Anda di halaman 1dari 15

Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam

Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945 ISSN 2656-4041 (Media Online)

BELA NEGARA SEBAGAI PENGEJAWANTAHAN


DALAM KETAHANAN NASIONAL BERDASARKAN
UUD NRI 1945
Oleh :
Luh Suryatni
Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA)
Jl. Protokol Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, No. Telp 021-8093475
Email : (luhsuryatni@gmail.com)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Abstrak :

Bela negara dan ketahanan nasional mempunyai hubungan yang sangat erat dalam
mewujudkan tujuan negara seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia 1945 pada alinea ke IV. Bela negara sebagai upaya pembelaan negara melalui
tekad, sikap dan semangat serta tindakan seluruh warga negara secara teratur dan terpadu
yang dijiwai oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan kepada Pancasila dan
UUD Negara Republik Indonesia 1945. Begitu pula dengan ketahanan nasional, yang mana
merupakan kondisi dinamis bangsa berdasarkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dan mengatasi segala bentuk
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik datang dari luar dan dari dalam,
langsung maupun tidak langsung, membahayakan integritas dalam mewujudkan tujuan
negara. Oleh karena itu, ketahanan nasional adalah strategi dalam mempertahankan dan
membela negara. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pentingnya bela negara dan
ketahanan nasional dalam mewujudkan tujuan negara. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah kajian kepustakaan dengan teknik analisa deskriptif. Hasil pembahasan
menunjukkan bahwa bela negara dan ketahanan nasional mempunyai keterkaitan dalam
mewujudkan tujuan negara melalui proses pembentukan karakter dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kata kunci: Bela negara, ketahanan nasional, dan UUD Negara Republik Indonesia 1945

Abstract :

State defense and national resilience have a very tight relationship in realizing the country objectives as
stated in the opening of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia in paragraph IV. State defense
as an effort to protect the country through the determination, attitude and spirit also actions of all citizens
in a regular and integrated manner which is imbued by the Unitary State of the Republic of Indonesia
based on the Pancasila and the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Likewise with national
resilience, which is a dynamic condition of the nation based on the tenacity and resilience that contains
the ability to develop national strength and overcome all forms of challenges, threats, obstacles, and
disturbances, both coming from inside and outside, directly or indirectly, which can endanger the integrity
in realizing the country objectives. Therefore, national resilience is a strategy to defend and protect the
country. The purpose of this paper is to find out the importance of state defense and national resilience in
realizing the country objectives. The data collection method used is a literature review with descriptive
analysis techniques. The results of the study showed that state defense and national resilience have a
connection in realizing the country objectives through the process of character building in the social,
nation and state life.
Keywords: State defense, national resilience and the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia

49
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

PENDAHULUAN terhadap diri dan lingkungannya dengan


mengutamakan kesatuan dan persatuan
Negara Indonesia merupakan negara
bangsa serta kesatuan wilayah dalam
yang super unik diantara keunikan tersebut
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat
adalah letak geografi sangat strategis,
berbangsa dan bernegara. Untuk
sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
merealisasikan hal ini, maka diperlukan
yang terletak diantara dua benua (Asia dan
strategi dalam menjaga dan
Australia) dan dua samudra (Hindia dan
mempertahankannya melalui ketahanan
Pasifik) sehingga tepat dikatakan
nasional sebagai geostrategi Indonesia.
Nusantara, artinya pulau diantara pulau
Geosrategi Indonesia pada dasarnya
dan keunikan lain bahwa wilayah
adalah strategi nasional bangsa Indonesia
nusantara berada digaris khatulistiwa yang
dilewati oleh Geostationary Satellite Orbit dalam memanfaatkan wilayah negara
republik Indonesia, sebagai suatu ruang
(GSO) sehingga negara Indonesia memiliki
hidup nasional untuk merancang arah
dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kebijakan, sarana, serta sasaran
panas. Disamping wilayah, juga jumlah
pembangunan untuk mencapai
penduduk terbesar di dunia setelah
kepentingan dalam tujunan nasionalnya
Amerika serikat dengan masyarakat yang
yang dirumuskan dalam wujud konsepsi
sangat majemuk begitu pula dengan
ketahanan nasional. Oleh karena itu,
sumber daya alamnya, baik didalam perut
geostrategi Indonesia memberikan arahan
bumi maupun di atas bumi menjadi
tentang bagaimana merancang strategi
potensi yang besar dapat dipergunakan
pembangunan untuk menwujudkan masa
untuk kemakmuran rakyat sebesar-
depan yang lebih baik, aman dan sejahtera.
besarnya sesuai dengan amanah konstitusi.
Dengan demikian geostrategi Indonesia
Realita kehidupan berbangsa dan
bukanlah geopolitik untuk kepentingan
bernegara tidak terlepas dari sejarah masa
politik dan perang, melainkan untuk
lalu, realita yang terjadi saat ini
kepentingan kesejahteraan dan keamanan,
merupakan kelanjutan dari sejarah masa
sehingga wawasan nusantara atau
lalu dan yang akan terjadi di masa
geopolitik Indonesia tidak menganut teori
mendatang, merupakan kelanjutan dari
ekspansionisme, kekerasan, dan okopasi.
apa yang terjadi saat ini. Bangsa Indonesia
Mengapa? Karena tidak ada keinginan
sudah berabad-abad hidup dalam
bangsa Indonesia untuk memperluas
kebersamaan dengan keberagaman dan
wilayah sebagai ruang hidupnya maka
perbedaan. Perbedaan warna kulit, bahasa,
geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan
adat istiadat, agama, dan perbedaan
geopolitik Indonesia, memiliki dua sifat
lainnya. Perbedaan tersebut dijadikan para
pokok, sebagi berikut:
leluhur sebagai modal untuk membangun
bangsa ini menjadi suatu bangsa yang 1. Sebagai daya tangkal, berarti dalam
besar. Sejarah mencatat bahwa seluruh kedudukannya sebagai konsepsi
anak bangsa yang berasal dari berbagai penangkalan, geostrategi Indonesia
suku semua terlibat dalam memperjuangan ditujukan untuk menangkal segala
kemerdekaan Indonesia, semua ikut bentuk ancaman, gangguan,
berjuang mengambil peran masing-masing. hambatan, dan tantangan terhadap
Oleh karena itu diperlukan wawasan identitas, integritas, serta eksistensi
nusantara atau geopolitik sebagai cara bangsa Indonesia.
pandang dan sikap bangsa Indonesia

