Anda di halaman 1dari 8

Konse Dasar Asuhan Keperawatan Menjelang ajal/Terminal

A. Pengkajian
Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal, tujuannya
untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat
terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan
damai hal hal yang perlu dikaji Sebagai berikut :
1. Riwayat kesehatan sekarang berisi tentang penyakit tentang penyakit yang diderita
klien pada saat sekarang.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Berisi tentang keaadaan klien apabila klien pernah masuk rumah sakit dengan
penyakit sama.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan klien.
4. Head to toe
a) Perubahan fisik saat kematian mendekat
b) Pasien kurang responsive
c) Fungsi tubuh melambat
d) Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja
e) Rahang cenderung jatuh
f) Pernafasan tidak teratur dan dangkal
g) Sirkulasi melambat dan ekstremitas dingin, nadi cepat dan melemah
h) Kulit pucat
i) Mata memelak dan tidak ada respon terhadap cahaya
5. Faktor Psikologis
Perubahan Psikologis juga menyertai pasien dalam kondisi terminal. Perawat harus
peka dan mengenali kecemasan yang terjadi pada pasien terminal, harus bisa
mengenali ekspresi wajah yang ditunjukan apakah sedih, depresi, atau marah.
Problem psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain ketergantungan,
kehilangan harga diri dan harapan. Perawat harus mengenali tahap-tahap menjelang
ajal yang terjadi pada klien terminal.
6. Faktor Sosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi terminal, karena
pada kondisi ini pasien cenderung menarik diri, mudah tersinggung, tidak ingin
berkomunikasi, dan sering bertanya tentang kondisi penyakitnya. Ketidakyakinan dan
keputusasaan sering membawa pada perilaku isolasi. Perawat harus bisa mengenali
tanda klien mengisolasi diri, sehingga klien dapat memberikan dukungan social bisa
dari teman dekat, kerabat/keluarga terdekat untuk selalu menemani klien.
7. Faktor Spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses kematian, bagaimana
sikap pasien menghadapi saat-saat terakhirnya. Apakah semakin mendekatkan diri
pada Tuhan ataukah semakin berontak akan keadaannya. Perawat juga harus
mengetahui disaat- saat seperti ini apakah pasien mengharapkan kehadiran tokoh
agama untuk menemani disaat-saat terakhirnya.
Doka (1993) menggambarkan respon terhadap penyakit yang mengancam hidup
kedalam empat fase, yaitu :
1. Fase Prediagnostik : terjadi ketika diketahui ada gejala atau faktor resiko penyakit.
2. Fase Akut : berpusat pada kondisi krisis. Klien dihadapkan pada serangkaian
keputusasaan, termasuk kondisi medis, interpersonal, maupun psikologis.
3. Fase Kronis, klien bertempur dengan penyakit dan pengobatannya. pasti terjadi.
4. Klien dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik,
psikologis, maupun social-spiritual.
Gambaran problem yang dihadapi pada kondisi terminal antara lain :
1. Problem Oksigenisasi : Respirasi irregular, cepat atau lambat, pernafasan cheyne
stokes, sirkulasi perifer menurun, perubahan mental : Agitasi-gelisah, tekanan darah
menurun, hypoksia, akumulasi secret, dan nadi ireguler.
2. Problem Eliminasi : Konstipasi, medikasi atau imobilitas memperlambat peristaltic,
kurang diet serat dan asupan makanan jugas mempengaruhi konstipasi, inkontinensia
fekal bisa terjadi oleh karena pengobatan atau kondisi penyakit (mis Ca serviks),
retensi urin, inkopntinensia urin terjadi akibat penurunan kesadaran atau kondisi
penyakit
3. Problem Nutrisi dan Cairan : Asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic
menurun, distensi abdomen, kehilangan BB, bibir kering dan pecah-pecah, lidah
kering dan membengkak, mual, muntah, cegukan, dehidrasi terjadi karena asupan
cairan menurun.
4. Problem suhu : Ekstremitas dingin, kedinginan sehingga harus memakai selimut.
5. Problem Sensori : Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat mendekati
kematian, menyebabkan kekeringan pada kornea, Pendengaran menurun, kemampuan
6. berkonsentrasi menjadi menurun, pendengaran berkurang, sensasi menurun.
7. Problem nyeri : Ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intra
vena, klien harus selalu didampingi untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan
kenyamanan.
8. Problem Kulit dan Mobilitas : Seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah
pada kulit sehingga pasien terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.
9. Masalah Psikologis : Klien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami banyak
respon emosi, perasaaan marah dan putus asa seringkali ditunjukan. Problem
psikologis lain yang muncul pada pasien terminal antara lain ketergantungan, hilang
control diri, tidak mampu lagi produktif dalam hidup, kehilangan harga diri dan
harapan, kesenjangan komunikasi atau barrier komunikasi.
10. Perubahan Sosial-Spiritual : Klien mulai merasa hidup sendiri, terisolasi akibat
kondisi terminal dan menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian
sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan. Sebagian beranggapan bahwa
kematian sebagai
11. jalan menuju kehidupan kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-orang
yang dicintai. Sedangkan yang lain beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan,
ditelantarkan, kesepian, atau mengalami penderitaan sepanjang hidup.
