Anda di halaman 1dari 3

PENGURUS PUSAT

IKATAN PERAWAT DIALISIS INDONESIA


(PP-IPDI)

Sekretariat: Instalasi Dialisis RS Universitas Gadjah Mada


Jl. Kabupaten, Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291 Telp. 0274-4530404
e-mail: sekretariat@ipdi.or.id

REKOMENDASI PENGURUS PUSAT


IKATAN PERAWAT DIALISIS INDONESIA
NOMOR: 071/PP.IPDI/R/K.S/X/2019

TENTANG

PENGHITUNGAN TENAGA PERAWAT HEMODIALISIS

Pengurus Pusat Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (PP-IPDI), setelah:

Menimbang : 1. Bahwa untuk menjamin pelayanan yang berkualitas maka pelayanan hemodialisis harus memiliki jumlah
tenaga perawat yang cukup
2. Bahwa saat ini belum ada regulasi dalam penghitungan jumlah tenaga perawat hemodialisis
3. Bahwa penghitungan tenaga perawat hemodialisis saat ini masih bervariasi
4. Hasil pertemuan Pengurus Pusat IPDI dengan beberapa rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan
hemodialisis untuk merumuskan penghitungan tenaga perawat hemodialisis pada tanggal 11 Oktober
2019
Mengingat : 1. AD ART IPDI Pasal 11 tentang Peran dan Fungsi IPDI
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 812 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Dialisis pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 40 Tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Perawat Klinis
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : REKOMENDASI PENGURUS PUSAT IKATAN PERAWAT DIALISIS INDONESIA TENTANG


PENGHITUNGAN TENAGA PERAWAT HEMODIALISIS

PENDAHULUAN

Pelayanan kesahatan harus selalu memperhatikan peningkatan mutu dan kesalamatan pasien, demikian juga untuk pelayanan
hemodialisis. Kecukupan sumber daya manusia khususnya perawat dalam pelayanan hemodialysis sangat berpengaruh terhadap
hal tersebut. Nephrology Nursing Jurnal, 2008 disebutkan bahwa jumlah perawat yang kurang akan meningkatkan frekwensi
pemotongan waktu dialisis, yang tentunya hal ini akan dapat mempengaruhi kecukupan dialisis dan pada akhirnya akan dapat
mempengaruhi keselamatan pasien.
Penghitungan jumlah tenaga dalam proses perijinan dan proses perpanjangan kerjasama penjaminan kesehatan saat ini masih
berbeda-beda. Ikatan Perawat Dialisis Indonesia selaku induk organisasi mempunyai peran untuk mendorong lahirnya kebijakan
bagi kepentingan keperawatan dialysis diindonesaia dengan merekomendasikan penghitungan tenaga perawat hemodialisis.

PENGHITUNGAN TENAGA PERAWAT

1. Hari Kerja Efektif


Hari Kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. Untuk penghitungan hari kerja efektif : satu
tahun 365 hari, menggunakan pola 6 hari kerja, dikurangi hari minggu sebanyak 52 hari, cuti tahunan sebanyak 12 hari,
libur nasional sebanyak 19 hari, sehingga total hari tidak masuk kerja adalah 83 hari. Total hari kerja efektif adalah 365 –
83 = 282 hari/tahun
PENGURUS PUSAT
IKATAN PERAWAT DIALISIS INDONESIA
(PP-IPDI)

Sekretariat: Instalasi Dialisis RS Universitas Gadjah Mada


Jl. Kabupaten, Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291 Telp. 0274-4530404
e-mail: sekretariat@ipdi.or.id