50
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

2. Bersifat developmental / tujuan negara sebagai amanah dari


pengembangan, yaitu pengembangan pembukaan UUD NRI 1945.
potensi kekuatan bangsa dalam
ideologi, politik, ekonomi, sosial METODE PENELITIAN
budaya, dan Hankam, sehingga Metode yang dipergunakan adalah
tercapai kesejahteraan rakyat. bersumber dari kepustakaan yang bersifat
objektif dan dianalisa dengan
Dalam merealisasikannya maka
menggunakan metode deskriptif kualitatif.
diperlukan bela negara. Bela negara
merupakan kewajiban bagi warga negara, HASIL DAN PEMBAHASAN
membela negara bukan saja menjadi BELA NEGARA
kewajiban tetapi juga sebagai hak bagi
Terdapat hubungan antara ketahanan
warga negara untuk negaranya. “Bela
negara merupakan sikap dan tindakan nasional suatu negara dengan pembelaan
negara. Kegiatan pembelaan negara pada
warga negara yang dilandasi rasa cinta
dasarnya merupakan usaha dari warga
tanah air, kesadaran berbangsa dan
negara untuk mewujudkan ketahanan
bernegara, keyakinan Pancasila sebagai
nasional. Bela negara biasanya selalu
ideologi bangsa dan negara, kerelaan
berkorban untuk menghadapi setiap dikaitkan dengan militer atau militerisme,
seolah-olah kewajiban dan tanggung
Ancaman, Tatangan, Hambatan, dan
Gangguan (ATGH) baik yang datang dari jawab untuk membela negara hanya
terletak pada Tentara Nasional
dalam maupun dari luar dan
membahayakan kelangsungan hidup Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal
27 dan 30 UUD 1945, masalah bela
bangsa dan negara, keutuhan wilayah
negara dan pertahanan negara merupakan
yuridiksi nasional dan nilai-nilai leluhur
Pancasila dan UUD 1945.” (Suwarno hak dan kewajiban setiap warga negara
Widodo, hal. 19, 2011). Pengertian Republik Indonesia. Bela negara adalah
tersebut memberi kesempatan seluas- upaya setiap warga negara untuk
luasnya kepada setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia
melakukan aktivitas bela negara tanpa terhadap ancaman, baik dari luar
terkecuali. maupun dalam negeri.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Membela negara Indonesia adalah
masalah bela negara dan ketahanan hak dan kewajiban dari setiap warga
nasional sangat diperlukan untuk negara Indonesia. Hal ini tercantum
mewujudkan tujuan negara yakni secara jelas dalam Pasal 27 ayat 3 UUD
masyarakat adil dan makmur, yang tersirat 1945 perubahan kedua yang berbunyi
dan tersurat pada alinea ke IV UUD NRI "Setiap warga negara berhak dan wajib
1945. Oleh karena itu, yang menjadi ikut serta dalam upaya pembelaan
permasalahan dalam tulisan ini adalah negara". Setiap warga negara juga berhak
“Bagaimana bela negara sebagai dan wajib ikut serta dalam pertahanan
pengejauantahan dalam ketahanan negara. Hal demikian sebagaimana
nasional dapat mewujudkan tujuan negara tercantum dalam Pasal 30 UUD 1945
berdasarkan UUD NRI 1945?”. perubahan kedua bahwa "Tiap-tiap warga
Tujuan penulisan untuk mengkaji dan negara berhak dan wajib ikut serta dalam
mengetahui pentingnya bela negara dan usaha pertahanan dan keamanan negara."
ketahanan nasional dalam mewujudkan Berdasarkan Pasal 27 ayat (3) dan
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 tersebut

51
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

dapat disimpulkan bahwa usaha Keikutsertaan warga negara dalam


pembelaan dan pertahanan negara upaya menghadapi ancaman tentu saja
merupakan hak dan kewajiban setiap dengan upaya bela negara baik secara
warga negara Indonesia. Hal ini fisik maupun nonfisik.
menimbulkan konsekuensi bahwa setiap
a. Bela Negara secara Fisik
warga negara berhak dan wajib untuk
turut serta dalam menentukan kebijakan Menurut Undang-Undang No. 3
tentang pembelaan negara melalui Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
Lembaga – Lembaga perwakilan sesuai keikutsertaan warga negara dalam bela
dengan UUD 1945 dan perundang- negara secara fisik dapat dilakukan
undangan yang berlaku. Selain itu, bahwa dengan menjadi anggota Tentara
setiap warga negara harus turut serta Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar
dalam setiap usaha pembelaan negara Kemiliteran. Sekarang ini pelatihan dasar
sesuai dengan kemampuan dan kemiliteran diselenggarakan melalui
profesinya masing-masing. program Rakyat Terlatih (Ratih),
Sampai saat ini undang-undang yang meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih)
merupakan pelaksanaan dari Pasal 30 adalah amanat dari Undang-Undang No.
UUD 1945 tersebut adalah Undang- 20 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok
Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Pertahanan dan Keamanan Negara.
Kepolisian Negara Republik Indonesia; Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari
Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 berbagai unsur, seperti Resimen
tentang Pertahanan Negara; Undang- Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat
Undang No. 34 Tahun 2004 tentang (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip),
Tentara Nasional Indonesia. Mengenai Mitra Babinsa, dan Organisasi
peran warga negara dalam bela negara Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang
disebutkan dalam Pasal 9 UU No. 3 telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer
Tahun 2002, yaitu: dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai
(1) Setiap warga negara berhak dan empat fungsi yaitu Ketertiban Umum,
wajib ikut serta dalam upaya bela Perlindungan Masyarakat, Keamanan
negara yang diwujudkan dalam Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga
penyelenggaraan pertahanan negara fungsi yang disebut pertama umumnya
(2) Keikutsertaan warga negara dalam dilakukan pada masa damai atau pada
upaya bela negara, sebagaimana saat terjadinya bencana alam atau darurat
dimaksud dalam ayat (1), sipil, di mana unsur-unsur Rakyat
diselenggarakan melalui: a. Terlatih membantu pemerintah daerah
pendidikan kewarganegaraan; b. dalam menangani Keamanan dan
pelatihan dasar kemiliteran secara Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi
wajib; c. pengabdian sebagai prajurit Perlawanan Rakyat dilakukan dalam
Tentara Nasional Indonesia secara keadaan darurat perang di mana Rakyat
sukarela atau secara wajib; dan d. Terlatih merupakan unsur bantuan
pengabdian sesuai dengan profesi. tempur bagi pasukan regular TNI dan
(3) Ketentuan mengenai pendidikan terlibat langsung di medan perang.
kewarganegaraan, pelatihan dasar Penempatan tugas dapat disesuaikan
kemiliteran secara wajib, dan dengan latar belakang pendidikan atau
pengabdian sesuai dengan profesi profesi mereka dalam kehidupan sipil,
diatur dengan undang – undang. misalnya dokter ditempatkan di Rumah

