Paku Keling 569a6d51f0361
Paku Keling 569a6d51f0361
1. sambungan tetap
2. sambungan tidak tetap
sambungan tetap dengan contoh, paku keling, las, solder/patri, adhesif, susut-tekan. dan
contoh dari sambungan tidak tetap seperti ulir-sekrup, pasak, dan splin, cotter dan pin.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memberikan penjelasan tentang
sambungan tetap yang lebih berfokus pada paku keling (rivet).
2. Bagi mahasiswa, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi untuk proses
pembelajaran mahasiswa.
3. Bagi penulis, penelitian ini menjadi rujukan untuk mengetahui segala hal yang
berhubungan dengan pengikatan paku keling sehingga nantinya akan dapat dijadikan
acuan untuk proses pembelajaran penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paku Keling
Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana.
sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki, kapal Dan
pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan dengan paku keling ini juga sangat baik
digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium. Pengembangan Penggunaan rivet
dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran
yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri, masing
masing jenis mempunyai kekhususan dalam penggunaannya.
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit untuk
melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada batang paku
kelingnya.
Gambar :
2.4.2. Pemakaian sedang
Ditujukan untuk mendapatkan kekuatan sambungan. Setelah pasangan pelat dilobangi dan
paku keling dipasangkan pada lobang, ekor paku dipanaskan dibawah suhu kritis dan ditekan
dengan pukulan palu tangan pada cetakan ekor. Sehingga ekor tercetak seperti bentuk kepala.
Gambar :
Dari ketiga ikatan diatas, ikatan yang terbaik dan kuat dalam menerima beban tarik adalah
ikatan Bilah Ganda
F F
F F
Berdasarkan konstruksi ikatan baris ganda dan majemuk, dapat diaturmenjadi bentuk
paralel ataupun zigzag
2.7. Material Paku Keling
Bahan untuk paku keling harus bersifat ulet agar mudah dibentuk, juga untuk mempermudah
pembongkaran/bila akan dibongkar.
Sifat lain yang dibutuhkan adalah tidak mudah berkarat, apalagi pada saat pembentukan
panas.
Bahan paku keling yang sering digunakan antara lain:
UQ St 36-2 Sama dengan diatas, hanya mempunyai sifat khusus yaitu cocok untuk
“cold forming”.
F
F
F F
Bila paku tersebut mendapat pembebanan seperti terlihat pada gambar, maka seluruh
penampang dari paku tersebut akan putus tergeser bila tidak mampu menahan gaya luar yang
diberikan pada kedua ujung plat tersebut.
Tegangan yang terjadi pada penampang bahan yaitu :
Tegangan Geser :
F
τ g = ( N /mm 2 )
A
Bila diameter paku adalah (d), maka luas penampang yang akan putus adalah :
π .d 2
A=
4
Sehingga :
F F 4F
τ g= = =
A π .d 2
π . d2
4
Maka diameter paku keling :
4.F
d=
√ π .τg
Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu :
Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), maka plat tersebut akan putus tertarik, bila tidak mampu
menahan gaya luar yang diberikan. Sehingga tegangan yang terjadi pada penampang plat
yaitu tegangan tarik.
−
F
σ= ( N / mm 2 ) −
A dimana : σ = tegangan tarik izin
F = gaya luar yang bekerja
A = luas penampang plat yang akan
putus.
Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah :
A=(b–d)t
−
F
σt=
Maka : ( b−d )t
Contoh soal :
Dua buah plat akan disambung dengan kampuh bilah tunggal dikeling tunggal, direncanakan
menerima beban sebesar 10 kN. Bila bahan plat mempunyai tegangan tarik izin 137,3 N/mm 2
dan bahan paku dengan tegangan geser izinnya 109,8 N/mm2 serta tebal plat 4 mm.
Tentukanlah : a. Diameter paku keling yang sesuai.
b. Lebar plat yang dibutuhkan.
Penyelesaian :
Diketahui : F = 10 kN = 10000 N ; t = 4mm
−
2
σ t = 137,3 N/mm
− 2
σ = 109,8 N/mm
g
Ditanya : a) d ? b) b ?
4.F
Jawab : a.
d=
−
√ −
π .σg = √ 4 .10000
π .109,8 = 10,77 mm = 11 mm
F F 10000
σt= →b= + d →b= +11=29 ,2 mm
b. ( b−d )t t . σt 4 .137 , 3
F
F
P/2
Untuk luas penampang paku yang akan putus pada sistem pada sistem sambungan jenis ini
sama dengan jumlah paku yang dipergunakan ( z = n) yaitu :
A = n x luas penampang paku yang putus.
π . d2
A=n.
4
Sehingga :
F F 4F
τ g= = =
A π . d n . π . d2
2
n.