2. Ratio perawat : tindakan
Ratio adalah perbandingan dua hal yang saling berhubungan.
Ratio perawat : tindakan adalah perbandingan antara jumlah tenaga perawat dengan jumlah tindakan hemodialisis yang
mampu dilakukan.
Dasar penghitungan ratio perawat : tindakan hemodialisis dengan mempertimbangkan beberapa sumber :
a. Indian Society Of Nephrology, Standart Treatment Guidelines Haemodialysis, Ministry Of Health & Family Welfare
Govt. of India menyebutkan bahwa rasio perbandingan perawat dan tindakan adalah 1 : 3
b. Regulation for Renal Dialysys Unit, The Health Regulation Department Dubai Health Authority, 2013 menyebutkan
rasio perbandingan di Dubai adalah 1 : 4
c. Job Satisfaction, Stress And Burnout In Haemodialysis Nurses, School of Nursing Faculty of Health Institute of Health
and Biomedical Innovatio Queensland University of Technology 2015, bahwa sebanyak 55,4 % center dialysis di
Australia dan Selandia Baru menggunakan rasio 1:3
d. Departement of Health Governent of Western Australia, mengatakan bahwa untuk pelayanan Hemodialisis selama 5
jam, rasio perawat dan mesin adalah 1:3
e. Relationship Between Registered Nurse Staffing, Processes of Nursing Care, and Nurse Reported Patient Outcomes
in Chronic Hemodialysys Units, Nephrologi Nursing J.2008, disampaikan bahwa rasio yang kurang dari 1:3
meningkatkan pemotongan waktu tindakan dialysis.
f. Variability in Quality of Care Among Dialysis Units in Western Switzerland, Nephrology Dial Transplat. 2005 menghitung
beban kerja perawat dari rentang 33 – 68 tindakan/perawat/bulan ditemukan rata-rata beban kerja sebesar 54
tindakan/perawat/bulan
g. Penghitungan kebutuhan tenaga di RSUP Sanglah Bali berdasar jumlah tindakan hemodialisis dalam kurun waktu satu
tahun dibandingkan dengan jumlah perawat yang bekerja dalam satu tahun di temukan rasio 1:3
h. Penghitungan kebutuhan tenaga di RS Akademik UGM Yogyakarta bedasarkan WISN ditemukan ratio 1:2,3
i. Penghitungan kebutuhan tenaga di RSUP dr Sardjito Yogyakarta berdasarkan Analisis Beban Kerja ditemukan rasio
1:2,9
j. Penghitungan kebutuhan tenaga di RSUP Hasan Sadikin Bandung berdasarkan Analisis Beban Kerja ditemukan rasio
1:2,7
k. Penghitungan kebutuhan tenaga di RS Pelindo Husada Citra Surabaya berdasarkan jumlah tindakan hemodialisis
dalam kurun waktu satu tahun dibandingkan dengan jumlah perawat yang bekerja dalam satu tahun ditemukan rasio
1:2,8
l. Penghitungan kebutuhan tenaga di RS Al Islam Bandung berdasakan jumlah tindakan hemodialisis dalam kurun waktu
satu tahun dibandingkan dengan jumlah perawat yang bekerja dalam satu tahun ditemukan rasio 1:2,8

Berdasarkan pertimbangan diatas maka PP IPDI merekomendasikan ratio perawat dengan tindakan hemodialisis adalah
1:3 ( satu perawat tiga tindakan)

3. Target Tindakan Hemodialisis


Target tindakan hemodialisis adalah jumlah tindakan yang akan dicapai oleh suatu unit hemodialisis dalam kurun waktu
satu tahun.
Target tindakan ditentukan oleh masing-masing unit hemodialisis berdasarkan jumlah mesin yang dimiliki dan jumlah shift
pelayanan.

4. Faktor Koreksi
Faktor Koreksi adalah kegiatan-kegiatan yang terkait langsung atau tidak langsung dengan tugas pokok dan fungsinya yang
dilakukan oleh perawat hemodialisis, seperti :
a. Mengikuti pelatihan
b. Sakit
c. Cuti melahirkan
d. Mengerjakan tugas selain tindakan hemodialisis (Rapat, Pokja Akreditasi, membuat perencanaan, dll)
e. Mengerjakan tindakan hemodialisis di luar ruang hemodialisis (ICU, PICU, IGD, dll)
f. Mengerjakan CAPD
Faktor koreksi ditetapkan
a. Sebesar 20 persen dari jumlah tenaga untuk point a s/d d
b. Sebesar 25 persen dari jumlah tenaga untuk point a s/d f
PENGURUS PUSAT
IKATAN PERAWAT DIALISIS INDONESIA
(PP-IPDI)

Sekretariat: Instalasi Dialisis RS Universitas Gadjah Mada


Jl. Kabupaten, Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291 Telp. 0274-4530404
e-mail: sekretariat@ipdi.or.id

RUMUS PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT HEMODIALISIS

Hari Efektif (A) = 282


Rasio Perawat (B) = 3
Target Tindakan (C)
Total Beban Kerja (D)
Kebutuhan Perawat (E)
Faktor Koreksi (F) = 20 % – 25 %
Total Kebutuhan Perawat (G)

Total Beban Kerja Perawat (D) : Hari efektif (A) dikalikan Rasio perawat (B)
AxB

282 x 3 = 846 tindakan hemodialisis / Perawat / Tahun

Kebutuhan perawat (E) : Target Tindakan (C) dibagi Total Beban Kerja Perawat (D)
C/D
Contoh : Target tindakan dari RS X adalah 14000 tindakan dalam satu tahun, maka jumlah kebutuhan perawat adalah :
= 14000 / 846
= 16,5 perawat

Faktor Koreksi (F) : Kebutuhan perawat dikalikan 20 persen


= 16,5 x 20%
= 3,3 perawat

Total kebutuhan perawat unit hemodialisis (G) adalah jumlah kebutuhan perawat ditambah faktor koreksi
= 16,5 + 3,3
= 19,8 perawat
= 20 perawat

DITETAPKAN : DI YOGYAKARTA
TANGGAL : 25 Oktober 2019

PENGURUS PUSAT IKATAN PERAWAT DIALISIS INDONESIA


( PP – IPDI )
Ketua Umum Sekretaris Umum

M. Syamsul Bakhri, S.Kep.Ns Kusnanto,S.Kep.Ns


35.010.1.000001 34.005.1.000004

Anda mungkin juga menyukai