52
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

Sakit Tentara, pengacara di Dinas


Hukum, akuntan di Bagian Keuangan,
penerbang di Skuadron Angkutan, dan
sebagainya. Gagasan ini bukanlah
dimaksudkan sebagai upaya militerisasi
masyarakat sipil, tetapi memperkenalkan
"dwifungsi sipil". Maksudnya sebagai
upaya sosialisasi "konsep bela negara" di
mana tugas pertahanan keamanan negara
bukanlah semata-mata tanggung jawab Manfaat pajak bagi pembiayaan negara yang dirasakan
masyaraka dalam kehidupan sehari-hari. Pembayar pajak
TNI, tetapi adalah hak dan kewajiban juga disebut pembela negara.
seluruh warga negara Republik Indonesia. (Sumber : Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kemenristek DIKTI, 269;2016)
b. Bela Negara secara Nonfisik
Dewasa ini, membayar pajak sebagai
Bela Negara tidak selalu harus berarti
sumber pembiayaan negara merupakan
"memanggul senjata menghadapi musuh" bentuk nyata bela negara non fisik dari
atau bela negara yang militerisitik. warga negara terutama dalam hal
Menurut Undang - Undang No. 3 Tahun ketahanan nasional bidang ekonomi.
2002 keikutsertaan warga negara dalam Seperti tercantum pada Pasal 30 UUD
bela negara secara nonfisik dapat NRI 1945 ayat 1 bahwa tiap warga negara
diselenggarakan melalui pendidikan berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai pertahanan dan keamanan negara. Berarti
dengan profesi. Pendidikan pula setiap warga negara, wajib berperan
kewargenegaraan diberikan dengan
serta dalam upaya ketahanan ekonomi
maksud menanamkan semangat dan berarti pula ada kewajiban membayar
kebangsaan dan cinta tanah air. pajak yang merupakan sumber
Pendidikan kewarganegaraan dapat pembiayaan penyelenggaraan negara.
dilaksankan melalui jalur formal dan jalur Dengan sumber penerimaan tersebut,
non-formal. Berdasarkan hal itu maka negara dapat melaksanakan kewajibannya
keterlibatan warga negara dalam bela memenuhi hak warga negara. Pajak juga
negara secara non fisik dapat dilakukan
berfungsi untuk menjaga kestabilan suatu
dengan berbagai bentuk, sepanjang masa, negara. Contohnya adalah pengendalian
dan dalam segala situasi, misalnya
terhadap inflasi (peningkatan harga),
dengan cara: inflasi terjadi karena uang yang beredar
(a) Mengikuti pendidikan sudah terlalu banyak, sehingga
kewarganegaraan baik melalui jalur pemerintah akan menaikkan tarif pajak,
formal dan nonformal. agar peningkatan inflasi dapat terkontrol.
(b) Berperan aktif dalam ikut
menanggulangi acaman terutama KETAHANAN NASIOANAL
ancaman nirmiliter, misalnya Ketahanan nasional merupakan
sukarelawan bencana banjir. kondisi dinamis bangsa, berisi keuletan
(c) Membayar pajak dan retribusi yang dan ketangguhan yang mengandung
berfungsi sebagai sumber kemampuan mengembangkan kekuatan
pembiayaan negara untuk Nasional di dalam menghadapi dan
melaksanakan pembangunan. mengatasi segala macam bentuk TAHG

53
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

(Tantangan, Ancaman, Hambatan, dan b. PANCA GATRA (lima aspek)


Gangguan) yang datang dari luar atau merupakan Aspek Sosial terdiri dari:
dari dalam, yang langsung dan tidak 1) Ideologi
langsung membahayakan integritas, 2) Politik
kelangsungan hidup bangsa dan negara 3) Ekonomi
serta perjuangan mengejar tujuan 4) Sosial budaya
Nasional. Ketahanan Nasional 5) Pertahanan dan keamanan
sebagaimana tersebut di atas dapat
dilihat unsur-unsurnya seperti berikut: Permasalahan yang selalu dihadapi
dalam menegakkan Ketahanan Nasional
Kondisi dinamis bangsa artinya
Bangsa yang bisa datang dari segala arah
bangsa ini tumbuh dan berkembang,
dan segala bentuk situasi dan kondisi
tidak statis, akan selalu berobah
yaitu berupa (TAHG): Tantangan,
mengikuti perkembangan dan kemajuan
Ancaman, Hambatan dan Gangguan.
zaman, terbuka untuk mencapai tujuan
Tantangan adalah suatu hal atau upaya
dan cita-cita bangsa Indonesia
yang bersifat atau bertujuan menggugah
sebagaimana tertulis dalam pembukaan
kemampuan, bisa bersifat positif atau
UUD NRI 1945, yaitu masyarakat
bersifat negatif. Positif apabila berakibat
yang adil dan makmur (Wirman
menguntungkan, negatif apabila berakibat
Burhan, 94;2016). Ulet dan Tangguh,
merugikan. Ancaman adalah suatu
sesuai dengan perjuangan bangsa dari
peristiwa yang bisa bersifat mengubah/
semenjak masa perjuangan sampai
merombak kebijaksanaan yang
Indonesia merdeka dan sampai sekarang
dilaksanakan secara secara konsepsional.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa
Hambatan adalah suatu upaya untuk
tujuan yang dicita-citakannya belum
melemahkan / menghalangi / menantang
sepunuhnya tercapai, karenanya
setiap kegiatan/rencana yang positif
perjuang belum berhenti dan tidak akan
secara tidak konsepsional yang berasal
berhenti mencapai tujuan yang ideal
dari dalam. Gangguan adalah setiap
sesuai dengan yang diingini, keuletan
upaya yang bertujuan untuk menghambat
dan ketangguhan segenap komponen
terlaksananya setiap kegiatan yang datang
bangsa perlu dijaga dan dilanjutkan.
dari luar. Permasalahan yang dihadapi
Kemampuan dan kekuatan nasional
oleh Ketahanan Nasional ini dapat
yang harus dikembangkan dan
menimbulkan/membahayakan integritas,
didayagunakan adalah meliputi seluruh
kelangsungan hidup bangsa dan negara
aspek - aspek kehidupan bangsa/nasional
yang merugikan setiap kegiatan atau
yaitu:
upaya yang bertujuan untuk membangun
Aspek Asta Gatra (delapan aspek)
persatuan bangsa.
yang dapat dibagi ke dalam dua
Konsepsi Ketahanan Nasional
kelompok besar:
Indonesia merupakan sarana untuk
a. TRI GATRA (tiga aspek) merupakan meningkatkan keuletan dan ketangguhan
aspek Alamiah terdiri dari: bangsa yang mengandung kemampuan
1) Geografi/alam. mengembangkan kemampuan / kekuatan
2) Demografi/penduduk dan nasional dengan pendekatan
3) Kekayaan Alam. kesejahteraan dan keamanan nasional.
Kesejahteraan bagi segenap bangsa
Indonesia adalah merupakan