B. Diagnosa
1. Ansietas (ketakutan individu , keluarga ) yang berhubungan diperkirakan dengan
situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan
kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup.
2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.
3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan
keluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres
( tempat perawatan ).
4. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi
ancaman kematian.
C. Intervensi & Implementasi
No Diagnosa Intervensi & Implementasi Rasional
1 Ansietas (ketakutan individu , a) Bantu klien untuk mengurangi a) Klien yang cemas mempunyai penyempitan
keluarga ) yang berhubungan Ansietas laang persesi dengan penurunan kemampuan
diperkirakan dengan situasi yang b) Kaji tingkat ansietas klien untuk belajar. Ansietas cenderung untuk
tidak dikenal, sifat dan kondisi c) Dorong keluarga dengan teman memerburuk masalah.
yang tidak dapat diperkirakan untuk mengungkapkan ketakutan b) Beberapa rasa takut di dasari oleh infomasi
takut akan kematian dan efek ketakutan mereka. yang tidak akurat dan dapat di hilangkan dengan
negatif pada pada gaya hidup. d) Berikan klien dan keluarga memberikan informai akurat. Klien dengan
kesempatan dan penguatan koping ansietas berat atau parah tidak menyerap
positif. pelajaran
c) Pengungkapan memungkinkan untuk salin
berbagi dan memberikan kesempatan untuk
memperbaiki konsep yang tidak benar.
d) Menghargai klien untuk koping efektif dapat
menguatkan respon koing positif yang akan
datang
2 Berduka yang behubungan a) Berikan kesempatan pada klien a) Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan
dengan penyakit terminal dan dan keluarga untuk yang dibutuhkan dan bahwa kematian sedang
kematian yang dihadapi, mengungkapkan perasaan, menanti dapat menyebabkan menimbulkan
penurunan fungsi perubahan didiskusikan kehilangan secara perasaan ketidak berdayaan, marah dan
konsep diri dan menarik diri dari terbuka dan gali makna pribadi kesedihan yang dalam dan respon berduka yang
orang lain. dari kehilangan. Jelaskan bahwa lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat
berduka adalah reaksi yang umu membantu klian dan anggota keluarga
dan sehat menerima dan mengatasi situasi dan respon
b) Berikan dorongan penggunaan mereka terhadap situasi tersebut
strategi kping positif yang terbukti b) Strategi kping positif membentu penerimaan
yang memberikan keberhasilan dan pemecahan masalah.
yang memberikan keberhasilan c) Memfokuskan pada atribut yang positif
pada masa lalu. meningkatkan penerimaan diri dan penerimaan
c) Berikan dorongan pada klien untuk kematian yang terjadi.
memngekpresikan atribut diri yang d) Proses berduka, proses berkabut adaptif tidak
positif dapat di mulai sampai kematian yang akan
d) Bantu klien mengtakan dan terjadi diterima
menerima kematian yang akan
terjadi, jawab semua pertanyaan
dengan jujur.
3 Perubahan proses keluarga yang a) Luangkan waktu bersama keluarga a) Kontak yang sering dan mengkomunikasikan
berhubungan dengan gangguan atau orang terdekat klien dan sikap perhatian dan peduli dapat membantu
kehidupan keluarga,takut akan tunjukan pengertian yang empati mengurangi kecemasan dan meningkatkan
hasil ( kematian ) dengan b) Ijinkan kleuarga klien atau orang pembelajaran
lingkungnnya penuh dengan terdekat untuk mengekspresikan b) Saling berbagi memungkinkan perawat untuk
stres ( tempat perawatan ). perasaan ketakutan dan mengindentifikasi ketakutan dan kekhawatiran
kekhawatiran. dan kemudian merencanakan intervensi untuk
c) Jelaskan lingkungan dan peralatan mengatasinya
ICU c) Informasi ini dapat membantu mengurangi
ansietas yang berkaitan dengan keyidak takutan
4 Resiko terhadap distres spiritual a) Gali apakah klien menginginkan a) Bagi klien yang mendapatkan nilai tinggi pada
yang berhubungan dengan untuk melaksanakan praktek atau doa atau praktek spiritual lainya, praktek ini
perpisahan dari system ritual keagamaan atau spiritual dapat meberikan arti dan tujuan dan dapat
pendukung keagamaan, kurang yang diinginkan bila yang menjadi sumber kenyamanan dan kekuatan
pripasi atau ketidak mampuan memberi kesempatan pada klien b) Meenunjukan sikap tak menilai dapat
diri dalam menghadapi ancaman untuk melakukannya membantu mengurangi kesulitan klien dalam
kematian. b) Ekspresikan pengetian dan mengekpresikan keyakinan dan prakteknya
penerimaan anda tentang c) Privasi dan ketengang memberikan lingkungan
entingnya keyakinan dan praktek yang memudahkan represi dan perenungan
relijius atau spritual klien
c) Berikan privasi dan ketenanga
untuk ritual spiritual sesuai
kebutuhan klien dapat
dilaksanakan
D. Evaluasi
1. Klien merasa nyaman dan mengekpresikan perasaannya pada perawat.
2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan.
3. Klien selalu ingat kepada Tuhan yang maha Esa dan selalu bertawakkal.
4. Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan Tuhan yang maha Esa akan kembali
kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai