dan kegiatan perlu di
identifikasi pada tiap tingkatan, kemudian pimpinan The Treadway Commission. 2013.
perlu melakukan analisis risiko secara lengkap dan Risk and Statement-Based Internal
menyeluruh tentang dampak pelaksanaan program Auditing. COSO
dan kegiatan terkait pelaporan keuangan di Sekolah George R. Terry, 2011, Prinsip-prinsip
Tinggi Pariwisata Bandung untuk meningkatkan Manajemen, PT. Bumi Aksara.
Penilaian Risiko.
4. Pimpinan perlu mengidentifikasi kegiatan Bandung
pengendalian terkait pelaksanaan pelaporan keuangan Gitman, Lawrence J, 2012. Principles Of
yang diperlukan untuk menangani risiko di Sekolah Managerial Finance. 13th Edition.
Tinggi Pariwisata Bandung untuk meningkatkan Edinburgh : Pearson.
Kegiatan Pengendalian. Hall, James A. 2007. Accounting
5. Transaksi-transaksi terkait pelaporan keuangan
perlu diinformasikan dan dikomunikasikan secara Information System: Sistem
jelas di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung untuk Informasi Akuntansi. Salemba
meningkatkan Informasi dan Komunikasi. Empat. Jakarta
6. Tindak Lanjut temuan Badan Pemeriksa Keuangan Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen
agar dapat diperbaiki dan tidak diulangi kembali di Sumber Daya Manusia. Bumi
periode-periode berikutnya untuk meningkatkan
Pemantauan. Aksara. Jakarta
7. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti I Gusti Agung Rai. 2010. Audit Kinerja
dapat menambah variabel lain agar variabel pada Sektor Publik. Selemba Empat.
Keandalan Pelaporan Keuangan lebihbaik lagi di Jakarta
setiap instansi terkait.

11
I Made Sudana. 2011. Manajemen Panuju, Redi. 2001. Komunikasi Bisnis.
Keuangan Perusahaan. Erlangga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Jakarta Rianse, Usman, & Andi. 2009. Metodologi
Indra Bastian. 2011. Audit Sektor Publik. Penelitian Sosial dan Ekonomi :
Salemba Empat. Jakarta Teori dan Aplikasi. CV.Alfabeta.
Indrawan, Rully & Yaniawati, Raden Bandung
Poppy. 2014. Metodologi Penelitian. Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011.
PT Refika Aditama. Bandung SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar,
James, A. Hall, 2007. Sistem Informasi Aplikasi untuk Riset. Salemba
Akuntansi. Edisi Ketiga, Terjemahan Empat, Jakarta.
Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2010.
Jerry J. Weygandt, et al. 2011. Financial Research Method for Business A
Accounting. Jhon Willey & Sons. Skill Building Approach (5th
New Jersey Edition). United Kingdom: John
Jonathan Sarwono dan Tutty Martadiredja. Wiley & Sons Ltd.
2008. Riset Bisnis.. C.V Andi Offset. Sekertariat Jendral Kementerian Pertanian.
Yogyakarta Sistem Pengendalian Intern
Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Pemerintah (SPIP).
Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan http://setjen.deptan.go.id/spi/detailart
ketiga, Kencana Prenada Media ikel.php?id=46. (10/06/2016)
Group, Jakarta. Stoner, James A.F. 2006. Management.
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Englewood Cliffs, N.J. : Prentice
Publik. Unit Penerbit dan Percetakan Hall, Inc
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Susanto, Azhar. 2009. Sistem Informasi
YPKN. Yogyakarta Manajemen. Lingga Jaya. Bandung
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi
ANDI. Yogyakarta Martono, dan Informasi. Bumi Aksara. Jakarta
Harjitno, Agus. 2008. Manajemen Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber
Keuangan. Ekonisia. Yogyakarta Daya Manusia Edisi pertama. Kencana
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi, Edisi Prenada Media Group. Jakarta
ke-3, Cetakan ke-5. Salemba Empat, Tugiman, Hiro. 2008. Pengenalan Audit
Jakarta. Internal. Kanisius. Yogyakarta
Mulyadi, 2014. Audit 1, Edisi ke-6. Salemba Usman, Husaini. 2011. Manajemen,
Empat. Jakarta Teori, Praktek, dan Riset
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Pendidikan
Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, PT. Bumi Aksara. Jakarta
dan Karya Ilmiah. Kencana. Jakarta Van Home, James C & John M.
O’Brien, James A. dan Marakas, George M. Wachowicz. 2009. Prinsip-prinsip
2011. Management Information Manajemen Keuangan. Salemba
Systems, 10th Edition. McGraw-Hill/ Empat. Jakarta
Irwin, New York Welsch, Hilton, Gordon. Terjemahan
Purwanto. 2007. Metode Penelitian Purwatiningsih dan Moudy Waarouw
Kuantitatif. CV Pustaka Pelajar. (2000). Anggaran Perencanaan dan
Yogyakarta Pengendalian Laba. Salemba Empat.
Jakarta

12
Wareen, et al. (2005). Pengantar Akuntansi, Tony, Triyulianto. 2008. Sistem
Edisi 21. Salemba Empat. Jakarta Pengendalian Intern Pemerintah
Wibisono. 2010. Manajemen Kinerja. (SPIP) Bersama Kita Bisa
Erlangga. Jakarta Menyongsong Masa Depan BPKP
Wiwin Yadiati dan Ilham Wahyudi, 2010, yang Lebih Cerah. Bulletin
Pengantar Akuntansi. Kencana Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi
Prenada Media Group, Jakarta. Selatan, Vol. 1, No. 4, 24 Oktober
2008.
Jurnal-Jurnal:
Anindita, Primastuti. 2006. Kualitas Sistem Peraturan-Peraturan:
Pengendalian Intern Sebagai Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
PenentuTingkat Kepercayaan Laporan tentang Pelaporan Keuangan dan
Keuangan Suatu Pemerintah Daerah. Kinerja Instansi Pemerintah
Widyapraja, Vol. 32, No. 3, Tahun Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2006. 2008 mengenai Sistem Pengendalian
Anggraeni, Dian Tri. 2014. Faktor-Faktor Intern Pemerintah
yang Mempengaruhi Keterandalan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
Pelaporan Keuangan Pemerintah 2010 tentang Standar Akuntansi
Daerah. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pemerintahan
Indonesia. Surabaya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
Darwanis dan Desi Dwi Mulyani. 2009. tentang Keuangan Negara
Pengaruh Kapasistas Sumber Daya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
Manusia, Pemanfaatan Teknologi tentang Perbendaharaan Negara
Informasi dan Pengendalian Intern
Akuntansi terhadap Keterandalan
Pelaporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Universitas Syiah Kuala.
Aceh.
Desmiyanti. 2014. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keandalan dan
Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan. Universitas Riau. Riau
Dita Afrianti. 2011. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Nilai Informasi
Pelaporan Keuangan Daerah.
Universitas Diponegoro. Semarang
Herawati, Tuti. 2014. Pengaruh Sistem
Pengendalian Intern terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.
Bandung Business School. Bandung
Rosalin, Faristina. 2011. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keandalan dan
Timeliness Pelaporan Keuangan
Badan Layanan Umum. Semarang

13

Anda mungkin juga menyukai