54
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

kemakmuran rakyat secara adil dan berkaitan dengan penduduk negara


merata bagi seluruh rakyat Indonesia, meliputi dua hal berikut: a) Aspekkualitas
sedangkan keamanan adalah merupakan mencakup tingkat pendidikan,
kemampuan segenap bangsa untuk keterampilan, etos kerja kepribadian; b)
melindungi seluruh rakyat Indonesia serta Aspek kuantitas yang mencakup jumlah
nilai-nilai nasionalnya terhadap segala penduduk, pertumbuhan. persebaran,
macam bentuk ancaman dan tantangan perataan, dan perimbangan penduduk di
yang dihadapi bangsa Indonesia. tiap wilayah negara. Terkait dengan
Kesejahteraan dan keamanan adalah unsur penduduk adalah faktor moral
merupakan satu rangkaian yang nasional dan karakter nasional. Moral
mempunyai dua sisi yang berbeda tetapi nasional menunjuk pada dukungan
tidak bisa dipisahkan, ibarat satu rakyat secara penuh terhadap negaranya
koin/mata uang yang mempunyai dua ketika menghadapi ancaman. Karakter
sisi, di mana sisi yang satu tidak sama nasional menunjuk pada ciri-ciri khusus
dengan sisi yang lain, tetapi kedua sisinya yang dimiliki suatu bangsa sehingga bisa
tidak dapat dipisahkan. Tingkat dibedakan dengan bangsa lain. Moral dan
kesejahteraan adalah merupakan ukuran karakter nasional memengaruhi
dari tingkat keamanan, sebaliknya tingkat ketahanan suatu bangsa.
keamanan juga merupakan ukuran dari
b. Unsur atau Gatra Wilayah
tingkat kesejahteraan. Tingkat keamanan
menentukan kondisi untuk mencapai Wilayah turut pula menentukan
kesejahteraan, begitu juga tingkat kekuatan nasional negara. Hal yang
kesejahteraan menentukan kondisi terkait dengan wilayah negara meliputi: a)
keamanan. Dengan kata lain untuk bentuk wilayah negara dapat berupa
mencapai sejahtera, perlu kondisi yang negara pantai, negara kepulauan atau
aman dan sebaliknya untuk mencapai negara kontinental; b)luas wilayah
kondisi aman perlu atau ditentukan oleh negara; ada negara dengan wilayah yang
tingkat kejahteraan. luas dan Negara dengan wilayah yang
sempit (kecil); c) posisi geografis,
Hubungan Komponen Strateg Antargatra astronomis, dan geologis negara; d) Daya
Hubungan komponen strategi dukung wilayah negara; ada wilayah yang
antargatra dalam trigatra dan pancagatra, habitable dan ada wilayah yang
serta antargatra itu sendiri, terdapat unhabitable.
hubungan timbal balik yang erat dan Dalam kaitannya dengan wilayah
lazim disebut hubungan (korelasi) dan negara, pada masa sekarang ini perlu
ketegantungan (interdependency). Oleh dipertimbangkan adanya kemajuan
karena itu, hubungan komponen strategi teknologi, kemajuan informasi dan
dalam trigatra dan pancagatra tersusun komunikasi. Suatu wilayah yang pada
secara utuh menyeluruh (Komperhensif awalnya sama sekali tidak mendukung
integral) di dalam komponen strategi kekuatan nasional, karena penggunaan
astagatra. teknologi maka wilayah itu kemudian
menjadi unsur kekuatan nasional negara.
a. Unsur atau Gatra Penduduk
Misal, wilayah kering dibuat saluran atau
Penduduk suatu negara menentukan sungai buatan.
kekuatan atau ketahanan nasional negara
yang bersangkutan. Faktor yang