4
Maka diameter paku keling :
4 .F
d=
√ n. π . τ g
Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu :
Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), jarak antara masing-masing sumbu paku (p), dan jumlah
paku dalam satu baris (z), maka plat tersebut akan putus tertarik, bila tidak mampu menahan
gaya luar yang diberikan. Sehingga tegangan yang terjadi pada penampang plat yaitu
tegangan tarik.
−
F
σ= ( N / mm 2 ) −
A dimana : σ = tegangan tarik izin
F = gaya luar yang bekerja
A = luas penampang plat yang akan
putus.
Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah :
A = ( b – z.d ) t, dimana b = z.p
A = ( z.p – z.d) .t jadi A = z ( p – d) .t
−
F F
σt= → p= −d
Maka : z .( p−d )t z . t . σt
4 .F
d=
√ n . π . σg
b.)
−
= √ 4.10000
2.π .109,8 = 7,6 mm = 8 mm
Jarak antara paku
p = 3. d + 5 (mm) = 3 (8) + 5 = 29 mm
Periksa ;
− −
F 10000
σt= = =50 N /mm2 →σ t <σ t
z .( p−d ) t 2( 29−8) . 5
50 N/mm2 < 137,8 N/mm2 ---- Aman
c.) Lebar plat yang dibutuhkan :
b=z.p = 2 .(29mm) = 58 mm
2. Kampuh bilah tunggal dikeling ganda.
P/2
F F
F
F
Untuk jenis sambungan kampuh bilah tunggal di keling ganda seperti terlihat pada gambar,
maka kedua plat tersebut terpisah bila mampu memutuskan dua baris penampang, jika jumlah
paku (n) buah maka paku terasabut akan putus tergeser, maka yang terjadi pada bahan adalah
tegangan geser.
4 .F
d=
√ n. π . τ g
Untuk menentukan ukuran plat yang sesuai yaitu :
Bila tebal plat (t) dan lebar plat (b), jarak antara masing-masing sumbu paku (p), dan jumlah
paku dalam satu baris (z1), maka plat tersebut akan putus tertarik, bila tidak mampu menahan
gaya luar yang diberikan. Sehingga tegangan yang terjadi pada penampang plat yaitu
tegangan tarik.
−
F
σ= ( N / mm 2 ) −
A dimana : σ = tegangan tarik izin
F = gaya luar yang bekerja
A = luas penampang plat yang akan
putus.
Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah :
A = ( b – z1.d ) t, dimana b = z1.p
A ( z1.p – z1.d) .t jadi A = z1 ( p – d) .t
−
F F
σt= → p= −d
Maka : z 1 .( p−d )t z1 . t . σ t
4 .F
d=
√ −
n . π . σg
b.)
= √ 4.10000
6.π .109,8
Jarak antara paku
= 4,4 mm = 5 mm
p = 3. d + 5 (mm) = 3 (5) + 5 = 20 mm
Periksa ;
−
F 10000
σt= = =44 , 44 N /mm 2
z 1 .( p−d )t 3(20−5).5
−
44 , 44 N /mm 2 <137 ,8 N /mm 2 →σ t <σ t aman
c.) Lebar plat yang dibutuhkan :
b = z1 . p = 3 (20) = 60 mm
F F
Sistem penyambung kampuh bilah berganda dikeling tunggal seperti terlihat pada gambar,
maka kedua plat tersebut akan terpisah, bila gaya luar mampu memutuskan dua luas
penampang setiap paku keling tersebut, maka banyak luas penampang paku yang akan di
putus ( n ) adalah :
n = 2. z
Karena paku tersebut putus tergeser , maka tegangan gesernya adalah :
2 .F
d=
√ z.π .τ g
Menentukan lebar minimal plat.
Pada sistem sambungan ini , kemungkinan plat yang putus tertarik yaitu plat yang akan di
sambung itu sendiri (plat bagain tengah ) . bila lebar plat (b) dan tebal (t) serta jarak antara
sumbu paku (p), maka luas penampang plat yang akan putus bila jumlah paku dalam satu
baris (z1) adalah :
−
F
σ= ( N / mm 2 ) −
A dimana : σ = tegangan tarik izin
F = gaya luar yang bekerja
A = luas penampang plat yang akan
putus.
Untuk luas penampang yang kemungkinan akan putus adalah :
A = ( b – z1.d ) t, dimana b = z1.p
A ( z1.p – z1.d) .t jadi A = z1 ( p – d) .t
−
F F
σt= → p= −d
Maka : z 1 .( p−d )t z1 . t . σ t
Penyelesaian :
Diketahui : F = 10 kN = 10000 N ; t = 5 mm
−
2
σ t = 137,9 N/mm ; z1 = 2 buah
− 2
σ = 109,8 N/mm
g
n = 4 buah
Ditanya : a) d ? b) b ? c) p ?
Jawab : a. ) Diameter paku keling
2.F
d=
√ −
z.π .σg
b.)
= √ 2.10000
2.π .109,8
Jarak antara paku
= 5,4 mm = 5,5 mm