55
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

c. Unsur atau Gatra Sumber Daya dan benar sehingga berkeinginan untuk
Alam melaksanakan segala tindakan
berdasarkan nilai tersebut. Ideologi
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur
mendukung ketahanan suatu bangsa oleh
sumber daya alam sebagai elemen
karena ideologi bagi suatu bangsa
ketahanan nasional, meliputi: a) potensi
memiliki dua fungsi pokok, yaitu
sumber daya alam wilayah yang
bersarigkutan mencakup sumber daya 1. sebagai tujuan atau cita-cita dari
alam hewani, nabati, dan tambang; b) kelompok masyarakat yang
kemampuan mengeksplorasi sumber daya bersangkutan, artinya nilai-nilai yang
alam; c) pemanfaatan sumber daya alam terkandung dalam ideologi itu
dengan memperhitungkan masa depandan menjadi cita-cita yang hendak dituju
lingkungan hidup; d)kontrolatas sumber secara bersama;
daya alam. 2. sebagai sarana pemersatu dari
Dewasa ini, kemampuan melakukan masyarakat yang bersangkutan,
kontrol atas sumber daya alam menjadi artinya masyarakat yang banyak dan
semakin penting bagi ketahanan nasional beragam itu bersedia menjadikan
dan kemajuan suatu negara.Banyak ideologi sebagai milik bersama dan
negara yang kaya akan sumber daya alam menjadikannya bersatu.
seperti minyak di negara-negara Afrika,
Sejarah dunia telah membuktikan
tetapi negara tersebut tetaplah miskin.
bahwa ideologi dapat digunakan sebagai
Negara-negara berkembang belum mampu
unsur untuk membangun kekuatan
melakukan kontrol atas sumber daya alam
nasional negara. Bagi bangsa Indonesia,
yang berasal dari miliknya. Justru negara-
Pancasila telah ditetapkan sebagai ideologi
negara yang tidak memiliki sumber daya
nasional melalui kesepakatan. Pancasila
alam seperti Singapura dan Jepang bisa
adalah kesepakatan bangsa, rujukan
maju oleh karena mampu melakukan
bersama, common denominator yang
kendali atas jalur perdagangan sumber
mampu memperkuat persatuan bangsa.
daya alam dunia.
Kesepakatan atas Pancasila menjadikan
d. Unsur atau Gatra di Bidang Ideologi segenap elemen bangsa bersedia bersatu di
Ideologi adalah seperangkat gagasan, bawah negara Indonesia.
ide, cita dari sebuah masyarakat tentang
e. Unsur atau Gatra di Bidang Politik
kebaikan bersama yang dirumuskan
dalam bentuk tujuan yang harus dicapai Politik penyelenggaraan bernegara
dan cara-cara yang digunakan untuk amat memengaruhi kekuatan nasional
mencapai tujuan itu. (Ramlan Surbakti, suatu negara. Penyelenggaraan bernegara
1999 dalam Winarno, 146; 2006). Ideologi dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti
itu berisikan serangkaian nilai (norma) a) sistem politik yang dipakai yaitu
atau sistem dasar yang bersifat apakah sistem demokrasi atau non-
menyeluruh dan mendalam yang dimiliki demokrasi; b) sistem pemerintahan yang
dan dipegang oleh suatu masyarakat atau dijalankan apakah sistem presidensiil atau
bangsa sebagai wawasan atau pandangan parlementer; c) bentuk pemerintahan yang
hidup mereka. Nilai yang terkandung di dipilih apakah republik atau kerajaan; d)
dalam ideologi tersebut diyakini oleh susunan negara yang dibentuk apakah
masyarakat sebagai nilai yang baik, adil, sebagai negara kesatuan atau negara
serikat.

56
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

Pemilihan suatu bangsa atas politik Contoh, bangsa Indonesia menyatakan


penyelenggaraan bernegara tentu saja sistem ekonomi Pancasila yang bercorak
tergantung pada nilai-nilai dan aspirasi kekeluargaan atau ekonomi kerakyatan.
bangsa yang bersangkutan. Dalam
g. Unsur atau Gatra di Bidang Sosial
realitasnya, sebuah bangsa bisa
Budaya
mengalami beberapa kali perubahan dan
pergantian politik penyelenggaraan Unsur budaya di masyarakat juga
bernegara. Misalnya negara Prancis dari menentukan kekuatan nasion;] suatu
bentuk kerajaan menjadi republik. negara. Hal-hal yang dialami sebuah
Indonesia pernah mengalami pergantian bangsa yang homogen tentu saja akan
dari presidensiil ke parlementer dan berbeda dengan yang dihadapi bangsa
pernah berubah dalam bentuk negara yang heterogen (plural) dari segi sosial
serikat. budaya masyarakatnya. Contoh, bangsa
Bangsa Indonesia sekarang ini telah Indonesia yang heterogen berbeda dengan
berketetapan untuk mewujudkan negara bangsa Israel atau bangsa Jepang yang
Indonesia yang bersusunan kesatuan, relatif homogen.
berbentuk republik dengan sistem Pengembangan integrasi nasional
pemerintahan presidensiil. Adapun sistem menjadi hal yang amat penting sehingga
politik yang dijalankan adalah sistem dapat memperkuat ketahanan
politik demokrasi (Pasal 1 ayat (2) UUD nasionalnya. Integrasi bangsa dapat
1945). dilakukan dengan 2(dua) strategi
kebijakan, yaitu "assimilationist policy"
f. Unsur atau Gatra di Bidang dan "bhinneka tunggal ika policy"
Ekonomi (Winarno, 147;2006). Strategi pertama
dengan cara penghapusan sifat-sifat
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu
kultural utama dari komunitas kecil yang
negara merupakan kekuatan nasional
berbeda menjadi semacam kebudayaan
negara yang bersangkutan terlebih di era
nasional. Strategi kedua dengan cara
global sekarang ini. Bidang ekonomi
penciptaan kesetiaan nasional tanpa
berperan langsung dalam upaya
menghapuskan kebudayaan lokal.
pemberian dan distribusi kebutuhan warga
negara. Kemajuan pesat di bidang h. Unsur atau Gatra di Bidang
ekonomi tentu saja menjadikan negara Pertahanan Keamanam
yang bersangkutan tumbuh sebagai
Pertahanan keamanan suatu negara
kekuatan dunia. Contoh, Jepang dan
merupakan unsur dalam menghadapi
Cina.
ancaman militer negara lain. Oleh karena
Setiap negara memiliki sistem
pertahanan keamanan berada di tangan
ekonomi dalam rangka mendukung
tentara (militer). Pertahanan negara juga
kekuatan ekonomi bangsanya. Sistem
merupakan salah satu fungsi
ekonomi secara garis besar
pemerintahan negara. Negara dapat
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu
melibatkan rakyatnya dalam upaya
sistem ekonomi liberal dan sistem
pertahanan bentuk dari hak dan kewajiban
ekonomi sosialis. Suatu negara dapat pula
warga negara dalam melibatkan rakyat
mengembangkan sistem ekonomi yang
menggunakan cara yang berbeda-beda dan
dianggap sebagai cerminan dari nilai dan
politik pertahanan yang dianut oleh
ideologi bangsa yang bersangkutan.
negara. Politik disesuaikan dengan nilai

57
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

filosofis bangsa, kepentingan nasional adalah kondisi dinamis kehidupan


zamannya. Bangsa Indonesia dewasa ini perekonomian bangsa yang berisi keuletan
menetapkan politik pertahanan dengan dan ketangguhan kekuatan nasional
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 dalam menghadapi serta mengatasi segala
tentang Pertahanan Negara Indonesia tantangan, ancaman, hambatan, dan
bersifat semesta dengan menempatkan gangguan yang datang dari luar maupun
komponen utama pertahanan disertai dari dalam secara langsung maupun tidak
dengan adanya komponen-komponen langsung untuk menjamin kelangsungan
pendukung. Berdasar pada unsur perekonomian bangsa dan negara
ketahanan nasional di atas, kita dapat berlandaskan Pancasila dan UUD NRI
membuat rumusan kuantitatif tentang 1945. Bentuk dari ketahanan ekonomi
kondisi ketahanan suatu wilayah. Model adalah sebagai berikut :
ketahanan nasional dengan delapan gatra
a. Kemampuan ekonomi pulih dengan
(Asta Gatra) ini secara matematis dapat
cepat.
digambarkan sebagai berikut (Sunardi,
b. Kemampuan untuk menahan
1997 dalam Dirjen Pembelajaran dan
guncangan.
Kemahasiswaan Kemenristek DIKTI,
c. Kemampuan ekonomi untuk
264;2016):
menghindari guncangan
K(o) = (Tri Gatra, Panca Gatra)t,
Banyak hal yang dapat
atau
mempengaruhi ketahanan ekonomi suatu
= (G,D,A), (I,P,E,S,H)t
bangsa seperti dapat dilihat pada gambar
Keterangan berikut :
K(t) : kondisi ketahanan nasional yang dinamis
G : kondisi geografi
D : kondisi demografi
A : kondisi kekayaan alam
1 : kondisi sistem ideologi
P : kondisi sistem politik
E : kondisi sistem ekonomi
S : kondisi sistem sosial budaya
H : kondisi sistem hankam
f : fungsi, dalam pengertian matematis
t : dimensi waktu
Mengukur kondisi ketahanan secara
holistik tentu saja tidak mudah, karena
perlu membaca, menganalisis, dan
Dari gambar di atas, dapat
mengukur setiap gatra yang ada. Unsur
dikemukakan bahwa Anggaran
dalam setiap gatra pun memiliki banyak
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
aspek dan dinamis. Oleh karena itu. kita
yang didominasi dari penerimaan
dapat memulainya dengan mengukur
perpajakan merupakan salah satu aktor
salah satu aspek dalam gatra ketahanan.
ketahanan ekonomi nasional. (Sumber :
Misal mengukur kondisi ekonomi
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan
nasional. Kondisi ekonomi nasional dapat
Kemenristek DIKTI, 266;2016)
menggambarkan tingkat ketahanan
ekonomi Indonesia. Ketahanan Ekonomi

58
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

BELA NEGARA SEBAGAI secara fisik yaitu dengan cara “memanggul


PENGEJAWANTAHAN DALAM senjata” menghadapi serangan atau agresi
KETAHANAN NASIONAL musuh. Bela negara secara fisik dilakukan
BERDASARKAN UUD NRI 1945 untuk menghadapi ancaman dari luar.
Bela negara secara non fisik adalah segala
Indonesia adalah Negara nomor 15
upaya untuk mempertahankan negara
terluas di dunia, dengan luas daratan
kesatuan Republik Indonesia dengan cara
keseluruhan 1.919.440 km dan luas lautan
meningkatkan kesadaran berbangsa dan
3.2 juta km2. Indonesia adalah negara
bernegara, menanamkan kecintaan
kepulauan terbesar di dunia yang
terhadap tanah air, serta berperan aktif
mempunyai 13.508 pulau. Indonesia
dalam memajukan bangsa dan negara,
terbentang antara 6o garis lintang utara
termasuk penanggulangan ancaman.
sampai 11o garis lintang selatan, dan dari
Ancaman dapat dikonsepsikan
93o sampai 141o garis bujur timur serta
sebagai setiap usaha dan kegiatan, baik
terletak antara dua benua yaitu benua Asia
dari dalam negeri maupun luar negeri yang
dan Australia/Oceania. Posisi strategis ini
dinilai membahayakan kedaulatan negara,
mempunyai pengaruh yang sangat besar
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan
segenap bangsa.Konsep ancaman
ekonomi. Wilayah Indonesia terbentang
mencakup hal yang sangat luas dan
sepanjang 3.933 mil antara Samudra
spektrum yang senantiasa berkembang
Hindia dan Samudra Pasifik. Apabila
berubah dari waktu ke waktu. Ancaman
perairan antara pulau−pulau itu
inilah yang perlu kita atasi melalui
digabungkan, maka luas Indonesia akan
keikutsertaan warga dalam upaya bela
sepanjang London sampai Iran, sebuah
negara.
wilayah yang sangat besar. Lima pulau
Menurut Undang-Undang No. 20
besar di Indonesia adalah : Sumatera
Tahun 1982, ancaman mencakup
dengan luas 433.606 km2, Jawa dengan
ancaman, tantangan, hambatan dan
luas 132.103 km2, Kalimantan (pulau
gangguan, sedangkan menurut Undang-
terbesar ketiga di dunia) dengan luas
Undang No. 3 Tahun 2002 digunakan satu
539.460 km2, Sulawesi dengan luas
istilah yaitu ancaman. Dewasa ini
189.216 km2, dan Papua dengan luas
ancaman terhadap kedaulatan negara yang
421.981 km2.
semula bersifat konvensional (fisik)
Kegiatan pembelaan negara pada
berkembang menjadi multidimensional
dasarnya merupakan usaha dari warga
(fisik dan nonfisik), baik yang berasal dari
negara untuk mewujudkan ketahanan
luar negeri maupun dari dalam negeri.
nasional. Bela negara adalah, sikap dan
Ancaman yang bersifat multidimensional
tindakan warga negara yang teratur,
tersebut dapat bersumber, baik dari
menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang
permasalahan ideologi, politik, ekonomi,
dilandasi oleh kecintaan pada tanah air
sosial budaya maupun permasalahan
dan kesadaran hidup berbangsa dan
keamanan yang terkait dengan kejahatan
bernegara. Bela negara mencakup bela
internasional, antara lain terorisme,
negara secara fisik atau militer dan bela
imigran gelap, bahaya narkotika,
negara secara non fisik atau nimiliter dari
pencurian kekayaan alam, bajak laut, dan
dalam maupun luar negeri. Setiap warga
perusakan lingkungan.
negara berhak dan wajib ikut serta dlam
Ancaman dibedakan menjadi dua
upaya bela negara. Bela negara dapat
yaitu ancaman militer dan ancaman non-

59
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

militer. Ancaman militer adalah ancaman 7) pengiriman kelompok bersenjata


yang menggunakan kekuatan bersenjata atau tentara bayaran oleh negara
yang terorganisasi yang dinilai mempunyai lain untuk melakukan tindakan
kemampuan yang membahayakan kekerasan di wilayah Negara
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Kesatuan Republik Indonesia atau
negara, dan keselamatan segenap bangsa. melakukan tindakan seperti
Bentuk-bentuk dari ancaman militer tersebut di atas;
mencakup: b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan oleh negara lain, baik yang
bersenjata oleh negara lain terhadap menggunakan kapal maupun pesawat
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, nonkomersial.
dan keselamatan segenap bangsa atau c. Spionase yang dilakukan oleh negara
dalam bentuk dan cara-cara, antara lain untuk mencari dan mendapatkan
lain: rahasia militer.
d. Sabotase untuk merusak instalasi
1) invasi berupa serangan oleh
penting militer dan objek vital
kekuatan bersenjata negara lain
nasional yang membahayakan
terhadap
keselamatan bangsa.
wilayah Negara Kesatuan
e. Aksi teror bersenjata yang dilakukan
Republik Indonesia;
oleh jaringan terorisme internasional
2) bombardemen berupa
atau yang bekerja sama dengan
penggunaan senjata lainnya yang
terorisme dalam negeri atau terorisme
dilakukan oleh angkatan
luar negeri yang bereskalasi tinggi
bersenjata negara lain terhadap
sehingga membahayakan kedaulatan
wilayah Negara Kesatuan
negara, keutuhan wilayah, dan
Republik Indonesia;
keselamatan segenap bangsa.
3) blokade terhadap pelabuhan atau
f. Pemberontakan bersenjata.
pantai atau wilayah udara Negara
g. Perang saudara yang terjadi antara
Kesatuan Republik Indonesia oleh
kelompok masyarakat bersenjata
angkatan bersenjata negara lain;
dengan kelompok masyarakat
4) serangan unsur angkatan
bersenjata lainnya.
bersenjata negara lain terhadap
unsur satuan darat atau satuan Mencermati kecenderungan
laut atau satuan udara Tentara perkembangan lingkungan strategis,
Nasional Indonesia; ancaman invasi atau agresi militer negara
5) unsur kekuatan bersenjata negara lain terhadap Indonesia sekarang ini,
lain yang berada dalam wilayah diperkirakan kecil kemungkinannya.
Negara Kesatuan Republik Upaya diplomasi, peran PBB, dan opini
Indonesia berdasarkan perjanjian dunia internasional menjadi faktor yang
6) tindakan suatu negara yang akan mencegah, atau sekurang-kurangnya
mengizinkan penggunaan membatasi negara lain untuk
wilayahnya oleh negara lain menggunakan kekuatan bersenjatanya
sebagai daerah persiapan untuk terhadap Indonesia. Dengan demikian,
melakukan agresi terhadap dapat dikatakan bahwa dalam jangka
Negara Kesatuan Republik waktu pendek ancaman dalam bentuk
Indonesia; agresi dari luar relatif kecil.

60
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

Ancaman yang paling mungkin dari Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan
luar negeri terhadap Indonesia adalah Indonesia sebagai tujuan maupun batu
kejahatan yang terorganisasi, dilakukan loncatan ke negara lain. g) Gangguan
aktor-aktor nonnegara, untuk memperoleh keamanan laut seperti pembajakan dan
keuntungan dengan memanipulasi kondisi perompakan, penangkapan ikan secara
dalam negeri dan keterbatasan aparatur ilegal, pencemaran, dan perusakan
pemerintah. Potensi ancaman lain dari ekosistem. h) Gangguan keamanan udara
luar lebih berbentuk upaya seperti pembajakan udara, pelanggaran
menghancurkan moral dan budaya bangsa wilayah udara, dan terorisme melalui
melalui disinformasi. propaganda, sarana transportasi udara. i) Perusakan
peredaran narkotika dan obat-obat lingkungan seperti pembakaran hutan,
terlarang, film-film porno atau berbagai perambahan hutan ilegal, pembuangan
kegiatan kebudayaan asing yang limbah bahan beracun dan berbahaya. j)
mempengaruhi bangsa Indonesia Bencana alam dan dampaknya terhadap
terutama generasi muda. keselamatan bangsa. Apa yang diuraikan
Macam ancaman yang dihadapi di atas faktanya sekarang terjadi, sehingga
bangsa Indonesia di masa depan lebih diperlukan kerja keras untuk membangun
kompleks lagi. Berdasarkan buku putih kesadaran bela negara bagi semua anak
yang disusun oleh Departemen bangsa tanpa ketercuali dengan keuletan
Pertahanan 2003, (Dalam Winarno, dan ketangguhan dalam mempertahankan
154;2006) prakiraan ancaman dan dan membela negara dari berbagai
tantangan masa depan bangsa adalah ancaman.
sebagai berikut. a) Terorisme internasional “Keberhasilan pelaksanaan bela
yang memiliki jaringan lintas negara dan negara adalah keberhasilan bangsa
timbul dalam negeri. b ) Gerakan separatis Indonesia membangun fondasi yang
yang berusaha memisahkan diri dari kokoh bagi existensinya. Hal tersebut
Negara Kesatuan Republik Indonesia hanya dapat terlaksana dengan baik
terutama gerakan separatis bersenjata apabila kepemimpinan nasional yang
yang mengancam kedaulatan dan mengambil kebijakan tersebut mampu
keutuhan wilayah Indonesia. c) Aksi membangun narasi kebijakan yang
radikalisme yang berlatar belakang mendorong kesepahaman antara lembaga-
primordial etnis, ras dan agama serta lembaga serta masyarakat luas.” (Kris
ideologi di luar Pancasila, baik berdiri Wijoyo Soepandji, 453; 2018).
sendiri maupun memiliki keterkaitan Ketahanan Nasional Indonesia
dengan kekuatan-kekuatan di luar negeri. Indonesia akan selalu menghadapi aneka
d) Konflik komunal, kendatipun tantangan dan ancaman yang terus
bersumber pada masalah sosial ekonomi berubah.Ketahanan nasional sebagai
namun dapat berkembang menjadi konflik kondisi – salah satu wajah Tannas – akan
antarsuku, agama maupun ras/ keturunan selalu mewujudkan dinamika sejalan
dalam skala yang luas. e) Kejahatan lintas dengan keadaan atau obyektif yang ada
negara, seperti penyelundupan barang, dimasyarakat kita. M. Erwin (dalam
senjata, amunisi dan bahan peledak, Aco.Agus 254;2015) mengemukakan :
penyelundupan manusia, narkoba, masalah pokok pertama dan ketahanan
pencucian uang dan bentuk-bentuk nasional Indonesia jika dilihat dari sudut
kejahatan terorganisasi lainnya. f) geopolitik dapat dilihat dari bagaimana

61
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

menghadapi paham geopolitik negara- landasan penyelenggaraan kehidupan


negara lain, terutama negara yang nasional di segala bidang. Ketahanan
mengandalkan power concept dan Nasional mengandung makna keutuhan
bertujuan menciptakan kondisi semua potensi yang terdapat dalam
“penguasaan” dan “dominasi”. Lalu wilayah nasional, baik fisik maupun
permasalah pokok lain ketahanan sosial, serta memiliki hubungan erat
nasional Indonesia adalah bagaimana antar gatra di dalamnya secara
menciptakan hubungan bilateral yang komperhensif integral. Kelemahan salah
“simetris” dengan negara-negara lain. satu bidang akan mengakibatkan
Hubungan simetris ini dimaksudkan kelemahan bidang yang lain, yang dapat
sebagai hubungan yang didasari motivasi mempengaruhi kondisi keseluruhan.
kerjasama saling menguntungkan dan
SIMPULAN
saling menghormati, dalam arti “duduk
sama rata dan tegak sama tinggi”.Dalam Bela negara dan ketahanan negara
kenyataan, tipe hubungan simetris ini sulit memiliki hubungan yang signifikan dalam
dilaksanakan terutama dalam interaksi mewujudkan dan mempertahankan
dengan negara-negara maju. Sebagai ketahanan negara seperti yang tersirat dan
contoh hubungan bilateral Indonesia tersurat dalam alinea ke IV Pembukaan
dengan negara-negara Eropa dan Amerika UUD NRI 1945. Ketahanan nasaional
Serikat. Hubungan itu pada umumnya sebagai konsepsi adalah konsep khas
bersifat asimetris. Indonesia dianggap bangsa Indonesia sebagai pengaturan,
hanya berpotensi sebagai negara menegah penyelegara bernegara dengan
atau kekuatan “regional” dimana berlandasankan ajaran AstaGatra. Oleh
ekonominya belum begitu kuat dalam karena itu, konsepsi ketahanan nasional
pencaturan internasional. Indonesia merupakan sarana untuk meningkatkan
dianggap sebagai negara periferi dalam keuletan dan ketangguhan bangsa yang
sistem politik internasional yang dikuasai mengandung kemampuan
negara ini dalam hal ini Amerika mengembangkan kekuatan nasional
Serikat. Selain itu permasalahan dengan pendekatan kesejahteraan dan
ketahanan nasional Indonesia terletak keamanan nasional, sehingga geostrategi
pada masalah sengketa perbatasan, Indonesia bukanlah merupakan geopolitik
pengaturan zona ekonomi eksklusif, Sea untuk kepentingan politik dan perang,
Lane of Communication (SLOC), dengan demikian twawasan nusantara
penguasaan sumber kekayaan alam, tidak menganut teori ekspansionisme,
maupun pengaturan fasilitas atau sarana kekerasan, dan okupasi. Untuk
perdagangan yang mengandung dimensi mewujudkannya diperlukan peran aktif
kepentingan internasional. setiap warga negara, tanpa terkecuali,
Pada hakikatnya Ketahanan Nasional dalam ikut pembelaan negara sesuai
adalah kemampuan dan ketangguhan dengan keahlian masing-masing yang pada
suatu bangsa untuk dapat menjamin dasarnya telah diatur dalam konstitusi
kelangsungan hidupnya menuju kejayaan negara.
bangsa dan negara. Ketahanan nasional
ini bergantung pada kemampuan bangsa
dan seluruh warga negara dalam membina
aspek alamiah serta aspek sosial sebagai

62
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam
Ketahanan Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Direktoral Jenderal Pembelajaran dan


Kemahasiswaan KEMENRISTEK
DIKTI RI, 2016. Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi. Cetakan I
Dwiwinarno, 2006. Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi
Aksara.
Wirman Burhan, 2016. Pendidikan
Kewarganegaraan, Pancasila dan
UUD 1945. STMT Trisakti, Jakarta.
Kesekretariat Jenderal MPRRI, 2012.
Empat Pilar Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara.

JURNAL

Aco Agus. 2015. Urgensi Ketahanan


Nasional Sebagai Geostrattegi
Indonesia. Vol. 1 (2). Hal. 254
Kris Wijoyo Soepandi & Muhammad
Farid. 2018. Konsep Bela Negara
Dalam Perspektif Ketahanan
Nasional. Vol. 48 (3). Hal. 448
Suwarno Widodo. 2011. Implementasi
Bela Negara Untuk Mewujudkan
Nasionalisme. Vo.I (1). Hal 19

PERUNDANG – UNDANGAN

UUD NRI 1945


UU No. 2 Tahun 2002 tentang kepolisian
negara RI
UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan
negara
UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI

63
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019

Anda mungkin juga menyukai